Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang


disebabkan infeksi virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes aygepti,
yang masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
yang jumlah penderitanya cenderung meningkat, dan penyebarannya semakin
luas. Penyakt ini nyaris ditemukan diseluruh belahan dunia terutama di negara
beriklim tropik dan subtropik yang berkaitan dengan datangnya musim
penghujan atau beberapa minggu setelah hujan, dan sering menyerang pada
anak- anak (Widoyono,2011).
Menurut Organisasi Kesehaatan Dunia WHO (1955) populasi dunia
diperkirakan beresiko terhadap penyakit demam berdarah mencapai 2,5
hingga 3 milyar. Saat ini diperkirakan 50 juta infeksi dengue terjadi diseluruh
dunia setiap tahunnya. Diperkirakan untuk Asia Tenggara terdapat 100 juta
kasus demam dengue, dan 500.000 kasus yang memerlukan perawatan di
rumah ssakit, dan 90% penderitanya adalah anak-anak yang berusia kurang
dari 15 tahun dengan jumlah angka kematiannya mencapai 5% dengan
perkirakan 25.000 kematian setiap tahunnya (WHO,2012)
Kasus kematian akibat DHF (Dengue Haemorragik Faver) sering
terjadi pada anak-anak, hal ini di sebabkan selain karena kondisi daya tahan
tubuh pada anak, tidak sebagus orang dewasa, juga karena sistem imun pada
anak belum sempurna. Penyakit DHF (Dengue Haemorragik Fever) jika tidak
mendapat perawatan yang memadai dapat mengalami perdarahan yang hebat,
syok dan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, semua kasus DHF
(Dengue Haemorragik Fever) sesuai dengan kriteria WHO harus mendapat
2

perawatan di tempat pelayanan kesehatan atau rumah sakit (Silalahi dalam


Herliana 2012).
Data dari seluruh dunia menunjukan Asia menempati urutan pertama
dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak
tahun 1968 hingga 2009, WHO mencatat negara Indonesia sebagai negara
dengan kasus DBD tertinggi di Asia Teggara dan tertinggi nomor dua di dunia
setelah Thailand yang merupakan penyebab utama perawatan anak di rumah
sakit. (Depkes, 2010).
Sementara di Indonesia Kementrian Kesehatan meyebutkan hingga
pertengahan tahun 2013, kasus DBD terjadi di 31 provensi dengan penderita
48. 905 orang, 376 diantaranya meninggal dunia. (http//www.tempo.co read
news . Diakses pada tanggal 15, juli 2013).
Berdasarkan data yang didapat penulis dari Medical Record Rumah
Sakit Suaka Insan pada tahun 2012 angka kejadian DHF ditemukan sejumlah
176 orang pasien anak yang, dengan usia < 6 tahun sebanyak 100 orang
(56,81%), dan usia < 11 tahun sebanyak 76 orang (43,18%), kemudian ada 2
orang anak (1,14%) yang meninggal dunia, dan yang hidup ada 174 orang
anak (98,86%) dari 176 kasus DHF. Sedangkan selama 7 bulan terakhir tahun
2013 dari bulan Januari sampai bulan Juli tahun 2013 ditemukan sejumlah 50
orang yang menderita penyakit DHF yang terdiri dari laki-laki dan
perempuan, dimana pasien anak yang menderita DHF dengan usia anak
sekolah (6-12 tahun) sebanyak 15 orang, Pasien yang berusia 0-5 tahun
sebanyak 7 orang (14%) , dan pasien yang berusia 6-12 tahun sebanyak 8
orang ( 16%). dan pasien dewasa > 13-63 tahun sebanyak 35 orang ( 70%).
dan yang meninggal sebanyak 1 orang (2%), sedangkan yang hidup sebanyak
49 orang (98%).
3

Tabel 1.1 Kejadian DHF di RSSI (Januari-Juli 2014)


Bulan Umur Klien Anak
0-5 tahun 6-12 tahun 13-63 tahun
Januari 1 - 7
Februari 2 1 7
Maret - 1 5
Afril 2 - 8
Mei 1 1 2
Juni 1 4 1
Juli - 1 5
Jumlah 7 8 35
Presentase (%) 14% 16% 70%

Berdasarkan pemaparan data diatas, walaupun angka kejadian DHF


mengalami penurunan dari tahun sebelumnya,dan nyatanya selama 7 bulan
terakhir tahun 2013 lebih banyak terjadi pada usia dewasa dibandingkan
dengan usia anak sekolah, namun apabila tidak ditangani dengan cepat dan
tepat dapat mengakibatkan suatu kejadian luar biasa yang dapat mewabah, dan
dapat menyebabkan kematian khususnya pada pasien anak yang daya tahan
tubuh nya lebih rentan terkena penyakit dibandingkan usia dewasa. Maka
penulis tertarik untuk mengangkat kasus DHF (Dengue Haemorragik Faver).
Penulis juga ingin memperdalam lagi bagaimana cara menerapkan asuhan
keperawatan pada penderita DHF (Dengue Haemorragik Faver) untuk
menambah ilmu pengetahuan dan menambah pengalaman sehingga nantinya
penulis dapat menerapkannya di lingkungan keluarga, tempat kerja dan
lingkungan masyarakat dan juga dapat menjadi perawat yang lebih
professional dalam bidang keperawatan untuk membantu sesama.
4

B. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Klien Dan Keluarga
Keluarga dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan klien dan juga
memberikan dukungan pada klien dalam perawatan, pengobatan serta dapat
mendampingi klien dalam menghadapi penyakit yang di alami.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiwa dapat mempelajari secara rinci tentang penyakit dan
penatalaksanaan klien dengan DHF (Dengue Haemorragik Fever) dengan
menerapkan teori yang dipelajari terhadap fakta yang ada dilapangan,
sehingga dapat mempelajari secara langsung sekaligus dapat
mengaplikasikannya. Dengan demikian ilmu yang didapat dapat
bermanfaat sebagai ilmu pengetahuan dan dapat menerapkan ilmu yang
didapat selama masa pendidikan dimasa yang akan datang.
3. Bagi Perawat
Untuk meningkatkan mutu pelayanan perawat kepada klien dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan masalah DHF (Dengue
Haemorragik Fever), serta menerapkan keperawatan yang sesuai dengan
proses keperawatan maka perawat harus lebih teliti dalam menggali data,
menganalisa dan memprioritaskan tidak hanya dalam tindakan terapi saja
tetapi juga perlu menerapkan teori yang telah di pelajari dengan keadaan
pasien.
4. Bagi Profesi-profesi terkait :
a. Dokter :
Dapat berkolaborasi dengan perawat dalam memberikan perawatan
terutama dalam memberikan medikasi yang tepat pada klien DHF
(Dengue Haemorragik Fever).
5

b. Bagi laboratory technician


Dapat membantu dokter dalam menegakkan dignosa yang tepat
berdasarkan hasil analisa pemeriksaan terkait dengan proses penyakit
DHF (Dengue Haemorragik Fever).
c. Bagi dietitian
Dapat menyajikan diet yang tepat bagi klien dengan DHF (Dengue
Haemorragik Fever) sehingga mempercepat dalam proses
penyembuhan dan pemulihan.
d. Bagi pharmacist
Berguna untuk membantu dalam penyediaan obat yang diperlukan
dalam terapi DHF (Dengue Haemorragik Fever).

C. BATASAN MASALAH
Dalam penulisan laporan studi kasus ini penulis hanya membahas
tentang Asuhan Keperawatan pda klien An B.B dengan gangguan system
vascular khususnya DHF (Dengue Haemorragik Fever).

D. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan laporan ini untuk menerapkan Asuhan
Keperawatan yang berkualitas dalam merawat klien An B.B dengan kasus
Dengue Haemorragik Fever (DHF) yang di rawat di ruang (Intensive Care
Unit ) Rumah Sakit Suaka Insan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasikan dan mengumpulkan data dasar tentang
penyakit DHF (Dengue Haemorragik Fever). pada klien
b. Mampu menganalisa data yang sudah diperoleh tentang penyakit
DHF (Dengue Haemorragik Fever) pada klien
6

c. Mampu Merumuskan masalah keperawatan pada penyakit DHF


(Dengue Haemorragik Fever) pada klien.
d. Mampu memprioritaskan masalah kesehatan yang muncul pada
pasien dengan DHF (Dengue Haemorragik Fever)
e. Mampu membuat diagnosa keperawatan pada pasien dengan DHF
(Dengue Haemorragik Fever).
f. Mampu menentukan rencana dan melaksanakan rencana Asuhan
Keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan dengan DHF
(Dengue Haemorragik Fever).
g. Mampu mengevaluasi Asuhan Keperawatan yang telah diberikan
pada pasien dengan DHF (Dengue Haemorragik Fever).
h. Mampu mendokumentasikan hasil Asuhan Keperwatan yang telah
diterapkan pada pasien dengan DHF (Dengue Haemorragik Fever)

E. METODE
Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk membuat
laporan studi kasus klien dengan DHF (Dengue Haemorragik Fever) adalah
sebagai berikut :
1. Wawancara :
Cara pengumpulan data secara langsung melalui tatap muka, dan tanya
jawab dengan klien dan keluarga sebagai sumber informasi mengenai
status kesehtan klien saat ini dan masa lalu.
2. Observasi
Penulis mendapatkan data dengan melakukan pengamatan, memeriksa
keadaan klien termasuk tanda, dan gejalanya, serta perubahan tingkah laku
dan pelaksanaan hasil yang dicapai.
3. Pemeriksaan Fisik
Metode pengumpulan data :
7

a. Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan mata.
Inspeksi dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik.
b. Palpasi
Jenis pemeriksaan dengan meraba atau sentuhan. Metode ini dikerjakan
untuk mendeterminasi cirri-ciri jaringan atau organ.
c. Perkusi
Pemeriksaan dengan jari tangan untuk mengetuk sehingga dapat
mengetahui normal atau tidaknya tubuh. Tujuan perkusi adalah untuk
menentukan batas-batas organ atau bagian tubuh dengan cara
merasakan vibrasi yang dirasakan akibat adanya gerakan yang
diberikan kebawah jaringan.
d. Auskultasi
Pemeriksaan fisik dengan cara mendengarkan suara dalam tubuh
dengan menggunakan stetoskop.
4. Diagnostic Test Review
Dengan cara mnganalisa keadaan klien dari hasil-hasil laboratorium atau
instruksi dokter yang diberikan.
5. Studi Kepustakaan
Pengumpulan bahan melalui beberapa literature yang ada diperpustakaan
dan dijadikan landasan teori dalam memberikan suatu elayanan
keperawatan dalam menyusun laporan asuhan keperawatan klien dengan
DHF (Dengue Haemorragik Fever)

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover Siaga
    Cover Siaga
    Dokumen2 halaman
    Cover Siaga
    Ahmad Syamsul ThelionArema
    Belum ada peringkat
  • Form SIPP Banjarmasin
    Form SIPP Banjarmasin
    Dokumen22 halaman
    Form SIPP Banjarmasin
    Ahmad Syamsul ThelionArema
    Belum ada peringkat
  • Baras Kuning
    Baras Kuning
    Dokumen3 halaman
    Baras Kuning
    Ahmad Syamsul ThelionArema
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen13 halaman
    Bab 3
    Ahmad Syamsul ThelionArema
    Belum ada peringkat
  • Keterangan Sakit
    Keterangan Sakit
    Dokumen1 halaman
    Keterangan Sakit
    Ahmad Syamsul ThelionArema
    Belum ada peringkat