Anda di halaman 1dari 3

Pengalaman Tentang Sriwijaya FC

Perkenalkan saya Hesti Renika biasa dipanggil Icha, saya merupakan salah satu
dari sekian banyak orang pecinta Sriwijaya FC. Awal kecintaan saya pada klub
kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan dari Ayah dan 2 Saudara Laki-laki saya. Dari
mereka saya selalu ikut menonton pertandingan Sriwijaya FC lewat layar kaca Televisi.
Puncak kecintaan saya bertambah pada Sriwijaya FC di tahun 2011, karena
Alhamdulillah pada tahun tersebut saya terpilih sebagai salah satu penari yang mewakili
Kabupaten Banyuasin III untuk menjadi penari massal pada pembukaan SEA GAMES
tanggal 11 November 2011 di Gelora Sriwijaya Jakabaring. Para penari massal SEA
GAMES disatukan dari Kabupaten/ Kota serta mahasiswa/siswi yang ada di Palembang,
yang sebelumnya di seleksi di kabupaten masing-masing. Kami di kumpulkan sebulan
sebelum berlangsungnya pembukaan SEA GAMES yaitu di Mess Pertiwi. Kesan ketika
tiba di Mess Pertiwi saya sangat kaget dan tidak menduga, kalau ternyata Mess Pertiwi
merupakan Markas dari skuad Sriwijaya FC. Kurang lebih selama 3 minggu di Mess
Pertiwi hampir setiap hari selalu melihat para pemain Sriwijaya FC.
Di pagi hari sebelum berangkat latihan menari, saya melihat para pemain
mengambil sarapan, ada yang bersantai sambil membaca koran dan sebagainya. Ketika
hari minggu libur latihan menari, sekitar pukul 15.30 WIB melihat para pemain bersiap
untuk latihan ke stadion, yang mana pada tahun 2011 Sriwijaya ada BUS sendiri loh..
Pemain – pemain Sriwijaya pada saat itu yang sering terlihat dan masih saya ingat sampai
sekarang yaitu Ferry RS, Siswanto, Rahmat Rivai Poci, Mahyadi Pangabean, Bakhtiar,
Muhammad Ridwan, Firman Utina dan Rully Syahputra serta tidak lupa pelatih
Kashartadi. Jadi pada saat itu rasanya senang sekali, karena bisa bertemu langsung untuk
kenalan, berfoto maupun minta tanda tangan mereka, dan sampai sekarang tanda tangan
para pemain tersebut masih ada di Baju OSIS dan Baju Olahraga SMP saya. Momen
menarik lainnya yaitu ketika hari minggu di minggu pertama, saya dan teman-teman iseng
main ke post jaga, ternyata di deretan bangunan post jaga ada tempat yang mana
digunakan untuk mencuci dan menyetrika baju para pemain Sriwijaya FC. Disana, saya
dan beberapa teman saya bercerita – cerita dengan orang yang mencuci baju tentang
sriwijaya FC (tapi saya lupa namanya siapa) mengenai gaji pemain, makanan dan
sebagainya, sekaligus membantunya sedikit membilas baju-baju para pemain hehehe dan
tak lupa kami izin kalau misalnya mau numpang mencuci baju juga boleh atau tidak
hehehe (lumayan ga keluar uang buat laundry dan ga capek nyuci sendiri) dan tenyata
diizinkan. Sungguh 3 minggu yang luar biasa bagi saya sebelum pindah ke Hotel Akpari
di Jl. Kol. Burlian, yang ketika itu duduk di bangku kelas 3 SMP bisa bertemu para
pemain Sriwijaya FC.
Pengalaman saya bersama skuad Laskar Wong Kito tidak berhenti sampai disitu
saja, pada tahun 2014 sebanyak 10 siswa dari sekolah saya yaitu SMA PLUS N2
Banyuasin III menjadi peserta Lomba Cerdas Cermat TAP MPR di Asrama Haji. Pada
saat itu saya menjadi salah satu siswa diantaranya. Kami menginap selama 3 hari 2 malam
di Hotel Swarna Dwipa yang merupakan tempat para pemain asing Sriwijaya FC tinggal.
Sehingga pada saat itu, selama 2 hari ketika sarapan pagi selalu bersamaan dengan pemain
asing Sriwijaya yaitu Abdulaiye Maiga dan Lancine Kone yang masih saya ingat, dan
hanya meminta tanda tangan pada waktu itu. Selain itu di tahun 2016, cerita yang cukup
unik, karena ketika itu dibulan januari saya dan teman saya satu pesawat dengan
Muhammad Ridwan dari Palembang – Semarang. Di dalam pesawat kita duduk
bertetanggaan dengan bang Ridwan, selama penerbangan saya terkadang melirik ke
beliau untuk mengajak ngobrol tetapi saya merasa malu (takut dibilang sok kenal atau
gimana hehe). Nah pas transit di Jakarta saya dan teman saya keluar belakangan dan yang
membantu mengambil tas di kabin pesawat bang Ridwan loh... Lanjut perjalanan Jakarta
– Semarang kita duduknya juga masih tetanggaan dan lagi-lagi bang Ridwan yang
membantu mengambil tas di kabin pesawat, dengan wajah malu saya bilang “Makasih
Bang”. Ketika turun pesawat sebelum masuk bandara barulah saya sedikit ngobrol, saya
bertanya : “ bang, orang semarang ?” Beliau menjawab : Iya. Kemudian saya bertanya
lagi : “tinggal di daerah mana bang ?” Beliau menjawab lagi tapi saya lupa daerah mana
dan yang saya ingat berlokasi sekitar 45 menit dari Bandara. Setelah itu saya langsung
meminta untuk foto bareng....
Untuk pengalaman menonton secara langsung ke Stadion Gelora Sriwijaya
Jakabaring saya baru satu kali, yaitu ketika Sriwijaya VS Persipura Gojek Liga 1 Tahun
2017 dengan skor imbang 2-2. Kala itu pertandingan cukup sengit, jual beli serangan
terjadi dan pada saat itu ketiga suporter Sriwijaya FC tetap setia mendukung tim
kebanggan. Di akhir pertandingan itu saya sempat menetaskan air mata, melihat kapten
Yu Hyun Ko tertunduk lesu dilapangan karena sebelum skor imbang 2-2, Sriwijaya FC
nyaris memenangkan pertandingan dengan skor 2-1 sebelum tendangan Fery Pahabol
masuk ke gawang Teja Paku Alam. Karena seperti yang kita ketahui tahun 2017
merupakan tahun yang cukup buruk bagi Sriwijaya FC. Meskipun saya baru satu kali
menonton secara langsung ke stadion, tapi untuk menyaksikan setiap pertandingan
Sriwijaya FC lewat layar kaca televisi saya tidak pernah absen, meskipun terkadang tiap
hari lelah dengan tugas kuliah tetapi saya tetap memantau sosial media guna mengetahui
perkembangan atau berita tentang Sriwijaya FC dan Insya Allah ketika libur semester
saya pulang ke Palembang akan saya siapkan waktu untuk menyaksikan langsung
pertandingan Sriwijaya FC di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring. Semoga di tahun
2018 ini klub Sepak Bola kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan yaitu Sriwijaya FC
JUARA...AMIN.#KITOPACAK

Note : Untuk foto kenangan lainnya tidak tersimpan karna waktu itu memori handphone
saya terformat 

Anda mungkin juga menyukai