Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. DEFINISI

Bronchiolitis adalah suatu peradangan pada bronchiolus yang disebabkan oleh

Virus. ( suriadi & Rita, 2006: 135 )

Bronchiolitis adalah penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada saluran nafas

kecil (bronkiolus), terjadi pada anak berusia kurang dari 2 tahun dengan insidens

tertinggi sekitar usia 6 bulan. ( Mansjoer, arif, 2000: 468 )

Bronchiolitis adalah suatu inflamasi infeksi virus pada bronkiolus, yang

menyebabkan obstruktif akut jalan nafas dan penurunan pertukaran gas dalam

alveoli. ( CPD_ContinuingProfessionalDevelopmentDokterIndonesia, diunduh:

Kamis, 29 Juli 2010 )

ETIOLOGI

Bronkiolitis terutama disebabkan oleh Respiratory Syncitial Virus (RSV), 60–

90% dari kasus, dan sisanya disebabkan oleh virus Parainfluenzae tipe 1,2, dan 3,

Influenzae B, Adenovirus tipe 1,2, dan 5, atau Mycoplasma. RSV adalah

penyebab utama bronkiolitis dan merupakan satu-satunya penyebab yang dapat

7
8

menimbulkan epidemi. Hayden dkk (2004) mendapatkan bahwa infeksi RSV

menyebabkan bronkiolitis sebanyak 45%-90% dan menyebabkan pneumonia

sebanyak 40%. ( Mansjoer, Arif. 2000 :468 ).

2. P ATOFISIOLOGI

Infeksi pernafasan atas oleh Respiratory Synctial Virus ( RSV )

Edema secret atau lender, debris seluller menghambat bronkiolus

Bronkiolus konstriksi selama ekspirasi, dan menyebabkan hyperinflasi pada paru

Terjadi atelektasis karena obstruksi komplit dan udara tidak teraborbsi

Pertukaran gas terganggu atau abnormal

Hypoxemia

Terjadi asidosis metabolic dan alkalosis respiratorik ringan


9

Keterangan:

Bronkiolitis adalah suatu peradangan yang terjadi dengan adanya edema atau

pembengkakan pada mukosa, akumulasi secret atau lendir dan debris seluler yang

menyebabkan obstruksi sehingga terjadi penyempitan lumen pada bronkiolus,

Dengan adanya obstruksi akan meningkatkan resistensi pada jalan nafas selama

inspirasi dan ekspirasi.

Terjadinya hyperinflasi pada paru merupakan akibat dari udara yang tidak

terabsorbsi oleh karena terjadi konstriksi pada bronkiolus selama ekspirasi.

Dengan mekanisme terjadinya konstriksi dimana udara tidak dapat diabsorbsi

maka akan terjadinya atelektasis. ( Mansjoer,arif. 2000: 35).

MANIFESTASI KLINIS

Mula-mula bayi menderita gejala ISPA atas ringan berupa pilek yang encer dan

bersin. Gejala ini berlangsung beberapa hari, kadang-kadang disertai demam dan

nafsu makan berkurang. Kemudian timbul distres nafas yang ditandai oleh batuk

paroksismal, wheezing, sesak napas. Bayi-bayi akan menjadi rewel, muntah serta

sulit makan dan minum. Bronkiolitis biasanya terjadi setelah kontak dengan

orang dewasa atau anak besar yang menderita infeksi saluran nafas atas yang

ringan. Bayi mengalami demam ringan atau tidak demam sama sekali dan bahkan

ada yang mengalami hipotermi. (breathebetter.blogspot.com, diunduh: kamis, 29

Juli 2010 )
10

Terjadi distres nafas dengan frekuensi nafas lebih dari 60 kali per menit, kadang-

kadang disertai sianosis, nadi juga biasanya meningkat. Terdapat nafas cuping

hidung, penggunaan otot bantu pernafasan dan retraksi. Retraksi biasanya tidak

dalam karena adanya hiperinflasi paru (terperangkapnya udara dalam paru).

Terdapat ekspirasi yang memanjang , wheezing yang dapat terdengar dengan

ataupun tanpa stetoskop, serta terdapat crackles. Hepar dan lien teraba akibat

pendorongan diafragma karena tertekan oleh paru yang hiperinflasi. Sering

terjadi hipoksia dengan saturasi oksigen <92% pada udara kamar. Pada beberapa

pasien dengan bronkiolitis didapatkan konjungtivitis ringan, otitis media serta

faringitis. Ada bentuk kronis bronkiolitis, biasanya disebabkan oleh karena

adenovirus atau inhalasi zat toksis (hydrochloric, nitric acids ,sulfur dioxide).

( Mansjoer,arif. 2000: 468 ).

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Tes laboratorium rutin tidak spesifik. Hitung lekosit biasanya normal. Pada

pasien dengan peningkatan lekosit biasanya didominasi oleh PMN dan bentuk

batang. Gambaran radiologik mungkin masih normal bila bronkiolitis ringan.

Umumnya terlihat paru-paru mengembang (hyperaerated). Bisa juga

didapatkan bercak-bercak yang tersebar, mungkin atelektasis (patchy

atelectasis ) atau pneumonia (patchy infiltrates). (pharmachology2000,

diunduh: kamis 29 juli 2010).


11

2. Pada x-foto lateral, didapatkan diameter AP yang bertambah dan diafragma

tertekan ke bawah. Pada pemeriksaan x-foto dada, dikatakan hyperaerated

apabila kita mendapatkan: siluet jantung yang menyempit, jantung terangkat,

diafragma lebih rendah dan mendatar, diameter anteroposterior dada

bertambah, ruang retrosternal lebih lusen, iga horisontal, pembuluh darah paru

tampak tersebar. Bayi-bayi dengan bronkiolitis mengalami wheezing untuk

pertama kalinya, berbeda dengan asma yang mengalami wheezing berulang.

(Mansjoer,arif.2000 :468)

3. Untuk menentukan penyebab bronkiolitis, dibutuhkan pemeriksaan aspirasi

atau bilasan nasofaring. Pada bahan ini dapat dilakukan kultur virus tetapi

memerlukan waktu yang lama, dan hanya memberikan hasil positif pada 50%

kasus. Ada cara lain yaitu dengan melakukan pemeriksaan antigen RSV

dengan menggunakan cara imunofluoresen atau ELISA. Sensitifitas

pemeriksaan ini adalah 80-90%. (pharmachology2000, diunduh: kamis 29 juli

2010).

4. Analisis gas darah ; hiperkarbia sebagai tanda trapping, asidosis metabolic,

atau asidosis respiratorik. (Mansjoer,arif. 2000 :468).

6. PENATALAKSANAAN
a. Medik

1) Pemberian oksigen dengan humidifikasi atau terapi aerosol; Ribavirin,

Terbutalin Albuterol, dan Aminophillin.


12

2) Terapi cairan oral ( seperti; pedialyte ) dan parenteral

3) Antibiotik bila sekunder dari infeksi bakteri.

(breathebetter.blogspot.com, diunduh: kamis, 29 Juli 2010 )

b. Keperawatan

1) Kaji tanda- tanda distress pernafasan ( nafas cepat, dyspnea, tarikan

dada, cuping hidung, cyanosis)

2) Kaji suara atau bunyi nafas

3) Monitor apnea selama fase akut

4) Kaji saturasi oksigen melalui pulse oximetry

5) Kaji tanda- tanda dehidrasi ( turgor kulit, membrane mukosa, intake

cairan, cekung ubun- ubun dan berat badan menurun ).

6) Kaji adanya batuk tidak efektif

7) Kaji system kardiovaskuler, bradikardi, dan hypotensi, nadi cepat dan

lemah.

8) Kaji status neurologi: tingkat kesadaran dan tidak ada reflex.

(Suriadi & Rita. 2006 : 35)

KOMPLIKASI

Komplikasi dari bronchiolitis adalah :

a. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau

kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk

hilang.
13

b. Hipoksia yaitu kondisi sindrom kekurangan oksigen pada jaringan

tubuh.

c. Gangguan Asam Basa ( asidosis metabolic, alkalosis respiratorik, dan

asidosis respiratorik ). ( Suriadi & Rita. 2006:35 )

B. KONSEP TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 3-9 BULAN

1. Pertumbuhan (growth)

Proses bertambahnya ukuran akibat bertambah banyanya sel- sel dan atau

bertambah besarnya sel- sel serta bertambahnya jaringan interseluler.

(Wong L. Donna. 2000)

2. Perkembangan (development)

Bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari

proses pematangan.

3. Faktor Penentu Tumbuh Kembang

a. Faktor Keturunan

b. Faktor Lingkungan

Suasana dimana anak berada, lingkunan berfungsi sebagai penyedia

kebutuhan dasar anak


14

1) Lingkungan Pranatal (masih dalam kandungan)

Faktor- factor yang mempengaruhi lingkungan prenatal:

a) Imunisasi

b) Stress

c) Gizi Ibu hamil

d) Radiasi

e) Hormon

2) Lingkungan Post Natal

Faktor- factor yang mempengaruhi lingkungan post natal

a) Lingkungan biologis

1) Suku bangsa/ Ras

2) Jenis Kelamin

3) Umur

4) Gizi

5) Perawatan terhadap penyakit

6) Penyakit Kronis kesehatan

7) Kepekaan

8) Fungsi metabolisme

b) Faktor Fisik

1) Cuaca/ Musim

2) Sanitasi
15

3) Keadaan rumah

c) Faktor Psikososial

1) Stimulasi

2) Motivasi belajar

3) Hukuman

4) Stress

5) Sekolah

6) Cinta dan kasih sayang

d) Faktor Keluarga

1) Pekerjaan

2) Pendidikan

3) Adat Istiadat

4) Jumlah Saudara

5) Jenis Kelamin

6) Stabilitas Rumah tangga

4. Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan dasar anak meliputi:

a. Kebutuhan Fisik (asuh)

1) Pangan

2) Perawatan Kesehatan
16

3) Papan

4) Higiene Sanitasi

5) Sandang

6) Kesegaran Jasmani, rekreasi

(Wong L. Donna.2000)

b. Kebutuhan kasih sayang (Asih)

1) Kehadiran ibu/ Pengganti ibu menjalin rasa aman

2) Kontak fisik/ Kulit/ mata dan psikis sedini mungkin

3) Meliputi Agama, Moral, Etika, Kecerdasan, Kreatifitas,

Ketrampilan.

(Wong L. Donna.2000)

5. Konsep Tumbuh kembang bayi dari usia 3 sampai


9 bulan adalah:

a. Motorik kasar

1) Keseimbangan kepala pada posisi duduk baik

2) Punggung sedikit melengkung, lengkung hanya di daerah lumbal

3) Mampu duduk tegak bila disangga

4) Berguling dari telungkup ke sisi lain

b. Motorik Halus

1) Melihat dan memainkan tangan


17

2) Menarik pakaian dan selimut ke atas wajah untuk bermain

3) Mencoba meraih objek dengan tangan tapi melampaui

4) Menggenggam objek dengan kedua tangan

5) Dapat memasukkan objek ke mulut

c. Sensori

1) Mampu mengakomodasi objek yang dekat

2) Penglihatan binokuler cukup baik terbentuk

3) Dapat memfokuskan pada blok yang berada pada jarak 1,25 m.


18

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Riwayat kesehatan
Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk,

pilek, demam.

Anorexia, sukar menelan, mual dan muntah.

Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas seperti

malnutrisi.

Anggota keluarga lain yang mengalami sakit saluran

pernapasan.

Batuk produktif, pernafasan cuping hidung, pernapasan cepat

dan dangkal, gelisah, sianosis.

Pemeriksaan fisik
Demam, takipnea, sianosis, pernapasan cuping hidung

Auskultasi paru ronchi basah

Laboratorium leukositosis, LED meningkat atau normal

Rontgent dada abnormal (bercak, konsolidasi yang tersebar

pada kedua paru)

Factor fsikologis / perkembangan


Usia tingkat perkembangan
19

Toleransi / kemampuan memahami tindakan

Koping

Pengalaman terpisah dari keluarga / orang tua

Pengalaman infeksi saluran pernafasan sebelumnya

Pengetahuan keluarga / orang tua


Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit saluran

pernapasan

Pengalaman keluarga tentang penyakit saluran pernafasan

Kesiapan / kemauan keluarga untuk belajar merawat anaknya

Diagnosa keperawatan

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema dan meningkatnya

produksi lender atau secret.

( Suriadi & Rita. 2006:35 )

Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan

obstruksi mekanis, inflamasi, peningkatan sekresi,

ketidaknyamanan, kerusakan persepsi dan kognitif, nyeri.

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya organisme infektif.

(Wong. L. Donna.2003;463)

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi

(Suriadi & Rita. 2006; 35)


20

Fatigue berhubungan dengan distress pernafasan.

(Suriadi & Rita. 2006; 35)

Kecemasan keluarga berhubungan dengan penyakit dan atau hospitalisasi

anak.

(Wong L. Donna. 2003;463)

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

meningkatnya metabolisme.

Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah.

(Suriadi & Rita. 2006; 35)

Intervensi

Diagnosa 1

Tujuan : pertukaran gas kembali normal.

Kriteria : Klien memperlihatkan perbaikan ventilasi, pertukaran gas

secara optimal dan oksigenisasi jaringan secara adekuat

Rencana tindakan :

1) Ciptakan lingkungan dengan tinggi kelembabannya dengan cara

menempatkan ke dalam tenda lembab atau alat dengan

humidifikasi yang dingin.

2) Berikan oksigen melalui sungkup muka, kanule hidung, atau

oksigen tenda, sesuai petunjuk.


21

3) Posisikan anak dengan kepala dan dada lebih tinggi dan leher

agak ekstensi.

4) Lakukan fisioterapi dada setiap 4 jam, atau sesuai petunjuk.

5) Berikan bronkodilator sesuai petunjuk

6) Lakukan pengisapan lendir sesuai kebutuhan untuk

mengeluarkan secret

7) Berikan obat antivirus sesuai petunjuk.

8) Berikan istirahat yang adekuat dengan mengurangi kegaduhan

dan pencahayaan dan berikan kehangatan dan kenyamanan

9) Kaji frekuensi pernafasan anak dan iramanya setiap jam. Jika

anak mengalami gangguan pernafasan, auskultasi bunyi nafas,

lakukan fisioterapi dada, dan informasikan pengobatan

pernafasan.

10) Monitor denyut apikal pada anak; jika mendeteksi adanya

takikardia (dasarkan pada usia anak), laporkan pada dokter

kejadian tersebut

Rasional:

1) Kelembaban yang dingin dari tenda atau Croupette akan

membantu mengencerkan lendir dan mengurangi edema

bronkiolus

2) Oksigen akan membantu mengurangi kegelisahan berhubungan

dengan kesukaran pernafasan dan hipoksia


22

3) Posisi ini mempertahankan terbukanya jalan nafas dan

memudahkan respirasi oleh karena menurnnya tekanan diaphragm

4) Fisoterapi dada membantu menghilangkan dan mengeluarkan

mukus yang dapat menghambat jalan nafas yang lebih kecil

5) Walaupun sering digunakan untuk menangani spasme otot,

bronkodilator juga secara efektif mengobatan edema bronkiolus

6) Mengeluarkan lendir akan membantu membersihkan

bronkiolus, akan meningkat pertukaran gas.

7) Obat anti virus, seperti respiratory syncytial virus immune

globulin (RespiGam), digunakan untuk pengobati RSV, ribavirin

(Virasole) juga digunakan, walaupun kemanjuran dapat

dipertanyakan.

8) Meningkatkan istirahat akan mengurangi kesukaran pernafasan

yang berhubungan dengan bronkiolitis.

9) Pengkajian yang sering akan menjamin fungsi pernafasan yang

adekuat.

10) Takikardia dapat disebabkan adanya hipoksia atau pengaruh

penggunaan bronkodilator.

Diagnosa 2

Tujuan : Bersihan jalan nafas kembali efektif.

Kriteria : sekret dapat keluar.

Rencana tindakan :
23

1) Observasi TTV

2) Kaji frekwensi dan kedalaman gerakan dada

3) Auskultasi daerah paru, catat area penurunan / tidak adanya

aliran udara dan bunyi nafas

4) Berikan obat sesuai indikasi

5) Libatkan keluarga dalam setiap tindakan

6) Monitor status respirasi setiap 2 jam, kaji adanya peningkatan

pernapasan dan buny napas abnormal.

7) Lakukan suction sesuai indikasi.

8) Beri terapi oksigen setiap 6 jam

9) Ciptakan lingkungan / nyaman sehingga pasien dapat tidur

dengan tenang

10) Beri posisi yang nyaman bagi pasien

11) Monitor analisa gas darah untuk mengkaji status pernapasan

Rasional:

1) Mengetahui tanda- tanda vital pada anak

2) Takipnoe, pernafasan dangkal, dan gerakan tak simetris sering

terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan atau

cairan paru- paru

3) Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan

cairan, bunyi nafas bronchial ( normal pada bronchus ) dapat juga

terjadi pada area konsolidasi.


24

4) Therapi obat merupakan suatu cara untuk meurunkan spasme

bronchus dengan mobilisasi secret

5) Membina hubungan saling percaya

6) Mengetahui tanda- tanda vital pada anak

7) Mengeluarkan secret

8) Memberikan kebutuhan oksigen terhadap tubuh

9) Anak dapat tidur dengan tenang

10) Untuk mengkaji status pernapasan

a) Diagnosa 3

Tujuan : Klien tidak menunjukkan tanda- tanda infeksi sekunder

Kriteria : Terjadi penurunan gejala infeksi.

Rencana tindakan :

1) Ajarrkan mencuci tangan yang baik

2) Isolasi anak sesuai indikasi.

3) Beri antibiotic sesuai ketentuan

4) Berikan diet bergizi sesuai kesukaan anak dan kemauan untuk

mengkonsumsi nutrisi

5) Anjurkan fisioterapi dada yang baik

6) Ajarkan anak dan/ atau keluarga tentang manifestasi penyakit

Rasional:

1) Mempertahankan lingkungan aseptik.

2) Mencegah penyebaran infeksi nasokomial


25

3) Mencegah atau mengatasi infeksi

4) Mendukung pertahanan tubuh alami.

5) Memfasilitasi proses penyembuhan

6) Meningkatkan pengetahuan keluarga

b) Diagnosa 4

Tujuan : Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh.

Kriteria : Hipertermi/peningkatan suhu dapat teratasi dengan proses

infeksi hilang

Rencana tindakan :

1) Pertahankan lingkungan yang sejuk melalui penggunaan

piyama sinar kuat dan selimut dan pertahankan temperatur ruangan

antara 72º dan 75ºF (22º dan 24º C).

2) Berikan antipiretik sesuai petunjuk.

3) monitor temperatur anak setiap 1 sampai 2 jam bila terjadi

peningkatan secara tiba-tiba

4) Berikan antimikroba, jika disarankan

5) Berikan kompres pada anak (98,6º F [37ºC]) guna menurunkan

demam

Rasional:

1) Lingkungan yang sejuk akan membantu menurunkan

temperatur tubuh melalui kehilangan panas melalui radiasi.


26

2) Antipiretika seperti acetaminophen (Tyleno), efektif

menurunkan demam

3) Peningkatan temperatur secara tiba-tiba akan mengakibatkan

kejang-kejang

4) Antimikroba sesuai dengan petunjuk guna mengobati

organisma penyebab. Antibiotik biasanya tidak disarnkan untuk

mengobati RSV.

5) Kompres air efektif menyebabkan tubuh menjadi dingin

melalui peristiwa konduksi.

c) Diagnosa 5

Tujuan : Meningkatkan kebutuhan istirahat anak

Kriteria : Fatigue dapat diatasi dengan berkurangnya distress

pernafasan

Rencana tindakan :

1) Kaji tingkat kemampuan aktifitas anak

2) Berikan periode istirahat dan hindari hal- hal yang melelahkan

anak: sering menangis, frekwensi prosedur

3) Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang

4) Atur posis anak yang nyaman dan sesuai kebutuhan

Rasional:

1) Memberikan aktifitas pengalihan yang tepat dan sesuai dengan

kemampuan kognitif dan kondisi anak


27

2) Memberikan kenyamanan tidur anak

3) Memaksimalkan istirahat

4) Kegaduhan yang tidak dikehendaki dan aktifitas yang

menyebabkan kelelahan pada anak akan meningkatkan terjadinya

gangguan pernafasan.

d) Diagnosa 6

Tujuan : Menurunnya rasa cemas keluarga.

Kriteria : Anak dan orang tua akan berkurang kecemasannya yang

ditandai mengekspresikan pemahamannnya tentang kondisi anak

Rencana tindakan :

1) Kaji pengetahuan orang tua dan (jika perlu) anak tentang kondisi

anak dan program pengobatan yang diberikan.

2) Dorong orang tua tinggal bersama anak

3) Jelaskan semua prosedur sesuai dengan perkembangan anak

4) Berikan dukungan emosional pada orang tua selama tinggal

dirumah sakit.

Rasional :

1) Pengkajian sebagai dasar memulai pengajaran.

2) Tinggal bersama dengan anak memungkinkan orang tua

memberikan dukungan dan membantu mengurangi kecemasan

pada keduanya yaitu anak dan orang tua.


28

3) Memberikan penjelasan sebelum prosedur dan selama tinggal di

rumah sakit akan menurunkan kecemasan akibat kesalahan

pemahaman dan kuirangnya pengetahuan.

4) Hospitalisasi menimbulkan krisis situasi. Mendengarkan

perhatian orang tua serta perasannnya akan membantu dia untuk

menangani krisis yang dialami

e) Diagnosa 7

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

Kriteria : Klien dapat mempertahankan/meningkatkan pemasukan

nutrisi..

Rencana tindakan :

1) Kaji status nutrisi klien

2) Lakukan pemeriksaan fisik abdomen klien (auskultasi, perkusi,

palpasi, dan inspeksi)

3) Timbang BB klien setiap hari.

4) Kaji adanya mual dan muntah

5) Berikan diet sedikit tapi sering

6) Berikan makanan dalam keadaan hangat

7) kolaborasi dengan tim gizi

Rasional :

1) Mengetahui kebutuhan pemenuhan makanan

2) Mengetahui keadaan fisik klien


29

3) Mengetahui intake yang adekuat atau tidak

4) Mengkaji penyebab mual dan muntah

5) Makan yang sedikit tapi sering memerlukan sedikit pengeluaran

energi dan penggunaan pernafasan. Anak makan banyak pada

setiap kali makan termasuk makanan kesukaannya.

6) Mampu meningkatkan nafsu makan

7) Diet tinggi protein,tinggi kalori diperlukan anak untuk

meningkatkan kebutuhan metabolik.

Diagnosa 8

Tujuan : Pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit anaknya

meningkat setelah dilakukan tindakan keperawatan

Kriteria : Orang tua klien mengerti tentang penyakit anaknya.

Rencana tindakan :

1) Kaji tingkat pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit

anaknya

2) Kaji tingkat pendidikan orang tua klien

3) Ajarkan orang tua dan anak (jika perlu) bagaimana dan kapan

pemberian pengobatan, termasuk uraian tentang dosis dan reaksi

nya.

4) Jelaskan tanda tanda dan gejala-gejala kesukaran pernafasan dan

infeksi, termasuk demam, dispnea, takipnea, perubahan warna

sputum, dan adanya wheezing.


30

5) Ajarkan perlunya menciptakan lingkungan yang lembab dan

sejuk.

Rasional :

1) Pemahaman diperlukan untuk mempertahankan program

pengobatan yang teraur yang dapat membantu orang tua berada

dengan anak selama pengobatan. Mengetahui akibat lanjut

pengobatan diharapkan orang tua segera meminta bantua seuai

kebutuhan.

2) Pengetahuan yang tepat pada orang tua akan memberikan

perhatian pada saran dokter saat diperlukan

3) Setelah infeksi,anak akan isitirahat secara teratur merupakan alat

untuk kembali pulih dan mencegah kambuhnya infeksi.

4) Pemberian cairan akan mengencerkan lendir. Diet tinggi kalori

akan membantu mengembalikan kalori yang diperlukan dalam

melawan penyakit.

5) Udara yang lembab membantu mengencerkan lendir. Uidara yang

lembab dan sejuk yang berasal dari tenda yang terpasang pada

anak akan menjamin penguapan dan udara yang hangat, yang

dapat menyebabkan kebakaran.

4. Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan Brochiolitis adalah :


31

a. Pertukaran gas normal.

b. Bersihan jalan napas kembali efektif

c. Intake dan output seimbang

d. Suhu tubuh dalam batas normal

e. Meningkatkan kebutuhan istirahat

f. Menurunnya rasa cemas pada keluarga

g. Kebutuhan nutrisi terpenuhi

h. Pengetahuan keluarga meningkat

Anda mungkin juga menyukai