Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CARA PEMBERIAN ASI YANG BENAR

Oleh :

Kelompok 13

1. Rizki Vita Astuti


2. Septi Nur Herlin
3. Amalia Fitri Rachmawati

PRODI D-IV KEPERAWATAN LAWANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

OKTOBER 2015
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan satuan acara penyuluhan cara pemberian asi yang benar ruang
perinatologi RSUD Bangil Pasuruan, telah disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

( ) ( )

Mengetahui,

Kepala Ruangan

( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Cara Menyusui yang benar


Sasaran : Ibu setelah Melahirkan dan Ibu Menyusui
Tempat : Ruang Perinatologi, RSUD Bangil Pasuruan
Hari/Tanggal : Jumat, 23 Oktober 2015

Waktu : 1 x 20 menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah diberikan pendidikan kesehatan/ health education (HE)


diharapkan keluarga klien mengetahui tentang pengetahuan pentingnya
pemberian ASI bagi ibu dan bayi, cara menyusui yang benar, cara memberikan
ASI menggunakan cangkir, bagaimana pemberian ASI ketika ibu sakit, lamanya
dan frekuensi pemberian ASI, cara meningkatkan ASI.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah diberikan HE diharapkan klien mampu :


a. Memahami dan menjelaskan pentingnya pemberian ASI
b. Memahami dan menjelaskan bagaimana pemberian ASI ketika ibu sakit,
lamanya dan frekuensi pemberian ASI, cara meningkatkan ASI
c. Memahami dan mampu menjelaskan cara menyusui yang benar dan cara
memberikan ASI menggunakan cangkir

III. SASARAN

Ibu setelah melahirkan dan Ibu Menyusui

IV. MATERI

Terlampir

V. METODE

1. Ceramah
2. Tanya jawab

VI. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
 Klien ada di tempat penyuluhan.
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang
Perinatologi, RSUD Bangil Pasuruan.
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
 Mahasiswa mampu memberikan informasi dengan jelas
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

 Klien aktif mendengarkan.


 Klien aktif bertanya terhadap hal yang belum diketahui.

 Tanya jawab berlangsung dengan lancar.

 Media dapat digunakan secara efektif.

3. Evaluasi Hasil
 Klien menerima kedatangan mahasiswa.
 Klien dapat menjelaskan cara menyusui yang benar dan
cara memberikan ASI yang benar dengan cangkir.

 Klien mengungkapkan setuju untuk menerapkan cara


menyusui yang benar

VII. KEGIATAN PENYULUHAN

KEGIATAN
TAHAP/ WAKTU
PENYULUH PESERTA

Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam


3 menit - Memperkenalkan diri - Memperhatikan

- Menjelaskan judul materi - Memperhatikan


dan tujuan yang ingin
dicapai oleh peserta.

Isi - Menjelaskan - Mendengarkan dan

tentang pentingnya memperhatikan


(Penyampaian materi)
pemberian ASI bagi ibu
10 menit
dan bayi, faktor yang
mempengaruhi
pemberian ASI
- Menjelaskan cara
menyusui yang benar dan
cara pemberian ASI yang
benar melalui cangkir
- Menjelaskan
bagaimana pemberian
ASI ketika ibu sakit,
lamanya dan frekuensi
pemberian ASI, cara
meningkatkan ASI
Penutup - Memberikan kesempatan - Bertanya
peserta untuk bertanya.
7 menit - Mendengarkan
- Memberikan kesimpulan
- Menjawab pertanyaan
materi yang sudah
yang diberikan
diberikan
- Menjawab salam.
- Evaluasi

- Penutup dengan
mengucapkan salam
MATERI PENYULUHAN
CARA PEMBERIAN ASI YANG BENAR

1. Pentingnya Pemberian ASI

 ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan yang paling tepat untuk
membantu pertumbuhan bayi menjadi lebih sehat dan kuat.
 ASI dapat melindungi bayi dari penyakit dan infeksi, seperti
kencing manis (diabetes), kanker, diare, dan radang paru-paru
(pneumonia). Pertahanan tubuh ibu (antibodi) terhadap penyakit
tersebut akan masuk ke dalam tubuh bayi melalui ASI.
 Ketika seorang ibu menyusui anaknya, ASI yang keluar itu dalam
kondisi bersih, selalu tersedia, dan selalu sesuai temperaturnya.
 Menyusui dapat membantu terjalinnya kedekatan dan rasa aman
antara ibu dan bayinya.
 Bagi beberapa perempuan, hanya memberikan ASI saja dapat
membantu mencegah dirinya untuk hamil terlalu dini.
 Menyusui adalah tindakan yang murah dan tidak membutuhkan
banyak biaya.
Keuntungan menyusui bagi bayi antara lain:

1) bayi mendapat immunoglobulin untuk melindunginya dari banyak


penyakit dan infeksi

2) bayi lebih jarang menderita infeksi telinga dan saluran pernapasan


3) bayi lebih jarang mengalami diare dan penyakit saluran cerna lain

4) jenis protein dalam ASI mengurangi kemungkinan timbulnya


reaksi alergi

5) bayi yang disusui memiliki lebih sedikit masalah dengan


pemberian makanan yang berlebihan (harus menghabiskan susu di
botol);

6) insidensi bayi untuk mengalami obesitas dan hipertensi pada


dewasa menurun

7) menyusui meningkatkan kontak ibu-anak.

2. Penyebab ASI Tidak Keluar

ASI tidak keluar sesaat setelah melahirkan memang menjadi permasalahan


umum. Dan untuk mengatasi hal tersebut, ibu harus memancing (membersihkan
puting, melakukan pemijatan, serta sering-sering mencoba untuk menyusui bayi
meski ASI belum keluar).
Produksi ASI di pengaruhi faktor Fisik dan Psikologis. Apabila kedua
faktor tersebut terganggu, maka produksi ASI juga akan terhambat, bahkan
menyebabkan ASI tidak keluar. Adapun Faktor fisik yang berpengaruh terhadap
produksi ASI adalah:
 Asupan gizi ibu menyusui tidak terpenuhi dengan baik. Kurang
mengkonsumsi makanan yang bervariasi, khususnya sayur dan buah-
buahan.

 Faktor Kesehatan Ibu Menyusui termasuk faktor hormonal


(hormon testosterone) dan waktu istirahat yang cukup juga akan
mempengaruhi produksi ASI.
Selain faktor fisik tersebut di atas, tidak keluarnya ASI atau produksinya
yang berkurang juga bisa disebabkan karena faktor psikologis, yang diantaranya
adalah:
 Perasaan Tidak Nyaman (perasaan takut, marah, gelisah, sedih,
kesal, cemas, malu atau nyeri) pada Ibu Menyusui, akan menghambat dan
meningkatkan pengeluaran oksitoksin yang akhirnya mengurangi ASI.
Dan untuk mengatasi hal tersebtu, Ibu Menyusui harus bahagia, senang,
bangga, memeluk dan mencium bayinya sehingga ASI akan tatap keluar
mencukupi kebutuhan Bayi.

 Rasa Yakin pada ibu untuk bisa menyusui Bayinya selama 6 bulan,
secara tidak langsung akan meningkatkan produksi ASI dan membantu
kelancaran proses menyusui.

 Berpikiran Negatif, menjadi faktor pendukung agar ASI tidak


keluar untuk memenuhi kebutuhan Bayi. Untuk itu anda harus percaya
diri, hormon di dalam tubuh terpacu untuk memproduksi ASI terus
menerus.

 Kurangnya Dukungan orang terdekat (suami dan anggota keluarga


lainnya) juga akan mempengaruhi Produksi ASI Ibu Menyusui. Dukungan
mereka sebenarnya akan sangat membantu berhasilnya seorang ibu untuk
menyusui saat setelah persalinan dan berlanjut sampai usia bayi 6 bulan.
Begitu pula dukungan dari lingkungan pekerjaan (bagi wanita karier),
seperti tersedianya ruangan khusus untuk memerah ASI dan lemari es
untuk menyimpan ASI yang telah di perah. Semakin sering ASI
dikeluarkan, maka produksinya akan tetap terjaga.

3. Cara Menyusui yang Benar

Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap


air susu. Petugas kesehatan perlu memberikan bimbingan pada ibu dalam
minggu pertama setelah persalinan (nifas) tentang cara-cara menyusui
yang sebenarnya agar tidak menimbulkan masalah yaitu dengan langkah-
langkah berikut ini:

a. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit demi sedikit kemudian


dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini bermanfaat
sebagai desinfektan san menjaga kelembaban puting susu
(Suradi,dkk,2004).

b. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara:

1. Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih santai


lebih baik menggunakan kursi yang lebih rendah agar kaki ibu
tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran
kursi

2. Bayi dipegang satu lengan, kepala bayi terletak pasa


lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala
bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan
telapak tangan ibu

3. Posisi tangan bayi diletakkan dibelakang ibu dan yang satu


di depan

4. Perut bayi menempel pada perut ibu, kepala bayi


menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi)

5. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

6. Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang


(Suradi,dkk,2004).

c. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain
menopang dibawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja.

d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex)


dengan cara:

1. menyentuh pipi dengan puting susu atau,


2. menyentuh sisi mulut bayi

e. Melepas isapan bayi

Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya


ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi:

1) jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi

2) dagu ditekan ke bawah

f. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum


terkosongkan (yang dihisap terakhir)

g. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian


dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan
sendirinya

h. Menyendawakan bayi. Tujuan menyendawakan bayi adalah


mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh-
Jawa) setelah menyusui. Ketika menyusui bayi ikut menelan udara yang
dapat membuat perutnya penuh dan tidak enak sebelum ia menyelesaikan
minumnya. Menyendawakan bayi sangat penting dan merupakan bagian
dari proses menyusui. Lakukan setidaknya setidaknya setelah lima menit
bayi menyusui atau paling sedikit saat bayi berpindah payudara. Ada tiga
cara umum menyendawakan bayi:

1) gendong bayi dengan kuat di pundak, wajah bayi


menghadap ke belakang, beri dukungan dengan satu tangan pada
bokongnya, tepuk atau usap punggungnya dengan tangan lain

2) telungkupkan bayi di pangkuan, lambungnya berada di


salah satu kaki, kepalanya menyandar di salah satu kaki lainnya.
Satu tangan memegangi tubuhnya dengan kuat, satu tangan lain
menepuk atau mengusap punggungnya sampai bersendawa
3) dudukkan bayi di pangkuan, kepalanya menyandar ke
depan, dadanya ditahan dengan satu tangan. Pastikan kepalanya
tidak mendongak ke belakang. Tepuk atau gosok punggungnya
(Danuatmaja, dkk.2007).

4. Cara Memberikan ASI pada Bayi dengan Menggunakan


Cangkir

1. Gunakan cangkir kecil dan bersih. Jika tidak mungkin


untuk dididihkan, cucilah dengan sabun dan air bersih.
2. Peganglah bayi dalam posisi tegak atau hampir tegak.
3. Peganglah cangkir yang berisi ASI dan arahkan ke mulut
bayi. Tempelkan cangkir tersebut pada bibir bayi sehingga
sebagian susu menempel pada bibir bayi tersebut. Angkat cangkir
perlahan pada bibir bayi bagian bawah dan biarkan tepi cangkir
menyentuh bibir atas bayi.
4. Jangan tuangkan ASI ke dalam mulut bayi.

5. Bagaimana pemberian ASI jika Ibu Sakit

Jika ibu mampu, akan lebih baik baginya untuk tetap menyusui
bayinya dibandingkan dengan pemberian makanan lain selain ASI terlalu
cepat. Jika anda mengalami demam tinggi dan berkeringat banyak,
mungkin produksi ASI anda akan berkurang. Untuk mempertahankan
produksinya, minumlah air putih yang banyak dan lanjutkan menyusui
sesering mungkin. Akan lebih nyaman untuk anda jika anda berbaring saat
menyusui. Jika anda membutuhkan untuk berhenti menyusui selama
beberapa hari, keluarkan ASI dengan tangan anda ( bila perlu anda dapat
minta bantuan orang lain untuk melakukannya). Untuk mencegah
penularan infeksi ke bayi, cucilah tangan anda dengan sabun dan air bersih
sebelum anda memegang bayi atau payudara anda.
6. Lamanya dan Frekuensi Menyusui

Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga


tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan,
karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui
bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing,
kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa
perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu
payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong
dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur
dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu
kemudian.

Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena


isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI
selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan
mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan
agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada
malam hari akan memicu produksi ASI.

Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka


sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan
kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar

produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan
payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu
menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak

terlalu ketat.

7. Cara Meningkatkan ASI

a. Adalah dengan memberikan ASI lebih sering, siang dan


malam, setiap waktu sampai bayi tidak mau.
b. Bagi ibu memakan makanan dengan gizi seimbang dan
dengan pola makan yang benar dan teratur. Contohnya dengan
mengonsumsi sayur-sayuran.

c. Sebisa mungkin tidak banyak pikiran

Daftar Rujukan

Moody, Jane. 2005. Menyusui (Cara Mudah, Praktis, dan Nyaman). Jakarta:
Arcan.

Nelson, Joan. 1995. Cara Menyusui yang Baik. Jakarta: Arcan

Soejiningsih. 1997. Air Susu Ibu (Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan). Jakarta:
EGC

Suryadi C, dkk. 2002. Kesehatan Reproduksi Buku I dan II. Jakarta: FKM UI.

Anda mungkin juga menyukai