Evaluasi Kinerja Detektor Adaptif pada Sistem ATCS (Area Traffic Control Sytem)
(Studi Kasus : Simpang Gamping, Yogyakarta)
ABSTRAK
ATCS (Area Traffic Control System) di Yogyakarta telah digunakan sejak tahun 2012. Namun
sampai saat ini belum pernah dilakukan evaluasi terhadap kinerja detektornya. Detektor yang ada
pada daerah studi adalah jenis adaptif menggunakan frekuensi radar. Berdasarkann informasi yang
didapatkan, detektor yang ada belum dapat mendeteksi kendaraan kecil dengan baik serta waktu
siklus yang dimiliki kurang sesuai dengan kinerja simpang bersinyal sesuai dengan Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) yang ada pada daerah studi.
Evaluasi dilakukan dengan dua metode survei yaitu manual melalui rekaman CCTV dan
survei melalui software I-Traffic yang ada pada ATCS. Volume kendaraan dari survei manual dan
dari pembacaan software I-Traffic dibandingkan kemudian dihitung standar deviasinya. Setelah itu,
dihitung waktu siklus hasil survei manual. Untuk mengetahui kinerja waktu siklus yang dihasilkan
dari perhitungan manual dan melalui I-Traffic, maka dilanjutkan dengan menghitung parameter-
parameter kapasitas (C), derajat kejenuhan (DS),panjang antrian (QL), dan tundaan (D).
Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat perbedaan volume kendaraan hasil survei
melalui software I-Traffic dan survei manual melalui rekaman CCTV sebesar 4919 kend/12 jam
(Selatan-Timur) dan 5801 kend/12 jam (Barat-Selatan). Waktu siklus semula 85 (Pagi) dan 89 (Sore)
menjadi 68 (Pagi) dan 63 (Sore). Kapasitas pada jam 07.00 – 08.00 semula 1378 (Timur) Menjadi
1371, 933 (Selatan) menjadi 1001, 1517 (Barat) menjadi 1299. Kapasitas jam 16.00 – 17.00 semula
1711 (Timur) Menjadi 1372, 706 (Selatan) menjadi 1156, 1175 (Barat) menjadi 725. Derajat
Kejenuhan jam 07.00 – 08.00 semula 0,76 (Timur) Menjadi 0,76, 0,82(Selatan) menjadi 0,76, 0,65
(Barat) menjadi 0,76. Derajat Kejenuhan jam 16.00 – 17.00 semula 0,58 (Timur) Menjadi 0,73, 1,31
(Selatan) menjadi 0,80, 0,52 (Barat) menjadi 0,84. Panjang Antrian jam 07.00 – 08.00 semula 193
(Timur) Menjadi 153, 70 (Selatan) menjadi 56, 85 (Barat) menjadi 75. Panjang Antrian jam 16.00 –
17.00 semula 193 (Timur) Menjadi 137, 70 (Selatan) menjadi 63, 85 (Barat) menjadi 57. Tundaan
Rata-rata jam 07.00 – 08.00 semula 33,98 menjadi 29,50 dan jam 16.00 – 17.00 238,13 Menjadi
30,88. ITP jam 07.00 – 08.00 adalah tetap pada tingkat D dan pada jam 16.00 – 17.00 naik dari
tingkat F menjadi D.
1
2
1
3
kendaraan yang telah melewati simpang kendaraan yang tercatat oleh detektor pada
(total Vehicle). sistem ATCS dapat dilakukan dengan
Hasil dari jumlah antrian (density) melihat pada software I-Traffic yang ada
akan digunakan untuk menentukan lama di CC Room ATCS DISHUBKOMINFO
nyala lampu hijau pada simpang, density DIY, kemudian mencatatnya pada setiap
akan menghitung jumlah kendaraan fase yang terjadi dan diakumulasi selama
mengantri selama periode lampu merah satu jam selama 12 jam. Serta melakukan
dan akan mengulang hitungan kembali survei manual dengan menghitung jumlah
setelah memasuki periode antara hijau ke kendaraan yang pada hasil rekaman CCTV
kuning. sedangkan total vehicle yang sistem ATCS.
merupakan hasil dari total jumlah
kendaraan yang melewati simpang selama 2.2. Lokasi penelitian
satu jam dan akan mengulang hitungan Penelitian ini dilakukan di Simpang
setiap 1 jam. Gamping, Sleman, Yogyakarta. Jenis
simpang tiga bersinyal (333L), dengan tipe
II. METODE PENELITIAN pendekat terlindung (P).
2.1. Alat penelitian
2.1.1. Data geometrik persimpangan
Melakukan pengukuran lebar
masing-masing lengan pada simpang
Gamping, Sleman, Yogyakarta dengan
menggunakan bantuan meteran, alat tulis,
dan kamera serta menggunakan tally
counter untuk menghitung jumlah arus
kendaraan pada masing-masing survei.
derajat kejenuhan pada suatu ruas jalan Panjang antrian (QL) dengan
perkotaan dengan rumus (MKJI 1997) mengalikan NQmax dengan luas rata-rata
sebagai berikut : yang dipergunakan persmp (20 m2)
DS = Q/C (6) kemudian bagilah dengan lebar masuknya
Dengan : NQmax 20
DS = Derajat kejenuhan QL
Wmasuk
Q = Arus maksimum (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam). (10)
Arus
Tabel 15 Panjang antrian dari waktu siklus
Waktu Kapasitas baru hasil perhitungan
Waktu jenuh (S)
Hari/Tanggal Arah Waktu siklus ( c ) (C=S×(g/c))
hijau (g) (smp/jam
(detik) (smp/jam) Jumlah Jumlah
)
smp yang smp yang
Panjang
Timur 24 68 3906 1371 tersisa datang NQ
Selasa, 18-08- 07.00 - Hari/Tanggal arah Waktu NQ MAX antrian
dari fase selama
Selatan 9 68 7935 1001 TOTAL
(QL) (m)
2015 08.00 hijau fase nerah
Barat 21 68 4299 1299 (NQ1) (NQ2)
Timur 24 63 3906 1372 T 1.11 17.5 26.7 26.7 153
Selasa, 18-08- 16.00 -
Selatan 10 63 7850 1156 S 07.00 - 08.00 1.11 13.94 22.3 22.3 56
2015 17.00 Selasa, 18
Barat 11 63 4356 725 B 1.11 16.97 26.3 26.3 75
Agustus 2015 T 0.84 15.07 15.92 23.9 137
Sumber : Hasil perhitungan survei, 2015 S 16.00 - 17.00 1.45 15.58 17.03 25.1 63
B 2.13 10.38 12.51 19.8 57
Sumber : Hasil perhitungan survei, 2015
9