Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Newcaste disease disebabkan oleh strain virulen dari avian paramyxovirus
type 1 (APMV-1) dari genus avulavirus subfamily Paramyxovirinae, family
Paramyxoviridae. Virus-virus paramyxo yang diisolasi dari spesies unggas sudah
diklasifikasi secara serologik dan dianalisis filogenetikanya dalam sepuluh subtipe
yaitu APMV-1 sampai APMV-10. Berdasarkan gejala klinis yang diperlihatkan ayam
terinfeksi virus ND dikelompokkan dalam lima patotipe yaitu viscerotropic
velogenic, sangat patogenik dengan ciri kematian yang tinggi dan lesi hemoragik
pada usus; neurotropic velogenic, dengan ciri kematian yang tinggi, gejala pernafasan
dan saraf; mesogenic, dengan kematian rendah, gejala pernafasan dan saraf;
lentogenic, dengan gejala klinis ringan dari saluran pernafasan; dan asymptomatic
enteritic, dengan bentuk infeksi subklinis enteric (OIE, 2012).
Berdasarkan atas virulensinya, virus ND (VND) dikelompokkan menjadi tiga
patotype yaitu: lentogenik adalah strain virus yang kurang virulen, mesogenik
merupakan strain virus dengan virulensi sedang, dan velogenik adalah strain virus
ganas. Strain velogenik dibedakan lagi menjadi bentuk neurotrofik dengan gejala
gangguan saraf dan kelainan pada sistem pernafasan, dan bentuk viserotrofik yang
ditandai dengan kelainan pada sistem pencernaan (Alexander, 2001).
Penularan VND dapat terjadi secara langsung antar ayam dalam satu
kelompok ternak tertular. Sumber virus biasanya berasal dari ekskreta ayam terinfeksi
baik melalui pakan, air minum, lendir, feses, maupunudara yang tercemar virus,
peralatan, dan pekerja kandang. Patogenisitas VND dipengaruhi oleh galur virus, rute
infeksi, umur ayam, lingkungan, dan status kebal ayam saat terinfeksi virus. Selama
sakit, ayam mengeluarkan virus dalam jumlah besar melalui feses (Alexander, 2001).
Uji HA digunakan untuk mendeteksi virus yang memiliki hemaglutinin.
Hemaglutinin ini dapat mengaglutinasi eritrosit beberapa spesies hewan, salah
satunya adalah eritrosit unggas. Kegunaan lainnya dari uji HA adalah sebagai dasar
untuk menentukan titer virus ND (Darminto, 1996). Uji HA untuk menentukan titer
virus ND didasarkan pada prinsip kemampuan hemaglutinasi dari virus ND terhadap
sel darah merah (Grimes, 2002).
Titer HA adalah pengenceran tertinggi yang masih dapat mengaglutinasi
eritrosit. HA sempurna ditandai dengan lapisan sel darah merah secara merata pada
dasar sumuran microplate dan penjernihan dari cairan di bagian atas tanpa terjadinya
pengendapan. Sedangkan hasil negative menunjukan sel darah merah berbentuk titik
di tengah sumuran (Ernawati dkk, 1996).
Beberapa virus mampu mengaglutinasikan sel darah merah. Kemampuan ini
sebagai contoh dari aktivitas biologik dan aktivitas ini dapat dihambat oleh antibodi
tertentu. Sisi partikel virus yang spesifik dapat berinteraksi dengan reseptor
mukoprotein pada sel darah merah dan permukaan sel lain. Interaksi dari sisi reseptor
dan virion membuat aglutinasi sel darah merah menjadi tampak. Enzim virus
neuraminidase memecah ikatan antara virus dan sel, dan melepas keduanya ke dalam
larutan. Antigen adalah bagian virus yang mengandung ikatan dan antigen dari virus
digunakan untuk uji hemaglutinasi(Stephen, 1980)
Uji HA lambat digunakan untuk mengetahui titer virus, kemampuan virus
dalam menginfeksi yang ditandai dengan adanya hemaglutinasi eritrosit. Titer virus
dapat diketahui dengan melihat sumuran terakhir pada nomor tertinggi ( end point )
yang menunjukkan adanya hemaglutinasi positif. Hal itu ditandai dengan adanya
agregat-agregat di dasar sumur (Stephen, 1980). Sedangkan, uji HA cepat biasanya
dipakai untuk mengidentifikasi virus yang mampu menghemaglutinasi eritrosit ayam.
Beberapa virus tertentu mampu mengaglutinasi eritrosit. Kemampuan ini
sebagai contoh dari aktivitas biologik dan aktivitas ini dapat dihambat oleh antibodi
tertentu. Sisi partikel virus yang spesifik dapat berinteraksi dengan reseptor
mukoprotein pada sel darah merah dan permukaan sel lain. Interaksi dari sisi reseptor
dan virion membuat aglutinasi sel darah merah menjadi tampak. Enzim virus
neuraminidase memecah ikatan antara virus dan sel, dan melepas keduanya ke dalam
larutan. Antigen adalah bagian virus yang mengandung ikatan dan antigen dari virus
digunakan untuk uji hemaglutinasi (Merchant and Packer, 1956).
Virion dari beberapa keluarga virus berikatan dengan sel darah merah (RBC)
dan menyebabkan hemaglutinasi. Prinsip serologis dari hemaglutinasi inhibisi yaitu
antibodi menghambat proses hemaglutinasi dari virus. Bila antibodi spesifik dan virus
dicampur sebelum ditambah eritrosit, hemaglutinasi akan terhambat. Uji
penghambatan hemaglutinasi ternyata sensitif kecuali untuk Togavirus, sangat
spesifik, karena uji itu mengukur antibodi yang berikatan pada protein permukaan
yang paling gampang mengalami perubahan antigenik. Terlebih lagi, uji ini
sederhana, murah, dan cepat. Oleh karena itu, sering digunakan sebagai pilihan
prosedur serologis dalam mengidentifikasi isolat dari virus yang menyebabkan
hemaglutinasi (Fennner, 1993).
Virus-virus Avian dapat mengaglutinasi eritrosit, termasuk didalamnya NDV
(Newcastle Disease Virus), Virus influenza dan virus Adenovirus127. Hambatan dari
aglutinasi oleh antibodi spesifik merupakan dasar dari uji HA dan HI cepat pada kaca
benda. Uji HA dan HI cepat pada kaca benda merupakan uji yang sesuai dan cepat
dilakukan yang penerapannya lebih luas untuk kontrol berbagai penyakit Avian
seperti Newcastle Disease maupun Micoplasmosis. Uji HA positif akan menunjukkan
adanya suspensi agregat eritrosit yang berkeping-keping. HI cepat pada kaca benda
menunjukkan positif apabila tidak terlihat aglutinasi pada cairan korioalantois yang
diberi antiserum NDV. Uji HA cepat biasanya dipakai untuk mengidentifikasi virus
yang mampu menghemaglutinasi eritrosit ayam. Sedang uji HI cepat biasanya dipakai
untuk identifikasi NDV. Uji HA lambat digunakan untuk mengetahui titer virus,
kemampuan virus dalam menginfeksi yang ditandai dengan adanya hemaglutinasi
eritrosit. Titer virus dapat diketahui dengan melihat sumuran terakhir pada nomor
tertinggi (end point) yang menunjukkan adanya hemaglutinasi positif. Hal itu ditandai
dengan adanya agregat-agregat di dasar sumuran (Stephen, 1980).
Prinsip dari uji HI lambat adalah mengetahui adanya antibodi yang mampu
menghambat proses hemaglutinasi oleh virus. Uji ini untuk menentukan titik antibodi
terhadap hemaglutinasi NDV. Bila terdapat antibodi dalam jumlah mencukupi untuk
membentuk kompleks dengan virion, hemaglutinasi dihambat, dan eritrosit
mengendap. Sebaliknya bila antibodi terdapat dalam jumlah yang tidak mencukupi
maka eritrosit diaglutinasi oleh virus dan membentuk endapan (Allan, 1978).
Hemaglutinasi oleh virus ND dapat dihitung dan di bawah kondisi standar
dalam cairan dapat di lihat. Reaksi HA dapat di hambat oleh serum immune yang
spesifik. Beberapa strain virus ND dapat ditunjukkan virulensinya dalam aktivitas
HA dengan eritrosit mammalia dan dalam panas yang stabil. Antigen yang tidak
signifikan tidak dapat dilaporkan (Aloisi, 1979).
HI test (uji hemaglutinasi inhibisi) telah menjadi metode yang tepat dalam
mendeteksi kehadiran antibodi spesifik dalam serum yang terinfeksi atau dari
individu yang sembuh/ pulih dari sakit. Selanjutnya, dengan mendilusi (diencerkan)
serum, jumlah komparatif dari antibodi dapat ditentukan. (Merchant,1956)
Faktor-faktor yan berhubungan dengan terjadinya proses non-spesific
hemaglutinasi :
1. Kontaminasi kimia dari tabung atau bahan. Misalnya asam.
2. Substansi inhibitor dalam ekstrak jaringan.
3. Keanehan dari sel darah merah dari individu tertentu.
4. Komponen serum yang labil terhadap panas
5. Enzim dan toksin bakteri
6. Ketidaksesuaian spesies antara sel darah merah yang digunakan dan serum yang
diuji (Merchant, 1956)

Anda mungkin juga menyukai