Anda di halaman 1dari 2

FORUM MODUL 6 KEGIATAN BELAJAR 2

PARMAKO-KINETIK
Oleh :
Nama : DENI ISKANDAR, S.Pd
NUPTK : 6544768669130043
NO. Peserta PPG : 18236018010039
Bidang Studi Sertifikasi : 180 – MATEMATIKA
Sekolah Asal : SMKS TARBIYATUL QURRO’
SELAGALAS, MATARAM

PARMAKO-KINETIK
Mungkin kita sering bertanya-tanya “Mengapa dalam proses penyembuhan terhadap
suatu penyakit, kita harus minum obat (misalnya) 3x sehari?” Apakah ada alasannya? Tidak
bolehkah sekalian saja minum, lalu berhenti? Atau bisakah kita minum 1 demi satu saja,
sehingga secara bertahap kita sembuh? Inilah yang menjadi pertnyaan kita.

Andaikan sekarang seseorang sakit, dan dokter hendak menggunakan obat 𝑿 untuk
menyembuhkannya. Andaikan pula informasi dari pabrik obat 𝑿 menyatakan bahwa:
a. Konsentrasi sebesar 80 mg dalam tubuh akan membuat obat 𝑿 efektif dalam
menyembuhkan penyakit yang dimaksud,
b. Konsentrasi dalam tubuh yang melebihi 200 mg akan membuat obat 𝑿 bersifat tidak
efektif bahkan mungkin bersifat racun,
c. Metabolisme tubuh akan mengeliminasi obat 𝑿 tersebut sebesar 10% setiap 4 jam.

Nah berdasarkan atas informasi di atas, dokter “meresepkan” obat 𝑿 secara multi dosis 1
kali sehari (multi dosis = obat tersebut diminum setiap hari sebanyak 1 kali pada waktu yang
tetap).

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut :


1. Jika besar dosis per hari adalah 𝑎 mg dan 𝐾𝑛 adalah konsentrasi obat pada hari ke–𝑛,
nyatakan 𝐾𝑛 dengan 𝐾𝑛−1 dan 𝑎,
2. Nilai equilibrium dari konsentrasi obat 𝑿 dalam tubuh, (Nilai equilibrium (nilai
kesetimbangan) adalah nilai konstan yang dicapai setelah seseorang mengkonsumsi obat
dalam waktu relatif lama)
3. Berapakah besar dosis maksimum yang bisa diberikan (yakni batas maksimum 𝑎) agar
konsentrasi obat 𝑿 tidak melewati batas-batas yang dipersyaratkan pabrik?
4. Setelah berapa harikah secara praktis nilai equilibrium dicapai, berapa nilai equilibriumnya
untuk harga 𝑎 yang anda berikan?
JAWAB
1. Misalkan 𝐾𝑛 = 𝐾(𝑡) menyatakan jumlah obat dalam aliran darah pada saat 𝑡. Asumsikan
laju perubahannya sebanding dengan konsentrasi obat dalam aliran darah. Hal ini
dimodelkan sebagai persamaan diferensial berikut :
𝑑𝐾𝑛
= −𝑘𝐾𝑛
𝑑𝑡
Dengan 𝑘 adalah konstanta positif yang nilainya dapat ditentukan berdasarkan hasil
eksperimen terhadapt obat yang diteliti.
Pasien diberikan dosis awal sebesar 𝑎 dan diasumsikan langsung diserap oleh darah pada
𝑡 = 0, maka hal ini mengakibatkan 𝐾𝑛 = 𝑎 pada saat 𝑡 = 0. Waktu sebenarnya yang
diperlukan untuk penyerapan obat biasanya sangat singkat dibandingkan dengan waktu
pemberian dosis berikutnya. Solusi umum dari bentuk diatas adalah :
𝐾𝑛 = 𝑎𝑒 −𝑘𝑡
Setelah waktu yang ditentukan, misalkan 𝑛, dosis kedua sebesar 𝑎 diberikan kepada
pasien. Sesaat sebelum dosis ini diberikan, yaitu pada saat 𝑡 = 𝑛− , jumlah obat dalam
darah adalah :
𝐾(𝑛− ) = 𝑎𝑒 −𝑘𝑛
Sesaat setelah dosis kedua diberikan, pada waktu 𝑡 = 𝑛+ , maka :
𝐾(𝑛+ ) = 𝑎 + 𝑎𝑒 −𝑘𝑛 = 𝑎(1 + 𝑒 −𝑘𝑛 )
Jumlah obat ini menyusut sesuai dengan persamaan awal dengan kondisi awal :
𝐾𝑛 = 𝑎(1 + 𝑒 −𝑘𝑛 )
Pada saat 𝑡 = 𝑛. Sehingga untuk 𝑡 ≥ 𝑛 dengan mengingat persamaan pertama diperoleh :
𝐾𝑛 = 𝑎(1 + 𝑒 −𝑘𝑛 )𝑒 −𝑘(𝑡=𝑛)
Untuk 𝑡 → 2𝑛, setelah memberikan pasien dosis 𝑎 maka diperoleh :
𝐾(2𝑛− ) = 𝑎(1 + 𝑒 −𝑘𝑛 + 𝑒 −2𝑘𝑛 )
Untuk 𝑡 → 3𝑛, setelah memberikan pasien dosis 𝑎 maka diperoleh :
𝐾(3𝑛− ) = 𝑎(1 + 𝑒 −𝑘𝑛 + 𝑒 −2𝑘𝑛 + 𝑒 −3𝑘𝑛 )
Sehingga, diperoleh untuk
2.

Anda mungkin juga menyukai