Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Pengetian pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional
Indonesia): Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pengertian pendidikan adalah tuntutan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Sedangkan
menurut Frederick J. Mc Donald Pendidikan ialah suatu proses yang arah tujuannya adalah
merubah tabiat manusia atau peserta didik.

Pengertian pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Pengertian pendidikan berdasarkan


UU No.20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar pesertadidik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pengertian pendidikan Menurut Kamus Besar Bhs Indonesia (KBBI) : Pendidikan yakni satu
sistem evaluasi untuk tiap-tiap individu untuk meraih pengetahuan serta pemahaman yang lebih
tinggi tentang object spesifik serta khusus. Pengetahuan yang didapat secara resmi itu
menyebabkan pada tiap-tiap individu yakni mempunyai pola fikir, tingkah laku serta akhlak yang
sesuai dengan pendidikan yang diperolehnya.

Berdasarkan beberapa referensi di atas dan tinjauan pustaka maka dapat di katakan bahwa
Pendidikan segala sesuatu yang dengan sadar di sengajakan secara terencana yang akan
menuntun seseorang untuk menegmbangkan potensi dirinya, kecerdasan dan pengendalian diri,
kepribadiannya agar kela memiliki pola pikir, tingkah laku sera aklak sesuai dengan apa yang
dibentuk ini akan sangat bermanfaat bagi dirinya bangsa dan negara. Atau dengan kata lain
Pendidikan adalah usaha yang di rencenakan secara sengaja agar memanusiakan manusia.

B. Macam-Macam Jenjang Pendidikan


1. Jenjang Pendidikan di bagi menjadi:
a. Pendidikan dasar; Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9
(sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan
menengah.
b. Pendidikan menengah; Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan
pendidikan dasar.
c. Pendidikan tinggi; Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

2. Jalur pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri
dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
a. Pendidikan formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada
umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
b. Pendidikan nonformal
Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar,
adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjiddan
Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja.
c. Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan
sebagainya. Program - program PNF yaitu Keaksaraan fungsional (KF); Pendidikan
Kesetaraan A, B, C; Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); Magang; dan sebagainya Lembaga
PNF yaitu PKBM, SKB, BPPNFI, dan lain sebagainya.
d. Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan
belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.

C. Tujuan dari Jenis pendidikan


Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu
satuan pendidikan.
a. Pendidikan umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan
perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP),
dan sekolah menengah atas (SMA).
b. Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah sekolah
menengah kejuruan (SMK).
c. Pendidikan akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjanayang
diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
d. Pendidikan profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi
seorang profesional.
e. Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4
setara dengan program sarjana (strata 1).
f. Pendidikan jasmani
Pendidikan jasmani di Jakarta di masa Hindia Belanda
g. Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan
pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu agama.
h. Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang
berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan
secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada
tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk sekolah luar biasa/SLB).

D. Hubungan Antara Pendidikan dan Budaya


Pendidikan secara praktis tak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Dalam
menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri, secara proses mantransfernya yang paling
efektif dengan cara pendidikan. Keduanya sangat erat sekali hubungannya karena saling
melengkapi dan mendukung antara satru sama lainnya.
Tujuan pendidikan pun adalah melestarikan dan selalu meningkatkan kebudayaan itu
sendiri, dengan adanya pendidikanlah kita bisa mentransfer kebudayaan itu sendiri dari
generasi ke generasi selanjutnya. Dan juga kita sebagai masyarakat mencita-citakan
terwujudnya masyarakat dan kebudayaan yang lebih baik ke depannya, maka sudah dengan
sendirinya pendidikan kitapun harus lebih baik lagi.

Kebudayaan menurut para ahli :


1. E.B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain
serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2. R. Lonton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingakah laku yang dipelajari
dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dari unsur pembentukannya didukung dan
diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3. Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
rasa dan cipta masyarakat.
4. Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan olah
masnusia.

Dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keselurahan aspek kehidupan


manusia baik material maupun non-material. Sebagian besar ahli yang mempengaruhi oleh
pandangan evolusionsisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan
berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks.
Menurut Ki Hajar Dewantara: “Kebudayaan adalah buah budi manusia dalam hidup
bermasyarakat” sedangkan menurut Koentjaraningrat, guru besar Antropologi di
Universitas Indonesia: “Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan cara belajar”.

Dilihat dari sudut pandang individu, pendidikan merupakan usaha untuk menimbang
dan menghubungkan potensi individu. Adapun dari sudut pandang kemasyarakatan,
pendidikan merupakan usaha pewarisan nilai-nilai budaya dari generasi tua kepada
generasi muda, agar nilai-nilai budaya tersebut tetap terpelihara. Hal ini dapat dilihat
bahwa tradisi sebagai muatan budaya senantiasa terlestarikan dalam setiap masyarakat,
dari generasi ke generasi. Hubungan ini tentunya hanya akan mungkin terjadi bila para
pendukung nilai tersebut dapat menuliskannya kepada generasi mudanya sebagai generasi
penerus.
Bahwa pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan, dan pendidikan tidak dapat
dipisahkan dari kebudayaan. Keduanya merupakan gejaladan faktor pelengkap yang
penting dalam kehidupan manusia.
Pendidikan atau bisa dikatakan ilmu pendidikan dan pedagogi/pedagogika merupakan
disiplin ilmu yang terkait dengan proses pemeradaban, pemberbudayaan manusia, dan
pendewasaan manusia. Pendidikan yang telah dilakukan dilingkup sekolah meliputi
pendidikan karakter, kebudayaan, dan ketrampilan akan membantu dalam kehidupan
masyarakat.
Jika terjadi pemisahan anatara pendidikan dan kebudayaan merupakan satu tindakan
yang merusak perkembangan kebudayaan itu sendiri, bisa jadi mengkhianati keberadaan
proses pendidikan sebagai proses pembudayaan.
Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang mengacu ide dan kesadaran akan
nilai penting keragaman budaya, gerakan pembaharuan pendidikan dan proses pendidikan.
Pendidikan multikultural sudah merupakan suatu kebutuhan masyarakat modern karena ia
dapat merupakan alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera, dimana suku bangsa
dalam suatu negara atau bangsa-bangsa di dunia dapat duduk bersama, saling menghargai,
dan saling membantu. Pendidikan multikultural diperlukan untuk meluaskan pandangan
seseorang bahwa kebenaran tidak dimonopoli oleh dirinya sendiri atau kelompoknya sendiri
tetapi kebenaran dapat pula dimiliki oleh kelompok yang lain.

Pendidikan multikultural mempunyai dasar-dasar yaitu :


1. Kesadaran nilai penting keragaman budaya.
2. Gerakan pembaharuan pendidikan.
3. Proses pendidikan

Pendidikan multikultural sebagai suatu proses yang terus menerus dengan tujuan agar
pendidikan lebih kompleks sehingga akan memperbaiki prestasi secara utuh. Pendidikan ini
menjadi elemen penting dalam kurikulum pendidikan untuk mengembangkan kompetensi
dan ketrampilan.
Apalagi di negara kita sangat pentinga pendidikan multikultural karena masyarakat
indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, dan kebudayaan sehingga akan melatih para siswa
untuk saling menghormati dan toleran terhadap sebuah kebudayaan.
Pendidikan multikultural memiliki tujuan yaitu :
1. Sebagaai pengembangan budaya
2. Sebagai proses pengembangan pribadi
3. Memiliki kompetensi multikultural
4. Melatih kempuan dasar
5. Memiliki wawasan kebangsaan dan kenegaraan

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan dengan


pendidikan sangat erat sekali keduanya saling berkesinambungan dan tidak dapat
dipisahkan karena saling dan membutuhkan antara satu sama lainnya.
Dalam konteks, dapat dilihat hubungan antara pendidikan dan kebudayaan.
Kebudayaan akan terlestarikan dalam setiap ini tentunya hanya akan mungkin terjadi bila
para generasi mudanya sebagai generasi penerus.
Transfer nilai-nilai budaya atau cara yang paling efektif dalam mentrasnfer nilai-
nilai budaya adalah dengan cara proses pendidikan, karena keduanya sangat erat
hubungann

E. Pendidikan Menurut Alkitab


Tuhan Allah adalah pendidik utama dan pertama yang mengajar dan mendidik manusia
pertama dan generasi manusia selanjutnya. Dalam praktiknya, pendidikan itu lebih banyak
dilakukan oleh para orangtua maka tindakan Allah dalam mendidik dan mengajar itu dapat
dilakukan melalui para orangtua. Artinya Allah yang mendidik dan mengajar para anak
tidak terlihat secara mata jasmani oleh anak, tetapi tindakan pendidikan dan pengajaran
oleh Allah Tritunggal dapat dilakukan melalui para orangtua. Amsal 1: 7 berbunyi “Takut
akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina
hikmat dan didikan”
Pendidikan dalam bahasa Ibrani menggunakan kata musar , pendidikan bersifat
keagamaan dan kesusilaan. Tempat pendidikan pada mulanya di rumah dan disinagoge.
Sinagoge pada mulanya bukan hanya tempat ibadah tetapi juga tempat berkumpulnya anak
untuk mengikuti pendidikan. Skhole (bhs Yunani, Kis 19:9) adalah ruang belajar yang
digunakan Paulus.
Dalam tradisi Yahudi, Sekolah Dasar disebut bet has-sefer (rumah kitab), pendidikan
tinggi disebut bet-modrasy. Pendidikan Yahudi diatur sebagai berikut :
Usia 5 tahun pendidikan dasar membaca Taurat,
Usia 10 tahun, disebut bet-misyna (pelajaran Taurat dan menghafalkannya)
Usia 12-13 disebut mitswoth : wajib mentaati peraturah hukum Yahudi
Usia 13+1 hari disebut bar-mitswa : dianggap sebagai anak-anak hukum Taurat
Usia 15 tahun seorang anak belajar halakhot (keputusan rabinik yang bersifat legal)
Usia 18 tahun sudahdiperbolehkan menikah
Usia 20 tahun boleh bekerja
Usia 30 memasuki masa dewasa penuh.
1. Pendidikan di dalam Alkitab mengajarkan bahwa :
a. Pendidikan itu setara dengan ibadah
b. Moral dipandang sebagai ekspresi atau buah dari pendidikan
c. Keluarga awal dari pendidikan
d. Pendidikan terhadap anak dilakukan secara teratur
e. Pendidikan diberikan terbuka terhadap perkembanagn dunia luar
f. Pendidikan adalah sarana bagi manusia unruk mengenal Allah yang disembah.
2. Tujuan Pendidikan menurut Alkitab:
Membina keahlian dan watak manusia serta membebaskan manusia dari
ketergantungan dari sesuatu atau seseorang agara menjadi manusia yang
bertanggungjawab, mandiri dan mempunyai tujuan tujuan hidup yang jelas. Keluarga
bertanggungjawab menanamkan dasar-dasar moral. Ayah dan ibu adalah figur yang akan
diteladani dalam perkataaan, sikap dan perbuatan (Amsal 4:4) Keluarga merupakan
wadah pendidikan utama dan pertama.
Keluarga seharusnya menjadi peletak dasar agama yang kokoh, keluarga harus
berfungsi sebagai komunitas atau lingkungan iman Kristen yang dapat mengarahkan anak
ke dalam kehidupan yang percaya kepada Kristus atau memiliki nilai-nilai Kristiani dalam
dirinya.

3. Peran orang tua sebagai pendidik


Orang tua mempunyai tanggungjawab dan tugas sebagai :
a. Teladan : figur yang dicontoh anak
b. Motivator : memberi semangat anak
c. Teman/sahabat
d. Inspirator : menjadi figur yang membangun kesadaran anak agar menjadi pribadi
yang lebih baik
e. Konselor: menjadi pendengar dan pembimbing
f. Pengawas : mengingatkan kalau mengarah ke hal-hal yang merugikanmu.

4. Pola Pendidikan dalam keluarga


a. Pola memanjakan (negatifnya anak bisa egois dan kurang daya juangnya)
b. Pola otoriter (negatifnya anak menjadi tidak tanggungjawab dan sangat tergantung
orang lain)
c. Pola membiarkan (negatifnya anak sulit bekerja sama dengan orang lain, suka
menentang, memikirkan diri sendiri)
d. Pola protektif (menjadi anak yang kurang mandiri, kurang inisiatif, dan tidak dapat
mengembangkan potensinya dengan baik)
e. Pola otoritatif. Orang tua memberi motivasi agar anak mengembangkan diri
sehingga anak memiliki karakter yang kuat, penuh percaya diri, dan dapat
menghargai kehidupan bersama orang lain.

5. Alkitab memberikan contoh orangtua yang berhasil mendidik anak :


a. Yosua mengambil keputusan memimpin seluruh keluarganya untuk menyembah
Tuhan (Yos 24:15)
b. Hana, menyerahkan Samuel ke asuhan imam Eli ( 1 Samuel 1:20-28).
c. Maria dan Yusuf mendidik Yesus dalam tradisi dan hukum Yahudi (Matius 12:46-50)
d. Naomi, berhasil memberi teladan kepada Rut (Rut 1:16-17; Matius 1:5)
e. Eunike membesarkan Timotius dalam imam kepada Kristus (2 Timotius 1:5)
f. Alkitab juga mencatat orangtua yang gagal mendidik anaknya, seperti
g. Imam Eli terhadap Hofni dan Pinehas (1 Samuel 2:11-17)
h. Ishak dan Ribka yang pilih kasih terhadap Esau dan Yakub (Kejadian 25:28)
i. Yakub yang pilih kasih pada Yusuf dan Benyamin (Kejadian 37:3-4)
j. Raja Herodes menuruti keinginan putrinya memenggal kepala Yohanes Pembaptis
sebagai hadiah ulang tahunnya (Matius 14:1-12)

6. Tugas orangtua dalam melaksanakan fungsi sosialisasi dan edukasi


a. Ulangan 6:1-9. Perintah Tuhan kepada orangtua menandung makna sosialisasi dan
edukasi. Sosialisasi : Allah memerintahkan orangtua agar membangun komunikasi
dengan anak-anaknya dalam segala situasi dan setiap waktu. Edukasi : Allah
memerintahkan orangtua untuk mengajarkan dan membicarakan tentang Tuhan yang
penuh kasih.
b. Efesus 6:1-4. Anak anak berkewajiban mentaati orangtuanya, sebab itu merupakan
perintah Tuhan. Orangtua harus mendidik anak-anaknya “di dalam ajaran dan nasehat
Tuhan.”
c. Amsal 22:6, menegaskan pentingnya mendidik orang muda menurut jalan yang patut
baginya. (Amsal 22:6 berkata Didiklah orang muda menurut jalan yang patut
baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu)

Pendidikan yang alkitabiah memperlengkapi orang-percaya sehingga Allah bisa


melakukan berbagai pekerjaan yang telah Dia persiapkan sebelumnya bagi mereka (Efe
2:10). Pendidikan yang alkitabiah bisa mengubahkan kita karena akan memperbaharui
pikiran kita (Rom 12:2). Proses yang berkelanjutan dari menerapkan pengetahuan
berdasarkan pemikiran Kristus, "yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia
membenarkan dan menguduskan dan menebus kita" (1 Kor 1:30).

Anda mungkin juga menyukai