2 Resiko terhadap cidera Setelah dilakukan Askep Keselamatan Memberikan posisi yang nyaman untuk Klien:
b/d kerusakan terjadi peningkatan Status injuri 1. Berikan posisi yang aman untuk pasiendengan
neuromuskuler, tekanan keselamatan Injuri fisik meningkatkan obsevasi pasien, beri pengaman
dan disuse tempat tidur
Kriteriahasil : 2. Periksa sirkulasi periper dan status neurologi
1. Bebas dari cidera 3. Menilai ROM pasien
2. Pencegahan Cidera 4. Menilai integritas kulit pasien.
5. 5. Libatkan banyak orang dalam memidahkan
pasien, atur posisi
3 Risikoin feksi b/d 1. Immune Status Infection 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien
ketidakadekuatan 2. Knowledge : Infection Control (Kontrol Lain
pertahanan primer control infeksi) 2. Pertahankan teknik isolasi
(kerusakan kulit, trauma 3. Risk control 3. Batasi pengunjung bila perlu
jaringan lunak, Setelah dilakukan asuhan 4. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci
kerusakan integritas keperawatan selama 1x 24 tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
kulit) Jam pasien menunjukan meninggalkan pasien
tidak terjadi resiko infeksi 5. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
6. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
Kriteria Hasil: tindakan keperawatan
1. Klien bebas dari tanda 7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
dan gejala infeksi Pelindung
2. Mendeskripsikan proses 8. Pertahankan lingkungan aseptik selama
penularan penyakit, pemasangan alat
faktor yang 9. Ganti letak IV perifer dan line central dan
mempengaruhi dressing sesuai dengan petunjuk umum
penularan serta 10. Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan
penatalaksanaannya infeksi kandung kencing
3. Menunjukkan 11. Tingktkan intake nutrisi
kemampuan untuk 12. Berikan terapi antibiotik bila perlu
mencegah timbulnya 13. Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
infeksi 14. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
4. Jumlah leukosit dalam Lokal
batas normal 15. Monitor hitung granulosit, WBC
5. Menunjukkan perilaku 16. Monitor kerentangan terhadap infeksi
hidup sehat 17. Inspeksi kondisi luka / insisi bedah
18. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala
Infeksi
19. Ajarkan cara menghindari infeksi
20. Laporkan kecurigaaninfeksi
4 Hambatan mobilitas fisik 1. Joint Movement : Active Exercise therapy 1. Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan
b/d gangguan 2. Mobility level : ambulation dan lihat respon pasien saat latihan
muskuloskeletal 3. Self care : ADLs 2. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang
4. Transfer performance rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
Setelah dilakukan asuhan 3. Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat
keperawatan selama 1x 24 berjalan dan cegah terhadap cedera
Jam pasien menunjukan 4. Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain
mampu mobilitas tentang teknik ambulasi
5. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
Kriteria Hasil: 6. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs
1. Klien meningkat dalam secara mandiri sesuai kemampuan
aktivitas fisik 7. Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan
2. Mengerti tujuan dan bantu penuhi kebutuhan ADLs pasien.
peningkatan mobilitas 8. Berikan alat bantu jika klien memerlukan.
3. Memverbalisasikan 9. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan
perasaan dalam berikan bantuan jika diperlukan.
meningkatkan kekuatan
dan kemampuan
berpindah
4. Memperagakan
penggunaan alat
5. Bantu untuk mobilisasi
5 Resikosyok b/d 1. Syok prevention Syok 1. Monitor status sirkulasi BP, warna kulit, suhu
hipovolemia (kehilangan 2. Syok management prevention kulit, denyut jantung, HR, dan ritme, nadi
volume darah akibat Setelah dilakukan asuhan perifer, dan kapiler refill.
trauma, fraktur terbuka, keperawatan selama 1x 24 2. Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan
prosedurpembedahan) Jam pasien tidak 3. Monitor suhu dan pernafasan
menunjukkan resiko syok 4. Monitor input dan output
5. Pantau nilai labor : HB, HT, AGD dan elektrolit
Kriteria Hasil : 6. Monitor hemodinamik invasi yng sesuai
1. Nadi dalam batas yang 7. Monitor tanda dan gejala asites
diharapkan 8. Monitor tanda awal syok
2. Irama jantung dalam batas 9. Tempatkan pasien pada posisi supine, kaki
yang diharapkan elevasi untuk peningkatan preload dengan tepat
3. Frekuensi nafas dalam 10. Lihat dan pelihara kepatenan jalan nafas
batas yang diharapkan 11. Berikan cairan IV dan atau oral yang tepat
4. Irama pernapasan dalam 12. Berikan vasodilator yang tepat
batas yang diharapkan 13. Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda dan
5. Natrium serum dalam gejala datangnya syok
batas normal 14. Ajarkan keluarga dan pasien tentang langkah
6. Kalium serum dalam untuk mengatasi gejala syok
batas normal Syok 1. Monitor fungsi neurotogis
7. Klorida serum dalam management 2. Monitor fungsi renal (e.g BUN dan Cr : Lavel)
batas normal 3. Monitor tekanan nadi
8. Kalsium serum dalam 4. Monitor status cairan, input, output
batas normal 5. Catat gas darah arteri dan oksigen
9. Magnesium serum dalam 6. dijaringan
batas normal 7. Monitor EKG, sesuai
10. PH darah serum dalam 8. Memanfaatkan pemantauan jalur arteri untuk
batas normal meningkatkan akurasi pembacaan tekanan darah,
11. Hidrasi sesuai
12. Indicator : 9. Menggambar gas darah arteri dan memonitor
13. Mata cekung tidak jaringan oksigenasi
ditemukan 10. Memantau tren dalam parameter hemodinamik
14. Demam tidak ditemukan (misalnya, CVP, MAP, tekanan kapiler
15. Tekanan darah dalam pulmonal / arteri)
batas normal 11. Memantau faktor penentu pengiriman jaringan
16. Hematokrit dalam batas oksigen (misalnya, PaO2 kadar hemoglobin
normal SaO2, CO), jika tersedia
12. Memantau tingkat karbon dioksida sublingual
dan / atau tonometry lambung, sesuai
13. Memonitor gejala gagal pernafasan (misalnya,
rendah PaO2 peningkatan PaCO2 tingkat,
kelelahan otot pernafasan)
14. Monitor nilai laboratorium (misalnya, CBC
dengan diferensial) koagulasi profil,ABC,
tingkat laktat, budaya, dan profil kimia)
15. Masukkan dan memelihara besarnya kobosanan
akses IV
6 Gangguan integritas 1. Tissue integrity : skin Pressure ulcer 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian
jaringan b/d prosedur and mucous prevention yang Ionggar
bedah 2. Wound healing : wound care 2. Jaga kulit agar tetap bersih dan kering
primary and secondary 3. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap
intention dua jam sekali
Setelah dilakukan asuhan 4. Monitor kulit akan adanya kemerahan
keperawatan selama 1x 24 5. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada
Jam pasien menunjukan daerah yang tertekan
Kerusakan integritas jaringan 6. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
tidak terjadi 7. Monitor status nutrisi pasien
Kriteria Hasil: 8. Memandikan pasien dengan sabun dan air
1. Perfusi jaringan normal hangat
2. Tidak ada tanda-tanda 9. Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman
infeksi luka, jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi
3. Ketebalan dan tekstur lokal, formasi traktus
jaringan normal 10. Ajarkan keluarga tentang luka dan perawatan
4. Menunjukkan luka
pemahaman dalam proses 11. Kolaborasi ahli gizi pemberian diet
perbaikan kulit dan 12. TKTP( tinggi kalori tinggi protein)
mencegah terjadinya 13. Cegah kontaminasi fese dan urin
cidera berulang 14. Lakukan tehnik perawatan luka dengan steril
5. Menujukkan terjadinya 15. Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada
proses penyembuhan luka luka
16. Hindari kerutan pada tempat tidur
7 Sindrom kurang SetelahdilakukanAskepkebut Bantuan perawatan diri
perawatan diri b/d uhanADLs terpenuhi 1. Monitor
hilangnya kemampuan KriteriaHasil: kemampuanpasienterhadapperawatandiri
menjalankan aktivitas 1. Pasiendapatmelakukanakti 2. Monitor kebutuhanakan personal hygiene,
vitassehari-hari. berpakaian, toileting danmakan
2. Kebersihandiripasienterpe 3. Beribantuansampaipasienmempunyaikemapuanu
nuhi ntukmerawatdiri
4. Bantu pasiendalammemenuhikebutuhannya.
5. Anjurkanpasienuntukmelakukanaktivitassehari-
harisesuaikemampuannya
6. Pertahankanaktivitasperawatandirisecararutin
8 kurang pengetahuan b/d 1. Pengetahuan : Proses Pengajaran : 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan
kurang informasi, penyakit proses penyakit proses penyakit yang spesifik
kurang sumber 2. Pengetahuan : Perilaku 2. Jelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana
pengetahuan, kesehatan hubungannya dengan anatomi dan fisiologi,
keterbatasan kognitif 3. Pengetahuan : sesuai kebutuhan
pengobatan 3. Review pengetahuan pasien mengenai
Setelah dilakukan asuhan kondisinya
keperawatan selama 1x 24 4. Kenali pengetahuan pasien mengenai
Jam pasien menunjukan kondisinya
bertambahnya ilmu 5. Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari
pengetahuan tentang penyakit penyakit, sesuai kebutuhan
pasien dengan 6. Jelaskan mengenai proses penyakit, sesuai
Kriteria hasil : kebutuhan
1. Pasien dan/ atau keluarga 7. Identifikasi kemungkinan penyebab, sesuai
mengetahui karakter kebutuhan
spesifik penyakit, factor- 8. Beri informasi kepada keluarga/ orang yang
faktor penyebab dan factor penting bagi pasien mengenai perkembangan
yang berkontribusi, factor pasien, sesuai kebutuhan
risiko, efek fisiologis 9. Berikan informasi mengenai pemeriksaan
penyakit, tanda dan gejala diagnostic yang tersedia, sesuai kebutuhan
komplikasi penyakit. 10. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
2. Benar dalam pemberian mungkin diperlukan untuk mencegah
obat. komplikasi di masa yang akan dating dan/ atau
mengontrol proses penyakit
11. Jelaskan alasan di balik manajemen/ terapi/
penanganan yang direkomendasikan
12. Instruksikan pasien mengenai tindakan untuk
mencegah/ meminimalkan efek samping
penanganan dari penyakit, sesuai kebutuhan
13. Edukasi pasien mengenai tanda dan gejala yang
harus dilaporkan kepada petugas kesehatan,
sesuai kebutuhan
3 Risiko infeksi b/d 1. Immune Status Infection 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai
ketidakadekuatan 2. Knowledge : Infection Control (Kontrol pasien lain
pertahanan primer control infeksi) 2. Pertahankan teknik isolasi
(kerusakan integritas kulit) 3. Risk control 3. Batasi pengunjung bila perlu
Setelah dilakukan asuhan 4. Instruksikan pada pengunjung untuk
keperawatan selama 1x 24 mencuci tangan saat berkunjung dan
Jam pasien menunjukan setelah berkunjung meninggalkan
tidak terjadi resiko infeksi pasien
Kriteria Hasil: 5. Gunakan sabun antimikrobia untuk
1. Klien bebas dari tanda dan cuci tangan
gejala infeksi 6. Cuci tangan setiap sebelum dan
2. Mendeskripsikan proses sesudah tindakan keperawatan
penularan penyakit, faktor 7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai
yang mempengaruhi alat pelindung
penularan serta 8. Pertahankan lingkungan aseptik selama
penatalaksanaannya pemasangan alat
3. Menunjukkan kemampuan 9. Ganti letak IV perifer dan line central
untuk mencegah dan dressing sesuai dengan petunjuk
timbulnya infeksi umum
4. Jumlah leukosit dalam 10. Gunakan kateter intermiten untuk
batas normal menurunkan infeksi kandung kencing
5. Menunjukkanperilakuhidu 11. Tingktkan intake nutrisi
psehat 12. Berikan terapi antibiotik bila perlu
13. Infection Protection (proteksi terhadap
infeksi)
14. Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
15. Monitor hitung granulosit, WBC
16. Monitor kerentangan terhadap infeksi
17. Inspeksi kondisi luka / insisi bedah
18. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
19. Ajarkan cara menghindari infeksi
20. Laporkan kecurigaan infeksi
4 Hambatan mobilitas fisik 1. Joint Movement : Active Exercise therapy 1. Monitoring vital sign sebelum/sesudah
b/d gangguan 2. Mobility level : ambulation latihan dan lihat respon pasien saat
muskuloskeletal 3. Self care : ADLs latihan
4. Transfer performance 2. Konsultasikan dengan terapi fisik
Setelah dilakukan asuhan tentang rencana ambulasi sesuai dengan
keperawatan selama 1x 24 kebutuhan
Jam pasien menunjukan 3. Bantu klien untuk menggunakan
mampu mobilitas tongkat saat berjalan dan cegah
Kriteria Hasil: terhadap cedera
1. Klien meningkat dalam 4. Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan
aktivitas fisik lain tentang teknik ambulasi
2. Mengerti tujuan dan 5. Kaji kemampuan pasien dalam
peningkatan mobilitas mobilisasi
3. Memverbalisasikan 6. Latih pasien dalam pemenuhan
perasaan dalam kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai
meningkatkan kekuatan kemampuan
dan kemampuan 7. Dampingi dan Bantu pasien saat
berpindah mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan
4. Memperagakan ADLs pasien.
penggunaan alat 8. Berikan alat bantu jika klien
5. Bantu untuk mobilisasi memerlukan.
(walker) 9. Ajarkan pasien bagaimana merubah
posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan.
5 Gangguan integritas 1. Tissue integrity : skin Pressure ulcer 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan
jaringan b/d prosedur and mucous prevention pakaian yang Ionggar
bedah 2. Wound healing : wound care 2. Jaga kulit agar tetap bersih dan kering
primary and secondary 3. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)
intention setiap dua jam sekali
Setelah dilakukan asuhan 4. Monitor kulit akan adanya kemerahan
keperawatan selama 1x 24 5. Oleskan lotion atau minyak/baby oil
Jam pasien menunjukan pada daerah yang tertekan
Kerusakan integritas jaringan 6. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
tidak terjadi 7. Monitor status nutrisi pasien
Kriteria Hasil : 8. Memandikan pasien dengan sabun dan
1. Perfusi jaringan normal air hangat
2. Tidak ada tanda-tanda 9. Observasi luka : lokasi, dimensi,
infeksi kedalaman luka, jaringan nekrotik,
3. Ketebalan dan tekstur tanda-tanda infeksi lokal, formasi
jaringan normal traktus
4. Menunjukkan 10. Ajarkan keluarga tentang luka dan
pemahaman dalam proses perawatan luka
perbaikan kulit dan 11. Kolaborasi ahli gizi pemberian diet
mencegah terjadinya 12. TKTP( tinggi kalori tinggi protein)
cidera berulang 13. Cegah kontaminasi fese dan urin
5. Menujukkan terjadinya 14. Lakukan tehnik perawatan luka dengan
proses penyembuhan luka steril
15. Berikan posisi yang mengurangi
tekanan pada luka
16. Hindari kerutan pada tempat tidur