Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI LAUT

DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN


PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
UPTD PUSKESMAS BANGGAI
Jl. Pattimura No. 177 Telp (0462) 21218 Banggai 94891

NOTULEN
Nama Lokmin Tribulanan Lintas Sektor
:
Pertemuan
Tempat Balai Pertemuan Umum (BPU)
:
Pelaksanaan
Tanggal 04 Juni 2018
:
Pelaksanaan
Waktu 09:00
:
Pelaksanaan
Pelaksana 1. Pimpinan Rapat : Zaenab U. Hamid, SST. MM
2. Pembawa Acara : Lusiana U. Bay, Str. Keb
3. Notulis : Yulianti BS. SKM
4. Peserta : 1. Kepala Dinas Kesehatan dan PPKB
2. Kepala Bidang Dinas Kesehatan dan
PP-KB
3. Kepala Seksi Dinas Kesehatan dan
PP-KB
4. Camat Banggai
5. Danramil 1308
6. Kapolsek Banggai
7. Lurah di Wilayah kerja UPTD
:
Puskesmas Banggai
8. Kepala Desa di Wilayah kerja UPTD
Puskesmas Bnggai
9. Ketua RT
10. Kader Posyandu, PTM, Lansia
11.- Kepala Sekolah Tk dan Paud
- Kepala Sekolah SD Sederajat
- Kepala Sekolah SMP Sederajat
- Kepala Sekolah SMA Sederajat
12. Kepala BPJS Cabang Banggai
13. Kepala BUMN
14. Ketua Tim Penggerak PKK
Kecamatan
15. Kepala Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan
16. BKKBN
17. Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat
18. Ketua Karang Taruna

Susunan 1. Pembukaan
Acara - Menyayikan Lagu Indonesia Raya
: 2. Sambuatan-sambutan
- Sambutan Camat Banggai
- Sambutan Kepala Dinas Kesehatan, PP dan KB
Hasil
:
Pertemuan

Banggai, 2018

Mengetahui, Notulis
Kepala UPTD Puskesmas Banggai

Zaenab U. Hamid, SST.,MM ________________________


Nip. 19771208 200312 2 010
DAFTAR ISI

Kata sambutan Kata Pengantar Daftar Isi I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang B.


Tujuan C. Sasaran D. Ruang Lingkup E. Landasan Hukum F. Pengertian
II.PENGENALAN POTENSI BAHAYA DI PUSKESMAS DAN MASALAH YANG
DITIMBULKANNYA A. Potensi Bahaya B. Hirarki Pengendalian III.PELAKSANAAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PUSKESMAS A. Tahap Perencanaan
B. Tahap Pelaksanaan C. Tahap Pengawasan ,pemantauan dan evaluasi IV.STANDAR
PRECAUSTION DI PUSKESMAS A. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang B.
Pemakaian sarung tangan dan alat pelindung diri C. Pengelolaan jarum dan alat untuk
mencegah perlukaan D. Penatalaksanaan peralatan E. Pengelolaan limbah dan sanitasi
puskesmas F. Penatalaksanaan tertusuk jarum bekas/benda tajam V.INDIKATOR
KEBERHASILAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS
VI.PENUTUP Lampiran evaluasi pelaksanaan K3 di Puskesmas Ceklis manajemen K3
di Puskesmas SPO pengelolaan limbah padat di Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Deklarasi Alma Alta Tahun 1978 mengakui akan pentingnya petugas
kesehatan untuk memelihara kesehatan di lenkungan kerjanya.petugas puskesmas di
kebanyakan negara berkembang tidak terlatih dalam hal pencegahan dan pengendalian
sederhana terhadap berbagai masalah kesehatan kerja. Mengingat potensi bahaya
yang tinggi bagi petugas puskemas maka Pedoman Kesehatan dan keselamatan kerja
ini dapat dijadikan acuan terhadap perlindungan kesehatan petugas kesehatan . Salah
satu teknik pengelolaan resiko penularan penyakit di puskesmas adalah dengan
penerapan standar precaution. B. Tujuan Tujuan Umum :Menciptakan lingkungan kerja
yang aman ,sehat dan produktif untuk petugas puskesmas,pasien
,pengunjung/pengantar pasien,masyarakat dan lingkungan sekitar pasien. Khusus a.
Terbentuknya kelompok kerja atau tim sebagai penanggung jawab kegiatan
keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas. b. Teridentifikasinya potensi
bahaya/resiko dan cara pengendaliannya. c. Tersusunnya rencana kerja keselamatan
dan kesehatan kerja di Puskesmas. d. Terlaksanaya kegiatan keselamatan dan
kesehatan kerja di Puskesmas. e. Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan
keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas. C. Sasaran Sasaran pedoman ini
adalah petugas puskesmas dan pengguna jasa puskesmas. D. Ruang Lingkup 1.
Pengenalan potensi bahaya di puskesmas dan masalah kesehatan yang
ditimbulkannya. f. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas. 2.
Standard Precaution di Puskesmas 3. Indikator keberhasilan E. Landasan Hukum 1. UU
no 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. UU no 13 Tahun 2003 tentang ketenaga
kerjaan 3. UU no 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup 4. UU no no 36
Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan 5. Peraturan Pemerintah no 18 Tahun 1999
tentang Pengelolaan limbah berbahaya 6. Permenkes no 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat F. Pengertian 1. Bahaya adalah suatu potensi yang dapat
menimbulkan kerugian ,gangguan kesehatan,cidera,kerusakan properti dan lingkungan
atau kerugian dalam produksi.
2. Kesehatan kerja adalah suatu layanan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat
kesehatan (fisik,mental dan sosial ) yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua
jabatan,pencegahan,penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan
dari resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan,penempatan dan pemeliharaan
pekerjaan dalam suatu lingkungan kerja yang adaptasi antara pekerjaan dan manusia
dengan jabatannya 3. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa dengan
unsur unsur tidak terduga dan ruda paksa ,kecacatan dan kematian disamping
menimbulkan kerugian dan atau kerusakan properti 4. Kesehatan dan keselamatan
kerja adalah upaya memberikan jaminan kesehatan,keselamatan dan peningkatan
derajat kesehatan pekerja ,dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja ,promosi kesehatan,pengobatan dan rehabilitasi. 5. Manajemen resiko adalah
proses pengendalian resiko secara berkelanjutan mulai dari identifikasi ,penilaian resiko
,penetapan program pengendalian,pelaksanaan program pengendalian,monitoring dan
evaluasi resiko. 6. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten
7. Penyakit akibat kerja adalah setiappenyakit diakibatkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja. 8. Penilaian resiko adalah proses perkiraan kemungkinan terjadinya
suatu kejadian yang tidak diinginkan dan besarnya akibat dalam jangka waktu tertentu
9. Resiko adalah kesempatan untuk terjadinya cedera kerugian dari suatu bahaya,atau
kombinasi dari kemungkinan dan akibat. 10.Resiko kesehatan adalah besarnya
kemungkinan yang dimiliki oleh suatu bahan,proses atau kondisi untuk menimbulkan
kesakitan ,gangguan kesehatan,dan penyakit akibat kerja yang dipengaruhi oleh
magnitude of hazard (konsentrasi dan dosis)efek rating (tingkat dampak,fatality,very
serious,serious,moderate.low,trivial)probabilitas,frekwensi pajanan,durasi pajanan.
11.Standar operasional prosedur adalah penetapan standar pelaksanaan pekerjaan
baik secara resmi maupun tidak resmi oleh manajemen tentang tahapan kegiatan yang
akan dilaksanakan pekerjaan sebagai acuan dalam bekerja. 12.Standar precaution
yaitu pengurangan terjadinya penyakit infeksi yang disebabkan oleh penularan kontak
langsung terhadap bahan infeksius maupun alat yang tidak steril atau mengandung
bahan infeksius.

BAB II. PENGENALAN POTENSI BAHAYA DI PUSKESMAS DAN MASALAH YANG


DITIMBULKANNYA A. Potensi Bahaya Puskesmas sebagai tempat kerja mempunyai
potensi bahaya beragamterhadap kesehatan,terdapat disemua tempat baik didalam
maupun diluar gedung yang dapat timbul dari lingkungan tempat kerja,proses kerja,cara
kerja,alat dan bahan kerja yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. tujuan dari
pengenalan potensi bahaya di puskesmas dan masalah yang ditimbulkannya adalah
agar petugas puskesmas dapat melakukan pengendalian resiko dengan benar
sehingga terhindar dari berbagai masalah yang ditimbulkan akibat pekerjaan. 1. Potensi
Bahaya Umum; Yaitu potensi bahaya yang sama terdapat disemua ruangan ,al: N o
Potensi Bahay a Jenis Bahaya Masalah Kesehatan/kecelakaan kerja 1 fisisk
Pencahayaan Suhu kelembaban ventilasi gangguan mata
kepanasan/kedinginan stress pengap 2 Biologi lalat,kecoa,tikus,nyamu k, kucing
diare,pes,malaria,dbd,typhoi d, torch 3 Ergono mi Posisi duduk terlalu lama > 6 jam.
Posisi berdiri terlalu lama > 4 jam Gangguan musculoskeletal 4 Psikosos ial
Hubungan antara petugas Beban kerja Shift kerja kesejahteraan stres kerja
dan kelelahan 5 Sanitasi sampah non medis air bersih jamban Pencemaran
lingkungan,penularan penyakit infeksi 6. Gaya Pola makan Gangguan gizi
hidup Olah raga Merokok Perilaku kerja

PTM Gangguan paru PAK/KAK

7 Konstruk si banguna n

Bangunan Pintu masuk/keluar Tata letak ruangan Ukuran ruangan Kabel listrik
terkelupas Instalasi listrik tak standar Hubungan arus pendek Beban listrik
berlebihan

Kecelakaan akibat tertimpa,tersandung,terpel eset,tertabrak Kenyamanan


terganggu Luka setrum,bakar Kebakaran

2.Potensi bahaya khusus

Lokasi Potensi Bahaya

Jehis bahaya Masalah Kesehatan/kecelakaan kerja

Poli umum Kecelakaa n kerja

Benda tajam,alat medis

Tertusuk,tersayat,ced era

biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll

infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a

kimia desinfektan,mercur i

gangguam SSP

ergonomi posisi janggal musculoskeletal disorder Poli Gigi Kecelakaa n kerja


Benda tajam,alat medis Tertusuk,tersayat,ced era biologi mikroorganisme,vir
us bakteri dll infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a kimia
mercuri,amalgam, silikat,klor etil,clorin gangguam SSP, ginjal, dermatitis

ergonomi posisi janggal musculoskeletal disorder fisik getaran,bising


renauld syndrom.pendengara n Psikososial Bekerja yang monoton Stres kerja
KIA/KB Kecelakaa n kerja Benda tajam,alat medis Tertusuk,tersayat,ced era
biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll infeksi hepatitis,tbc,cacar
air,influenza,HIV,ebol a, jamur kimia mercuri,clorin gangguam SSP, ginjal,
dermatitis ergonomi posisi janggal musculoskeletal disorder Psikososial
Bekerja yang monoton Stres kerja Ruang tindakan Fisik Benda tajam,alat medis
Tertusuk,tersayat,ced era biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll infeksi
hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a, jamur kimia mercuri,klor
etil,clorin,desinfe ktan gangguam SSP, ginjal, dermatitis ergonomi posisi janggal
musculoskeletal disorder Psikososial Situasi gawat Stres kerja
UGD Fisik Benda tajam,alat medis

Tertusuk,tersayat,ced era

biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll

infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol

a, jamur

kimia mercuri,klor etil,clorin,desinfe ktan

gangguam SSP, ginjal, dermatitis

ergonomi posisi janggal musculoskeletal disorder Psikososial Situasi gawat


Stres kerja

Ruang Persalinan

Fisik Benda tajam,alat medis

Tertusuk,tersayat,ced era

biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll

infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a, jamur

kimia mercuri,klor etil,clorin,desinfe ktan

gangguam SSP, ginjal, dermatitis

ergonomi posisi janggal musculoskeletal disorder Psikososial Situasi gawat


Stres kerja

Laboratori um

Fisik Benda tajam,alat medis,api

Tertusuk,tersayat,ced era, kebakaran

biologi mikroorganisme,vir us bakteri,spora dll

infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a, jamur

kimia desinfektan, reagen

gangguam SSP, ginjal, dermatitis

ergonomi posisi janggal,statis,visu al acuity


musculoskeletal disorder

Psikososial Beban kerja Stres kerja

Apotik Fisik Pencahayaan,ventil asi

Tertusuk,tersayat,ced era

biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll

infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a, jamur

kimia debu obat, desinfektan

keracunan, dermatitis

ergonomi posisi janggal musculoskeletal disorder Psikososial Beban kerja


Stres kerja

Ruang konsultasi

Fisik Tata letak ruangan Kecelakaan kerja,tersandung biologi


mikroorganisme,vir us bakteri dll infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a,
jamur ergonomi posisi janggal.duduk lama musculoskeletal disorder
Psikososial Hubungan petugas pasien Stres kerja

Gudang Obat

Fisik Suhu ,kelembaban, ruangan sempit

Kelelahan, tertimpa

biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll

infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a, jamur

kimia desinfektan, debu obat,larutan

keracunan, dermatitis

ergonomi angkat-angkat musculoskeletal disorder Psikososial Beban kerja


Stres kerja

Gudang alat

Fisik Suhu ,kelembaban, ruangan sempit

Kelelahan, tertimpa
biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll

infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a, jamur ergonomi angkat-angkat


musculoskeletal disorder Loket Fisik Suhu ,kelembaban, ruangan sempit
Kelelahan, tersayat kimia debu dermatitis. Iritasi mata ergonomi posisi
janggal.duduk lama musculoskeletal disorder Psikososial Hubungan petugas
pasien Stres kerja Ruang administra si Fisik Suhu ,kelembaban, ruangan sempit,
komputer Kelelahan, terbentur,mata lelah ergonomi posisi janggal.duduk lama
musculoskeletal disorder Psikososial Hubungan petugas pasien Stres kerja
Ruang rapat Fisik Suhu ,kelembaban, ruangan sempit, komputer Kelelahan,
terbentur,mata lelah ergonomi posisi janggal.duduk lama musculoskeletal
disorder Ruang Perawatan Fisik Benda tajam,alat medis Tertusuk,tersayat,ced
era kimia mercuri,klor etil,clorin,desinfe ktan gangguam SSP, ginjal, dermatitis

biologi mikroorganisme, virus bakteri dll

infeksi hepatitis,tbc, cacar air,influenza,HIV, ebola, jamur

ergonomi posisi janggal.angkat angkat

musculoskeletal disorder

Psikososial Beban kerja,shift kerja

Stres kerja

Toilet Fisik Suhu ,kelembaban, ruangan sempit,ventilasi, pencahayaan,lant ai licin

Gangguan musculoskeletal,peng ap, terpeleset

biologi mikroorganisme, virus bakteri dll

infeksi

Psikososial Perilaku penggunaan kloset tidak benar

kecelakaan

Dapur Fisik Suhu ,kelembaban, ruangan sempit,ventilasi, pencahayaan,lant ai


licin,api

Gangguan musculoskeletal,peng ap, terpeleset,kebakaran

biologi mikroorganisme, virus bakteri dll,tikus,lalat

infeksi

ergonomi posisi janggal.angkat angkat


musculoskeletal disorder

kimia debu,detejen dermatitis

Ruang cuci Fisik Kelembaban,lantai licin

Kelelahan,terpeleset

kimia deterjen,klorin dermatitis

biologi bakteri,tikus,lalat infeksi

ergonomi kerja monoton, angkat-angkat

musculoskeletal disorder Psikososial Beban kerja Stres kerja

Ruang sterilisasi

Fisik Kelembaban,lantai licin,benda tajam,alat medis

Kelelahan,terpeleset, tertusuk

kimia deterjen,klorin, debu

dermatitis,tersedak, iritasi, batuk biologi bakteri,virus infeksi

Kantin Fisik Suhu ,kelembaban, ruangan sempit,ventilasi, pencahayaan,lant ai


licin,api

Gangguan musculoskeletal,peng ap, terpeleset,kebakaran

biologi mikroorganisme, virus bakteri dll,tikus,lalat

infeksi

ergonomi posisi janggal.angkat angkat

musculoskeletal disorder

Psikososial Hubungan petugas pembeli

Stres kerja

Sistem pembuang an air limbah

kimia limbah dermatitis biologi mikroorganisme, virus bakteri dll,tikus,lalat


infeksi

Sistem air bersih


Fisik Kebisingan mesin pompa

Gangguan pendengaran kimia larutan desinfektan dermatitis

3.Potensi masalah diluar gedung

No Kegiatan Potensi Bahaya Masalah kesehatan

kerja 1 Pusling Kendaraan Kecelakaan transportasi Peralatan medis Infeksi


Psikososial Stres kerja 2 Taman Biologi parasit, cacing Kecacingan Kimia
pupul Keracunan 3 Kunjungan rumah Kendaraan Kecelakaan transportasi
Peralatan medis Infeksi 4 UKBM Kendaraan Kecelakaan transportasi
Peralatan medis Infeksi 5 fogging Lar organophosph at Gangguan
pernafasan,keracun an, luka bakar

B. Hirarki Pengendalian Pengendalian resiko dengan hirarki sebagai berikut;

menghilangkanmenghilangkanpenggantianpenggantianr
e k a y a s a r e k a y a s a a d m i n i s t r a s i a d m i n i s t r a s i al at p el in d u n g di
ri al at p el in d u n g di ri 1. alat pelindung diri ;merupakan upaya pencegahan oleh
pekerja dengan menggunakan Alat Pelindung Diri.contohnya sarung tangan,kaca
mata,apron,masker,penutup kepala,sepatu boat. 2. Administrasi;mengatur cara kerja
mencakup pemilihan pekerjaan,kebijakan-kebijakan,SOP,pengaturan shift
kerja,imunisasi 3. Rekayasa;pengendalian resiko melalui perubahan desain,sistem
ventilasi,dan proses yang mengurangi sumber eksposure 4. Penggantian; prinsipnya
mengganti bahaya dengan bahan lain yang mempunyai resiko lebih kecil contohnya
tambal amalgam dengan glass ionomer 5. Menghilangkan;mengganti alat atau bahan
yang berpotensi bahaya dengan yang lebih aman , contohnya mengganti tensi raksa
dengan digital. BABIII.

PELAKSANAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PUSKESMAS A.


Tahap Perencanaan 1. Sosialisasi K3 di puskesmas 2. Membuat komitmen dan
kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja di Puskesmas .Komitmen adalah
kesepakatan seluruh pegawai puskesmas untuk menjalankan K3 di puskesmas
dilakukan secara tertulis dan ditandatangani oleh seluruh petugas. 3. Pembentukan tim
K3;ditetapkan dengan surat keputusan kepala puskesmas 4. Perencanaan K3’ a.
Mapping potensi masalah di puskesmas b. Membuat perencanaan (RPK) dan renstra
dalam satu tahun dan lima tahun

B. Tahap Pelaksanaan 1. Menyusun SOP,rambu,petunjuk K3 2. Pembudayaan SOP K3


3. Penyediaan sarana dan prasarana K3 (APD,APAR,vaksin dll) 4. Pelayanan
kesehatan kerja dan tanggap darurat 5. Pengelolaan alat (penyediaan,pemeliharaan
dan lain-lain) 6. Pengelolaan limbah 7. Peningkatan kemampuan sumber daya
(pelatihan pencegahan infeksi,cuci tangan benar,pemadaman kebakaran,desinfeksi ) 8.
Pengendalian resiko dengan upaya; i. Promotif; a. Menginformasikan potensi bahaya
ditempat kerja kpd seluruh petugas b. Memasang leaflet,brosur budaya kesehatan dan
keselamatan kerja. c. Melaksanakan latihan fisik,bimbingan rohani,rekreasi ii. Preventif
a. Penerapan prinsip pencegahan meliputi cuci tangan pakai sabun,APD,mengganti alat
berbahaya,pengaturan shift kerja b. Vaksinasi hepatitis c. Penatalaksanaan limbah
puskesmas No Jenis Limbah Asal Perlakuan 1 Limbah domestik Kegiatan dapur,kardus
obat, plastik lain yang tidak infeksius,terkont aminasi Ditampung dalam kantong hitam
Selanjutnya di bawa ke TPA 2 Limbah benda tajam Materi padat yang memiliki sudut
lancip ,dapat Tidak boleh recapping langsung Dikumpul dalam

menyebabkan luka tusuk ataupun iris ;contohnya ;jarum suntik,kaca sedian,infus


set,vial obat

safety box atau kontener lain yang tidak bocor Tidak boleh didaur ulang

3 Limbah infeksius

Limbah yang diduga mengandung patogen dalam jumlah cukup untuk menyebabkan
infeksi misalnya limbah kultur,stok agen infeksius dari laboratorium.lim bah hasil
operasi, limbah pasien dengan penyakit menular

Ditampung dalam wadah yang kuat dan tidak bocor,tidak boleh dicampur dengan
limbah lain Penyimpanan di pkm tidak boleh lebih dari 48 jam sejak mulai dari
penyimpanan Penyimpanan di ruang khusus,tertutu p,ada pencatatan jumlah timbulan
limbah setiap hari, tidak mungkin binatang pengerta masuk,termas uk pembatasan
orang masuk keruang tersebut.

4 Limbah patologis

Limbah berasal dari organ tubuh misalnya janin,organ

Masukkan dalam kontener kuat dan tidak

tubuh,darah,mu ntahan.

bocor Perlakuannya sama dengan limbah infeksius Jika limbah padat maka diolah
dengan alat pengolahan limbah padat Jika cair diolah dengan alat pengolahan limbah
cair

5 Limbah Farmasi

Limbah yang mengandung bahan bahan obat,vaksin,prod uk farmasi, serum kadaluarsa

Dapat dikembalikan pada produsannya Bila terjadi tumpahan obat dapat


menggunaka n pasir absorben untk menyerap tumpahan farmasi,tump ahan farmasi
termasuk sampah B3 dan harus dikelola dan diolah oleh pihak yang khusus dapat
mengelola limbah farmasi

6 Limbah Kimia

Limbah berasal dri zat kimia misalnya formaldehid,zat rontgen,dll,

Jika jumlahnya kecil pengelolaann ya sama dengan


limbah infeksius.

7 Limbah logam berat

Berasal dari alat medis yang mengandung logam berat misalnya dari bocoran tensi air
raksa

Penampunga nnya ditempat yang tidak bocor dan kuat pengelolaann ya bekerjasama
dengan dinas atau lingkugan hidup

d.Deteksi dini melalui medical check up;pemeriksaan pekerja sebelum masuk


kerja,pindah,pemeriksaan berkala pada pekerja ,pemeriksaan khusus pada petugas
yang terpajan bahan berbahaya seperti petugas lab,radiologi. iii. Kuratif: 1.
Penatalaksanaan kecelakaan kerja seperti tertusuk jarum 2. Penatalaksanaaan
kecelakaan akibat kerja 3. Melakukan pengobatan penyakit akibat kerja 4. Melakukan
rujukan kasus

iv. Rehabilitatif Ditujukan untuk mencegah kecacatan dan kematian,dan rekomendasi


penempatan kembali petugas pasca kecelakaan kerja C. Tahap Pengawasan
,pemantauan dan evaluasi Pengawasan dilakukan oleh tim K3 secara berkala sesuai
jadwal dalam rencana. Pemantauan dilakukan terhadap kepatuhan SPO,penyediaan
APD, penyediaan kebutuhan sarana prasarana, pelayanan kesehatan kerja dan
tanggap darurat, pengelolaan alat, pengelolaan limbah, peningkatan kemampuan
sumber daya,penyediaan alat dukungan K3,penilaian resiko.dengan menggunakan
instrumen. Evaluasi dilakukan secara internal oleh tim k3 setiap tahun bertujuan untuk
menilai pelaksanaan K3 di Puskesmas ,hasilnya digunakan untuk perencanaan tahun
berikutnya

BAB IV.STANDAR PRECAUSTION DI PUSKESMAS Standar precaution adalah suatu


upaya pencegahan terhadap penularan infeksi hepatitis B virus (HBV),hepatitis virus C
(HVC) dan HIV secara parenteral melalui membran mukosa,permukaan kulit yang
intak,dengan memperlakukan semua darah,secret vagina,air mani,cairan amnion,dan
cairan tubuh lainnya kecuali feces,urin,keringat,dahak,ingus,air mata,muntahan tanpa
campuran darah dari semua pasien sebagai sumber yang potensial untuk menularkan
infeksi tanpa memperhatikan diagnosis maupun resiko yang ada pada pasien
itu,tahapan kewaspadaan standar adalah 1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian sarung tangan dan alat pelindung diri 3. Pengelolaan jarum dan alat
untuk mencegah perlukaan 4. Penatalaksanaan peralatan 5. Pengelolaan limbah dan
sanitasi puskesmas 6. Penatalaksanaan tertusuk jarum bekas/benda tajam A. Cuci
tangan guna mencegah infeksi silang Mencuci tangan dengan cara yang benar.dengan
menggesekkan tangan dan menggunakan deterjen. Jenis cuci tangan; 1. Cuci tangan
rutin;cuci tangan dengan air mengalir 10-15 menit dengan sabun.Jika tidak terdapat air
dan tangan tidak dalam keadaan kotor oleh darah atau oleh bahan organik lainnya
dapat menggunakan gliserin dan alkohol 60%-90%. 2. Cuci tangan aseptik Cuci tangan
dengan sabun aseptik selama 1 menit pada air mengalir dan dilakukan pada kegiatan
non bedah yang memerlukan tindakan aseptik.
3. Cuci tangan bedah Membersihkan tangan kuku dan lengan dengan menggunakan
sabun antiseptik (4% chlorhexaxidine atau detergen yang mengandung povidon iodin
0,75 % selama 3-5 menit (5 menit untuk pencucian pertama dan 3 menit untuk
pencucian berikutnya)posisi tangan lebih tinggi dari siku dan jangan menutup keran
dengan tangan yang telah di cuci. Indikasi cuci tangan untuk mencegah infeksi silang
adalah: Cuci tangan sebelum tindakan: Saat akan mulai pekerjaan Saat akan
memeriksa pasien Saat akan memakai alat yang telah dilakukan Desinfeksi tingkat
tinggi (DTT) Cuci tangan sesudah tindakan: Saat hendak pulang kerumah Setelah
memeriksa pasien Setelah menyentuh membran mukosa,darah,atau ,cairan tubuh
Setelah membuka sarung tangan Setelah dari toilet Setelah bersin atau batuk B.
Pemakaian sarung tangan dan alat pelindung diri Sarung tangan : Prosedur tindakan
yang memerlukan sarung tangan:

PROSEDUR/TINDAKAN Perlu sarung tangan

Sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi

Sarung tangan steil

Memeriksa tekanan darah, temperatur tubuh atau menyuntik

Ya Tidak Tidak

Menolong persalinan dan kelahiran bayi, menjahit laserasi atau episiotomy

Ya Bisa diterima dianjurkan

Mengambil contoh darah/pemasangan IV

Ya Tidak Tidak

Menghisap lendir bayi dan jalan nafas

Ya Ya Tidak

Memegang membersihkan

Ya Tidak Tidak

peralatan yang terkontaminasi Memegang sampah yang terkontaminasi

Ya Tidak Tidak

Membersihkan percikan darah atau cairan tubuh

Ya Tidak Tidak

Hal yang harus diperhatikan saat memakai sarung tangan; 1. Dianjurkan memakai
sarug tangan untuk sekali pakai kecuali sarung tangan untuk membersihkan tempat
kerja. 2. Jangan menggunakan sarung tangan bocor 3. Tidak dianjurkan pakai sarung
tangan rangkap 4. Sarung tangan yang di DTT jangan dipakai lebi dari 3 kali. Alat
pelindung diri seperti kacamatan,apron,masker,sepatu bergantung pada jenis pekerjaan
atau tingkat paparan dengan darah dan cairan tubuh lain saat melakukan tindakan. C.
Pengelolaan jarum dan alat untuk mencegah perlukaan: Tindakan mencegah
kecelakaan kerja akibat jarum dan alat tajam untuk mengurangi resiko kecelakaan
adalah; 1. Memperhatikan secara cermat ketika menggunakan jarum 2. Meletakkan
jarum yang sudah di pakai pada tempat yang kedap tusuk. 3. Memastikan bahwa setiap
ruangan tindakan memiliki safety box 4. Menggunakan sarung tangan tebal saat
mencuci peralatan 5. Tindakan menyerahkan alat secara langsung antar petugas
(hands free teknis). 6. Tidak membengkokkan ,mematahkan atau menutup kembali
jarum bekas pakai,jika terpaksa menggunakan teknis satu tangan. 7. Menggunakan
forcep atau pinset saat mengerjakan jahitan. D. Penatalaksanaan peralatan Bertujuan
untuk menjamin peralatan dalam kondisi steril.semua alat,bahan dan obat yang
dimasukkan ke dalam jaringan yang steril harus dalam keadaan steril. Proses
penetalaksanaan peralatan melalui 4 tahap: 1. Dekontaminasi: Merupakan proses
merendam peralatan pada larutan khlorin 0,5 % selama 10 menit segera setelah
melakukan tindakan.Alat yang didekontaminasi adalah peralatan operasi/tindakan,jarum
atau semprot yang akan dipakai ulang,sarung tangan,kontener tempat penyimpanan
peralatan 2. Pencucian : Nerupakan langkah pencucian dan penyikatan peralatan
dengan sabun dan deterjen sebelum dilakukan sterilisasi atau DTT.proses pencucian
harus dapat menghilangkan darah,cairan tubuh dan jaringan lain. 3. Sterilisasi atau DTT
:

Sterilisasi bertujuan menghilangkan seluruh mikroorganisme dan direkomendasikan


pada alat yang berkontak langsung dengan darah atau jaringan bawah kulit.. Dilakukan
dengan :Uap panas bertekanan tinggi,panas kering,atau menggunakan bahan kimia.
DTT alternatif jika sterilisasi tidak dapat dilaksanakan .DTT tidak membunuh semua
kuman.DTT dilakukan dengan merebus,menggunakan bahan kimia,atau menggunakan
uap panas. 4. Penyimpanan: Penyimpanan alat yang sudah disterilisasi.Cara
menyimpan adalah: a) Peralatan dibungkus: Peralatan dibungkus bertujuan untuk tetap
menjamin sterilisasi alat.umur sterilisasi alat sangat bergantung pada
packing,handling,jumlah petugas yang menangani packing,kebersihan,kelembaban,dan
suhu penyimpanan. b) Peralatan tidak dibungkus; Peralatan harus digunakan setelah
proses sterilisasi. E. Pengelolaan limbah dan sanitasi puskesmas Kegiaytan kesehatan
selain menghasilkan limbah domestik juga limbah medis dan limbah berbahaya
1.Sampah rumah tangga; a. Organik b. Non organik 2.Sampah medis; a. Padat b. Cair
3.Limbah berbahaya

F. Penatalaksanaan tertusuk jarum bekas/benda tajam Kejadian tertusuk,terluka akibat


pekerjaan harus didokumentasikan (dicatat dan dilaporkan) Langkah-langkah pentik
kejadian tertusuk; 1. Jangan panik 2. Segera keluarkan darah dengan memijat bagian
tertusuk dan mencuci dengan air mengalir atau jumlah yang banyak,cuci dengan sabun
atau anti septik 3. Jika darah mengenai kulit yang utuh tanpa luka segera cuci dengan
air mengalir dan menggunakan sabun. 4. Jika darah mengenai mulut,ludahkan dan
kumur-kumur beberapa kali 5. Jika darah mengenai mata cuci mata dengan mengalir
atau garam fisiologis 6. Jika darah mengenai hidung ,hembuskan keluar bersihkan
dengan air 7. Luka tertusuk tidak boleh dihisap

8. Lapor ke tim K3 dlam 24 jam. Tim PIN/K3 akan melakukan tindakan lanjut: 1.
Menetukan status pasien sebagai sumber jarum/alat tajam bekas pakai terhadap status
HIV,HBV,dan HVC. 2. Petugas yang terpapar diperiksa status HIV,HBV,dan HVC.jika
tidak diketahui sumber paparannya 3. Bila status pasien HIV,HBV,dan HVC. Tidak
dalam masa inkubasi tidak perlu dilakukan tindakan khusus untuk petugas,atau cukup
konseling 4. Bila status pasien HIV,HBV,dan HVC positif maka tentukan status petugas
HIV,HBV,dan HVC petugas tersebut 5. Petugas dilakukan konseling pre test

BAB V. INDIKATOR KEBERHASILAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI


PUSKESMAS 1. Komitmen dan kebijakan kepala puskesmas 2. Adanya SK Tim 3.
Adanya rencana kerja 4. Adanya dukungan sarana dan prasarana 5. Tingkat kepatuhan
petugas akan SOP 6. Angka kecelakaan akibat kerja 7. Angka penyakit umum dan
angka penyakit akibat kerja 8. Review sop,rambu,petunjuk 9. Pembudayaan k3 melalui
SOP dan pertemua 10.Pelayanan kesehatan kerja dan tangggap darurat
11.Pengelolaan limbah.

VI.PENUTUP

NO Kegiatan Indikator INPUT 1 Kebijakan Ka PKM Adanya kebijakan teknis SK


Tim

2 Komitmen Adanya komitmen tertulis yang ditanda tangani oleh seluruh petugas 3
Rencana K3 Ada renja tahunan 4 Dukungan sumber daya SDM terlatih K3
Adanya peralatan pendukung K3 Tersediaanya dana K3 PROSES 5 Kepatuhan
pelaksanaan K3 Kepatuhan standar K3 o Mencuci tangan o Penggunaan sarung
tangan o Pengelolaan jarum o Kepatuhan pemilihan tempat sampah Kepatuhan
mapping dan penilaian OUT PUT 6 Pencatatan dan pelaporan Catatan kasus
kecelakaan kerja (tertusuk jarum Jumlah kasus diduga akibat kecelakaan kerja
Jumlah kasus diduga penyakit akibat kerja pada petugas puskesmas Jumlah kasus
penyakit akibat kerja pada petugas puskesmas Jumlah kecelakaan kerja pada
petugas puskesmas

LAMPIRAN INSRUMEN EVALUASI INTERNAL PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS Nama Puskesma : Kecamatan : Kabupaten :
Propinsi : Alamat : Tanggal Pelaksanaan Evaluasi : Pelaksana Evaluasi :
1........................................................................................Jabatan...........................
..........................
2........................................................................................Jabatan...........................
..........................
3........................................................................................Jabatan...........................
..........................
4........................................................................................Jabatan...........................
..........................
A.Perencanaan :

No Kegiatan Ada Tidak

Lampiran

Ket

SK Dok

1. Komitmen dan Kebijakan 2. Pembentukan tim K3 3. Perencanaan K3

B.PELAKSANAAN K3 DI PUSKESMAS

No Kegiatan Ada Tidak

Lampiran

Ket

SK Dok

1. Penyusunan SOP,tanda bahaya,Petunjuk K3 2. Pembudayaan K3 3. Penyediaan


kebutuhan dan sarana K3 4. Pelayanan Kesehatan Kerja: a. MCU b. Emergency plan c.
Mapping bahaya d. Penyiapan sarana tanggap darurat, 5. Pengelolaan dan
pemeliharaan alat puskesmas a. Alat sterilisasi b. Alat medis c. Alat K3 d. Kalibrasi alat
6. Pengelolaan Limbah; a. Limbah padat b. Limbah cair c. Limbah gas d. Limbah medis
e. Limbah non medis. 7. Peningkatan kapasitas SDM

a. Pelatihan K3 eksternal b. Pelatihan K3 internal c. Sosialisasi K3 d. Sosialisasi


pencegahan Infeksi 8. Penyediaan srana dan dukungan K3 a. APAR b. APD c.
Sterilisasi d. Anti septik e. Vaksin 9. Monitoring dan pemantauan K3 di puskesmas 10.
Penilaian resiko K3 di Puskesmas (sesuai mapping) 11. Pengendalian resiko kesehatan
: a. Promotif b. Preventif c. Kuratif d. Rehabilitatif

CEKLIST MANAJEMEN K3 PUSKESMAS XXXXX TAHUN :

A. Tahap Perencanaan Ada Tida k 1. Komitmen : 2. Kebijakan

3. Advokasi Dinas Kesehatan

4. SK Dinas Kesehatan

B. Tahap Pelaksanaan

B. 1

Dalam Gedung Puskesmas


1. Sosialisasi K3 kepada semua petugas

2. Peningkatan Kemampuan petugas K3 3. Identifikasi bahaya potensial : a. Umum b.


khusus 4. Penilaian resiko K3 5. Pengendalian resiko K3 a. Secara umum: i.
Menghilangkan bahaya

ii. Subsitusi/mengganti iii. Rekayasa teknik iv. Administrasi: 1. Cara kerja yang aman 2.
Bekerja sesuai SPO 3. Pengaturan waktu kerja atau shift kerja 4. Kebujakan /aturan b.
Pengendalian dalam aspek kesehatan i. Promotif 1. Penyuluhan bahaya potensial
dengan gangguan yang timbul 2. Penyuluhan penggunaan APD yang benar 3.
Pemasangan leaflet dan brosur 4. Pemenuhan gizi 5. Penyusunan SPO pelayanan 6.
PHBS Kerja 7. Pelatihan K3 8. Olahraga 9. Rekreasi bersama 10.Konseling
11.Manajemen stress 12.Bimbingan rohani ii. Preventif 1. Penggunaan APD
berdasarkan potensi bahaya : a. Sarung tangan b. Masker c. Topi d. Kacamata e.
Apron f. Sepatu bot g. Dll.. 2. Imunisasi a. Hepatitis b. Dll.. 3. Penatalaksanaan Limbah :
a. Limbah domestik

b. Limbah benda tajam c. Limbah infeksius d. Limbah patologis e. Limbah farmasi f.


Limbah kimia g. Limbah logam berat 4. Deteksi dini melalui MCU a. Pemeriksaan
prakerja b. Pemeriksaan berkala c. Pemeriksaan khusus iii. Kuratif 1. Penatalaksanaan
tertusuk jarum bekas/benda tajam 2. Penatalaksanaan kecelakaan kerja 3.
Penatalaksanaan gawat darurat 4. Pengobatan penyakit akibat kerja 5. Rujukan kasus
6. Penatalaksana paska pajanan. iv. Rehabilitatif 1. Evaluasi tingkat kecacatan 2.
Rekomendasi penempatan kembali sesuai kemampuan.

B2 .

Luar Gedung Puskesmas Puskesmas Keliling Kunjungan rumah: o PHN o Gizi o


UKS o Surveilan UKBM o Posyandu o Pos UKK o Pos Lansia Fogging
Pemantauan C. Pengawasan : Dilakukan oleh Kepala Puskesmas: Dilakukan oleh
Dinas Kesehatan D. Monitoring dan Evaluasi 1.Pencatatan dan pelaporan : a.
Pencatatan semua kegiatan K3 b. Pencatatan KAK c. Pencatatan PAK d. Pencatatan
gaat darurat e. Pencatatan tertusuk benda tajam/jarum suntik,

f. Pencatatan pasca pajanan 2.-Inspeksi dan pengujian -Inspeksi -Pengajian 3.Audit


K3 - audit Internal -audit eksternal 4.Tindakan perbaikan dan pencegahan E. Tinjauan
penerapan /pelaksaan K3

F. Pengembangan /peningkatan berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai