Anda di halaman 1dari 6

Gambaran histologis dari paru-paru bayi baru lahir

Histologi tidak dapat membantu seperti yang diharapkan untuk


menunjukkan onset pernafasan. Sebelumnya diperkirakan bahwa bentuk alveoli
dan ketinggian dari lapisan epitelium dapat menunjukkan apakah mereka telah
mengembang akibat masuknya udara, tapi hal ini terbukti menjadi hal yang
mengecewakan. Menurut Shapiro (1977), ketinggian dari epitel dan bentuk dari
alveoli lebih merupakan ukuran kematangan janin daripada respirasi saat lahir.
Parenkim paru berkembang di janin sebagai percabangan dari trakea dan saat tahap
intermediet – sekitar berat badan 800 g atau usia kehamilan 4 bulan – tampak
sebagai struktur mirip kelenjar dengan lapisan sel kuboid atau kolumnar. Evolusi
menjadi alveolus tipe dewasa yang berdinding tipis akan lengkap sebelum cukup
bulan atau saat berat janin sekitar 2500 g. Ruang alveolar mungkin bisa ditemukan
menggembung walaupun pada janin yang tidak bisa menghirup udara, seperti yang
dijelaskan oleh Shapiro yang ditemukan bebas di perut ibu setelah rupture
uterus.Tidak ada epitel intra-alveolar yang terlhihat dan paru-paru tidak dapat
dibedakan secara histologis dari seorang anak yang telah bernafas.

Penulis lain telah mendeskripsikan maturasi dari paru janin (Kuroda et al.
1965; Parmentier 1962; Ham dan Baldwin 1941) dan hal itu tak terbantahkan bahwa
alveolus yang telah mengembang sepenuhnya bisa ditemukan sebelum full term,
bahkan pada bayi yang belum pernah menghirup udara. Setelah bulan kelima,
lumen dari kantung udara diisi oleh cairan amnion. Bahkan, ada kemungkinan
bahwa cairan ketuban mungkin diproduksi oleh lapisan paru yang baru terbentuk
karena hal itu bahkan terdapat pada kasus atresia bronkotrakea kongenital. Saat
bernafas dimulai, alveoli semakin membesar dan cairan sebagian dikeluarkan
melalui bronkus dan sebagian lagi diserap kembali ke sirkulasi pulmonal. Ham
(1950) dan Shapiro (1947) menunjukkan bahwa temuan alveoli tanpa epitel kuboid
atau kolumnar berarti bahwa janin telah melewati tahap dua pertiga dari proses
maturasi, bukan bahwa ia telah menghirup udara.

Bukti lebih lanjut ditemukan pada gambaran histologis bagian terisoliasi


dari jaringan paru pada bayi, yang tidak terhubung ke system bronkial tetapi masih
menunjukkan ductus alveolar dan alveolus (Potter dan Buhlender 1941; Potter
1952). Paru janin ditransplantasikan ke dalam ruang anterior dari mata hewan, juga
mengembangkan alveolus dengan bronkiolus terminal (Waddell 1949).
Penanganan post-mortem juga telah dicurigai sebagai masuknya udara ke dalam
paru janin. Tampaknya alveolus respirasi telah ditemukan di bagian paru-paru dari
bayi yang mati yang diambil dari rahim seorang ibu yang telah meninggal.

Janssen (1977) setuju bahwa resusitasi akan menyebabkan aerasi paru-


paru postmortem, tetapi mengklaim bahwa respirasi buatan seperti itu tidak dapat
menyebabkan alveoli neonates yang lahir menjadi aerasi sempurna dan merata.
Namun, terhadap pandangan ini, merupakan gambaran patchy yang tidak diragukan
dari banyak bayi yang sudah tidak diragukan lagi bernafas untuk beberapa waktu,
jadi sulit untuk melihat bagaimana kedua situasi tersebut dapat dibedakan.
Pernyataan Janssen tentang gambaran histologis masuk akal:

Menurut tingkat pengetahuan dan kemungkinan untuk pemeriksan, ventilasi paru-


paru sendiri tidak dapat dianggap sebagai indikasi dari hidupnya suatu kelahiran.
Dalam berbagai keadaan, paru-paru awalnya aerasi bisa menjadi tanpa udara:
sebaliknya, paru-paru neonates yang lahir mati dapat tampak aerasi. Hal itu tidak
mungkin untuk dipastikan pada semua kasus.

Secara umum, bayi yang menghirup kuat udara untuk beberapa saat –
mungkin beberapa jam pada kebanyakan kasus – akan memiliki paru-paru yang
secara histologis menyerupai anak yang lebih tua dengan pengembangan paru-paru
yang penuh dan merata. Pada banyak bayi yang tidak diragukan lagi telah hidup
dan bernafas untuk waktu yang cukup, bagaimanapun mungkin hanya ada ekspansi
patchy, yang sesuai dengan aerasi yang tidak rata yang terlihat secara makroskopik
di bawah permukaan pleura. Kesulitan muncul ketika penampilan paradoksal
terlihat, contoh yang diilustrasikan dalam banyak buku teks.

Jadi kelahiran mati (still birth) yang tidak diragukan mungkin mengungkapkan
ekspansi alveolar yang cukup luas, sementara bayi yang benar-benar hidup untuk
beberapa waktu mungkin menunjukkan kantung udara yang kolaps.
Dalam pekerjaan medico-legal, meskipun itu cukup untuk merujuk pada
keadaan biasa, ketika ada sidang kriminal, standar pembuktian adalah “tanpa
keraguan” dan pencualian yang didokumentasikan dengan baik seperti yang
disebutkan (sebagai uji flotasi) membuatnya tidak aman menjadi dogmatis terhadap
pendapat histologis.

ESTIMASI KEMATANGAN (Estimation of Maturity)

Ini adalah bagian penting dari otopsi, baik sebagai masalah catan ukuran dan usia
perkiraan bayi, tetapi juga sebagai syarat hokum di yuridiksi yang membutuhkan
bukti viabilitas sebelum lahir mati (still birth) bisa tercatat atau tertuduh
pembunuhan bayi (infanticide). Pertama harus diterima bahwa – seperti pada saat
kehidupan – pengukuran morfologi tidak berarti indicator usia kronologis yang
mutlak. Variasi pribadi merupakan gabungan dari jenis kelamin, ras dan faktor
nutrisi untuk mencegah akurasi. Waktu munculnya pusat penulangan (osifikasi)
tidak lagi seragam seperti yang pernah dipikirkan. Seperti halnya banyak kondisi
biologis, ada kemungkinan tipe “bell-shaped curve”, sehingga meskipun
kebanyakan subjek akan terletak pada zona sentral yang besar, akan semakin
berkurang angka dari setiap ekstrim pada grafik. Harus diingat bahwa bayi
perempuan biasanya setidaknya 100g lebih ringan dibandingan bayi laki-laki,
meskipun perbedaan individu dalam jenis kelamin dapat jauh lebih besar dari pada
variasi statistic ini. Kembar, bahkan mereka yang akan memasuki cukup bulan,
akan lebih ringan dari anak tungal. Janin tunggal cukuo bulan, pada usia gestasi 40
minggu akan memiliki spesifikasi penting berikut:

Berat antara 2550 hingga 3360g

 Panjang ujung kepala – tumit adalah 48-52 cm.


 Panjang ujung kepala – bokong adalah 28-32 cm.
 Lingkar kepala 33-38 cm.
 Pusat penulangan di ujung bawah femur akan hamper selalu ada, dengan
diameter sekitar 6 mm.
 Tidak terdapat lanugo atau hanya pada bahu; panjang rambut sekitar 2-3 cm.
 Testis dapat teraba di skrotum; labia vulva menutup lubang vagina.
 Umbilikus berada di tengah antara xiphisternum dan pubus.
 Ada meconium gelap di usus besar.
 Pusat penulangan di ujung atas tibia akan timbul pada 80% bayi cukup
bulan. Panjang jari dan kuku jari kaki adalah panduan yang tidak dapat
diandalkan. Informasi lebih rinci dapat diperoleh dari buku teks kebidanan
dan pediatrik.

Pada 36 minggu, panjang ujung kepala – tumit sekitar 45cm dan berat
sekitar 2200g. Mungkin akan terjadi pusat penulangan pada tulang, sering di ujung
bawah tulang paha dan mungkin juga di ujung atas tibia.

Pada 28 minggu, berat janin kemungkinan sekitar 900-1100 g, memiliki


panjang ujung kepala – tumit 35 cm, panjang ujung kepala – bokong 23 cm, dan
panjang kaki 8 cm.

Aturan lama Haase rule-of-thumb untuk usia dan ukuran janin, hingga
minggu kedua puluh, panjang dalam sentimeter adalah kuadrat dari periode gestasi
dalam bulan. Di luar minggu kedua puluh, panjang dalam sentimeter dibagi lima
mewakili usia dalam beberapa bulan.

Pemeriksaan pusat osifikasi dapat dilakukan secara radiografi yang


memerlukan saran dari ahli radiologi, karena waktu penampilan mungkin tidak
sinkron dengan identifikasi visual dari pusat. Pada otopsi, biasanya untuk mencari
mereka secara langsung, sebagai berikut: pada lutut, kaki ditekuk dan potongan
memanjang yang dibuat diatas patella. Tulang didorong ke depan melalui
pemotongan, dan iris melintang dibuat dengan pisau melalui tulang rawan dari
ujung bawah tulang paha. Jika pusat penulangan/osifikasi terungkap, pemotongan
harus dilanjutkan melalui tulang rawan polos di atasnya sampai pusat diaphyseal
tercapai. Ini untuk menghindari kesalahan margin bawag tulang diaphyseal untuk
pusat epifisis yang terpisah. Ujung atas tibia kemudian ditangani dengan cara yang
sama.

Gambar 11. Pengambilan organ toraks Gambar 12. Kematangan janin:


dari still birth di rumah sakit. Paru-paru sampai dengan minggu kedua puluh
kuat dan berat tanpa krepitasi saat panjang janin dalam sentimeter adalah
diperas. Bagian pinggir paru sekitar kuadrat usia dalam bulan
mengambang di air, namun menunjukkan (aturan Haase)
kesalahan dari “uji flotasi”.

Gambar 13. Kematangan janin: Gambar 14. Kematangan janin:


dengan aturan Haase, panjang ujung panjang bayi ini dari ujung kepala –
kepala – tumit, maka janin sekitar 4,5 tumit 30cm, yang kira-kira usia
bulan. kehamilan sekitar 6 bulan, panjang
dalam sentimeter diatas bulan kelima
adalah sekitar lima kali usia dalam
beberapa bulan.

Di kaki, potongan dibuat di sumbu ekstremitas antara jari ketiga dan


keempat ke sendi pergelangan kaki, untuk mencari tulang berbentuk kuboid. Talus
dan calcaneus bisa dimasukkan dengan memotong di bagian atas dorsum kaki saat
plantar fleksi. Pusat di calcaneus muncul di sekitar usia kehamilan 7 bulan, yang di
talus juga sekitar 7 bulan, dan berbentuk kubus pada cukup bulan.

Metode non-osseous lainnya dalam memperkirakan kematangan, seperti


perkembangan progresif alveolar dari produksi surfaktan sel tipe II di paru janin
(Betz et al. 1992)

Anda mungkin juga menyukai