Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, dalam kegiatan
belajar mengajar, sehingga mampu mencapai kompetensi yang di harapkan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Medan, Januari 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

Latar Belakang ............................................................................................ i

Daftar Isi...................................................................................................... ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B.Rumusan masalah..................................................................................... 1

BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi Kelompok dan Perilaku Kelompok......................................... 2
B.Teori Pembentukan Kelompok........................................................... 4
C. Bentuk-Bentuk Kelompok....................................................................... 5
D.Struktur dan Perilaku Dalam Kelompok.................................................. 6

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah perusahaan merupakan kerjasama dari tim. Sebuah klub sepak
bola merupakan hasil kerjasama sebuah tim. Bahkan untuk hal-hal yang bersifat
individual pun tetap memerlukan sebuah tim untuk dapat berfungsi secara baik.
Sebagai contoh dapat kita lihat pada olahraga perseorangan seperti olah raga tinju,
lari, golf maupun catur. Kita tidak dapat berhasil mencapai suatu kesuksesan
dalam olah raga tersebut tanpa adanya kerjasama. Seorang atlet tinju, lari, golf,
dan olah raga individu lainnya tetap membutuhkan pelatih, manajer, maupun para
pendukungnya untuk saling bekerjasama dalam mencapai sukses.
Kapan dan di mana pun orang bersama-sama, atau berada dalam
kebersamaan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, itulah sebuah tim. Prioritas
utama sebuah tim apapun adalah untuk belajar berfungsi seefektif dan seefisien
mungkin, sehingga secara individu dan bersama-sama, anggota tim itu dapat
meraih sasaran yang tepat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat meraih
kesuksesan tanpa bekerjasama dengan orang lain.
Dengan latar belakang diatas, maka dalam makalah ini akan dijelaskan
tentang dasar-dasar perilaku kelompok serta pentingnya pembentukan kelompok
tersebut. Sehingga akan kita ketahui apa saja yang dapat kita peroleh dari adanya
kelompok tersebut.

B. Rumusan masalah
1.Definisi kelompok
2 Macam-macam kelompok
3 Dasar-dasar perilaku kelompok
4 Struktur dan perilaku dalam kelompok

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.Definisi Kelompok dan Perilaku Kelompok


a. Definisi kelompok
Sebuah kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang
berinteraksi dan saling bergantung, bergabung untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Kelompok dapat berupa kelompok formal atau non formal. Kelompok
formal adalah kelompok-kelompok yang didefinisikan oleh struktur organisasi,
dengan penentuan tugas berdasarkan penunjukan penugasan kerja.
Dalam kelompok-kelompok formal, perilaku yang harus dianut oleh
seseorang ditetapkan dan diarahkan menuju tujuan-tujuan organisasi. Kelompok
non formal adalah perhimpunan yang tidak terstruktur secara formal mauupun
secara organisasional. Kelompok-kelompok ini adalah formasi-formasi alami
dalam lingkungan kerja yang timbul sebagai respons terhadap kebutuhan akan
kontak sosial.
b. Definisi Perilaku Kelompok
Perilaku kelompok adalah semua kegiatan yang dilakukan dua atau lebih
individu yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling bergantung untuk
menghasilkan prestasi yang positif baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan
diri.
c. Hal-hal mengenai kelompok: peran, norma, status, ukuran, dan kekohesifan.
1. Peran
Istilah ini dimaksudkan sebagai serangkaian pola perilaku yang dikaitkan
erat dengan seseorang yang menempati sebuah posisi tertentu dalam sebuah unit
sosial. Pemahaman atas perilaku peran akan secara dramatis disederhanakan jika
masing-masing dari kita memilih satuperan dan memainkannya secara teratur dan
konsisten. Sayangnya, kita diharuskan memainkan sejumlah ragam peran, baik
dalam pekerjaan maupun di luar pekerjaan kita.
2. Norma

2
Norma adalah standar-standar perilaku yang dapat diterima dalam sebuah
kelompok yang dianut oleh para anggota kelompok. Norma memberi tahu apa
yang harus dan tidak harus dilakukan di bawah keadaan-keadaan tertentu. Dari
sudur seorang individu, norma-norma tersebut memberi tahu apa yang diharapkan
dari seorang Anda dalam situasi-situasi tertentu. Ketika disetujui dan diterima
oleh kelompok, norma berlaku sebagai cara untuk memengaruhi perlaku dari
anggota kelompok dengan kontrol eksternal yang minimum. Norma berbeda antar
kelompok, komunitas, dan masyarakat, tetapi mereka semua memilikinya.
3. Status
Status adalah sebuah posisi atau pangkat yang didefinisikan secara sosial
yang diberikan kepada kelompok atau anggota kelompok oleh orang lain-meresap
dalam setiap masyarakat. Meskipun telah ada banyak usaha, kita hanya mendapat
sedikit kemajuan menuju sebuah masyarakat tanpa kelas. Bahkan kelompok yang
paling kecil akan mengembangkan peran-peran, hak-hak, dan ritual-ritual untuk
membedakan para anggotanya. Status adalah faktor penting dalam memahami
perilaku manusia karena hal ini adalah sebuah motivator signifikan dan memiliki
kensekuensi-konsekuensi perilaku besar ketika individu-individu menerima
perbedaan antara apa yang mereka percaya sebagai status dna apa yang dirasakan
oleh orang lain.
4. Ukuran
Apakah ukuran dari sebuah kelompok memengaruhi perilaku kelompok
secara keseluruhan? Jawaban atas pertanyaan ini pastinya adalah Ya, tetapi
pengaruhnya bergantung pada variabel yang Anda lihat. Sebagai contoh, bukti
yang ada mengindikasikan bahwa kelompok yang lebih kecil lebih cepat dalam
menyelesaikan tugas daripada kelompok yang lebih besar, dan bahwa individu-
individu berkinerja lebih baik dalam kelompok yang lebih kecil. Tetapi, jika
kelompok tersebut terlibat dalam pemecahan masalah, kelompok besar secara
konsisten mendapat nilai yang lebih baik dibandingkan yang lebih kecil.
Salah satu penemuan paling penting yang berhubungan dengan ukuran
sebuah kelompok telah diberi label kemalasan sosial (social loafing). Kemalasan
sosial adalah sebuah kecenderungan para individu untuk mengeluarkan usaha

3
yang lebih sedikit ketika bekerja secara kolektif daripada ketika bekerja secara
individual. Hal tersebut secara langsung bertentangan dengan logika bahwa
produktivitas dari sebuah kelompok sebagai keseluruhan setidaknya harus
seimbang dengan jumlah produktivitas setiap individu dalam kelompok tersebut.
5. Kekohesifan
Kelompok-kelompok berbeda dalam kekohesifan mereka, yaitu, tingkat di
mana para anggotanya saling tertarik dan termotivasi untuk tinggal dalam
kelompok tersebut. Misalnya, beberapa kelompok kerja menjadi kohesif karena
para anggotanya telah menghabiskan banyak waktu bersama, atau ukuran
kelompok yang kecil memfasilitasi adanya interaksi yang tinggi, atau kelompok
tersebut telah mengalami ancaman-ancaman eksternal yang menjadikan mereka
lebih dekat. Kekohesifan penting karena berhubungan dengan produktivitas
kelompok.
Berbagai penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa hubungan
kekohesifan dan produktivitas bergantung pada norma-norma terkait kinerja yang
ditetapkan oleh kelompok. Jika norma-norma terkait kinerja tinggi, kelompok
kohesif akan lebih produktif dibandingkan dengan kelompok yang kurang kohesif.
Namun jika kekohesifan tinggi dan norma kinerja rendah, produktivitas akan
rendah. Jika kekohesifan rendah dan norma kinerja tinggi, produktivitas
meningkat, tetapi lebih sedikit bila dibandingkan pada situasi kekohesifan
tinggi/norma tinggi.

B. Teori Pembentukan Kelompok


Ada beberapa pendapat yang berkaitan tentang teori pembentukan
kelompok, diantaranya adalah:
1. Pendapat dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-
aktivitas, interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan atau emosi). Tiga
elemen ini satu sama lain berhubungan secara langsung, dan dapat dijelaskan
sebagai berikut:

4
(a) Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang dilakukan dengan orang lain
(shared), semakin beraneka interaksi-interaksinya, dan juga semakin kuat
tumbuhnya sentimen-sentimen mereka.
(b) Semakin banyak interaksi-interaksi di antara orang-orang, maka semakin
banyak kemungkinan aktivitas-aktivitas dan sentimen yang ditularkan (shared)
pada orang lain.
(c) Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan
semakin banyak sentimen seseorang dipahami oleh orang lain, maka semakin
banyak kemungkinan ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.
Salah satu teori yang agak menyeluruh penjelasannya tentang
pembentukan kelompok ialah teori keseimbangan (a balance theory of group
formation), yang dikembangkan oleh Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan
bahwa seseorang tertarik kepada yang lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap
di dalam menanggapi suatu tujuan yang relevan satu sama lain.

C. Bentuk-Bentuk Kelompok
1.Kelompok Formal dan Informal
Kelompok formal adalah suatu kelompok yang sengaja dibentuk untuk
melaksanakan suatu tugas tertentu. Anggota-anggotanya biasanya diangkat oleh
organisasi. Dan contoh dari kelompok formal ini antaranya komite atau panitia,
unit-unit kerja tertentu seperti bagian, laboratorium riset dan pengembangan, dll.
Kelompok informal adalah suatu kelompok yang tumbuh dari proses
interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seeorang. Anggota kelompok
diatur dan diangkat, keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu
dan kelompok.
2.Kelompok Terbuka dan Tertutup
Cara lain untuk menggolongkan kelompok lain dengan membedakannya
antara kelompok terbuka dan tertutup.
Kelompok terbuka adalah suatu kelompok yang secara nyata mempunyai
rasa tanggap akan perubahan dan pembaharuan. Sedangkan kelompok tertutup

5
adalah kecil kemungkinannya menerima perubahan dan pembaharuan, atau
mempunyai kecenderungan tetap menjaga kestabilan.
3.Kelompok referensi
Suatu kecenderungan yang positif dari perilaku manusia ini ialah adanya
usaha untuk mencari umpan balik (feedback) tentang dirinya. Sehingga manusia
berkeinginan untuk menilai dirinya, apakah di dalam menjalankan tugas pekerjaan
berhasil atau tidak.
Kelompok referensi ini ialah setiap kelompok di mana seseorang
melakukan referensi atasnya. Orang ini mempergunakan kelompok tersebut
sebagai suatu ukuran (standard) untuk evaluasi dirinya dan atau sebagai sumber
dari nilai dan sikap pribadinya.

D.Struktur dan Perilaku Dalam Kelompok


Struktur suatu kelompok dapat terlihat dari pola hubungan yang berlaku
tetap antara anggota kelompok yang bersangkutan. Pola hubungan ini
menimbulkan kecenderungan pada tiap anggota untuk menempatkan diri mereka
masing-masing pada tempat yang menurut mereka merupakan tempat yang tepat
untuk mereka.
1. Hubungan Antar-Status
Susunan status atau urutan sosial dapat berkembang karena berbagai
sebab. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa status bergantung pada berapa
besar seseorang memberikan sumbangannya bagi tercapainya tujuan. Seseorang
yang merasa mempunyai ‘jasa’ terbesar cenderung berusaha mendapatkan status
yang tinggi.
Susunan status dalam suatu kelompok, dan juga dalam suatu organisasi,
selalu tampil dalam dua wujud, yaitu berupa status formal dan status sosial.
2.Status dan Pola Interaksi Manusia
Fisek dan Ofshe mengemukakan bahwa tingkah laku atau cara berinteraksi
suatu kelompok sering sekali memberikan suatu gambaran mengenai struktur
status dalam kelompok tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seseorang

6
yang banyak mendapatkan interaksi dari yang lain biasanya merupakan pimpinan
kelompok.
Dalam kaitan dengan status dan perilaku dalam organisasi, Nagi
menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Perilaku seseorang selalu disesuaikannya dengan statusnya, terutama oleh
mereka yang mempunyai status yang tinggi.
2. Perilaku seseorang diarahkan untuk lebih meningkatkan statusnya,
terutama oleh mereka yang mempunyai status yang masih rendah.
3. Setiap perubahan yang mengarah kepada penurunan status, akan diartikan
sebagai hukuman, terutama oleh mereka yang mempunyai status yang
tinggi.
4. Setiap perubahan yang dirasakan sebagai pembatasan terhadap usaha
mencari keseimbangan akan diartikan sebagai hukuman.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja
organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh
pekerjaan dalam perusahaan itu, para karyawanlah yang menentukan
keberhasilannya. Sehingga berbagai upaya meningkatkan produktivitas
perusahaan harus dimulai dari perbaikan produktivitas karyawan. Oleh karena itu,
pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam rangka
meningkatkan kinerjanya.
Perilaku kelompok dalam suatu masyarakat dipengaruhi dua proses yang
saling berkaitan, yaitu intregasi sosial dan deferensiasi sosial. Integrasi sosial
lebih kecenderungan saling menarik dan menyesuaikan diri, sedang deferensiasi
sosial lebih ke arah perkembangan sosial yang berlawanan menurut jenis kelamin,
agama dan profesi.
Di lain pihak, organisasi berharap dapat memenuhi standar-standar
sekarang yang sudah ditetapkan serta dapat meningkat sepanjang waktu.
Masalahnya adalah cara menyelaraskan sasaran-sasaran individu dan kelompok
dengan sasaran organisasi; dan jika memungkinkan, sasaran organisasi menjadi
sasaran individu dan kelompok. Untuk itu diperlukan pemahaman bagaimana
orang-orang dalam organisasi itu bekerja serta kondisi-kondisi yang
memungkinkan mereka dapat memberikan kontribusinya yang tinggi terhadap
organisasi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Indrawijaya, Ibrahim Adam. Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru


Algensindo, 2009.

Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi: konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2010.

Robbin, P. Stephen & Judge, A. Timothy. Perilaku Organisasi (Organizational


Behavior. Jakarta: Salemba Empat, 2008.

Anda mungkin juga menyukai