Anda di halaman 1dari 2

Vitamin A untuk balita: Perlukah?

Beberapa hari lalu sepupu saya yang berusia 3 tahun menderita demam disertai dengan bercak merah
pada seluruh badannya. Suhu tubuhnya mencapai 39°C, cukup tinggi untuk membuat orang tuanya
khawatir. Setelah diobati sendiri dengan obat penurun panas komersial dan tak membuahkan hasil,
mereka membawanya ke dokter. Campak telah menyerang sepupuku. Oleh dokter diberikan obat
penurun panas, obat batuk & pilek dan suplemen vitamin A. Apa? Vitamin A? Ini membuat saya bertanya,
apakah fungsi vitamin A pada campak? Adakah manfaatnya bila diberikan pada balita yang sehat?
Apakah akan memberikan fungsi tambahan? Apakah justru memberikan efek samping?
Vitamin A (retinol) merupakan vitamin larut lemak yang berfungsi dalam proses penglihatan dan
regenerasi kulit. Vitamin A dibutuhkan retina mata kita agar dapat melihat dalam hitam-putih maupun
membedakan warna. Tersedia melimpah di minyak ikan kod, hati, ubi jalar, wortel, brokoli dan lain
sebagainya, vitamin A ditemukan dalam dua bentuk, yaitu retinol dan karotenoid (disebut juga provitamin
A).
Defisiensi (kekurangan) vitamin A dapat menyebabkan kebutaan, tuli, dan diare pada balita. Gejala awal
yang dirasakan pada balita adalah rabun senja, karena fungsi retina untuk melihat dalam lingkungan
kurang pencahayaan terganggu. Dengan memburuknya keadaan defisiensi vitamin A, mata akan
menjadi kering (xeroftalmia), munculnya bintik Bitot, dan akhirnya merusak kornea mata (keratomalasia),
menyebabkan kebutaan pada balita. Hal ini banyak diderita oleh anak-anak di beberapa negara Afrika
dan Asia Selatan karena kurang melimpahnya sumber daya alam yang mengandung vitamin A. Gizi
buruk juga dapat meningkatkan potensi defisiensi vitamin A karena dibutuhkan lemak dalam penyerapan
vitamin ini.
Dalam kasus ini, suplemen vitamin A sangat diperlukan. Dengan dosis 50.000 IU dalam setahun untuk
anak usia <6 bulan, 100.000 IU dalam setahun untuk anak usia 6-11 bulan, dan 200.000 IU dua kali
dalam setahun untuk anak usia 12-59 bulan (tidak perlu memusingkan dosis-dosis tersebut, cukup ke
posyandu terdekat dan anda akan menemukan dosis ini dalam bentuk kapsul. Kapsul biru mengandung
100.000 IU, sedangkan merah 200.000 IU). Vitamin A dosis tinggi ini diperuntukkan untuk anak yang
sehat. Vitamin A tetap diberikan pada anak yang menderita xeroftalmia dan campak, namun dengan
pengawasan ahli.
Defisiensi vitamin A sungguh menyeramkan, namun apakah kita perlu bersikap berlebihan terhadap hal
itu? Apakah kita perlu memberikan kapsul merah-biru itu kepada anak-anak kita? Perlu, namun tidak
setiap hari. Konsumsi berlebih vitamin A yang dikenal dengan hipervitaminosis vitamin A dapat
menyebabkan peningkatan tekanan di dalam otak yang menyebabkan gejala mual, muntah, pandangan
kabur, mengantuk, kulit kering dan menguning, melunaknya tulang (yang menyebabkan tulang mudah
patah).
Ternyata mengonsumsi vitamin A berlebih juga berbahaya. Lalu, apa yang harus dilakukan? Tentu saja
kita tidak ingin hal-hal di atas dialami oleh buah hati kita bukan? Sebenarnya, selama balita anda
mengonsumsi makanan-makanan bergizi, kecukupan vitamin dan mineral yang diperlukan untuk tumbuh
dan berkembang akan terpenuhi dan tidak berlebih. Konsumsi 10 gram hati ayam atau 3 buah wortel
ukuran sedang sudah memenuhi kebutuhan vitamin A anak anda. Suplemen diberikan sebagai
pelengkap, bukan bahan utama yang harus dikonsumsi setiap saat. Jadi, mari berikan anak anda
makanan makanan enak dan bergizi agar menjadi manusia hebat penerus masa depan.
Referensi
1. https://www.parentingscience.com/vitamin-A-supplements.html
2. https://data.unicef.org/wp-content/uploads/2016/04/VAS-brochure-web-final_253.pdf
3. http://nutritiondata.self.com/facts/poultry-products/667/2
4. https://www.healthline.com/health/hypervitaminosis-a#symptoms
5. https://emedicine.medscape.com/article/126004-overview#a6

Anda mungkin juga menyukai