Kepulauan Indonesia terletak diantara dua benua dan dua samudera, dan terbentuk
sebagai hasil interaksi tiga lempeng kerak bumi utama. Konsekuensi dari setting lingkungan
yang demikian adalah bahwa kondisi meteorologi dan oseanografi di Kepulauan Indonesia
sangat dipengaruhi kedua benua, kedua samudera maupun konfigurasi lempeng kerak bumi di
kawasan itu.
PENDAHULUAN
Berbagai proses geologi selalau bekerja di sekitar kita. Proses-proses tersebut bekerja
membentuk roman muka bumi. Ada kalanya, proses-proses yang bekerja itu bersentuhan
dengan manusia dan dapat menyebabkan kerusakan harta benda dan bahkan kematian.
Proses-proses geologi yang dapat menimbulkan kerugian pada manusia itu selanjutnya
disebut sebagai bencana geologi.
Bila kita memperhatikan lokasi tempat proses-proses geologi berlangsung, maka akan
tampak bahwa proses-proses geologi dapat terjadi di semua tempat di permukaan bumi. Oleh
karena itu, bencana geologi dapat juga terjadi di berbagai tempat di permukaan bumi.
Meskipun demikian, macam-macam proses geologi atau bencana geologi yang terjadi di
suatu setting lingkungan sangat ditentukan oleh kondisi geologi dan geomofologi yang ada di
lingkungan tersebut. Sebagai contoh, macam-macam bencana geologi yang dapat terjadi di
daerah pegunungan tentu akan berbeda dengan macam-macam bencana geologi yang dapat
terjadi di daerah pesisir.
Bencana Alam
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh gejala alam. Sebenarnya gejala
alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi. Namun, hanya
ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk budidayanya
(kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai bencana.
Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu :
Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi (gaya
endogen). Yang termasuk dalam bencana alam geologis adalah gempa bumi, letusan gunung
berapi, dan tsunami.
Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh faktor angin
dan hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir, badai, banjir bandang, angin
puting beliung, kekeringan, dan kebakaran alami hutan (bukan oleh manusia).
Gerakan tanah (longsor) termasuk juga bencana alam, walaupun pemicu utamanya adalah
faktor klimatologis (hujan), tetapi gejala awalnya dimulai dari kondisi geologis (jenis dan
karakteristik tanah serta batuan dan sebagainya).
Bencana alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar angkasa, contoh
: hantaman/impact meteor. Bila hantaman benda-benda langit mengenai permukaan bumi
maka akan menimbulkan bencana alam yang dahsyat bagi penduduk bumi.
Gejala alam yang dapat menimbulkan bencana alam pada dasarnya mempunyai karakteristik
umum, yaitu gejala awal, gejala utama, dan gejala akhir. Dengan demikian, jika kita dapat
mengetahui secara akurat gejala awal suatu bencana alam, kemungkinan besar kita dapat
mengurangi akibat yang ditimbulkannya.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian, penyebab, proses kejadian, dampak/akibat, upaya/usaha
penanggulangan dari bencana bencana alam khususnya bencana geologi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
MACAM MACAM BENCANA ALAM
1. Tsunami
A. Pengertian
Tsunami adalah ombak yang sangat besar yang menyapu daratan akibat adanya gempa
bumi di laut, tumbukan benda besar/cepat di laut, angin ribut, dan lain sebagainya. Sunami
sangat berbahaya karena bisa menyapu bersih pemukiman warga dan menyeret segala isinya
ke laut lepas yang dalam. Tsunami yang besar bisa membunuh banyak manusia dan makhluk
hidup yang terkena dampak tsunami.
B. Penyebab
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah
besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi,longsor maupun meteor yang jatuh ke
bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah
beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung
Krakatau. Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun
secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya.
Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang
terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami
mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat
merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya
beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa
mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami
akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa
ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan
bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng
samudera menelusup ke bawah lempeng benua.Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta
runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan
tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut
naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu.
Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran
meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai
ratusan meter.
C. Proses terjadinya
Proses terjadinya tsunami dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Gempa bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam satu hentakan kuat.
b. Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800 Km/jam
c. Mendekati pantai, gelombang melambat namun mendesak ke atas.
d. Gelombang menghempas ke daratan dan menghancurkan apapun di belakang pantai.
Secara skematis mekanisme terjadinya tsunami dapat digambarkan sebagaimana
ilustrasi berikut ini, dengan contoh proses surutnya pantai dan kemudian gelombang berbalik
menghantam pantai di Srilanka.
D. Dampak /akibat.
Berikut ini adalah beberapa dampak-dampak negatif dari tsunami, yaitu:
kota menjadi porak-poranda
banyak orang yang meninggal(menelan banyak korban)
timbulnya berbagai macam penyakit
pohon-pohon dan lingkungan rusak
banyaknya uang negara atau biyaya yang harus dikeluarkan pemerintah untuk mengganti
kerugian yang diakibatkan dari tsunami.
E. Upaya/usaha penanggulangan
Beberapa langkah dalam usaha/upaya dari bencana tsunami:
a) Jika kamu sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke
tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.
b) Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan.
c) Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan No.2, carilah bangunan
bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai
ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
d) Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan kamu bebas dan tidak
membawa apa-apa.
2. Gempa bumi
A. Pengertian
Gempa bumi adalah goncangan yang mengguncang suatu daerah mulai dari yang
tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang membahayakan. Gempa dengan skala tinggi dapat
membuat luluhlantak apa-apa yang ada di permukaan bumi. Rumah, gedung, menara, jalan,
jembatan, taman, landmark, dan lain sebagainya bisa hancur rata dengan tanah jika terkena
gempa bumi yang besar.
B. Penyebab
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan
lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa
bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan
litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi.
C. Peroses kejadiannya
Gempa bumi terjadi pada retakan dalam kerak bumi yang disebut patahan. Patahan
terbentuk karena batuan rapuh dan pecah yang disebabkan oleh tekanan besar (meregang,
menekan, atau memilin) yang mendesaknya. Tekanan yang timbul di daerah kerak ini
disebabkan oleh pergerakan perlahan-lahan lempeng bumi. Gempa bumi terjadi ketika
tekanan telah semakin meningkat di daerah batuan sampai pada tingkat tertentu sehingga
terjadi pergerakan mendadak. Pergerakan mendadak ini dapat menciptakan patahan baru
ketika batuan pecah pada titik terlemah, atau pergerakan menyebabkan batuan tergelincir di
sepanjang patahan yang ada. Ketika ini terjadi, sejumlah besar energi dilepaskan bersamaan
dengan dilepasnya tekanan. Energi yang dilepaskan menyebabkan batuan di sekitarnya
bergetar, sehingga terjadi gempa bumi. Titik di mana batuan menggelincir atau pecah untuk
pertama kalinya, sehingga menyebabkan gempa bumi disebut fokus. Tempat di permukaan
bumi yang berada tepat di atas fokus disebut episentrum.
D. Dampak/akibat
a. Dampak primer
Getaran kuat
Terjadi patahan di permukaan bumi
b. Dampak Sekunder
terjadi longsor
Terjadi tsunami
Kebakaran
Bangunan roboh
c. Dampak tertier
Gangguan kejiwaan / trauma
Timbulnya wabah penyakit
Terjadi kerusakan lingkungan
E. Upaya/usaha penanggulangan
Sebelum terjadi gempa
a) Mengetahui secara teliti jalan-jalan keluar masuk dalam keadaan darurat di mana pun kita
berada. Ingat gempa dapat terjadi sewaktu-waktu.
b) Meletakkan barang-barang yang berat di tempat yang stabil dan tidak tergantung.
c) Matikan segera lampu, kompor minyak atau gas serta listrik agar terhindar dari bahaya
kebakaran.
3. Gunung Meletus
A. Pengertian
Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan materi-materi dari dalam bumi
seperti debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar panas, lahar dingin, magma, dan
lain sebagainya. Gunung meletus biasanya bisa diprediksi waktunya sehinggi korban jiwa dan
harta benda bisa diminimalisir.
B. Penyebab
Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di dalam bumi.
Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi. Pada kedalaman tertentu,
suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat
batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian
besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi.
Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km.
Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena
massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat magma naik,
magma tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar
pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kabin magma (magma chamber) inilah yang
merupakan gudang (reservoir) darimana letusan material-material vulkanik berasal.
Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah tekanan
batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma meletus atau
melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak
keluar melalui saluran ini menuju ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan,
kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan
membentuk lubang yang disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan
material vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan
berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak
gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut.
Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada letusan
berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat magma naik, sebagian
mungkin terpecah melalui retakan dinding atau bercabang melalui saluran yang lebih kecil.
Magma yang melalui saluran ini mungkin akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk
pada sisi gunung, atau mungkin juga tetap berada di bawah permukaan.
C. Peroses kejadiannya
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan
bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Terjadinya Gunung meletus akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong
keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi
terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius
18 km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan
gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan
kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.
D. dampak/akibat
Dampak Positif Bagi Bisnis dan Perekonomian
1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering
dan daerah aliran lahar Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan
2. Masuk ruang lindung darurat bila terjadi awan panas
3. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan Kenakan pakaian yang bisa
melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya
4. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang
atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata Jangan memakai
lensa kontak
5. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
6. Saat turunnya abu gunung usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan
Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Terjadinya Letusan
Setelah terjadi letusan maka yang harus dilakukan adalah :
1. Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua gunung berapi yang aktif
2. Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko
Bahaya Gunung Berapi yang didukung dengan Peta Geologi gunung berapi
3. Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung berapi
4. Melakukan pembimbingan dan pemberian informasi gunung berapi
5. Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di gunung
berapi
6. Melakukan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) dan pendukungnya seperti
peningkatan sarana san prasarana
b. Penanganan saat terjadi letusan
A. Pengertian
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan
saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak
dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya
sistem aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.
B. Penyebab
Secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut :
a) Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,
b) Pendangkalan sungai,
c) Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai mapupun gotong royong,
d) Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,
e) Pembuatan tanggul yang kurang baik,
f) Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.
C. Peroses kejadiannya
Banjir adalah peristiwa terjadinya air yang mengenai daratan dan dapat menyebabkan
kerusakan fisik pada daratan tersebut dan dapat membuat kerugian sosial dan ekonomi pada
lingkungan sekitar yang terkena banjir. Secara alamiah banjir disebabkan oleh terjadinya
hujan lokal dan propagasi limpasan dari daerah hulu pada satu daerah tangkapan. Secara non
ilmiah banjir dapat terjadi karena ulah manusia.
Proses terjadinya banjir secara alamiah itu seperti,turunnya hujan jatuh kepermukaan
bumi dan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan setelah itu masuk kepermukaan tanah mengalir
ketempat yang lebih rendah setelah itu terjadi penguapan dan keluar kepermukaan daratan.
Banjir yang terjadi secara almiah dapat menjadi bancana bagi manusia bila banjir itu
mengenai manusia dan menyebabkan kerugian bagi manusia.Sedangkan proses terjadinya
banjir secara non alamiah karena ulah manusia seperti,membuang sampah tidak pada
tempatnya dan menyebabkan aliran air tidak lancar sehingga air tersebut terapung di tempat
pembuangannya semakin lama semakin menguap setelah itu tinggi dan keluar sehingga
mengenai daratan dan menyebabkan banjir.Proses banjir itu dapat terjadi secara alamiah dan
karena ulah manusia. Manusia dapat mengalami kerugian karena banjir itu karena mereka
mendiami tempa tinggal yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi bila manusia
bertampat tinggal di dataran yg sering terkena banjir bukan banjirlah yg mendatangi manusia
tapi manusialah yang mendatangi banjir.
D. dampak/akibat
Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:
a) Rusaknya areal pemukiman penduduk,
b) Sulitnya mendapatkan air bersih, dan
c) Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.
d) Rusaknya areal pertanian
e) Timbulnya penyakit-penyakit
f) Menghambat transportasi darat
E. upaya/usaha penanggulangan
a) membersihkan saluran air dari sampah yang dapat menyumbat aliran air sehingga
menyebabkan terjadinya banjir.
b) mengeruk sungai-sungai dari endapan-endapan untuk menambah daya tampung air.
c) membangun rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai baru, sistem-sistem pipa)
sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai.
d) tidak mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi daerah lokasi penyerapan air.
e) tidak menebangi pohon-pohon di hutan, karena hutan yang gundul akan sulit menyerap air,
sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus menerus air tidak dapat diserap secara langsung
oleh tanah bahkan akan menggerus tanah, hal ini pula dapat menyebabkan tanah longsor.
f) membuat tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul di sepanjang sungai, tembok-tembok
laut di sepanjang pantai-pantai dapat menjaga tingkat ketinggian air agar tidak masuk ke
dalam daratan.
5.Badai tropis (Siklon tropis)
Siklon tropis adalah badai sirkuler yang menimbulkan angin kencang mampu merusakkan daerah
sekitar 250 mil dari pusatnya. Siklon tropis menyebabkan kerusakan terutama oleh angin kencang,
gelombang badai dan hujan lebat. Gelombang badai adalah naiknya permukaan laut sepanjang pantai
secara cepat karena angin menggerakkannya ke pantai.
Sebutan siklon tropis bergantung pada lokasi kejadian. Di Atlantik dan Pasifik
disebut hurricane, di Pasifik Barat disebut typhoon, di Australia disebut Willy. Setiap tahun
muncul 80-100 siklon tropis, nama siklon tropis umumnya menggunakan nama-nama gadis,
seperti: Anna, Carol, Debbie, Inez, Fiona, Wenda dan sebagainya.
c. Thunderstorm (Badai guruh)
Thunderstorm adalah hujan badai disertai kilat dan halilintar. Kejadian ini adalah khas di
daerah tropis pada musim pancaroba, terutama pada masa peralihan musim kemarau
memasuki musim penghujan.
Thunderstorm (Badai guruh) merupakan suatu fenomena fisis atmosfer yang sering terjadi
di Indonesia. Fenomena ini dapat menimbulkan korban jiwa akibat sengatan listrik pada
waktu terjadi petir. Gejala terjadinya thundersorm adalah angin yang kencang disertai hujan
yang deras kadang-kadang disertai hujan es, kilat dan halilintar.
Bencana alam badai dapat dipelajari dan diamati sehingga jika gejala awal dapat diamati
dengan baik maka gejala utama dapat diantisipasi dengan demikian pertanyaan kapan,
dimana, berapa besar dan berapa lama dapat dijawab. Hal ini mampu mengurangi jumlah
korban akibat bencana tersebut.
6. TANAH LONGSOR
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena
pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan
atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu
faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang
memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang
menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini
adalah gravitasiyang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor
lainnya yang turut berpengaruh:
erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-
sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang
lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng
tersebut
gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-
debu
getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkump
KESIMPULAN
2) Berbagai macam bencana geologi tersebut kehadirannya berkaitan erat dengan posisi
geografis, tektonik dan kondisi geologi serta geomorfologi Kepulauan Indonesia.
3) Tiap-tiap macam bencana tersebut adalah spesifik dalam hal pencetusnya. Kondisi itu
menyebabkan setiap macam bencana bersifat “site specific” dan “time specific”. Artinya,
setiap bencana tertentu hanya terjadi di suatu kawasan tertentu dan pada waktu tertentu sesuai
dengan pencetusnya. Namun demikian, ada kawasan-kawasan yang berpotensi untuk terkena
lebih dari satu macam bencana.
4) Dari berbagai macam bencana tersebut di atas, semuanya dapat diperkirakan lokasi yang
berpotensi untuk terkena; dan hampir semuanya dapat diprediksi kemungkinan waktu
kejadiannya, kecuali tsunami. Walaupun demikian, semua macam bencana tersebut
memberikan indikasi awal kedatangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Antara News, 2007. Gelombang Pasang Landa Pantai Aceh hingga Bali.
[http://www.antara.co.id/arc/2007/5/18/gelombang-pasang-landa-pantai-aceh-hingga-bali/].
Akses 18 Juni 2007.
Arbriyakto, D. dan Kardyanto, D., 2002. Identifikasi pengukuran kerugian fisik bangunan
rumah dan kerugian sosial penduduk kawasan pantai Kota Semarang.
[http://sim.nilim.go.jp/GE/SEMI3/PROSIDING/1-Semarang.doc]. Akses: 18 Juni 2007.
Diposaptono, S., Nizam dan Asvaliantina, V., 2001. Erosi pantai dan klasifikasinya, kasus di
Indonesia. Prosiding Konferensi Energi, Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2001, L-11-21.
ESA, 2007. Huge waves from one strom slam coast some 6000 km apart.
[http://www.esa.int/esaEO/SEMMJJ9RR1F_economy_o.html] Akses: 1 Juni 2007.
Fauzi dan Ibrahim, G., 2002. Lessons learned from large tsunami that occurred in Indonesia.
Paper presented in International Workshop on Tsunami Risk and Its Reduction in the Asia-
Pacific Region, Bandung, March 18-19, 2002.
King, C.A.M, 1953. The Relationship betweem wave incidence, wind direction, and beach
change at Marsden Bay, County Durham. In: J.A. Steers (editor), 1971, Introduction to
Coastline Development, Macmillan and Co Ltd., London, 117-132.
Kompas, 2007b. Ratusan Rumah di Muara Karang Terendam. Kompas edisi cetak Sabtu 16
Juni 2007, Rubrik Metropolitan. [http://www.kompas.com/]. Akses: 16 Juni 2007.
Media Indonesia Online, 2007. Banjir air laut pasang kembali merendam Pantura.
[http://www.media-indonesia.com/]. Rubrik Nusantara, Jum’at 15 Juni 2007.
Media Indonesia, 2007. Kandas dihantam badai. Berita foto, selasa 12 Juni 2007, h. 12.
TUGAS GEOLOGI TEKNIK
OLEH :
410012240
YOGYAKARTA
2014