RS SANTA MARIA
PEKANBARU
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Tujuan umum
Sebagai dasar bagi seluruh kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi dan
pelayanan kefarmasian agar pelaksanaanya dapat dilakukan secara efektif dan efisien
sehingga memberikan kepuasan bagi pasien RS Santa Maria.
Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman untuk mengatur kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi
bagi seluruh unit yang terkait
b. Sebagai pedoman bagi petugas farmasi dalam memberikan pelayanan
kefarmasian yang professional,tepat, cepat dan ramah kepada pasien
1.4 PENGERTIAN
a. Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau
kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk
obat tradisional.
b. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, serta
pemulihan kesehatan, pada manusia dan atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
c. Pengelolaan perbekalan farmasi adalah suatu proses yang merupakan siklus
kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan
pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
d. Pengendalian mutu adalah suatu mekanisme kegiatan pemantauan dan
penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, secara terencana dan sistematis,
sehingga dapat diidentifikasi peluang untuk peningkatan mutu serta
menyediakan mekanisme tindakan yang diambil sehingga terbentuk proses
peningkatan mutu pelayanan farmasi yang berkesinambungan.
e. Perbekalan farmasi adalah sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan obat,
alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis.
f. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan, yang terdiri dari sediaan farmasi,
alat kesehatan, gas medik, reagen dan bahan kimia, radiologi, dan nutrisi.
g. Perlengkapan farmasi rumah sakit adalah semua peralatan yang digunakan
untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian di farmasi rumah sakit.
h. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada Apoteker, untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien
sesuai peraturan yang berlaku.
i. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.
j. Formularium Rumah Sakit adalah dokumen yang berisi daftar obat yang
digunakan oleh profesional kesehatan di rumah sakit disusun secara bersama
oleh para pengguna di bawah koordinasi Komite Farmasi Terapi masing-
masing rumah sakit.
k. Komite Farmasi Terapi adalah unit fungsional yang ditetapkan oleh pimpinan
rumah sakit yang bertugas memberikan rekomendasi kepada pimpinan rumah
sakit mengenai rumusan kebijakan dan prosedur untuk evaluasi, pemilihan
dan penggunaan obat di rumah sakit. Sedangkan di bidang pendidikan,
Komite Farmasi Terapi merumuskan program yang berkaitan dengan edukasi
tentang obat dan penggunaannya kepada tenaga kesehatan di rumah sakit.
l. Informasi Obat adalah kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker
untuk memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada
dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
m. Kejadian Tidak Diharapkan adalah suatu kejadian yang yang mengakibatkan
cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan atau karena
tidak bertindak, bukan karena kondisi pasien.
n. First Expire First Out adalah mekanisme penggunaan obat yang berdasarkan
prioritas masa kadaluarsa obat tersebut. Semakin dekat masa kadaluarsa obat
tersebut, maka semakin menjadi prioritas untuk digunakan.
o. First In First Out adalah mekanisme penggunaan obat yang berdasarkan
prioritas penggunaan obat berdasarkan waktu kedatangan obat. Semakin awal
kedatangan obat tersebut, maka semakin menjadi prioritas untuk digunakan.
p. Kejadian Nyaris Cedera adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, yang dapat
mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi.
q. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
r. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam
menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli
Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten
Apoteker.
s. Pelaporan Insiden adalah laporan tertulis setiap keadaan yang tidak konsisten
dengan kegiatan rutin terutama untuk pelayanan kepada pasien
BAB II
STANDAR PELAYANAN FARMASI RS SANTA MARIA
Struktur organisasi Instalasi Farmasi RS Santa Maria diatur oleh rumah sakit.
Gambaran garis tanggung jawab struktural dan fungsional pelayanan kefarmasian
dapat dilihat pada :
3.1.1 STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT SANTA MARIA
Struktur Organisasi Rumah Sakit Santa Maria sesuai SK Direktur No.
037A/Kpts./PYSI/2007 (Lampiran 1)
3.1.2 STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT SANTA
MARIA
Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Santa Maria sesuai SK
Direktur No. 015/SEK-RSSM/I/08 (Lampiran 2)
Wewenang :
a. Mengelola Instalasi Farmasi berdasarkan standar pelayanan farmasi rumah sakit
b. Menandatangani daftar pesanan perbekalan farmasi
c. Menandatangani Surat Pesanan Perbekalan Farmasi
d. Menandatangani laporan narkotika dan psikotropika
e. Menandatangani laporan pemakaian obat generik
f. Memberikan penilaian terhadap karyawan di instalasi farmasi
Wewenang :
a. Menandatangani permintaan perbekalan farmasi dari unit-unit terkait
b. Melakukan penilaian terhadap karyawan di perbekalan farmasi
c. Menyetujui/menolak perbekalan farmasi yang sesuai / tidak sesuai dengan
pengadaan rumah sakit
d. Menyetujui permohohan izin cuti atau libur karyawan perbekalan farmasi
Wewenang :
a. Membuat jadwal dinas karyawan pelayanan rawat inap dan rawat jalan
b. Memeriksa daftar pesanan perbekalan farmasi yang dibuat oleh asisten
apoteker
c. Menandatangi laporan penunjang yang dibuat oleh Asisten Apoteker.
d. Menyetujui permohohan izin cuti atau libur karyawan pelayanan rajal
Wewenang :
a. Membuat jadwal dinas karyawan pelayanan rawat inap
b. Memeriksa daftar pesanan perbekalan farmasi yang dibuat oleh asisten
apoteker
c. Menandatangi laporan penunjang yang dibuat oleh Asisten Apoteker.
d. Menyetujui permohohan izin cuti atau libur karyawan pelayanan ranap
Wewenang :
a. Menyetujui/menolak perbekalan farmasi yang sesuai / tidak sesuai dengan
permintaan unit-unit terkait
b. Membuat daftar harga untuk RB Duri dan Bagan
Wewenang :
a. Menegur karyawan pelayanan rawat inap jika melakukan kelalaian/kesalahan
b. Memberikan input atas kinerja karyawan pelayanan rajal kepada Penanggung
Jawab Pelayanan Ranap dan Rajal
Wewenang :
a. Menegur karyawan pelayanan rawat jalan jika melakukan kelalaian/kesalahan
b. Memberikan input atas kinerja karyawan pelayanan rajal kepada Penanggung
Jawab Pelayanan Ranap dan Rajal
Wewenang :
Menyetujui permintaan perbekalan farmasi yang akan dikemas ulang
Di dalam Panitia Farmasi dan Terapi, apoteker bertugas sebagai sekretaris. Tugas
Apoteker dalam Panitia Farmasi dan Terapi yaitu :
BAB IV
SUMBER DAYA FARMASI
d.1 SUMBER DAYA MANUSIA
Personalia Pelayanan Farmasi Rumah Sakit adalah sumber daya manusia
(tenaga kefarmasian) yang melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit yang
termasuk dalam bagan organisasi rumah sakit.
Kompetensi Apoteker :
a. Memiliki Sertifikat Kompetensi yang diperbaharui setiap 5 tahun
b. Wajib memiliki surat tanda registrasi (STRA)
c. Wajib memiliki Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA)
d. Terdaftar di organisasi profesi
e. Mampu melakukan pelayanan kefarmasian
f. Mampu mengorganisir seluruh kegiatan kefarmasian
g. Mampu mengoperasikan komputer dan program rumah sakit
d.2.2 PERLENGKAPAN
d.2.2.1 Ruang Poli Obat
Dengan lantai keramik, dinding tembok dicat warna putih, plafon dari triplek
dicat putih dengan dilengkapi AC (air conditioner).
Perlengkapan dalam ruang distribusi pelayanan dan peracikan :
a.Rak obat
b. Medical Refrigerator
c.Printer label obat
d. Lemari penyimpanan narkotika dan psikotropik
e.Lemari penyimpanan bahan baku berbahaya
f. Lemari arsip
g. Meja racik
h. Dispenser
i. Blender
j. Gelas ukur
k. Ayakan plastik
l. Batang pengaduk
m. Mesin Kertacu dan perlengkapannya
n. Alat pengemasan untuk obat yang dipuyer
o. Mortir dan stamper dengan berbagai ukuran
p. Wastafel
q. Komputer
r. Alat – alat tulis
s. Kamera CCTV
BAB V
PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI
5.1 PERENCANAAN
Kegiatan perencanaan perbekalan farmasi di RS Santa Maria diawali dengan
penyusunan formularium rumah sakit. Formularium disusun oleh Panitia Farmasi
dan Terapi. Formularium digunakan sebagai pedoman pengadaan perbekalan
farmasi di RS Santa Maria selama satu tahun.
Kriteria pemilihan perbekalan farmasi yang akan dimasukkan dalam formularium
ditetapkan oleh Panitia Farmasi dan Terapi, antara lain
1. merupakan produk original
2. permintaan dokter
3. kondisi penawaran produk
4. kondisi lain
Untuk pemenuhan kebutuhan tiap ruangan, perencanaan perbekalan farmasi
dilakukan setiap hari dengan mempertimbangkan berdasarkan sisa stok di gudang
farmasi dan pemakaian hari sebelumnya.
e.2 PENGADAAN
Kegiatan pengadaan perbekalan farmasi dilakukan oleh unit Gudang Farmasi
dengan cara melakukan pembelian ke distributor atau PBF yang resmi dan
melakukan proses produksi berupa pengemasan ulang dan pengenceran. Dalam
hal pembelian, maka jumlah maupun jenis perbekalan farmasi yang dipesan ke
distributor dicek ulang dan disetujui oleh kepala instalasi farmasi. Pembelian
dilakukan setiap hari kerja berdasarkan pada permintaan perbekalan farmasi dari
tiap unit dan melihat sisa stok yang ada di gudang.
Proses produksi yang dilakukan berupa pengemasan ulang dan pengenceran.
Pengemasan ulang dilakukan pada sediaan Chlorhexidin sedangkan pengenceran
dilakukan pada sediaan Povidon Iodin. Setiap produk dari proses produksi harus
diberi label yang menerangkan nama produk, komposisi, peringatan dan tanggal
kadaluarsa. Pemberian label dilakukan setiap selesai melakukan kegiatan
produksi.
Kegiatan penerimaan perbekalan farmasi yang telah dipesan dilakukan di gudang
farmasi juga. Perbekalan farmasi harus diterima oleh asisten apoteker yang
memiliki ijin. Semua perbekalan farmasi yang diterima harus diperiksa dan
disesuaikan dengan spesifikasi order yang dilakukan. Selain itu harus diperiksa
juga kondisi dan tanggal kadaluarsa produk.
e.3 PENYIMPANAN
Metoda penyimpanan perbekalan farmasi dilakukan menurut bentuk sediaan
secara alfabetis dengan menerapkan sistem FIFO dan FEFO dan memperhatikan
kondisi penyimpanan yang dianjurkan. Perbekalan farmasi dengan kondisi
penyimpanan pada suhu ruangan diletakkan pada rak-rak masing-masing dan
suhu ruangan diatur dengan AC pada suhu maksimal 25°C. Bahan berbahaya,
obat-obat narkotika masing masing disimpan pada lemari tersendiri dan memiliki
kunci. Sediaan farmasi dengan kondisi penyimpanan pada suhu dingin disimpan
di dalam medical refrigerator yang diatur pada suhu 2-8 °C. Pada setiap
perbekalan farmasi disediakan kartu stok barang tersebut. Metoda penyimpanan
ini harus sama di setiap unit dimana terdapat perbekalan farmasi. Salah satu cara
yang digunakan untuk memantau tata cara penyimpanan perbekalan farmasi
adalah dengan melakukan kegiatan stok opname. Kegiatan stok opname
dilakukan setiap bulan di setiap ruangan. Kegiatan stok opname dikoordinir oleh
instalasi farmasi bekerjasama dengan petugas dari tiap unit. Tujuan melakukan
stok opname adalah untuk menghitung stok barang yang ada, memeriksa
kadaluarsa perbekalan farmasi dan memastikan obat disimpan secara benar. Hasil
stok opname dilaporkan kepada kepala instalasi farmasi dan dievaluasi adanya
barang yang mendekati kadaluarsa,yaitu ditetapkan 6 bulan sebelum daluarsa,
ataupun sudah kadaluarsa. Perbekalan farmasi yang mendekati kadaluarsa dan
sudah kadaluarsa dipisahkan pada satu wadah dan dikembalikan ke gudang
farmasi. Petugas gudang farmasi akan menyortir apakah obat tersebut bisa diretur
ke distributor atau obat tersebut harus dimusnahkan. Pemusnahan dilakukan tiga
kali dalam setahun. Kegiatan pemusnahan ini dikoordinir oleh apoteker. Setiap
kegiatan pemusnahan harus dibuat berita acaranya.
e.4 PENDISTRIBUSIAN
Distribusi perbekalan farmasi merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan
farmasi untuk pelayanan individu bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta
untuk menunjang pelayanan medis.
Pendistribusian obat untuk pasien rawat inap
Proses distribusi obat dilakukan secara sentralisasi di satelit farmasi bagi tiap
individu pasien. Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan Form Daftar
pemakaian Obat dan disertai resep aslinya. Setiap pasien memiliki for masing-
masing. Obat yang telah diberikan selanjutnya disimpan pada rak masing-masing
pasien.
Untuk sediaan infus dan alat kesehatan, didistribusikan setiap hari ke tiap unit
dengan menggunakan Form Permintaan Obat dan Alkes ke Gudang Farmasi
Pendistribusian obat untuk pasien rawat jalan
Proses distribusi obat dilakukan pada 3 lokasi yaitu di satelit farmasi poli
kebidanan, satelit farmasi lantai 2 dan satelit farmasi lantai 1. Satelit farmasi poli
kebidanan khusus melayani resep bagi pasien klinik kebidanan dan kandungan.
Satelit farmasi lantai 2 melayani resep bagi pasien klinik kulit, urologi, internis,
bedah, paru, syaraf, jantung, mata, THT, anak dan ortopedi. Satelit farmasi lantai
1 melayani resep bagi pasien IGD, klinik umum, klinik gigi. Pendistribusian obat
dan alat kesehatan untuk pasien rawat jalan dilakukan setiap hari berdasarkan
Form permintaan obat dan alkes ke gudang farmas ke tiap klinik yang
membutuhkan.
Dokter juga harus mencatat di rekam medis dengan jelas jika ada kondisi khusus
pemakaian obat (misal kondisi PRN, atau lainnya).
Semua resep yang masuk ke instalasi farmasi harus disimpan selama 3 tahun
sebelum dimusnahkan. Pemusnahan resep yang sudah melewati masa simpan
dikoordinir oleh kepala instalasi dan dibuat berita acaranya.
Pada waktu pemberian obat kepada pasien, petugas yang menyerahkan obat
tersebut harus memberikan dan menjelaskan informasi terkait obat tersebut,
misalnya :
a. Nama dan bentuk sediaan obat
b. Aturan pakai obat
c. Frekuensi penggunaan obat
d. Cara penyimpanan obat
e. Aturan khusus pemakaian obat bila diperlukan
f. Potensi Efek Samping Obat
g. Potensi serta pencegahan interaksi obat dengan Obat OTC dan atau
makanan