Anda di halaman 1dari 28

BAB l

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, keamanan


Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana yang dimaksudkan
dalam pancasila dan UUD 45.
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Kebijakan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia bahwa Puskesmas
sebagai bagian dari sistem Kesehatan Nasional, sub sistem, dari kesehatan yang berada
di Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Sebagai sistem yang harus berjalan,
Puskesmas dilengkapi dengan organisasi, memiliki Sumber Daya dan Program kegiatan
pelayanan kesehatan.
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib
dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Puskesmas menyelanggarakan fungsi
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).
Program pokok pelayanan kesehatan diantaranya Upaya Kesehatan Perorangan dan
Usaha kesehatan Masyarakat esesial meliputi :pelayanan promosi kesehatan, pelayanan
kesehatan lingkungan, pelayanan KIA dan KB, pelayanan Gizi yang bersifat UKM,
Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit dan pelayanan keperawatan
kesehatan masyarakat.
Program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang
berupaya untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya
kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

Ada (5) upaya dasar yang dilakukan di bidang kesling


1. Penyehatan sumber air bersih (SAB)

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 1


Kegiatan upaya penyehatan air meliputi ; surveilans kualitas air, Inspeksi Kesehatan
Lingkunga SAB, pemeriksaan kualitas air, pembinaan kelompok pemakai air.
2. Penyehatan lingkungan pemukiman (Pemeriksaan Rumah)
Sarana sanitasi dasar yang dipantau meliputi jamban keluarga (jaga), saluran
pembuangan air limbah (SPAL), dan tempat pengelolaan sampah (TPS).
3. Penyehatan tempat-tempat umum (TTU)
Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar,
kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, salon dan pangkas rambut,
dilakukan upaya pembinaan institusi rumah sakit dan sarana kesehatan lain, sarana
pendidikan dan perkantoran
4. Penyehatan tempat pengelola makanan (TPM)
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan
pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiap-siagaan dan
penanggulangan KLB, keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan
5. Pemantauan Jentik nyamuk dan PSN (pemberantasan Sarang Nyamuk)
Petugas sanitasi puskesmas melakukan pemeriksaan terhadap tempat yang mungkin
menjadi perindukan nyamuk.
6. Konsultasi kesling klinik sanitasi
Pemberian konsultasi gratis kepada masyarakat/pasien yang menderita penyakit yang
berhubungan dengan lingkungan seperti; diare, , penyakit kulit, TB Paru, dan
lainnya.

B. TUJUAN
1. Umum :
Meningkatkan kemampuan manajemen program Kesehatan lingkungan Puskesmas
Kabuh dalam mengelola kegiatannya dalam upaya peningkatan pencapaian program
Kesehatan lingkungan.

2. Khusus :
a. Dapat disusunnya rencana usulan kegiatan program Kesling
b. Dapat disusunnya rencana pelaksanaan kegiatan progaram Kesling

C. SASARAN PROGRAM
Sasaran pedoman pelayanan kesehatan lingkungan Puskesmas Kabuh meliputi :
1. Masyarakat
2. Sarana air bersih

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 2


3. Perumahan dan sarana sanitasi dasar
4. Pengelola Tempat – tempat umum
5. Pengelola/penjamah Tempat pengolahan makan dan minuman

D. RUANG LINGKUP
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas dilaksanakan di dalam gedung dan
luar gedung Puskesmas, meliputi:
1. Konseling
2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
3. Intervensi/tindakan kesehatan lingkungan.

E. BATASAN OPERASIONAL
Program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang
berupaya menciptakan kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi
yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung kualitas hidup manusia
yang sehat.Ada 5 upaya dasar yang dilakukan di bidang kesehatan lingkungan :
1. Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB)
Kegiatan upaya penyehatan air meliputi : survailands kualitas air, pembinaan
kelompok pemakai air, Inspeksi Kesehatan Lingkunga sarana air bersih (SAB),
pemeriksaan kualitas air bersih.
2. Penyehatan lingkungan Pemukiman
Sarana sanitasi dasar meliputi : Jamban keluarga (jaga), pembuangan air limbah
(SPAL), tempat pengolahan sampah (TPS).
3. Penyehatan Tempat- Tempat Umum (TTU)
4. Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)
5. Pemantauan Jentik nyamuk dan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
6. Konseling klinik sanitasi

1. Penyehatan air :
a. Pengawasan Sarana Air Bersih (SAB) adalah kegiatan yang bersifat monitoring (
Inspeksi Kesehatan Lingkunga/IKL) terhadap Sarana Air Bersih ( SAB ) yang ada
di wilayah kerja Puskesmas selama periode Januari s/d Desember . Yang termasuk
SAB antara lain : PDAM, perpipaan, sumur pompa, sumur gali, Perlindungan Mata
Air (PMA), Penampungan Air Hujan (PAH).

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 3


Catatan :Sesuai dengan PP nomor : 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum, istilah air bersih atau sarana air bersih disebut/dikonotasikan
sebagai Air Minum. Sehingga sarana air bersih seperti PDAM, sistem jaringan
perpipaan, sumur gali, sumur pompa, PMA dll disebut sebagai Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM), sebagaimana disebutkan pada Bab II Pasal 5.

Definisi Operasional :
- Air Bersih :
Salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa
dinamnfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas
mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi (mandi, cuci dan lain-
lain)
- Sumber Air bersih :
Sungai, air hujan, air permukaan dan air bawah tanah.
- Air Kemasan:
Air yang diproduksi dan didistribusi oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol
dan kemasan gelas serta air isi ulang.
Sumber Air bersih sebagai berikut :
1) Air Ledeng
Air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum
dialirkan kepada komsumen melalui suatu instansi berupa saluran iar. Sumber
air diusahakan oleh PAM, PDAM dll, baik dikelola oleh pemerintah maupun
swasta.
2) SPT
Sumur pompa tangan
3) SGL
Sumur Gali
4) PAH
Penampungan Air Hujan
5) Keluarga menurut jenis Sarana Air Bersih yang digunakan
- Catatan : Jika 1 (satu) KK memiliki lebih dari 1 (satu) sarana, dipilih 1
(satu) sarana yang digunakan untuk aktifitas sehari-hari.
Misal : 1 (satu KK) memiliki Ledeng dan SGL, yang digunakan sehari-
hari adalah ledeng sedangkan SGL digunakan untuk cadangan bila ledeng
tidak mengalir, maka KK tersebut dikategorikan mengakses Ledeng.
- Jumlah KK yang ada adalah jumlah KK yang ada di wilayah kerja
Puskesmas.

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 4


- Jumlah KK yang diperiksa tahun berjalan di wilayah kerja puskesmas.

Cara Perhitungan/rumus :
Jumlah SAB yang di IS x 100 %
Jumlah SAB yang ada

Target Tahun 2016 : 90%

b. Sarana Air Bersih Yang Memenuhi Syarat Kesehatan adalah SAB dimana
secara teknis sudah memenuhi syarat kesehatan sehingga aman untuk dipakai
kebutuhan sehari-hari (termasuk untuk kebutuhan makan dan munum) selama
periode Januari s/d Desember .

Cara Perhitungan/rumus :

Jumlah SAB yang memenuhi syarat kesehatan x 100 %


Jumlah SAB yang ada

Target Tahun 2016 : 82 %

c. Jumlah Rumah Tangga(RT) yang memiliki akses terhadap SAB adalah


Jumlah RT yang memiliki akses terhadap SAB di wilayah kerjanya selama
periode Januari s/d Desember . Akses disini tidak harus memiliki SAB sendiri,
bisa dari SAB umum, kerabat dekat, tetangga dll. Yang dianggap memiliki akses
apabila KK tersebut dengan mudah mendapatkan air bersih yang berasal dari
SAB terdekat.

Cara Perhitungan/rumus :
Jumlah RT yang memiliki akses SAB x 100 %
Jumlah RT yang ada

Target Tahun 2016 : 84 %

2. PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN


a. Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) adalah Kegiatan yang
bersifat monitoring ( Inspeksi Kesehatan Lingkunga/IKL ) Tempat Pengelolaan

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 5


Makanan ( TPM ) yang ada diwilayah Puskesmas sekaligus memberikan
pembinaan terhadap penanggung jawab/pengelola TPM, petugas maupun
terhadap penjamah makanan selama periode Januari s/d Desember , dengantetap
menghitung kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya (bersifat kumulatif).
Yang termasuk TPM antar lain : restoran, rumah makan, depot air minum, jasa
boga, sentra makanan jajanan, kantin sekolah.
Pembinaan TPM diharapkan berkoordinasi dengan sektor terkait agar pembinaan
bisa lebih maksimal. Hasil pembinaan perlu dibuat laporan hasil kegiatan yang
disertai rekomendasi teknis sebagai bahan masukan intervensi oleh sektor lain.
Laporan dan rekomendasi teknis bisa dilakukan/difasilitasi oleh Dinas kesehatan
setempat.

Cara Perhitungan/rumus :

Jumlah TPM yang dibina x 100 %


Jumlah TPM yang ada

Target Tahun 2016 : 97%

1) Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan


adalah suatu kodisi TPM dari segi fisik (sanitasi) maupun perilaku petugas
(hygiene) cukup bersih, aman dan tidak berpotensi menimbulkan kontaminasi
atau dampak negatif kesehatan lainnya selama periode Januari s/d Desember,
dengan tetap memperhitungkan dari hasil tahun sebelumnya (bersifat kumulatif).
Memenuhi syarat akan lebih kuat/lebih valid apabila disertai dengan bukti
sertifikat laik hygiene sanitasi.

Cara Perhitungan/rumus :

Jumlah TPM yang memnuhi syarat kesehatai x 100 %


Jumlah TPM yang ada

Target Tahun 2016 : 77 %

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 6


3. PENYEHATAN PERUMAHAN DAN SANITASI DASAR
a. Pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar adalah Kegiatan bersifat
monitoring ( Inspeksi Kesehatan Lingkunga/IS ) rumah sekaligus memberikan
pembinaan terhadap penghuninya di wilayah kerja Puskesmas selama periode
Januari s/d Desember, dengan tetap memperhitungkankegiatan yang sudah
pernah dilakukan tahun sebelumnya (bersifat kumulatif). Yang dimaksud dengan
sarana sanitasi dasar antara lain : jamban, tempat sampah, sarana pembuangan air
limbah (SPAL)
Catatan : Sasaran kegiatan adalah rumah yang terindikasi tidak memenuhi syarat
kesehatan (rumah yang perlu mendapat perhatian/pembinaan).

Cara Perhitungan/rumus :
Jumlah rumah yang di IS x 100 %
Jumlah rumah yang ada
Target Tahun 2016 : 93 %

b. Rumah Yang Memenuhi Syarat Kesehatan adalah suatu kondisi rumah dari
segi fisik (sanitasi) maupun perilaku penghuninya (hygiene) cukup bersih, aman
dan tidak berpotensi menimbulkan kontaminasi atau dampak negatif kesehatan
lainnya selama periode Januari s/d Desember dengan tetap
memperhitungkanhasil dari tahun sebelumnya (bersifat kumulatif).
Catatan : karena sasaran fokus rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan,
maka rumah yang belum pernah diperiksa tetapi secara visual sudah dianggap
memenuhi syarat kesehatan bisa dimasukan sebagai pembilang/numerator
(sebagai rumah yang memenuhi kesehatan), misal : rumah di komplek perumahan
premium, real estate, rumah-rumah secara visual sudah memenuhi standar dll.
Sedangkan penyebut/denominator adalah total jumlah rumah yang ada.

Cara Perhitungan/rumus :

Jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan x 100 %


Jumlah rumah yang ada

Target Tahun 2016 : 88 %

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 7


4. PEMBINAAN TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU)
a. Pembinaan sarana tempat-tempat umum adalah kegiatan yang bersifat
monitoring ( Inspeksi Kesehatan Lingkunga/IS ) terhadap Tempat Tempat Umum
(TTU) di wilayah kerja Puskesmas sekaligus memberikan pembinaan ( masukan,
sarana, rekomendasi teknis dll ) terhadap penanggung jawab dan petugasnya di
wilayah kerja Puskesmas selama periode Januari s/d Desember, dengan tetap
memperhitungkankegiatan yang sudah pernah dilakukan tahun sebelumnya
(bersifat kumulatif). Yang termasuk TTU disini adalah TTU prioritas, yaitu TTU
yang sangat dibutuhkan oleh banyak masyarakat serta memiliki potensi dampak
yang besar terhadap kesehatan masyarakat, seperti misalnya : Rumah Sakit,
Puskesmas, Sekolah ( SD, SLTP, SLTA negeri dan swasta ), Hotel, Pasar,
Tempat Wisata.
Kegiatan pembinaan terhadap TTU bisa diintegrasikan dengan program lain,
seperti program promosi kesehatan (intervensi dan penyuluhan PHBS) dan
program lain yang memungkinkan.
Cara Perhitungan/rumus :

Jumlah TTU yang dibina x 100 %


Jumlah TTU yang ada

Target Tahun 2016 : 92 %

b. Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan adalah TTU


dimana secara teknis cukup aman untuk dipergunakan dan tidak memiliki resiko
negatif terhadap pengguna, petugas dan lingkungan sekitar di wilayah kerja
Puskesmas selama periode Januari s/d Desember , dengan tetap
memperhitungkankegiatan yang sudah pernah dilakukan tahun sebelumnya
(bersifat kumulatif).
TTU menjadi sasaran kegiatan oleh berbagai sektor, olehkarena itu perlu adanya
koordinasi dengan pihak lain dalam uapaya peningkatan kualitas TTU.
Pemberian hasil kegiatan (laporan) yang disertai rekomendasi teknis sangat
penting dalam rangka tencana intervensi oleh sektor lain. Laporan dan
rekomendasi teknis bisa dilakukan/difasilitasi oleh Dinas kesehatan setempat.

Cara Perhitungan/rumus :

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 8


Jumlah TTU yang memenuhi syarat kesehatan x 100 %
Jumlah TTU yang ada

Target Tahun 2016 : 86 %


5. KLINIK SANITASI
a. Klinik sanitasi adalah kegiatan pemberian konseling dan tindak lanjut (misal
kunjungan rumah dll) terhadap klien guna menganalisa sebab – sebab terjadinya
penyakit serta upaya pemecahannya.
Target yang harus dicapai adalah minimal 2 % dari jumlah pengunjung Puskesmas
atau 50% dari kunjungan penderita pasien penyakit berbasis lingkungan.
Konseling terhadap Pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan dilaksanakan secara
terintegrasi dengan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan.
Berdasarkan Konseling terhadap Pasien dan/atau hasil surveilans kesehatan
yang menunjukan kecenderungan berkembang atau meluasnya penyakit atau
kejadian kesakitan akibat Faktor Risiko Lingkungan, Tenaga Kesehatan Lingkungan
harus melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan terhadap media lingkungan.

Inspeksi Kesehatan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan


dengan cara:
a. pengamatan fisik media lingkungan;
b. pengukuran media lingkungan di tempat;
c. uji laboratorium; dan/atau
d. analisis risiko kesehatan lingkungan.

Catatan : Kegiatan klinik sanitasi ini bersifat kontinyu atau berkelanjutan, sehingga
target atau kegiatan yang harus dilakukan adalah minimal 2 % dari jumlah
pengunjung Puskesmas atau 50% dari kunjungan penderita (pasien) penyakit
berbasis lingkungan dapat dilakukan konseling (sebagai klien).
Sumber data : Data kegiatan Puskesmas
b. Jumlah klien yang sudah mendapat intervensi/tindak lanjut yang diperlukan
adalah Jumlah klien pada klinik sanitasi yang mendapat intervensi atau tindak lanjut
yang benar-benar diperlukan diwilayah kerjanya selama periode Januari s/d
Desember .
Target yang harus dicapai adalah 100 % dari klien yang ditangani, minimal tindak
lanjut yang dilakukan adalah kunjungan rumah dan pemberian
masukan/nasehat/penyuluhan yang perlu.
Sumber data : Data kegiatan Puskesmas

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 9


6. SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT ( STBM )
a. Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses terhadap Jamban
Adalah Jumlah KK yang memiliki akses terhadap jamban di wilayah kerjanya
selama periode Januari s/d DesemberDesember, dengan tetap
memperhitungkankegiatan yang sudah pernah dilakukan tahun sebelumnya
(bersifat kumulatif). Akses disini tidak harus memiliki jamban sendiri, bisa
memanfaatkan jamban dari kerabat dekat, tetangga, jamban umum dll. Yang
dianggap memiliki akses apabila KK tersebut dengan mudah dapat menjangkau
dan memanfaatkan jamban terdekat.
Catatan : STBM adalah merupakan pendekatan untuk merubah perilaku
hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
Didalam STBM lebih ditekankan pada aspek perilaku melalui kegiatan yang
bersifat pemberdayaan masyarakat (capacity building), sehingga masyarakat yang
masih memiliki kebiasaan buang air besar di sembarang tempat (BABS), dianggap
tidak memiliki akses terhadap jamban.
STBM pada dasarnya memiliki 5 (lima) elemen yang diharapkan dapat
dilakukan oleh masyarakat, antara lain : tidak buang air besar di sembarang
tempat, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang
aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga
dengan aman. Ini sesuai dengan Kepmenkes nomor : 3 Tahun 2014 tentang
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
Mengingat perilaku BAB di jamban memiliki konsekuensi yang besar terhadap
penularan penyakit, maka kegiatan ini menjadi prioritas utama terlebih dahulu.
Namun demikian setiap daerah diberi kebebasan karena tidak menutup
kemungkinan memiliki kebijakan dengan langsung melaksanakan 5 kegiatan
pokok STBM, ini akan lebih baik.
Bagi komunitas yang sudah ODF, maka target selanjutnya adalah
berkembang untuk melaksanakan 4 kegiatan lainnya dalam 5 pilar (kegiatan
pokok) STBM. Target akses jamban ini merupakan kanjutan dari MDGs yang
telah berakhir pada tahun 2015. Target ini identik/berhubungan dengan ODF
(Open defecation free), karena ODF identik dengan akses. Target sanitasi dasar
pada tahun 2019 pada dasarnya diharapkan 100% sesuai dengan visi program
sanitasi kedepan yaitu Universal Access. Dengan demikian target pada tahun 2019
sebesar 80% tersebut diharapkan hasil akhir bisa melampauai target (>80%) atau
sesuai dengan target nasional bisa mencapai 100%.

Cara Perhitungan/rumus :

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 10


Jumlah KK yang memiliki akses jamban x 100 %
Jumlah KK yang ada

Target Tahun 2016 :75 %

b. Desa/Kelurahan yang sudah ODF (Open Defecation Free) adalah suatu


kondisi dimana masyarakat di desa/kelurahan tersebut sudah tidak ada yang
berperilaku buang air besar di sembarangan tempat tetapi sudah buang air besar di
tempat yang terpusat (jamban) selama periode Januari s/d Desember, dengan tetap
memperhitungkankegiatan yang sudah pernah dilakukan tahun sebelumnya
(bersifat kumulatif). Prinsip jamban sehat antara lain :
- Dapat mencegah kontaminasi ke badan air
- Dapat mencegah kontak antara manusia dan tinja
- Dapat mecegah bau yang tidak sedap
- Tinja di tempat yang tertutup
Hal ini dapat denga lubang kloset tidak terhubung langsung dengan kotoran
(misal : dengan sistem leher angsa), ada septic tank dll. Kegiatan ini sebagai
upaya peningatan tangga sanitasi yang dimulai dari BABS sampai menjadi
jamban improve.

Cara Perhitungan/rumus :

Jumlah Desa/Kerlurahan yang sudah ODF x 100 %


Jumlah Desa/Kelurahan yang ada

Target Tahun 2016 : 75 %

c. Jamban Sehat adalah jamban yang secara teknis dapat mengurangi resiko
terjadinya kontaminasi terhadap lingkungan sekitar selama periode Januari s/d
Desember . Prinsip jamban sehat antara lain : dapat mencegah kontaminasi ke
badan air, dapat mencegah kontak antara manusia dan tinja, dapat mencegah bau
yang tidak sedap, tinja di tempat yang tertutup. Hal ini dicapai dengan lubang
kloset tidak berhubungan langsung dengan kotoran (misal dg sistem leher
angsa), ada septic tank dll.

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 11


Cara Perhitungan/rumus :

Jumlah jamban yang memenuhi syarat kesehatan x 100 %


Jumlah jamban yang ada

Target Tahun 2016 : 81 %

d. Pelaksanaan kegiatan STBM oleh Puskesmas adalah suatu kegiatan


pemberdayaan yang dilakukan oleh Puskesmas terhadap masyarakat di
Desa/Kelurahan dimana kegiatan tersebut memiliki tujuan salah satu atau lebih
dari 5 elemen STBM selama periode Januari s/d Desember, dengan tetap
memperhitungkankegiatan yang sudah pernah dilakukan tahun sebelumnya
(bersifat kumulatif).Lima (5) elemen kegiatan STBM antara lain : tidak buang
air besar di sembarang tempat, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air
minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola
limbah cair rumah tangga dengan aman.
Kegiatan STBM Puskesmas, misalnya : melakukan pemicuan, penyuluhan,
pembinaan, pemberdayaan lainnya, pembentukan jejaring, koordinasi dengan
aparat Desa/Kelurahan, pembentukan komite, pembentukan natural leader,
MMD, penyususnan rencana tindak lanjut dll.

Cara Perhitungan/rumus :

Jumlah Desa/Kelurahan yang diberdayakan x 100 %


Jumlah Desa/Kelurahan yang ada

Target Tahun 2016 : 60 %

e. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1096 tentang pesyaratan Hygiene sanitasi Rumah
makan
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1098 tentang pesyaratan Hygiene sanitasi jasa boga

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 12


4. Keputusan Menteri Kesehatan No.1402 tahun 2004 tentang pesyaratan kesehatan
lingkungan Rumah Sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan No.1428 tahun 2006 tentang penyelenggaraan
kesehatan lingungan Puskesmas
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1428 tentang syarat-syarat dan pengawasan air
bersih
7. Peraturan Pemerintag no.66 tahun 2006 tentang kesehatan lingkungan
8. Peraturan menteri kesehatan No. 492 tahun 2010 tentang persyaratan kaulitas air
minum
9. Peraturan menteri kesehatan No. 374 tahun 2010 tentang pengendalian vektor
10. Perda tentang kebersihan
11. Peraturan Menteri Kesehatan No.32 tahun 2013 tentang penyelenggaraan tenaga
sanitarian
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
13. Peraturan Menteri kesehatan no.3 tahun 2014 tentang tentang sanitasi total berbasisi
masyarakat (STBM)
14. Perauran Menteri Kesehatan no. 43 tentang persyaratan kualitas air minum
15. Peraturan Bupati No. 1 tahun 2015 tentang sanitasi total berbasisi masyarakat
(STBM)
16. Peraturan Menteri
17. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 13 tahun 2015 tentang Pedoman peayanan
kesehatan lingkungan di Puskesmas
18. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama,Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi.

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 13


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan program kesehatan


lingkungan UPT Puskesmas Kabuh adalah Sumber Daya Manusia (SDM Kesehatan).
Yang dimaksud dengan kualifikasi SDM,sama halnya dengan job spesisifikasi,yaitu
minimal golongan/jabatan,masa kerja minimal,pendidikan minimal,pengalaman kerja,
nilai performance (kinerjanya) dan standar kompetensi.
Pengelolaan pelayanan kesehatan kesehatan lingkungan hendaknya dilakukan
oleh koordinator yang mempunyai kapasitas di bidang kesehatan
lingkungan.Penanggung jawab pelayanan kesehatan lingkungan UPT Puskesmas
Kabuh dipilih dari tenaga ahli kesehatan kesehatan lingkungan yaitu fungsional
Sanitarian. Tenaga Kesehatan lingkungan memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam memberikan informasi atau konseling kesehatan lingkungan.
Pola Ketenagaan Unit Pelayananan Kesehatan LingkunganUPT Puskesmas Kabuh
KUALIFIKASI
(STATUS PENDIDIKAN JUMLAH
NO NAMA
PELATIHAN)

1 ELLY SETYOWATI,SKM Kesehatan Masyarakat sub kesling 1 Orang

Untuk Puskesmas kabuh , Kualifikasi Sumber Daya Manusia sudah sesuai, merupakan
fungsional kesehatan lingkungan.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN UNIT PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN


Distribusi Ketenagaan Unit Pelayanan Promosi Kesehatan Lingkungan UPT
Puskesmas Kabuh .
PUSKESMAS
NO JENIS TENAGA
KEBUTUHAN ADA KEKURANGAN
1 Sanitarian 1 1 -

C. JADWAL KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN


Jadwal Kegiatan Unit Pelayanan Kesehatan Lingkungan UPT Puskesmas Kabuh

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 14


NO JENIS PELAYANANAN WAKTU KETERANGAN

1 Pelayanan Kesehatan dalam gedung 07.30 – 13.30 WIB Jadwal Pelayanan khusus
puskesmas menggunakan media hari jumat sampai jam
promosi kesehatan 10.30 WIB
Dan hari sabtu jam 11.00
WIB
2 Pelayanan kesehatan luar gedung Sesuai Jadwal pertemuan
puskesmas rutin lintas sektor/ sesuai
jadwal yang dibuat untuk
pertemuan yang tidak rutin
08.00 – 13.30 WIB

Pengaturan jaga untuk unit pelayanan kesehatan lingkungan UPT Puskesmas Kabuh
adalah Person In Charge, tanpa terbatas dan terkendala oleh waktu dan tempat.

BAB III
STANDAR FASILITAS

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 15


A. DENAH GEDUNG DAN RUANG PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN/
KESEHATAN LINGKUNGAN
Denah gedung dan ruang pelayanan kesehatan lingkungan UPT Puskesmas Kabuh

LEMARI

LEMARI

KETERANGAN :
: Kursi

: Meja

; Lemari

: Meja wastafel/ pengolahan data

: Jendela

: Pintu

B.STANDART FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 16


Ketersediaan peralatan kesehatan sangat menentukan terselenggaranya pelayanan
kesehatan yang optimal, efektif, efisien di Puskesmas. Berdasarkan Pedoman Peralatan
Kesehatan Puskesmas dari Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun
2013, Standar sarana /peralatan pelayanan promosi kesehatan di UPT Puskesmas kabuh
adalah sebagai berikut :

No Nama Alat Standar Ketersediaan


1 Meteran
2 Komparator untuk mengukur kadar Chlor (Clor meter) /
digital chlorin tes kit
3 Pengukuran Cahaya (Lux Meter)
4 Pengukuran kelembaban (Hygrometer)
5 Pipet tetes
6 Tabung pengukur kekeruhan
7 Termometer/ digital thermometer
8 Boks pendingin, tahan dingin 7 hari (cool boks)
9 Botol sampel air bermulut lebar
10 Botol sampel berpemberat
11 Lampu spiritus isi 120 cc
12 Lampu senter
13 Sendok tahan karat
14 Perlengkapan pengambilan sampel (Tas lapangan, sabun
disinfektan)
15 Pengukur kebisingan (sound lavel meter)
16 Water tes kit
17 Cakram (kekeruhan kolam renang)
18 Penangkap nyamuk dan larva (surveilance vektor kit)
19 Pengukur PH (PH meter) / digital PH meter
20 Derigen (wadah sampel)
21 Home economis set
22 Cetakan jamban
23 Sarung tangan steril
24 Kantong plastik steril
25 Fly sweep nt (fly grill)
26 Meja tulis
27 Kursi kerja

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 17


BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan dilakukan dalam bentuk:


1. Konseling
Konseling dilakukan terhadap Pasien. Konseling dilakukan oleh Tenaga Kesehatan
Lingkungan. Konseling terhadap Pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan dilaksanakan secara terintegrasi
dengan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan. Sasaran Pasien yang menderita penyakit
dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan tidak
memungkinkan untuk menerima Konseling, Konseling dapat dilakukan terhadap keluarga
atau pihak yang mendampingi. Konseling dapat menggunakan alat peraga, percontohan, dan
media informasi cetak atau elektronik.

2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan

Berdasarkan Konseling terhadap Pasien dan/atau hasil surveilans kesehatan yang


menunjukan kecenderungan berkembang atau meluasnya penyakit atau kejadian kesakitan
akibat Faktor Risiko Lingkungan, Tenaga Kesehatan Lingkungan harus melakukan Inspeksi
Kesehatan Lingkungan terhadap media lingkungan. Kegiatan Inspeksi Kesehatan
Lingkungan dan Intervensi Kesehatan Lingkungan dapat dilaksanakan di luar jam kerja
Puskesmas, sesuai degan kesepakatan atau kondisi lapangan. Inspeksi Kesehatan
Lingkungan dilakukan dengan cara:
a. pengamatan fisik media lingkungan;
b. pengukuran media lingkungan di tempat;
c. uji laboratorium; dan/atau
d. analisis risiko kesehatan lingkungan.
c. Intervensi Kesehatan Lingkungan.

Berdasarkan hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan dapat ditetapkan Intervensi Kesehatan


Lingkungan yang dapat dilaksanakan secara mandiri atau bekerjasama dengan pemangku
kepentingan dan pihak terkait lainnya. Intervensi Kesehatan Lingkungan dapat berupa:
a. Komunikasi, informasi, dan edukasi, serta penggerakan/pemberdayaan masyarakat;
b. Perbaikan dan pembangunan sarana;
c. Pengembangan teknologi tepat guna; dan/atau
d. Rekayasa lingkungan.

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 18


BAB V
LOGISTIK

Standart Sarana / Peralatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kabuh adalah


sebagai berikut :
No Nama Alat Jumlah Jenis
1 Meteran 1 -
Pengukuran
2 Kelembaban 1 -
(Hygrometer)
3 Termometer 3 -
4 Botol Sampel 2 -
5 Lampu Senter 2 -
Perlengkapan
6 1 -
Pengambilan Sampel
Maket / Miniatur
7 1 -
Rumah Sehat
8 Maket Septictank 1 -
9 Sarung Tangan Steril 1 Box -
10 Kantong Plastik Steril 1 -
- Rumah Sehat, TTU, TPM,
Formulir / Blangko
11 5 PSN, Inspeksi Sanitasi Air
Ceklis
Bersih

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 19


BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Keselamatan sasaran adalah reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam
sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melaui praktik yang terbaik untuk mencapai
luaran yang optimal. (The Canadian Patient Safety Dicttionary, october 2003). Keselamatan
saaran menghindarkan sasaran dari potensi masalah dalam palayanan kesehatan lingkungan
yang sebenarnya bertujuan untuk membantu sasaran.
Tujuan keselamatan sasaran adalah terciptanya budaya keselamatan sasaran pelayanan
kesehatan lingkungan UPT Puskesmas Kabuh, meningkatkan akuntabilitas (tanggung
jawab) petugas kesehatan lingkungan terhadap sasaran, menurunkan KTD (kejadian Tidak
Diharapkan), serta terlaksananya prongram-program pencegahan, sehingga tidak terjadi
pengulangan KTD (Kejadian Tidak Diharapakan).
Sasaran keselematan sasaran pelayanan kesehatan lingkungan sebgaimana dimaksud
meliputi tercapainya hal sebagai berikut
1) Ketepatan identifikasi sasaran
Identifikasi sasaran kegiatan yang akan menerima pelayanan kesehatan lingkungan
sesuai rencana kegiatan unit pelayanan kesehatan lingkungan yang telah disusun.
2) Peningkatan komunikasi yang efektif
Komunikasi yang efektif, akurat, jelas dan dipahami oleh sasaran kesehatan lingkungan
akan mengurangi keselamatan dan menghasilkan peningkatan keselamatan sasaran.
Evaluasi di akhir pelayanan kesehatan lingkungan dilakukan untuk memastikan sasaran
tidak salah memahami informasi yang diberikan.
3) Peningkatan kemanan sarana kesehatan lingkungan
Memantau lokasi, bangunan dan material kesehatan lingkungan yang dapat
membahayakan keselamatan sasaran kesehatan lingkungan.
4) Kepastian tepat-lokasi, tepat-metode, tepat-sasaran
Menyususun dan menerapkan standar operasional prosedur (SOP) pelayanan kesehatan
lingkungan untuk menghindari kesalahan lokai, metode dan sasaran pelayanan promosi
kesehatan.
5) Pengurangan resiko psikososial pelayanan kesehatan lingkungan
Resiko psikososisal seperti bosan, mengatuk, lelah dan pusing dapat terjadi selama
pelayanan promosi kesehatan berlangsung. Untuk meminimalisir bahkan menghindari
hal tersebut diperlukan komitmen bersama sasaran, memilih metode yang tepat dan
memberikan reword.

6) Pengurangan sasaran jatuh/terluka

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 20


Memilih dan memantau lokasi pelayanan kesehatan lingkungan untuk menghindari
sasaran mengalami cedera baik dalam perjalanan maupun selama dalam ruangan
pelayanan kesehatan lingkungan.
Sistem keselamatan sasaran pelayanan kesehatan lingkungan dilakukan dengan melakukan
assesment resiko, identifikasi resiko dampak dan menyususn solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko.

Sistem Keselamatan sasaran unit pelayanan Promosi Kesehatan


No Lokasi Resiko Sasaran Dampak/Akibat Pengendalian
1 Dalam Salah memahami Salah menerapkan  Menyampaikan
gedung informasi yang diterima informasi yang materi yang
diterima benar dan jelas
menggunakan
metode yang
tepat
 Mengevaluasi
hasil
penyuluhan
Fisik (dinding, lantai,  Sakit akibat  Pemantauan
pencahayaan, tersandung, berkala fisik
suhu/kelembabab, terpeleset, bangunan
kebisingan) tertabrak  Rambu
 Kepanasan, peringatan
pengap
 Kenyamanan
terganggu
2 Luar gedung Trasportasi menuju Kecelakaan lalu Pemilihan lokasi
lokasi kegiatan lintas yang mudah dan
amana dijangjau
sasaran
Psikososial  Mengantuk  Membangun
 Pusing komitmen
 Bosan bersama
 Lelah  Menyampaikan
materi
efektif/dan
efisien

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 21


 Pemilihan
metode yang
tepat

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 22


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 23 dinyatakan


bahwa upaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) harus dilaksanakan di semua tempat kerja,
khususnya tempat erja yang memepunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit
atau mempunyai karyawan sedikitnya 10 orang. Jika memperhatikan dari isi pasal di atas, maka
jelaslah bahwa puskesmas termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan berbagia ancaman
bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung
yang bekerja di puksesmas, tetapi juga terhadapt masien maupun pengunjung Puskesmas.
Risk Assesment melakukan identifikasi potensi bahaya atau faktor resiko dan dampak
atau akibatnya. Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk mengendalikan,
meminimalisisr dan bila mungkin meniadakannya. Penyelenggaraan kesehatan kerja petugas di
unit pelayanan kesehatan lingkungan UPT Puskesmas Kabuh adalah sebagai berikut :

Sistem keselamatan kerja Unit pelayanan kesehatan lingkungan


No Lokasi Potensi Bahaya/ Dampak /Akibat Pengendalian
Faktor Risiko
1 Dalam Gedung Kesalahan informasi Menurunkan Menggunkakan
yang diberikan tingkat referensi / rujukan
melalui media kepercayaan terpercaya/ resmi
promosi kesehatan sasaran
Fisik (dinding,  Sakit akibat  Pemantauan
lantai, pencahayaan, tersandung, berkala fisik
suhu/kelembaban, terpeleset, bangunan
kebisisngan) tertabrak  Rambu peringatan
 Kepanasan,
pengap
 Kenyamanan
terganggu
2 Luar Gedung Transportasi menuju Kecelakaan lalu  Penggunaan APD
lokasi sasaran kerja lintas di jalanan
 Pemeliharaan
kendaraan
operasional secara
rutin

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 23


Beban kerja  Stress kerja  Membangun
 Pusing komitmen
 Bosan bersama
 Lelah  Pengorganisasian
kerja
 Intensif /Refard
 Refreshing

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 24


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu (quality control) dalam menejemen mutu penetapan kegiatan teknis
yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk jasa yang
diberikan kepada sasaran. Pengendalian mutu pada unit pelayanan promosi kesehatan UPT
Puskesmas Kabuh diperlukan agar terjaga kualitasya sehingga memuaskan masyarakat sebagai
sasaran. Penjaminan mutu pelayanan kesehatan dapat diselelnggrakan melalui perbagai model
manajemen kendali mutu. Salah satu menejemen yang dapat digunakan adal model PDCA
(Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan (continous
improvement) atau kaizen mutu pelayanan kesehatan lingkungan.
Yoseph M. Juran terkenal dengan konsep “Trilogi” utuk dan mengidentifikasikan dalam
tiga kegiatan :
1) Perencanaan mutu meliputi : siapa pelanggan, apa kebutuhannya, meningkatkan produk
sesuai kebutuhan dan merencanakan proses untuk suatu produksi.
2) Pengendalian mutu : mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi perbedaan antara kerja
aktual dan tujuan.
3) Peningkatan mutu : memebentuk infrastruktur dan team untuk melaksanakan peningkatan
mutu.

Pada unit pelayanan kesehatan lingkungan UPT Puskesmas Kabuh kegiatan pelayanan
kesehatan lingkungan dimulai dari pendataan/survey sasaran dan kebutuhan sasaran,
penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, penyusunan dokumen
pelaporan kegiatan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan hasil kegiatan, penyususnan
rencana tindak lanjut hasil evaluasi kegiatan. Pada setiap tahap kegiatan disusun standar
operasional prosedur (SOP) untuk menjamin pelaksanaan kegiatan sesuai standar pelayanan.
Evaluasi dan rencana tindak lanjut dilaksanakan untuk mengatasi adanya kesenjangan antara
perencanaan dan hasil kegiatan. Hasil kegiatan didokumentasikan secara periodik. Adapun
jadwal tahap pelaksanaan unit pelayanan kesehatan lingkungan UPT Puskesmas kabuh adalah
sebagai berikut :

Tahap kegiatan Unit Pelayanan kesehatan lingkungan UPT Puskesmas Kabuh


No Kegiatan Waktu Keterangan
1 Pendataan sasaran dan kebutuhannya Desember tahun Petugas kesehatan
sebelumnya lingkungan
2 Penyusunan rencana kegiatan Januari Bersama lintas
program
3 Pelaksanaan kegiatan Januari- Desember Bersama jejaring

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 25


4 Penyusunan dokumen pelaporan Februari- Desember Petuas kesehatan
kegiatan lingkungan
5 Monitoring dan evaluasi kegiatan dan Februari- Desember Bersama Pimpinan
hasil kegiatan dan penanggung
jawab UKM
6 Penyusunan rencana tindak lanjut Februari- Desember Petugas kesehatan
lingkungan

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 26


BAB V
PENUTUP

Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang


ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.
Untuk mencapai kualitas pelayanan promosi kesehatan yang sesuai dengan standar
pelayanan, seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah, kualifikasi maupun mutu
tenaga pelaksana pelayanan promosi kesehatan. Pedoman pelayanan unit promosi kesehatan
UPT Puskesmas Kabuh ini menyampaikan hasil kajian tentang ketenangaan, saranan dan
pengendalian mutu pelayanan agar unit pelayanan promosi kesehehatan dapat menjalanakan
fungsinya secara optimal, dikelola dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses pelayanan
maupun sumber daya yang digunakan.

Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 27


Pedoman Program Kesehatan Lingkungan |Puskesmas Kabuh 2016 28

Anda mungkin juga menyukai