NOTULEN
Nama Lokmin Tribulanan Lintas Sektor
:
Pertemuan
Tempat Balai Pertemuan Umum (BPU)
:
Pelaksanaan
Tanggal 04 Juni 2018
:
Pelaksanaan
Waktu 09:00
:
Pelaksanaan
Pelaksana 1. Pimpinan Rapat : Zaenab U. Hamid, SST. MM
2. Pembawa Acara : Lusiana U. Bay, Str. Keb
3. Notulis : Yulianti BS. SKM
4. Peserta : 1. Kepala Dinas Kesehatan dan PPKB
2. Kepala Bidang Dinas Kesehatan dan
PP-KB
3. Kepala Seksi Dinas Kesehatan dan
PP-KB
4. Camat Banggai
5. Danramil 1308
6. Kapolsek Banggai
7. Lurah di Wilayah kerja UPTD
:
Puskesmas Banggai
8. Kepala Desa di Wilayah kerja UPTD
Puskesmas Bnggai
9. Ketua RT
10. Kader Posyandu, PTM, Lansia
11.- Kepala Sekolah Tk dan Paud
- Kepala Sekolah SD Sederajat
- Kepala Sekolah SMP Sederajat
- Kepala Sekolah SMA Sederajat
12. Kepala BPJS Cabang Banggai
13. Kepala BUMN
14. Ketua Tim Penggerak PKK
Kecamatan
15. Kepala Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan
16. BKKBN
17. Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat
18. Ketua Karang Taruna
Susunan 1. Pembukaan
Acara - Menyayikan Lagu Indonesia Raya
: 2. Sambuatan-sambutan
- Sambutan Camat Banggai
- Sambutan Kepala Dinas Kesehatan, PP dan KB
Hasil
:
Pertemuan
Banggai, 2018
Mengetahui, Notulis
Kepala UPTD Puskesmas Banggai
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Deklarasi Alma Alta Tahun 1978 mengakui akan pentingnya petugas
kesehatan untuk memelihara kesehatan di lenkungan kerjanya.petugas puskesmas di
kebanyakan negara berkembang tidak terlatih dalam hal pencegahan dan pengendalian
sederhana terhadap berbagai masalah kesehatan kerja. Mengingat potensi bahaya
yang tinggi bagi petugas puskemas maka Pedoman Kesehatan dan keselamatan kerja
ini dapat dijadikan acuan terhadap perlindungan kesehatan petugas kesehatan . Salah
satu teknik pengelolaan resiko penularan penyakit di puskesmas adalah dengan
penerapan standar precaution. B. Tujuan Tujuan Umum :Menciptakan lingkungan kerja
yang aman ,sehat dan produktif untuk petugas puskesmas,pasien
,pengunjung/pengantar pasien,masyarakat dan lingkungan sekitar pasien. Khusus a.
Terbentuknya kelompok kerja atau tim sebagai penanggung jawab kegiatan
keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas. b. Teridentifikasinya potensi
bahaya/resiko dan cara pengendaliannya. c. Tersusunnya rencana kerja keselamatan
dan kesehatan kerja di Puskesmas. d. Terlaksanaya kegiatan keselamatan dan
kesehatan kerja di Puskesmas. e. Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan
keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas. C. Sasaran Sasaran pedoman ini
adalah petugas puskesmas dan pengguna jasa puskesmas. D. Ruang Lingkup 1.
Pengenalan potensi bahaya di puskesmas dan masalah kesehatan yang
ditimbulkannya. f. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas. 2.
Standard Precaution di Puskesmas 3. Indikator keberhasilan E. Landasan Hukum 1. UU
no 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. UU no 13 Tahun 2003 tentang ketenaga
kerjaan 3. UU no 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup 4. UU no no 36
Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan 5. Peraturan Pemerintah no 18 Tahun 1999
tentang Pengelolaan limbah berbahaya 6. Permenkes no 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat F. Pengertian 1. Bahaya adalah suatu potensi yang dapat
menimbulkan kerugian ,gangguan kesehatan,cidera,kerusakan properti dan lingkungan
atau kerugian dalam produksi.
2. Kesehatan kerja adalah suatu layanan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat
kesehatan (fisik,mental dan sosial ) yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua
jabatan,pencegahan,penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan
dari resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan,penempatan dan pemeliharaan
pekerjaan dalam suatu lingkungan kerja yang adaptasi antara pekerjaan dan manusia
dengan jabatannya 3. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa dengan
unsur unsur tidak terduga dan ruda paksa ,kecacatan dan kematian disamping
menimbulkan kerugian dan atau kerusakan properti 4. Kesehatan dan keselamatan
kerja adalah upaya memberikan jaminan kesehatan,keselamatan dan peningkatan
derajat kesehatan pekerja ,dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja ,promosi kesehatan,pengobatan dan rehabilitasi. 5. Manajemen resiko adalah
proses pengendalian resiko secara berkelanjutan mulai dari identifikasi ,penilaian resiko
,penetapan program pengendalian,pelaksanaan program pengendalian,monitoring dan
evaluasi resiko. 6. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten
7. Penyakit akibat kerja adalah setiappenyakit diakibatkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja. 8. Penilaian resiko adalah proses perkiraan kemungkinan terjadinya
suatu kejadian yang tidak diinginkan dan besarnya akibat dalam jangka waktu tertentu
9. Resiko adalah kesempatan untuk terjadinya cedera kerugian dari suatu bahaya,atau
kombinasi dari kemungkinan dan akibat. 10.Resiko kesehatan adalah besarnya
kemungkinan yang dimiliki oleh suatu bahan,proses atau kondisi untuk menimbulkan
kesakitan ,gangguan kesehatan,dan penyakit akibat kerja yang dipengaruhi oleh
magnitude of hazard (konsentrasi dan dosis)efek rating (tingkat dampak,fatality,very
serious,serious,moderate.low,trivial)probabilitas,frekwensi pajanan,durasi pajanan.
11.Standar operasional prosedur adalah penetapan standar pelaksanaan pekerjaan
baik secara resmi maupun tidak resmi oleh manajemen tentang tahapan kegiatan yang
akan dilaksanakan pekerjaan sebagai acuan dalam bekerja. 12.Standar precaution
yaitu pengurangan terjadinya penyakit infeksi yang disebabkan oleh penularan kontak
langsung terhadap bahan infeksius maupun alat yang tidak steril atau mengandung
bahan infeksius.
7 Konstruk si banguna n
Bangunan Pintu masuk/keluar Tata letak ruangan Ukuran ruangan Kabel listrik
terkelupas Instalasi listrik tak standar Hubungan arus pendek Beban listrik
berlebihan
Tertusuk,tersayat,ced era
kimia desinfektan,mercur i
gangguam SSP
Tertusuk,tersayat,ced era
a, jamur
Ruang Persalinan
Tertusuk,tersayat,ced era
Laboratori um
Tertusuk,tersayat,ced era
keracunan, dermatitis
Ruang konsultasi
Gudang Obat
Kelelahan, tertimpa
keracunan, dermatitis
Gudang alat
Kelelahan, tertimpa
biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll
musculoskeletal disorder
Stres kerja
infeksi
kecelakaan
infeksi
Kelelahan,terpeleset
Ruang sterilisasi
Kelelahan,terpeleset, tertusuk
infeksi
musculoskeletal disorder
Stres kerja
menghilangkanmenghilangkanpenggantianpenggantianr
e k a y a s a r e k a y a s a a d m i n i s t r a s i a d m i n i s t r a s i al at p el in d u n g di
ri al at p el in d u n g di ri 1. alat pelindung diri ;merupakan upaya pencegahan oleh
pekerja dengan menggunakan Alat Pelindung Diri.contohnya sarung tangan,kaca
mata,apron,masker,penutup kepala,sepatu boat. 2. Administrasi;mengatur cara kerja
mencakup pemilihan pekerjaan,kebijakan-kebijakan,SOP,pengaturan shift
kerja,imunisasi 3. Rekayasa;pengendalian resiko melalui perubahan desain,sistem
ventilasi,dan proses yang mengurangi sumber eksposure 4. Penggantian; prinsipnya
mengganti bahaya dengan bahan lain yang mempunyai resiko lebih kecil contohnya
tambal amalgam dengan glass ionomer 5. Menghilangkan;mengganti alat atau bahan
yang berpotensi bahaya dengan yang lebih aman , contohnya mengganti tensi raksa
dengan digital. BABIII.
safety box atau kontener lain yang tidak bocor Tidak boleh didaur ulang
3 Limbah infeksius
Limbah yang diduga mengandung patogen dalam jumlah cukup untuk menyebabkan
infeksi misalnya limbah kultur,stok agen infeksius dari laboratorium.lim bah hasil
operasi, limbah pasien dengan penyakit menular
Ditampung dalam wadah yang kuat dan tidak bocor,tidak boleh dicampur dengan
limbah lain Penyimpanan di pkm tidak boleh lebih dari 48 jam sejak mulai dari
penyimpanan Penyimpanan di ruang khusus,tertutu p,ada pencatatan jumlah timbulan
limbah setiap hari, tidak mungkin binatang pengerta masuk,termas uk pembatasan
orang masuk keruang tersebut.
4 Limbah patologis
tubuh,darah,mu ntahan.
bocor Perlakuannya sama dengan limbah infeksius Jika limbah padat maka diolah
dengan alat pengolahan limbah padat Jika cair diolah dengan alat pengolahan limbah
cair
5 Limbah Farmasi
6 Limbah Kimia
Berasal dari alat medis yang mengandung logam berat misalnya dari bocoran tensi air
raksa
Penampunga nnya ditempat yang tidak bocor dan kuat pengelolaann ya bekerjasama
dengan dinas atau lingkugan hidup
Ya Tidak Tidak
Ya Tidak Tidak
Ya Ya Tidak
Memegang membersihkan
Ya Tidak Tidak
Ya Tidak Tidak
Ya Tidak Tidak
Hal yang harus diperhatikan saat memakai sarung tangan; 1. Dianjurkan memakai
sarug tangan untuk sekali pakai kecuali sarung tangan untuk membersihkan tempat
kerja. 2. Jangan menggunakan sarung tangan bocor 3. Tidak dianjurkan pakai sarung
tangan rangkap 4. Sarung tangan yang di DTT jangan dipakai lebi dari 3 kali. Alat
pelindung diri seperti kacamatan,apron,masker,sepatu bergantung pada jenis pekerjaan
atau tingkat paparan dengan darah dan cairan tubuh lain saat melakukan tindakan. C.
Pengelolaan jarum dan alat untuk mencegah perlukaan: Tindakan mencegah
kecelakaan kerja akibat jarum dan alat tajam untuk mengurangi resiko kecelakaan
adalah; 1. Memperhatikan secara cermat ketika menggunakan jarum 2. Meletakkan
jarum yang sudah di pakai pada tempat yang kedap tusuk. 3. Memastikan bahwa setiap
ruangan tindakan memiliki safety box 4. Menggunakan sarung tangan tebal saat
mencuci peralatan 5. Tindakan menyerahkan alat secara langsung antar petugas
(hands free teknis). 6. Tidak membengkokkan ,mematahkan atau menutup kembali
jarum bekas pakai,jika terpaksa menggunakan teknis satu tangan. 7. Menggunakan
forcep atau pinset saat mengerjakan jahitan. D. Penatalaksanaan peralatan Bertujuan
untuk menjamin peralatan dalam kondisi steril.semua alat,bahan dan obat yang
dimasukkan ke dalam jaringan yang steril harus dalam keadaan steril. Proses
penetalaksanaan peralatan melalui 4 tahap: 1. Dekontaminasi: Merupakan proses
merendam peralatan pada larutan khlorin 0,5 % selama 10 menit segera setelah
melakukan tindakan.Alat yang didekontaminasi adalah peralatan operasi/tindakan,jarum
atau semprot yang akan dipakai ulang,sarung tangan,kontener tempat penyimpanan
peralatan 2. Pencucian : Nerupakan langkah pencucian dan penyikatan peralatan
dengan sabun dan deterjen sebelum dilakukan sterilisasi atau DTT.proses pencucian
harus dapat menghilangkan darah,cairan tubuh dan jaringan lain. 3. Sterilisasi atau DTT
:
8. Lapor ke tim K3 dlam 24 jam. Tim PIN/K3 akan melakukan tindakan lanjut: 1.
Menetukan status pasien sebagai sumber jarum/alat tajam bekas pakai terhadap status
HIV,HBV,dan HVC. 2. Petugas yang terpapar diperiksa status HIV,HBV,dan HVC.jika
tidak diketahui sumber paparannya 3. Bila status pasien HIV,HBV,dan HVC. Tidak
dalam masa inkubasi tidak perlu dilakukan tindakan khusus untuk petugas,atau cukup
konseling 4. Bila status pasien HIV,HBV,dan HVC positif maka tentukan status petugas
HIV,HBV,dan HVC petugas tersebut 5. Petugas dilakukan konseling pre test
VI.PENUTUP
2 Komitmen Adanya komitmen tertulis yang ditanda tangani oleh seluruh petugas 3
Rencana K3 Ada renja tahunan 4 Dukungan sumber daya SDM terlatih K3
Adanya peralatan pendukung K3 Tersediaanya dana K3 PROSES 5 Kepatuhan
pelaksanaan K3 Kepatuhan standar K3 o Mencuci tangan o Penggunaan sarung
tangan o Pengelolaan jarum o Kepatuhan pemilihan tempat sampah Kepatuhan
mapping dan penilaian OUT PUT 6 Pencatatan dan pelaporan Catatan kasus
kecelakaan kerja (tertusuk jarum Jumlah kasus diduga akibat kecelakaan kerja
Jumlah kasus diduga penyakit akibat kerja pada petugas puskesmas Jumlah kasus
penyakit akibat kerja pada petugas puskesmas Jumlah kecelakaan kerja pada
petugas puskesmas
Lampiran
Ket
SK Dok
B.PELAKSANAAN K3 DI PUSKESMAS
Lampiran
Ket
SK Dok
4. SK Dinas Kesehatan
B. Tahap Pelaksanaan
B. 1
ii. Subsitusi/mengganti iii. Rekayasa teknik iv. Administrasi: 1. Cara kerja yang aman 2.
Bekerja sesuai SPO 3. Pengaturan waktu kerja atau shift kerja 4. Kebujakan /aturan b.
Pengendalian dalam aspek kesehatan i. Promotif 1. Penyuluhan bahaya potensial
dengan gangguan yang timbul 2. Penyuluhan penggunaan APD yang benar 3.
Pemasangan leaflet dan brosur 4. Pemenuhan gizi 5. Penyusunan SPO pelayanan 6.
PHBS Kerja 7. Pelatihan K3 8. Olahraga 9. Rekreasi bersama 10.Konseling
11.Manajemen stress 12.Bimbingan rohani ii. Preventif 1. Penggunaan APD
berdasarkan potensi bahaya : a. Sarung tangan b. Masker c. Topi d. Kacamata e.
Apron f. Sepatu bot g. Dll.. 2. Imunisasi a. Hepatitis b. Dll.. 3. Penatalaksanaan Limbah :
a. Limbah domestik
B2 .