Abstract. The logistic growth model with time delay has developed from the classical logistic
model, where as in the growth logistic model with time delay, the growth process delay from a
population is calculated. This delay cause population decrease then increase so oscillation appears
in population growth. So, the solution is not a monotonous function. The result of analysis indicate
that the logistic growth model with time delay have two equilibrium points. Each equilibrium
points is analyzed for their stability based on time delay variation on the population growth. The
longer time delay in the population growth can cause the unstable growth, hence the population
decrease and become extinct.
43
Jurnal Matematika Vol. 11, No.1, April 2008:43-51
44
Henny M. Timuneno, R. Heri Soelistyo Utomo, dan Widowati Model Pertumbuhan Logistik ... )
45
Jurnal Matematika Vol. 11, No.1, April 2008:43-51
N E = 0 atau α − β N E = 0 , dN1 (t ) r
= rN1 (t ) − N1 (t )ε N1 (t − τ ) . (14)
β NE = α , dt K
Dengan mengabaikan bentuk nonlinear
α r ∆t
NE = = =K . r
β r − N1 (t )ε N1 (t − τ ) , maka diperoleh
∆t K
K
dN1 (t )
= rN1 (t ) . Solusi dari persamaan
2.3 Analisa Kesetimbangan pada dt
Model Pertumbuhan Logistik tersebut adalah N1 (t ) = cert . Dari solusi yang
dengan Waktu Tunda dihasilkan, hal ini menunjukan bahwa
Model pertumbuhan logistik populasi bertumbuh secara ekponensial dan
dengan waktu tunda pada persaman (10) tidak mengarah ke titik kesetimbangan
dapat ditulis sebagai berikut N (t ) = 0 . Sehingga solusi kesetimbangan di
N (t + ∆t ) − N (t ) = N (t ) [α − β N (t − τ ) ] titik N (t ) = 0 merupakan kesetimbangan
(12) tidak stabil.
r Selanjutnya akan dilakukan proses per-turbasi
dengan α = r ∆t dan β = ∆t .
K di titik kesetimbangan N (t ) = K .
Model pertumbuhan logistik
dengan waktu tunda di atas mempunyai 2.3.2 Perturbasi di sekitar titik kesetim-
dua titik kesetimbangan yaitu pada titik bangan N (t ) = K
N (t ) = 0 dan titik N (t ) = K , untuk Perturbasi di sekitar titik kesetim-
setiap t. bangan N (t ) = K untuk model logistik diskrit
Untuk menganalisa masing- ditulis sebagai berikut
masing titik kesetimbangan, dilakukan N m = K + ε ym ,
proses linearisasi pada persamaan non-
εy m ≤ K (15)
linear. Proses linearisasai dilakukan di
persekitaran titik kesetimbangan dengan ε ym adalah perubahan dari titik kesetim-
meng-gunakan prosedur perturbasi. bangan N (t ) = K . Selanjutnya persamaan
Pada proses perturbasi ini, parameter (15) disubstitusikan ke dalam persamaan (11)
perturbasi ε yang digunakan sangat sehingga menghasilkan
kecil (0 < ε ≤ 1) sehingga ini akan K + εy m +1 − ( K + εy m ) = ( K + εy m )
mengakibatkan sangat dekat dengan (α − β ( K + εy m −1 ))
titik kesetimbangan (equilibrium). K + ε y m +1 − K − ε y m = ( K + ε y m )
(α − β K − εβ y m −1 )
2.3.1 Perturbasi di sekitar titik
εy m +1 − εy m = ( K + εy m )(r∆t − r∆t − εβy m −1 )
kesetim-bangan N (t ) = 0
εy m +1 − εy m = −εβy m −1 ( K + εy m )
Perturbasi di sekitar titik kesetim-
bangan N (t ) = 0 ditulis sebagai berikut εy m +1 − εy m = (−εβy m −1K ) − (εβy m −1εy m ) .
Dengan mengabaikan bentuk nonlinear
N (t ) = 0 + ε N1 (t ) , (13)
− β ym −1 (ε ym ) maka diperoleh persamaan
ε N1 (t ) adalah perubahan dari titik
berikut
kesetimbangan N (t ) = 0 . Selanjutnya
ym +1 − ym = −α ym−1 . (16)
persamaan (13) disubstitusikan kedalam
persamaan (4) sehingga menghasilkan dengan α = β K .
ε dN1 (t ) r Persamaan (16) diatas merupakan
= ε N1 (t )[r − ε N1 (t − τ )] , persamaan differensi koefisien konstan linear.
dt K
Untuk dapat menentukan perilaku di sekitar
titik kesetimbangan, maka terlebih dahulu
equivalen
dilakukan analisa pada persamaan (16).
46
Henny M. Timuneno, R. Heri Soelistyo Utomo, dan Widowati Model Pertumbuhan Logistik ... )
47
Jurnal Matematika Vol. 11, No.1, April 2008:43-51
48
Henny M. Timuneno, R. Heri Soelistyo Utomo, dan Widowati Model Pertumbuhan Logistik ... )
49
Jurnal Matematika Vol. 11, No.1, April 2008:43-51
ω ( t + T ) = ωt + 2π ,
2
r εt 2π 2π
N1 (t ) = Re c exp T= = ,
π2 ω r +σ
1 +
4 2π 2π
T= 2
≈
r επ r
r−
π 2
cos t r − r 2 επ 2
r επ 2 1 +
+ i sin t r −
π 2τ π 2τ 4
21 + 21 +
4 4 Dari perhitungan periode di atas maka
dapat diperoleh periode osilasi untuk nilai
π
2 τ= adalah sebesar 4τ .
r εt 2r
N1 (t ) = c exp
π2 π
1 + d. Kasus τ =
4 2r
π
Nilai τ = adalah nilai bifurkasi, yakni
2r
cos t r − r 2επ nilai yang mengubah suatu keadaan
(28)
π2 setimbang stabil berubah menjadi suatu
21 + keadaan setimbang yang tidak stabil.
4
Dalam hal ini jika waktu tunda τ
Untuk nilai ε yang bernilai π
meningkat melebihi nilai bifurkasi τ =
,
π 2r
negatif atau pada τ < , solusi
2r maka keadaan setimbang menjadi tidak
berosilasi dan menuju ke nol. Hal ini π
stabil. Untuk τ=belum bisa
berarti bahwa solusi mengarah ke 2r
kesetimbangan populasi, sehingga ditentukan kestabilannya dan perlu
π pengkajian lebih mendalam mengenai
untuk τ < kesetimbangan stabil.
2r bifurkasi.
π
Untuk nilai ε = 0, atau pada τ = , 3. PENUTUP
2r
solusinya merupakan suatu fungsi Berdasarkan pembahasan mengenai
cosines yang osilasinya stabil dan tidak model pertumbuhan logistik dengan waktu
mengarah ke titik kesetimbangan. tunda dapat disimpulkan bahwa penundaan
Untuk ε > 0 , semakin besar nilai ε dalam pertumbuhan populasi yang mengikuti
yang dipakai berarti τ (waktu tunda) model pertumbuhan logistik menyebabkan
juga semakin besar. Untuk τ yang terjadinya osilasi sehingga mempengaruhi
kestabilan di sekitar titik kesetimbangan.
π
semakin besar ( τ > ) solusi ber- Model pertumbuhan logistik dengan waktu
2r tunda setimbang pada jumlah populasi nol
osilasi semakin besar dan menjauhi titik dan pada jumlah populasi yang sama dengan
kesetimbangan. Hal ini berarti Carrying capacity. Pada jumlah populasi nol,
kesetimbangan menjadi tidak stabil. keadaan setimbangnya tidak stabil. Untuk
Jika periode dari solusi yang jumlah populasi yang sama dengan Carrying
berosilasi di atas adalah T dan periode capacity keadaan setimbangnya stabil untuk
untuk fungsi trigonometri adalah 2π π
maka T dapat ditentukan melalui waktu tunda yang kurang dari , dan tidak
2r
cos ω ( t + T ) = cos ωt + 2π , stabil untuk waktu tunda yang lebih besar dari
50
Henny M. Timuneno, R. Heri Soelistyo Utomo, dan Widowati Model Pertumbuhan Logistik ... )
51