Anda di halaman 1dari 25

PEDOMAN PELAYANAN FARMASI

RS SANTA MARIA

PEKANBARU

2012
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan,
merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien.
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit
yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan Rumah Sakit adalah
bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang
berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk
pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi, mengharuskan
adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama (drug oriented) ke paradigma baru
(patient oriented) dengan filosofi Pharmaceutical Care (pelayanan kefarmasian).
Praktek pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan
untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah
yang berhubungan dengan kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Farmasi RS Santa Maria
perlu dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua petugas
instalasi farmasi dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi dan
pelayanan kefarmasian yang diberikan kepada pasien.

1.2 TUJUAN
Tujuan umum
Sebagai dasar bagi seluruh kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi dan
pelayanan kefarmasian agar pelaksanaanya dapat dilakukan secara efektif dan efisien
sehingga memberikan kepuasan bagi pasien RS Santa Maria.

Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman untuk mengatur kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi
bagi seluruh unit yang terkait
b. Sebagai pedoman bagi petugas farmasi dalam memberikan pelayanan
kefarmasian yang professional,tepat, cepat dan ramah kepada pasien

1.3 LANDASAN HUKUM


a. Undang Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
b. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1197/MENKES/SK/X/2004
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang
Pekerjaan Kefarmasian
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
889/MENKES/PER/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja
Tenaga Kefarmasian

1.4 PENGERTIAN
a. Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau
kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk
obat tradisional.
b. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, serta
pemulihan kesehatan, pada manusia dan atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
c. Pengelolaan perbekalan farmasi adalah suatu proses yang merupakan siklus
kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan
pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
d. Pengendalian mutu adalah suatu mekanisme kegiatan pemantauan dan
penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, secara terencana dan sistematis,
sehingga dapat diidentifikasi peluang untuk peningkatan mutu serta
menyediakan mekanisme tindakan yang diambil sehingga terbentuk proses
peningkatan mutu pelayanan farmasi yang berkesinambungan.
e. Perbekalan farmasi adalah sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan obat,
alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis.
f. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan, yang terdiri dari sediaan farmasi,
alat kesehatan, gas medik, reagen dan bahan kimia, radiologi, dan nutrisi.
g. Perlengkapan farmasi rumah sakit adalah semua peralatan yang digunakan
untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian di farmasi rumah sakit.
h. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada Apoteker, untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien
sesuai peraturan yang berlaku.
i. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.
j. Formularium Rumah Sakit adalah dokumen yang berisi daftar obat yang
digunakan oleh profesional kesehatan di rumah sakit disusun secara bersama
oleh para pengguna di bawah koordinasi Komite Farmasi Terapi masing-
masing rumah sakit.
k. Komite Farmasi Terapi adalah unit fungsional yang ditetapkan oleh pimpinan
rumah sakit yang bertugas memberikan rekomendasi kepada pimpinan rumah
sakit mengenai rumusan kebijakan dan prosedur untuk evaluasi, pemilihan
dan penggunaan obat di rumah sakit. Sedangkan di bidang pendidikan,
Komite Farmasi Terapi merumuskan program yang berkaitan dengan edukasi
tentang obat dan penggunaannya kepada tenaga kesehatan di rumah sakit.
l. Informasi Obat adalah kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker
untuk memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada
dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
m. Kejadian Tidak Diharapkan adalah suatu kejadian yang yang mengakibatkan
cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan atau karena
tidak bertindak, bukan karena kondisi pasien.
n. First Expire First Out adalah mekanisme penggunaan obat yang berdasarkan
prioritas masa kadaluarsa obat tersebut. Semakin dekat masa kadaluarsa obat
tersebut, maka semakin menjadi prioritas untuk digunakan.
o. First In First Out adalah mekanisme penggunaan obat yang berdasarkan
prioritas penggunaan obat berdasarkan waktu kedatangan obat. Semakin awal
kedatangan obat tersebut, maka semakin menjadi prioritas untuk digunakan.
p. Kejadian Nyaris Cedera adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, yang dapat
mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi.
q. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
r. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam
menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli
Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten
Apoteker.
s. Pelaporan Insiden adalah laporan tertulis setiap keadaan yang tidak konsisten
dengan kegiatan rutin terutama untuk pelayanan kepada pasien

BAB II
STANDAR PELAYANAN FARMASI RS SANTA MARIA

b.1 FALSAFAH INSTALASI FARMASI


Menyelenggarakan karya pelayanan kefarmasian yang terbaik kepada seluruh
lapisan masyarakat dengan dilandasi oleh semangat kasih.

b.2 TUJUAN PELAYANAN INSTALASI FARMASI


a. Mengelola perbekalan farmasi di rumah sakit
b. Memberikan pelayanan farmasi yang cepat, tepat dan ramah bagi pasien
c. Memberikan pelayanan informasi dan edukasi obat bagi pasien
d. Menjalankan pengawasan terhadap seluruh perbekalan farmasi yang ada di
rumah sakit
e. Menjamin mutu perbekalan farmasi yang dipakai di rumah sakit
f. Mengevaluasi pelayanan kepada pasien

b.3 FUNGSI PELAYANAN FARMASI

b.3.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi


a. Bersama Sub Komite Farmasi dan Terapi memilih perbekalan farmasi sesuai
kebutuhan pelayanan rumah sakit.
b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal sesuai dengan
kebutuhan rumah sakit.
c. Mengadakan kebutuhan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan
kebutuhan yang telah dibuat.
d. Memproduksi dan mengemas ulang perbekalan farmasi untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
e. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang
berlaku.
f. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan syarat yang
berlaku
g. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke tiap unit pelayanan di rumah sakit

b.3.2 Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Perbekalan Farmasi


a. Menganalisa instruksi pengobatan/resep untuk pasien
b. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan perbekalan farmasi
c. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan perbekalan farmasi
d. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan perbekalan farmasi
e. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan dan pasien/keluarga
f. Memberikan konseling kepada pasien/keluarga
g. Melakukan pencatatan setiap kegiatan
h. Melaporkan setiap kegiatan

b.3.3 SISTEM PELAYANAN FARMASI


Sistem pelayanan farmasi di RS Santa Maria dilakukan dengan sistem satu
pintu. Seluruh pengelolaan perbekalan farmasi yang meliputi obat, alat kesehatan,
bahan baku, bahan baku berbahaya/B3, reagen, film radiologi dan gas medis
diselenggarakan oleh instalasi farmasi. Kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi
tersebut mencakup dari perencanaan, pemesanan dan pencatatan, pengadaan,
penyimpanan, penyaluran ke unit-unit terkait, dan pengawasan. Adapun setelah
perbekalan farmasi tersebut diserahterimakan ke unit-unit terkait, maka unit
tersebut bertanggung jawab untuk memeriksa ketersediaan/stok, memantau
tanggal kadaluarsa dan membuat pelaporannya kepada instalasi farmasi.
Pelayanan farmasi bagi pasien rawat jalan dilakukan di instalasi farmasi yang
terdiri dari poli obat dan satelit farmasi. Pelayanan farmasi yang diberikan
mencakup penyiapan resep dan penyelesaian administrasi keuangan pasien. Poli
obat farmasi memberikan pelayanan bagi pasien dari IGD, klinik gigi, klinik
umum, rontgen, klinik spesialis kebidanan dan kandungan dan klinik spesialis
penyakit dalam. Satelit farmasi memberikan pelayanan bagi pasien dari poliklinik
spesialis, MCU, klinik hemodialisa, rontgen, laboratorium, pasien ODS (One Day
Surgery), endoscopy/gastroscopy dan melayani obat-obat untuk pasien rawat
inap. Pelayanan resep bagi pasien rawat inap dilakukan dengan sistem UDD (Unit
Dose Dispensing). Seorang tenaga teknis kefarmasian bertugas di setiap ruangan
keperawatan dan menyiapkan obat pasien untuk setiap kali pemakaian obat
harian.

2.3.4 CAKUPAN PELAYANAN FARMASI


Pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Santa Maria meliputi :
a. Perencanaan Perbekalan Farmasi.
b. Pengadaan Perbekalan Farmasi.
c. Penerimaan Perbekalan Farmasi.
d. Penyimpanan Perbekalan Farmasi.
e. Pengemasan ulang obat non steril.
f. Pengemasan ulang bahan habis pakai.
g. Distribusi perbekalan farmasi ke seluruh unit terkait.
h. Pelayanan resep rawat inap.
i. Pelayanan resep rawat jalan.
j. Pelayanan informasi obat.
k. Pelayanan Farmasi Klinik, yaitu Pengkajian Penggunaan Obat dan
Konseling
BAB III
ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

3.1 STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi Instalasi Farmasi RS Santa Maria diatur oleh rumah sakit.
Gambaran garis tanggung jawab struktural dan fungsional pelayanan kefarmasian
dapat dilihat pada :
3.1.1 STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT SANTA MARIA
Struktur Organisasi Rumah Sakit Santa Maria sesuai SK Direktur No.
037A/Kpts./PYSI/2007 (Lampiran 1)
3.1.2 STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT SANTA
MARIA
Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Santa Maria sesuai SK
Direktur No. 015/SEK-RSSM/I/08 (Lampiran 2)

Keterangan Bagan Organisasi Instalasi Farmasi RS. St. Maria

1. Direktur : dr. Arifin


2. Kepala Instalasi Farmasi : Martha Evy, S.Si., Apt.
3. Penanggung Jawab Perbekalan Farmasi : Sri Yanti.
4. Penanggung Jawab Pelayanan Farmasi Rawat Jalan dan ASKES
: Fransiska Rini, S.Farm., Apt
5. Penanggung Jawab Pelayanan Farmasi Rawat Inap
: Ameliana D.S, S.Farm., Apt.
6. Supervisor Gudang Perbekalan Farmasi : Nurhamidah
7. Supervisor Pelayanan Rawat Inap : Pijuan Gurning
8. Supervisor Pelayanan Rawat Jalan : Magdalena Silalahi
Pelayanan Farmasi di instalasi farmasi dipimpin oleh seorang tenaga farmasi
sebagai Kepala Instalasi, dibantu oleh 2 (dua) orang tenaga farmasi yang
bertanggung jawab untuk pelayanan farmasi rawat jalan dan rawat inap.
Pelayanan farmasi dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian dan tersedia juga
tenaga pramu untuk membantu pengambilan perbekalan farmasi.

3.2 URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


3.2.1 KEPALA INSTALASI FARMASI
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Menjadi sekretaris di KFT dan membuat formularium rumah sakit
b. Menjalankan dan memantau pelaksanaaan Formularium Rumah Sakit Santa
Maria
c. Mengkoordinir, mengawasi, mengendalikan dan memberi petunjuk kepada
bawahannya dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.
d. Merencanakan, mengorganisir dan mengarahkan kebijakan-kebijakan dan
prosedur farmasi dalam hubungannya dengan pengembangan kebijakan rumah
sakit
e. Mengontrol, mengawasi dan mengendalikan persediaan perbekalan farmasi
secara terus-menerus dengan menggunakan sistem yang cocok guna menjamin
tersedianya stok yang memadai.
f. Meneliti daftar pesanan perbekalan farmasi yang dibuat sebelum diserahkan
kepada penanggung jawab pembelian
g. Mengawasi, mengendalikan dan bertanggung jawab atas ketelitian, ketepatan
dan kerahasiaan perbekalan farmasi yang diserahkan kepada pasien.
h. Bekerja sama dan menjalin hubungan kerja yang baik dan harmonis dengan
satuan organisasi atau karyawan lainnya yang berkaitan dalam pelaksanaan
tugasnya.
i. Mengajukan penyesuaian tenaga dan sarana yang dibutuhkan untuk menjamin
kelancaran kegiatan instalasi farmasi
j. Mengkoordinir pertemuan dan rapat koordinasi dengan bawahan secara periodik
dan setiap kali diperlukan.
k. Mengamati dengan seksama, menyeleksi, memilih bawahan yang lebih
berpotensi untuk mendapatkan bimbingan, pelatihan, serta penambahan ilmu
pengetahuannya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
l. Menilai prestasi kerja dan kemampuan bawahannya.
m. Mengajukan promosi, mutasi, kenaikan gaji berkala, memberikan penghargaan,
teguran serta mengambil tindakan disipliner yang diperlukan.

Wewenang :
a. Mengelola Instalasi Farmasi berdasarkan standar pelayanan farmasi rumah sakit
b. Menandatangani daftar pesanan perbekalan farmasi
c. Menandatangani Surat Pesanan Perbekalan Farmasi
d. Menandatangani laporan narkotika dan psikotropika
e. Menandatangani laporan pemakaian obat generik
f. Memberikan penilaian terhadap karyawan di instalasi farmasi

3.2.2 PENANGGUNG JAWAB PERBEKALAN FARMASI


Uraian tugas dan tanggung jawab :
a. Memantau perbekalan farmasi meliputi stok, sediaan fisik dan tanggal
kadaluarsanya
b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan
pelayanan rumah sakit dan anggaran yang telah tersedia
c. Memantau penyimpanan perbekalan farmasi agar sesuai dengan
penyimpanan yang tepat
d. Memeriksa buku pesanan perbekalan farmasi
e. Membuat pesanan obat ASKES
f. Memasukkan harga perbekalan farmasi di komputer bila ada
penambahan obat baru atau perubahan harga obat dari apotek serta menginput
harga obat ASKES sesuai dengan DPHO
g. Membuat daftar perbekalan farmasi yang dekat tanggal kadaluarsanya
h. Memantau kinerja karyawan di perbekalan farmasi
i. Memeriksa laporan terkait perbekalan farmasi
j. Membuat jadwal stock opname perbekalan farmasi
k. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbekalan farmasi

Wewenang :
a. Menandatangani permintaan perbekalan farmasi dari unit-unit terkait
b. Melakukan penilaian terhadap karyawan di perbekalan farmasi
c. Menyetujui/menolak perbekalan farmasi yang sesuai / tidak sesuai dengan
pengadaan rumah sakit
d. Menyetujui permohohan izin cuti atau libur karyawan perbekalan farmasi

3.2.3 PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN RAJAL & ASKES


Uraian tugas dan tanggung jawab :
a. Melakukan pelayanan kefarmasian pasien rawat jalan
b. Menjalankan Formularium Rumah Sakit Santa Maria
c. Menyediakan, mengevaluasi, dan mengorganisir pustaka informasi obat yang
aplikatif bagi karyawan
d. Memberikan konseling, informasi dan edukasi tentang obat kepada pasien
yang membutuhkan
e. Memeriksa dan mengontrol peresepan obat bagi peserta ASKES, agar biaya
obat yang diresepkan dapat ditanggung sepenuhnya
f. Menjalankan obat yang sudah dekat tanggal kadaluarsanya, jika tidak bisa
diretur ke distributor
g. Membuat jadwal dinas karyawan pelayanan rajal
h. Memantau kinerja karyawan pelayanan rajal untuk pengangkatan kenaikan
berkala.

Wewenang :
a. Membuat jadwal dinas karyawan pelayanan rawat inap dan rawat jalan
b. Memeriksa daftar pesanan perbekalan farmasi yang dibuat oleh asisten
apoteker
c. Menandatangi laporan penunjang yang dibuat oleh Asisten Apoteker.
d. Menyetujui permohohan izin cuti atau libur karyawan pelayanan rajal

3.2.4 PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN RAWAT INAP


Uraian tugas dan tanggung jawab :
a.Melakukan pelayanan kefarmasian pasien rawat inap
b. Menjalankan Formularium Rumah Sakit Santa Maria
c. Menyediakan, mengevaluasi, dan mengorganisir pustaka informasi obat yang
aplikatif bagi karyawan
d. Memberikan konseling, informasi dan edukasi tentang obat kepada pasien yang
membutuhkan
e. Memeriksa dan mengontrol peresepan obat bagi peserta ASKES, agar biaya
obat yang diresepkan dapat ditanggung sepenuhnya
f. Menjalankan obat yang sudah dekat tanggal kadaluarsanya, jika tidak bisa
diretur ke distributor
g. Membuat jadwal dinas karyawan pelayanan ranap
h. Memantau kinerja karyawan pelayanan ranap untuk pengangkatan kenaikan
berkala.

Wewenang :
a. Membuat jadwal dinas karyawan pelayanan rawat inap
b. Memeriksa daftar pesanan perbekalan farmasi yang dibuat oleh asisten
apoteker
c. Menandatangi laporan penunjang yang dibuat oleh Asisten Apoteker.
d. Menyetujui permohohan izin cuti atau libur karyawan pelayanan ranap

3.2.5 SUPERVISOR GUDANG PERBEKALAN FARMASI


Uraian Tugas dan tanggung jawab :
a. Memantau ketersediaan perbekalan farmasi agar memenuhi kebutuhan
pelayanan farmasi
b. Memenuhi permintaan perbekalan farmasi dari unit-unit terkait
c. Membuat daftar pesanan perbekalan farmasi
d. Menyisihkan perbekalan farmasi yang dekat tanggal kadaluarsanya
e. Memasukkan data-data perbekalan farmasi ke sistem komputer
f. Mengubah daftar harga perbekalan farmasi jika ada perubahan harga
g. Melakukan stock opname bulan
h. Membuat laporan hasil stock opname
i. Membuat register alat kesehatan

Wewenang :
a. Menyetujui/menolak perbekalan farmasi yang sesuai / tidak sesuai dengan
permintaan unit-unit terkait
b. Membuat daftar harga untuk RB Duri dan Bagan

3.2.6 SUPERVISOR PELAYANAN RAWAT INAP


Uraian tugas dan tanggung jawab :
a. Menjalankan Formularium Obat Rumah Sakit Santa Maria
b. Melakukan pelayanan kefarmasian untuk pasien rawat inap
c. Memantau ketersediaan perbekalan farmasi untuk pelayanan rawat inap
d. Memeriksa keabsahan dan kelengkapan dokumen penunjang untuk
ditandatangani Penanggung Jawab Ranap dan Rajal
e. Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan rawat inap

Wewenang :
a. Menegur karyawan pelayanan rawat inap jika melakukan kelalaian/kesalahan
b. Memberikan input atas kinerja karyawan pelayanan rajal kepada Penanggung
Jawab Pelayanan Ranap dan Rajal

3.2.7 SUPERVISOR PELAYANAN RAWAT JALAN


Uraian tugas dan tanggung jawab :
a. Menjalankan Formularium Obat Rumah Sakit Santa Maria
b. Melakukan pelayanan kefarmasian untuk pasien rawat jalan
c. Memantau ketersediaan perbekalan farmasi untuk pelayanan rawat jalan
d. Memberikan informasi obat yang perlu disampaikan kepada pasien atau
keluarga pasien pada saat penyerahan obat
e. Memeriksa keabsahan dan kelengkapan dokumen penunjang untuk
ditandatangani Penanggung Jawab Ranap dan Rajal
f. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pelayanan rawat jalan

Wewenang :
a. Menegur karyawan pelayanan rawat jalan jika melakukan kelalaian/kesalahan
b. Memberikan input atas kinerja karyawan pelayanan rajal kepada Penanggung
Jawab Pelayanan Ranap dan Rajal

3.2.8 PENANGGUNG JAWAB PRODUKSI


Uraian tugas dan tanggung jawab :
a. Melakukan pengemasan ulang sediaan non steril
b. Mengontrol ketersediaan perbekalan farmasi yang diproduksi secara non steril
c. Memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi yang diproduksi secara non steril

Wewenang :
Menyetujui permintaan perbekalan farmasi yang akan dikemas ulang

3.2.9 TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN


Uraian tugas dan tanggung jawab :
a. Menelaah resep pasien rawat inap dan rawat jalan yang ditulis oleh
dokter atau dokter gigi
b. Menyiapkan resep bagi pasien rawat inap dan rawat jalan
c. Menyerahkan obat sesuai resep kepada pasien rawat inap dan
rawat jalan
d. Memberikan informasi obat kepada pasien
e. Menerima pembayaran seluruh biaya pemeriksaan pasien rawat
jalan
f. Menyelesaikan administrasi pasien rawat jalan yang dibiayai oleh
perusahaan/asuransi
g. Menginput data pemakaian obat pasien rawat inap
h. Membuat laporan penerimaan uang setiap shiftnya
i. Membuat laporan penunjang lain yang ditugaskan oleh apoteker
Wewenang :
a. Menanyakan kepada dokter penulis resep bila ada hal-
hal yang tidak biasa atau meragukan dalam resep
b. Mengkonfirmasi kepada dokter bila ada
ketidaksesuaian obat dengan formularium
c. Mengganti obat sesuai dengan formularium bila sudah
dikonfirmasi pada dokter penulis resep

3.3 PANITIA FARMASI DAN TERAPI

Di dalam Panitia Farmasi dan Terapi, apoteker bertugas sebagai sekretaris. Tugas
Apoteker dalam Panitia Farmasi dan Terapi yaitu :

a. Menjadi salah seorang anggota panitia (Sekretaris).


b. Menetapkan jadwal pertemuan.

c. Mengajukan acara yang akan dibahas dalam pertemuan.

d. Menyiapkan dan memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk


pembahasan dalam pertemuan.

e. Mencatat semua hasil keputusan dalam pertemuan dan melaporkan pada


pimpinan rumah sakit.

f. Menyebarluaskan keputusan yang sudah disetujui oleh pimpinan kepada


seluruh pihak yang terkait.

g. Melaksanakan keputusan-keputusan yang sudah disepakati dalam pertemuan.

h. Menunjang pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, pedoman penggunaan


antibiotika dan pedoman penggunaan obat dalam kelas terapi lain.

i. Membuat formularium rumah sakit berdasarkan hasil kesepakatan Panitia


Farmasi dan Terapi.

j. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan.

k. Melaksanakan pengkajian dan penggunaan obat.

l. Melaksanakan umpan balik hasil pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat


pada pihak terkait.
Formularium RS Santa Maria adalah himpunan obat yang disetujui oleh Panitia
Farmasi dan Terapi untuk digunakan di RS Santa Maria dan direvisi setahun
sekali. Formularium RS Santa Maria dibuat dalam 2 versi yaitu :
a. Formularium yang memuat komposisi obat
b. Formularium tanpa komposisi obat

3.4 ADMINISTRASI DAN PELAPORAN

Kegiatan administrasi dan pelaporan yang dilakukan di RS Santa Maria yaitu :


a. Laporan Generik setiap bulan ke Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru
b. Laporan Narkotika dan Psikotropika setiap bulan ke Dinas Kesehatan Kota
Pekanbaru
c. Laporan Triwulan ke Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru
d. Laporan Tahunan Farmasi ke Direktur RS Santa Maria
e. Laporan Penerimaan Uang ke Bagian Keuangan RS Santa Maria

BAB IV
SUMBER DAYA FARMASI
d.1 SUMBER DAYA MANUSIA
Personalia Pelayanan Farmasi Rumah Sakit adalah sumber daya manusia
(tenaga kefarmasian) yang melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit yang
termasuk dalam bagan organisasi rumah sakit.

Tenaga kefarmasian terdiri dari :


a. Apoteker sebagai Kepala Instalasi
b. Apoteker pendamping
c. Tenaga Teknis Kefarmasian
d. Pramu

Kompetensi Apoteker :
a. Memiliki Sertifikat Kompetensi yang diperbaharui setiap 5 tahun
b. Wajib memiliki surat tanda registrasi (STRA)
c. Wajib memiliki Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA)
d. Terdaftar di organisasi profesi
e. Mampu melakukan pelayanan kefarmasian
f. Mampu mengorganisir seluruh kegiatan kefarmasian
g. Mampu mengoperasikan komputer dan program rumah sakit

Kompetensi Tenaga Teknis Kefarmasian :


a. Memiliki ijazah sesuai dengan pendidikannya
b. Wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK)
c. Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK)
d. Mampu melakukan pelayanan kefarmasian
e. Mampu mengoperasikan komputer dan program rumah sakit

Jam kerja farmasi :

a. Kepala Instalasi terdiri dari 1 shift yaitu pagi


b. Apoteker Pendamping terdiri dari 2 shift yaitu pagi dan sore yang jadwalnya
diatur tersendiri
c. Tenaga Teknis Kefarmasian terdiri dari 3 shift (24 jam) yang jadwalnya dibuat
oleh apoteker
d. Pramu terdiri dari 2 shift yaitu pagi dan sore yang jadwalnya diatur oleh
apoteker
d.2 FASILITAS DAN PERALATAN
d.2.1 BANGUNAN
Bangunan Instalasi Farmasi RS Santa Maria terdiri dari :
(lihat Lampiran 3. Denah Gedung Utama Instalasi Farmasi dan Lampiran 4.
Denah Gedung Satelit Farmasi)

d.2.2 PERLENGKAPAN
d.2.2.1 Ruang Poli Obat
Dengan lantai keramik, dinding tembok dicat warna putih, plafon dari triplek
dicat putih dengan dilengkapi AC (air conditioner).
Perlengkapan dalam ruang distribusi pelayanan dan peracikan :
a.Rak obat
b. Medical Refrigerator
c.Printer label obat
d. Lemari penyimpanan narkotika dan psikotropik
e.Lemari penyimpanan bahan baku berbahaya
f. Lemari arsip
g. Meja racik
h. Dispenser
i. Blender
j. Gelas ukur
k. Ayakan plastik
l. Batang pengaduk
m. Mesin Kertacu dan perlengkapannya
n. Alat pengemasan untuk obat yang dipuyer
o. Mortir dan stamper dengan berbagai ukuran
p. Wastafel
q. Komputer
r. Alat – alat tulis
s. Kamera CCTV

d.2.2.2 Ruang Satelit Farmasi


Dengan lantai keramik, dinding tembok dicat warna putih, plafon dari triplek
dicat putih dengan dilengkapi AC (air conditioner)
Perlengkapan dalam ruang distribusi pelayanan dan peracikan :
a. Rak obat
b. Medical Refrigerator
c. Printer label obat
d. Mesin Kertacu dan perlengkapannya
e. Lemari penyimpanan narkotika dan psikotropik
f. Lemari penyimpanan bahan baku berbahaya
g. Lemari administrasi dan buku
h. Lemari penyimpanan obat sementara (gudang kecil)
i. Lemari arsip
j. Meja racik
k. Dispenser
l. Blender
m. Gelas ukur
n. Ayakan plastik
o. Batang pengaduk
p. Alat pengemasan untuk obat yang dipuyer
q. Mortir dan stamper dengan berbagai ukuran
r. Wastafel
s. Komputer
t. Alat–alat tulis
u. Kamera CCTV

d.2.2.3 Ruang Perbekalan Farmasi Dan Distribusi


Dengan lantai keramik, dinding tembok dicat warna putih, plafon dari triplek
dicat putih dengan dilengkapi AC (air conditioner)
Fasilitas terdiri dari :
a.Rak obat sesuai dengan jenis obat
b. Medical Refrigerator
c.Lemari narkotika dan psikotropika
d. Lemari penyimpanan bahan baku berbahaya
e.Lemari untuk alat kesehatan
f. Lemari arsip, digunakan untuk menyimpan arsip dengan masa penyimpanan
minimal 3 tahun
g. Komputer
h. Alat- alat tulis
i. Kamera CCTV

d.3 SARANA ADMINISTRASI


a. Komputer
b. Blanko copy resep
c. Blanko Surat Pernyataan
d. Formulir permintaan perbekalan farmasi ke Logistik Farmasi
e. Kemasan, meliputi klip plastik, pot plastik, botol plastik, kertas perkamen,
dan kapsul kosong berbagai ukuran
f. Label etiket putih dan biru
g. Alat tulis kantor
d.4 SARANA INFORMASI
a. Formularium RS Santa Maria Edisi terbaru
b. IIMS dan ISO Edisi terbaru
c. DPHO Askes Edisi terbaru
d. USP DI Vol. 1-3
e. Farmakope Indonesia Edisi 4-5
f. Buku Interaksi Obat
g. Buku Identifikasi Obat
h. Buku Farmakologi dan Terapi Edisi 2-4
i. Buku Panduan Pelayanan Informasi Obat
j. Buku Ilmu Meracik Obat
k. Buku Kumpulan Peraturan Perundang-undangan
Bidang Obat
l. Buku Dasar-dasar pembuatan dan resep-resep obat
suntik
m. Buku Kumpulan Perundang-undangan Bidang
Sediaan Farmasi, Makanan, Alkes dan Bahan Berbahaya
n. Buku Tak Tercampurkannya Obat-obatan
o. Buku Medication Teaching Manual : The Guide to
Patient Drug Information
p. Buku Formularium Nasional Edisi 2 (1978)
q. Buku Handbook on Injectable Drugs

d.5 SARANA PRODUKSI DAN KEAMANAN


a. Tutup kepala
b. Masker
c. Sarung tangan
d. Tabung pemadam kebakaran.

BAB V
PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI

Pengelolaan perbekalan farmasi atau sistem manajemen perbekalan farmasi


merupakan suatu kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai evaluasi yang saling
terkait antara satu dengan yang lain. Kegiatannya mencakup perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan pelaporan, penghapusan,
monitoring dan evaluasi.

5.1 PERENCANAAN
Kegiatan perencanaan perbekalan farmasi di RS Santa Maria diawali dengan
penyusunan formularium rumah sakit. Formularium disusun oleh Panitia Farmasi
dan Terapi. Formularium digunakan sebagai pedoman pengadaan perbekalan
farmasi di RS Santa Maria selama satu tahun.
Kriteria pemilihan perbekalan farmasi yang akan dimasukkan dalam formularium
ditetapkan oleh Panitia Farmasi dan Terapi, antara lain
1. merupakan produk original
2. permintaan dokter
3. kondisi penawaran produk
4. kondisi lain
Untuk pemenuhan kebutuhan tiap ruangan, perencanaan perbekalan farmasi
dilakukan setiap hari dengan mempertimbangkan berdasarkan sisa stok di gudang
farmasi dan pemakaian hari sebelumnya.

e.2 PENGADAAN
Kegiatan pengadaan perbekalan farmasi dilakukan oleh unit Gudang Farmasi
dengan cara melakukan pembelian ke distributor atau PBF yang resmi dan
melakukan proses produksi berupa pengemasan ulang dan pengenceran. Dalam
hal pembelian, maka jumlah maupun jenis perbekalan farmasi yang dipesan ke
distributor dicek ulang dan disetujui oleh kepala instalasi farmasi. Pembelian
dilakukan setiap hari kerja berdasarkan pada permintaan perbekalan farmasi dari
tiap unit dan melihat sisa stok yang ada di gudang.
Proses produksi yang dilakukan berupa pengemasan ulang dan pengenceran.
Pengemasan ulang dilakukan pada sediaan Chlorhexidin sedangkan pengenceran
dilakukan pada sediaan Povidon Iodin. Setiap produk dari proses produksi harus
diberi label yang menerangkan nama produk, komposisi, peringatan dan tanggal
kadaluarsa. Pemberian label dilakukan setiap selesai melakukan kegiatan
produksi.
Kegiatan penerimaan perbekalan farmasi yang telah dipesan dilakukan di gudang
farmasi juga. Perbekalan farmasi harus diterima oleh asisten apoteker yang
memiliki ijin. Semua perbekalan farmasi yang diterima harus diperiksa dan
disesuaikan dengan spesifikasi order yang dilakukan. Selain itu harus diperiksa
juga kondisi dan tanggal kadaluarsa produk.

e.3 PENYIMPANAN
Metoda penyimpanan perbekalan farmasi dilakukan menurut bentuk sediaan
secara alfabetis dengan menerapkan sistem FIFO dan FEFO dan memperhatikan
kondisi penyimpanan yang dianjurkan. Perbekalan farmasi dengan kondisi
penyimpanan pada suhu ruangan diletakkan pada rak-rak masing-masing dan
suhu ruangan diatur dengan AC pada suhu maksimal 25°C. Bahan berbahaya,
obat-obat narkotika masing masing disimpan pada lemari tersendiri dan memiliki
kunci. Sediaan farmasi dengan kondisi penyimpanan pada suhu dingin disimpan
di dalam medical refrigerator yang diatur pada suhu 2-8 °C. Pada setiap
perbekalan farmasi disediakan kartu stok barang tersebut. Metoda penyimpanan
ini harus sama di setiap unit dimana terdapat perbekalan farmasi. Salah satu cara
yang digunakan untuk memantau tata cara penyimpanan perbekalan farmasi
adalah dengan melakukan kegiatan stok opname. Kegiatan stok opname
dilakukan setiap bulan di setiap ruangan. Kegiatan stok opname dikoordinir oleh
instalasi farmasi bekerjasama dengan petugas dari tiap unit. Tujuan melakukan
stok opname adalah untuk menghitung stok barang yang ada, memeriksa
kadaluarsa perbekalan farmasi dan memastikan obat disimpan secara benar. Hasil
stok opname dilaporkan kepada kepala instalasi farmasi dan dievaluasi adanya
barang yang mendekati kadaluarsa,yaitu ditetapkan 6 bulan sebelum daluarsa,
ataupun sudah kadaluarsa. Perbekalan farmasi yang mendekati kadaluarsa dan
sudah kadaluarsa dipisahkan pada satu wadah dan dikembalikan ke gudang
farmasi. Petugas gudang farmasi akan menyortir apakah obat tersebut bisa diretur
ke distributor atau obat tersebut harus dimusnahkan. Pemusnahan dilakukan tiga
kali dalam setahun. Kegiatan pemusnahan ini dikoordinir oleh apoteker. Setiap
kegiatan pemusnahan harus dibuat berita acaranya.

e.4 PENDISTRIBUSIAN
Distribusi perbekalan farmasi merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan
farmasi untuk pelayanan individu bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta
untuk menunjang pelayanan medis.
Pendistribusian obat untuk pasien rawat inap
Proses distribusi obat dilakukan secara sentralisasi di satelit farmasi bagi tiap
individu pasien. Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan Form Daftar
pemakaian Obat dan disertai resep aslinya. Setiap pasien memiliki for masing-
masing. Obat yang telah diberikan selanjutnya disimpan pada rak masing-masing
pasien.
Untuk sediaan infus dan alat kesehatan, didistribusikan setiap hari ke tiap unit
dengan menggunakan Form Permintaan Obat dan Alkes ke Gudang Farmasi
Pendistribusian obat untuk pasien rawat jalan
Proses distribusi obat dilakukan pada 3 lokasi yaitu di satelit farmasi poli
kebidanan, satelit farmasi lantai 2 dan satelit farmasi lantai 1. Satelit farmasi poli
kebidanan khusus melayani resep bagi pasien klinik kebidanan dan kandungan.
Satelit farmasi lantai 2 melayani resep bagi pasien klinik kulit, urologi, internis,
bedah, paru, syaraf, jantung, mata, THT, anak dan ortopedi. Satelit farmasi lantai
1 melayani resep bagi pasien IGD, klinik umum, klinik gigi. Pendistribusian obat
dan alat kesehatan untuk pasien rawat jalan dilakukan setiap hari berdasarkan
Form permintaan obat dan alkes ke gudang farmas ke tiap klinik yang
membutuhkan.

e.5 PERSEDIAAN FARMASI UNTUK KEADAAN DARURAT


Persediaan farmasi untuk keadaan darurat adalah persediaan perbekalan farmasi
yang digunakan untuk menangani kasus darurat di masing-masing ruangan. Jenis
dan jumlah perbekalan farmasi untuk keadaan darurat ditetapkan oleh tiap kepala
ruangan bekerja sama dengan apoteker. Mekanisme pengelolaan perbekalan
farmasi untuk keperluan darurat adalah sebagai berikut ;
1. Perbekalan farmasi harus selalu tersedia, tidak boleh ada
perbekalan farmasi yang kosong
2. Perbekalan farmasi harus dicek setiap kali ada perubahan
penanggung jawab ruangan, misal ada alih jaga dari petugas siang ke malam
dan sebaliknya
3. Perbekalan farmasi yang kosong harus segera diajukan
permintaannya kepada instalasi farmasi.
Persediaan obat dan perbekalan farmasi untuk keadaan darurat diperiksa secara
berkala oleh petugas ruangan bekerja sama dengan tenaga farmasi untuk
menetapkan apakah isinya telah kadaluarsa dan untuk mempertahankan isi pada
jumlah yang memadai.
BAB VI
PENGELOLAAN PENGGUNAAN OBAT

f.1 PERESEPAN DAN PENCATATAN (ORDERING AND TRANSCRIBING)


Pengelolaan kegiatan peresepan dan pencatatan bertujuan untuk menjamin
keamanan pasien dalam penggunaan obat bagi pasien rawat jalan maupun rawat
inap. Setiap kali mendapat terapi baik rawat jalan maupun rawat inap, maka
semua obat yang digunakan tercatat pada status rekam medis masing-masing
pasien. Hanya dokter dan dokter gigi yang memiliki ijin praktek yang boleh
membuat resep bagi pasien.
Pengelolaan peresepan dan pencatatan bagi pasien rawat jalan
Resep dibuat oleh dokter yang memeriksa pasien di klinik yang dikunjungi pasien
tersebut. Resep ditulis oleh dokter pemeriksa pada blangko resep yang telah
disediakan dan disertai data pasien yaitu nomor MR, nama pasien, alamat dan
tanggal lahir pasien sebagai data identifikasi pasien. Terapi obat yang diterima
pasien juga wajib dicatat pada status rekam medis pasien.
Pengelolaan peresepan dan pencatatan bagi pasien rawat inap
Resep bagi pasien rawat inap ditulis oleh dokter yang merawat pasien. Resep
harus ditulis pada blangko resep dan pada status rekam medis pasien. Apabila
dokter meresepkan obat melalui telepon, perawat wajib mengulangi pesanan
dokter tersebut dan menulisnya pada status rekam medis pasien. Untuk meminta
obat tersebut ke instalasi farmasi, perawat harus meminta resep obat itu pada
dokter jaga .

Dokter juga harus mencatat di rekam medis dengan jelas jika ada kondisi khusus
pemakaian obat (misal kondisi PRN, atau lainnya).
Semua resep yang masuk ke instalasi farmasi harus disimpan selama 3 tahun
sebelum dimusnahkan. Pemusnahan resep yang sudah melewati masa simpan
dikoordinir oleh kepala instalasi dan dibuat berita acaranya.

f.2 PENYALURAN OBAT (DISPENSING)


Penyaluran obat adalah proses penyiapan dan penyerahan obat oleh petugas
farmasi kepada pasien bagi pasien rawat jalan dan kepada perawat bagi pasien
rawat inap. Petugas di instalasi farmasi yang boleh menyalurkan obat adalah
tenaga farmasi dan atau tenaga teknis farmasi yang sudah terdaftar dan memiliki
ijin dan sertifikat. Obat disiapkan berdasarkan resep dan untuk pasien rawat inap
obat yang diminta juga harus tertulis pada blangko pemakaian obat pasien yang
dibawa oleh perawat. Petugas farmasi yang menyerahkan obat dan perawat yang
mengambil obat harus menulis nama jelas pada blangko.
Penelaahan resep harus dilakukan oleh petugas farmasi setiap menyiapkan suatu
resep. Hal – hal yang harus ditelaah dari suatu resep yaitu :
e. Nomor MR pasien
f. Identitas pasien : nama, alamat, tanggal lahir, nomor kamar
g. Identitas dokter : nama dokter
h. Ketepatan obat, dosis, frekuensi dan rute pemberian obat
Petugas farmasi harus mengkonfirmasi kepada dokter penulis resep apabila
ditemukan hal yang tidak jelas atau patut dipertanyakan, misalnya ;
a. penulisan resep tidak jelas
b. nama obat ditulis 2 kali
c. jumlah obat tidak jelas
d. bila data identitas pasien tidak sesuai dengan nama yang ditulis dokter
penulis resep
e. signatura obat tidak biasa
f. kondisi lain yang meragukan
Penyiapan resep harus dilakukan di ruangan farmasi sesuai dengan cara yang
telah ditetapkan. Apabila menyiapkan resep berupa racikan obat, petugas harus
menggunakan perlengkapan yang telah ditentukan. Setiap obat yang disiapkan
dimasukkan ke dalam etiket. Etiket obat memuat informasi :
a. nama dan alamat rumah sakit
b. nomor MR pasien
c. nama pasien
d. aturan pakai
e. informasi khusus (misal : bila nyeri, dimasukkan melalui anus, untuk
bibir, dll)
f. nomor telepon/hp rumah sakit
Apabila dokter meresepkan obat yang tidak termasuk dalam formularium atau
ketersediaan obat tidak ada, petugas farmasi harus mengkonfirmasi kepada dokter
penulis resep untuk mengganti dengan obat sejenis. Apabila dokter tidak mau
mengganti dengan obat yang sejenis, petugas farmasi membeli ke apotek lain atas
ijin dari apoteker.

f.3 PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN (ADMINISTRATION)


Petugas yang boleh memberikan obat kepada pasien adalah tenaga farmasi dan
atau tenaga teknis farmasi yang telah terdaftar, memiliki ijin dan sertifikat bagi
pasien rawat jalan. Sebelum memberikan obat kepada pasien ataupun kepada
perawat, petugas farmasi harus memeriksa ulang obat yang telah disiapkan
dengan resep yang ditulis dokter. Hal-hal yang harus diperiksa dan disesuaikan
dengan resep yaitu :
a. Identitas pasien
b. Ketepatan dari obat, dosis, frekuensi dan route pemberian
c. Duplikasi Terapi
d. Alergi atau reaksi sensitivitas yang sesungguhnya maupun yang potensial
e. Interaksi yang sesungguhnya maupun potensial antara obat dengan obat-
obatan lain atau makanan
f. Variasi dari kriteria penggunaan yang ditentukan rumah sakit
g. Berat badan pasien dan informasi fisiologis lain dari pasien
h. Potensi Efek Samping Obat
i. Kontra indikasi yang lain

Pada waktu pemberian obat kepada pasien, petugas yang menyerahkan obat
tersebut harus memberikan dan menjelaskan informasi terkait obat tersebut,
misalnya :
a. Nama dan bentuk sediaan obat
b. Aturan pakai obat
c. Frekuensi penggunaan obat
d. Cara penyimpanan obat
e. Aturan khusus pemakaian obat bila diperlukan
f. Potensi Efek Samping Obat
g. Potensi serta pencegahan interaksi obat dengan Obat OTC dan atau
makanan

f.4 PEMANTAUAN (MONITORING)


Banyaknya jenis obat, jumlah pasien dan jumlah staf rumah sakit merupakan hal
yang potensial bagi terjadinya kesalahan KNC dan KTD. Hal ini menuntut rumah
sakit untuk melakukan monitoring terhadap kejadian KNC dan KTD. Proses
monitoring dilakukan dengan melaksanakan sistem pelaporan insiden KNC atau
KTD menggunakan Formulir Laporan Insiden ke Tim KP di RS. Tahapan proses
pelaporan KTD atau KNC yaitu :
- Staf farmasi yang pertama menemukan insiden/yang terlibat dengan
insiden/yang menerima keluhan insiden melaporkan kepada Apoteker pada
saat itu
- Apoteker membuat laporan KTD atau KNC maksimal 1 x 24 jam
- Formulir Laporan Insiden dilaporkan kepada kepala instalasi farmasi
- Kepala Instalasi menetapkan grading risiko kejadian berdasarkan Risk
Grading Matrix
- Laporan diserahkan kepada Tim KP untuk ditindaklanjuti
- Kepala Instalasi mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan dan
pencegahan insiden

Anda mungkin juga menyukai