Anda di halaman 1dari 6

PENATALAKSANAAN

GASTROENTERITIS
No.
:
Dokumen
S
No. Revisi :
O Tanggal
:
P Terbit
Halaman :

PEMERINTAH H.Abd.Rahman Aly,SKM. M.Kes

KAB. BONE Nip.19681025 198803 1 004

1.Pengertian Penatalaksanaan gastroenteritis adalah


penanganan peradangan mukosa lambung dan
usus halus yang ditandai dengan diare, yaitu buang
air besar lembek atau cair, dapat bercampur darah
atau lender, dengan frekuensi 3 kali atau lebih
dalam waktu 24 jam, dan disertai dengan muntah,
demam, rasa tidak enak di perut dan menurunnya
nafsu makan. Apabila diare > 30 hari disebut
krooni
2.Tujuan Sebagai acuan Penerapan Langkah-Langkah
Untuk Penatalaksanaan kasus Gastroenteritis
sesuai standar terapi
3.Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. / Tahun 2016
4.Refrensi 1. Permenkes Nomor 5 Tahun 2014
2. Pedoman Panduan Praktik Klinik dokter
5.Lan gkah- a. Petugas menerima pasien dengan senyum,
langkah salam dan sapa
b. Petugas melakukan anmnesa, didapatkan
keluhan buang air besar (BAB) lembek atau
cair, dapat bercampur darah atau lendir,
dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam
waktu 24 jam. Dapat disertai rasa tidak
nyaman di perut (nyeri atau kembung), mual
dan muntah serta tenesmus.
PENATALAKSANAAN
GASTROENTERITIS
No.
:
Dokumen
DINAS S
No. Revisi :
KESEHATAN O Tanggal H.Abd.Rahman Aly
:
P Terbit
Halaman :

c. Petugas mencuci tangan


d. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
Tanda-tanda dehidrasi yang perlu
diperhatikan
- Dehidrasi minimal jika kesadaran baik,
minum normal, denyut jantung dan
kualitas denyut nadi bai, napas serta mata
normal. Mulut dan lidah basah, turgor
baik isian kapiler normal dan ekstrimitas
hangat.
- Dehidrasi ringan-sedang jika pasien lemas,
sangat haus, denyut jantung meningkat,
kualitas denyut nadi menurun, napas
cepat, mata sedikit cekung, produksi urin
berkurang, isisan kapiler memanjang dan
ekstremitas dingin.
- Dehidrasi berat jika pasien apatis, letargi,
tidak dapat minum, takikardia, nadi lemah
atau tidak teraba, napas dalam, mata
sangat cekung, air mata tidak ada, mulut
dan lidah pecah pecah, isian kapiler
memanjang, ekstremitas dingin, dan
produksi urin minimal
e. Petugas mencuci tangan
f. Petugas menegakkan diagnose berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisis.
PENATALAKSANAAN
GASTROENTERITIS
No.
:
Dokumen
DINAS S
No. Revisi :
KESEHATAN O Tanggal H.Abd.Rahman Aly
:
P Terbit
Halaman :

g. Petugas memberikan rencana terapi dan


melengkapi informed consent bila dibutuhkan
tindakan, berupa
- Memberikan cairan dan diet adekuat
- Pasien diare yang belum dehidrasi dapat
diberikan obat anti diare (loperamide atau
obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2
tablet/ hari) untuk mengurangi gejala dan
antimikroba untuk terapi definitif. Pemberian
terapi antimikroba empirik diindikasikan
pada pasien yang diduga mengalami infeksi
bakteri invasif, traveller’s diarrhea, dan
imunosupresi. Antimikroba: pada GE akibat
infeksi diberikan antibiotik atau antiparasit,
atau anti jamur tergantung penyebabnya,
antara lain: golongan kuinolon yaitu
ciprofloxacin 2 x 500 mg/hari selama 5-7
hari, atau Trimetroprim/Sulfamethoxazole
160/800 2x 1 tablet/hari. Apabila diare
diduga disebabkan oleh Giardia,
metronidazole dapat digunakan dengan dosis
3x500 mg/ hari selama 7 hari.
- Apabila terjadi dehidrasi, setelah ditentukan
derajat dehidrasinya, pasien ditangani
dengan langkah sebagai berikut
 Menentukan jenis cairan yang akan
digunakan . Pada diare akut awal yang
PENATALAKSANAAN
GASTROENTERITIS
No.
:
Dokumen
DINAS S
No. Revisi :
KESEHATAN O Tanggal H.Abd.Rahman Aly
:
P Terbit
Halaman :

ringan, tersedia cairan oralit per oral atau


ringer laktat dan NaCl 0,9% secara intravena.
 Menentukan jumlah cairan yang akan
diberikan. Prinsip dalam menentukan jumlah
cairan inisial yang dibutuhkan adalah: BJ
plasma dengan rumus:

 Menentukan jadwal pemberian cairan:


1.Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial):
jumlah total kebutuhan cairan menurut BJ
plasma dalam 2 jam ini agar tercapai
rehidrasi optimal secepat mungkin.
2.Satu jam berikutnya/ jam ke-3 (tahap ke-2)
pemberian diberikan berdasarkan kehilangan
selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi
inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok dapat
diganti cairan per oral.3.Jam berikutnya
pemberian cairan diberikan berdasarkan
kehilangan cairan melalui tinja dan
insensible water loss
h. Petugas merujuk ke laboratorium untuk
pemeriksaan darah rutin dan feses lengkap
bila keadaan pasien sudah stabil.
i. Petugas memberikan penyuluhan kepada
pasien/ keluarga untuk membantu asupan
cairan dan edukasi.
PENATALAKSANAAN
GASTROENTERITIS
No.
:
Dokumen
DINAS S
No. Revisi :
KESEHATAN O Tanggal H.Abd.Rahman Aly
:
P Terbit
Halaman :

untuk mencegah terjadinya GE dan mencegah


penularannya.
j. Petugas memberikan resep.
k. Petugas merujuk pasien jika terdapat indikasi
yaitu tanda dehidrasi berat, terjadi
penurunan kesadaran , nyeri perut yang
signifikan ,pasien tidak dapat minum oralit
atau tidak ada infus set serta cairan infus di
fasilitas pelayanan.
l. Petugas melengkapi rekam medis, form dan
buku register terkait.
6.Bagan alir Anamnesa BAB Cuci tangan
Petugas encer >3x, nyeri
(3S) perut, demam,
malaise . Pemeriksaan Fisik
(status mental,
demam , tenesmus,
turgor kulit,
ekstrimitas, mata dan
Cuci tangan lidah, Colok dubur
pada pasien >50 thn

Hasil Darah Rutin- Nilai derajat


Rujuk Lab
Feses Lengkap dehidrasi

Dehidrasi minimal/ Dehidrasi Ringan- Dehidrasi Berat


tidak ada sedang

●Tentukan jenis
cairan
●Hitung Rujuk RS
Kebutuhan cairan
●Atur jadwal
Konseling-Edukasi
pemberian cairan

Lengkapi RM,
form dan buku
Selesai
register terkait
PENATALAKSANAAN
GASTROENTERITIS
No.
:
Dokumen
DINAS S H.Abd.Rahman Aly
No. Revisi :
KESEHATAN O Tanggal
:
P Terbit
Halaman :

7.Unit terkait - Loket


- Poli umum
- Kamar obat
8.Dokumen  Buku register pasien Poli Umum
terkait  Buku register penimbangan berat badan dan
pengukuran tekanan darah
 Buku register rujukan eksternal
 Form rujukan pasien UMUM, BPJS-JKN
 Form persetujuan rujukan
 Surat keterangan sakit / istirahat

Anda mungkin juga menyukai