Anda di halaman 1dari 61

REVIEW MAKALAH ISLAM DAN

TEKNOLOGI
Mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Al Qur’an seperti surat Al-
Anbiya ayat 80 yang artinya “Telah kami ajarkan keapda Daud membuat baju besi untuk kamu guna
memelihara diri dalam peperanganmu”. Itu membuat manusia dituntut untuk selalu mengembangkan
dan meningkatkan teknologi. Pada abad 7 M lahirlah para pemikir Islam yang mampu membawa Islam
jaya dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

Namun sangat disayangkan perkembangan itu tidak ditindaklanjuti dengan serius karena
keterlenaan. Ini dimanfaatkan bangsa lain untuk mengambil dan mengembangkan ilmu dan teknologi
yang sudah dikembangkan oleh kaum muslimin. Pada era ini, setelah mengambil ilmu tersebut, mereka
menganggap ilmu dan teknologi adalah segala-galanya sehingga membuat perkembangan berjalan
begitu pesat.

Masa ini berlangsung cukup lama. Namun, tidak selamanya. Kesembongan yang mereka
banggakan terhenti oleh hal-hal yang mereka tak pahami. Manusia hanyalah secuil debu dibandingkan
kekuasaan Allah SWT. Allah sangat tidak menyukai orang-orang yang hanya tau tentang dunia, tetapi
bodoh dalam kebenaran di dalamnya.

Kebencian semakin nampak karena sifat kerakusan manusia. Bukan sebagai penghambat, malah
sebagai motivasi untuk bersaing satu dengan yang lain. Namun, tanpa bimbingan agama, mau jadi
apalah ilmu dan teknologi itu. Terlihat hebat namun kurang bermanfaat dan tidak akan bertahan lama.

Kembali ke zaman kejayaan Islam. Banyak cabang ilmu dan teknologi yang didalami orang
masing-masing ilmuwan pada masa itu. Banyak ilmu-ilmu fisika yang dikembangakan oleh fisikawan
seperti Al Kindi yang nantinya ilmunya akan dimanfaatkan untuk perkembangan teknologi, dari yang
sederhana hingga yang modern dan luar baisa. Para rekayasawan muslim juga berhasil membuat
berbagai teknologi seperti teknik sipil dalam pembangunan yang berupa bendungan, jembatan,
penerangan jalan, irigasi, hingga gedung pencakar langit. Sejarah membuktikan pernah ada
pembangunan bendungan jembatan yang digunakan untuk menggerakkan roda air yang pertama kali
dibangun di Dezdul, Iran.
Masih banyak perkembangan teknologi yang lain. Seperti insinyur Muslim juga mampu
membangun bendungan yang dapat mengatur dan mengalirkan air. Pertama kali dibangun di Sungai
Uzaym yagn terletak di Jabal Hamrin, Irak.

Ini membuktikan perkembangan teknologi pada masa kejayaan Islam bukanlah sebuah
kebohongan atau sekedar cerita dari negeri dongeng saja.

Masa yang terus berjalan hingga perebutan ilmu dan teknologi oleh bangsa lain. Meninggalkan
perang fisik yang berubah menjadi perang pemikiran. Berbagai ilmu, teknologi dan bahkan ideology yang
berkembang terlalu pesat tak terkontrol karena melupakan eksistensi Tuhan dan menganggap manusia
bisa hidup sendiri tanpa perlu ada yang mengatur selama ada ilmu dan teknologi.

Perkembangan ilmu dan teknologi yang menjadi luar biasa. Namun, dirasa hampa membuat
banyak ilmu dan teknologi menjadi disalahgunakan. Baik dalam tindak kejahatan atau hanya sekedar
pandagan yang “sok tahu” yang bisa merubah suatu paradigma menjadi yang sesat dan buruk.

Dewasa ini perkembangan IPTEK dirasa yang paling dirasakan diantara semua ilmu dan
teknologi yang ada. Pandangan ideologi yang positifistik-empirik sebagai sesuatu yang materialisme-
sekuler semakin membuat teknologi dan ilmu jauh dari sentuhan agama.

Dengan demikian krisis multideminsional dapat terjadi akibat perkembangan IPTEK yang lepas
kendali dari nilai-nilai moral dan agama. Dan berbagi krisis lain seperti alam ekologi yang dirasa sangat
memprihatinkan. Pemanasan global yang berdampak pada bencana alam, kebocoran reactor nuklir, dan
lain sebagainya.

Dalam keprihatinan ini, umat Islam berusaha untuk bangkit dari keterpurukan yang tidak hanya
dirasakan umat Muslim saja, tetapi semua umat di bumi ini. Islam tidak menolak perkembangan Ilmu
dan Agama. Karena semua yang ada di bumi ini diciptakan Allah tanpa sia-sia seperti dalam surat Al-
Imron ayat 3 yang artinya “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. Dan Islam juga menghargai perkembangan ilmu dan
teknologi seperti yang sudah dijelaskan dalam surat Mujadillah ayat 58 yang artinya “Allah akan
mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat”.

Semua sudah dijelaskan. Islam menyukai perkembangan ilmu dan teknologi. Namun, harus
sesuai dengan syariat karena sesungguhnya yang berlebihan itu tidak baik. Islam melihat ilmu teknologi
dan islam dalam pandangan yang sama. Tidak ada yang lebih penting dari satu dengan yang lain. Semua
berjalan beriringan.

Dengan demikian perkembangan IPTEK dapat lebih terkontrol dan bermanfaat bagi umat
manusia seluruhnya tidak hanya umat Muslim saja. Pemanfaatan internet yang bisa menjadi lebih positif
juga dirasa sangat penting dan dampaknya juga akan sangat positif. Pemanfaatan positif di sini dapat
diartikan sebagai pemanfaatkan dalam bidang pendidikan, informasi, dan dakwah. Dahwah di sini juga
yang bersifat universal tanpa menjelek-jelekan yang lain. Masih ada juga banyak website yang mengaku
Islam, tetapi isinya tidak positif bahkan mampu membuat perpecahan. Pemilihan yang selektif sangat
dibutuhkan dan semua itu tidak akan terlaksana tanpa kerja sama serta kontribusi semua umat.

Diharap dengan adanya kesadaran ini dapat membuat perkembagngan ilmu dan teknologi
menjadi lebih bermanfaat dan dapat membawa umat manusia terhindar dari kehancuran. Berikut
adalah website e-dakwah yang dapat diakses seabgai media teknologi dalam penyebaran keindahan
dunia islam:
MAKALAH ISLAM dan
PERKEMBANGAN IPTEK
27 Oktober 2015 by aryadningrat

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah
Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat
Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan
bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh ilmu
pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu
pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan
yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan
dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang
lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari.

Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat
(pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa
boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum
syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam.
Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat
Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan
manusia.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban barat satu
abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan
kemakmuran material yang dihasilkan oleh perkembangan iptek modern membuat orang lalu
mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis trhadap
segala dampak negatif yang diakibatkanya.

1. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:

1. Apa Pengertian IPTEK


2. Bagaimana Pandangan Islam tentang IPTEK?
3. Pentingkah umat beragama mengikuti perkembangan IPTEK ?
1. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:

1. Untuk memahami pandangan islam tentang IPTEK.


2. Untuk memahami dampak positif dan negatif tentang perkembangan IPTEK.
3. Untuk memehami tentang Pentingnya Umat Beragama Mengikuti IPTEK.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian IPTEK

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yg tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Ilmu adl sumber teknologi yg mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan
rekayasa dan ide-ide. Adapun teknoogi adl terapan atau aplikasi dari ilmu yg dapat ditunjukkan
dalam hasil nyata yg lbh canggih dan dapat mendorong manusia utk berkembang lbh maju lagi.
Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis utk mengembangkan ilmu
dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran sebab kitab suci ini banyak mengupas
keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Seperi kita ketahui, teknologi kini telah merembet dalam kehidupan kebanyakan manusia bahkan
dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun. Dimana upaya tersebut merupakan cara
atau jalan di dalam mewudkan kesejahteraan dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Atas dasar kreatifitas, akalnya, manusia mengembangkan iptek dalam rangka untuk mengolah
SDA yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dimana dalam pengembangan iptek harus
didasari terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab, agar semua masyarakat
mengecam IPTEK secara merata. Disatu sisi telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekali
di aspek telekomunikasi, namun oelaksanaan pembangunan IPTEK masih belum merata.

Masih banyak masyarakat kurang mampuyang putus harapannya untuk mendapatkan


pengetahuan dan teknologi. Hal itu dikarenakan tingginy biaya pendidikan yang harus mereka
tanggung. Makadari itu pemerintah perlu menyikapi dan menanggapi masalah-masalah tersebut,
agar peranan IPTEK dapat bertujuan untuk meningkatkan SDM yang ada. Perkrmbangan IPTEK
disamping bermanfaat untukkemajuan hidup Indonesia juga memberikan dampak negatif. Hal
yang perlu diperhatikan dalam penerapan IPTEK untuk menekan dampaknya seminimal
mungkin antara lain:

1. Menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat.


2. Teknologi yang akan diterapkan hendaknya betul-betul dapat mencegah timbulnya
permasalahan di tempat itu.
3. Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang ada.
Dengan perkembangan dan kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatan dan penguatan
iptek mutlak diperlukan untuk mencapaikesejahteraan bangsa. Visi dan Misi iptek dirumuskan
sebagai paduan untuk mengoptimalkan setiap sumber daya iptek yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia.Undang-undang No.18 Tahun2002 tentang Sistem Nasional Penelitiha, Pengembangan
dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang yelah berlaku sejak 29 Juli 2002,
merupakan penjabaran dari visi dan misi Iptek sebagaimana termaksud dalam UUD 1945
Amandemen pasal 31 ayat 5, agar dapat dilaksanakan oleh pemerintah beserta seluruh rakyat
dengan sebaik baiknya. Selain itu pula perkembangan iptek di berbagai bidang di tengah
perkembangan zaman yang semakin pesat semestinya dapat meningkatkan kualitas SDM di
tengah bermunculannya dampak negatif dari adanya perkembangan iptek, sehingga diperlukan
pemikiran yang serius dan mantap dalam menghadapi permasalahan dalam penemuan-penemuan
baru tersebut.

1. Pandangan Islam Tentang IPTEK

Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah swt berupa “alat” untuk mencapai dan
membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalah (1) indera, untuk menangkap kebenaran fisik, (2)
naluri, untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusia secara pribadi maupun
sosial, (3) pikiran dan atau kemampuan rasional yang mampu mengembangkan kemampuan tiga
jenis pengetahuan akali (pengetahuan biasa, ilmiah dan filsafi). Akal juga merupakan penghantar
untuk menuju kebenaran tertinggi, (4) imajinasi, daya khayal yang mampu menghasilkan
kreativitas dan menyempurnakan pengetahuannya, (5) hati nurani, suatu kemampuan manusia
untuk dapat menangkap kebenaran tingkah laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.

Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK yang sangat
pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma Islam dengan
perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani (1995), dalam menghadapi perkembangan
IPTEK ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok; (1) Kelompok yang
menganggap IPTEK modern bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK
moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Quran yang sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan
IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat
menyaring elemen-elemen yang tidak islami, (3) Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam
dan berusaha membangunnya. Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang
mengintrodusir istilah “islamisasi ilmu pengetahuan”. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak
ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu
pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan “jalan” untuk menemukan kebenaran
Allah itu sendiri. Sehingga IPTEK menurut Islam haruslah bermakna ibadah. Yang
dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang mampu mengantarkan
manusia meningkatkan derajat spiritialitas, martabat manusia secara alamiah. Bukan IPTEK
yang merusak alam semesta, bahkan membawa manusia ketingkat yang lebih rendah
martabatnya.

Dari uraian di atas “hakekat” penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah
memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan
kualitas ibadah kepada Allah swt. Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan
kemanfaatannya IPTEK itu sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila (1) mendekatkan pada
kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya, (2) dapat membantu umat merealisasikan tujuan-
tujuannya (yang baik), (3) dapat memberikan pedoman bagi sesama, (4) dapat menyelesaikan
persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila
ia mengandung manfaat dalam arti luas.

Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dan iptek:

1. Berseberangan atau bertentangan.


2. Bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai
3. Tidak bertentangan satu sama lain
4. Saling mendukung satu sama lain, agama mendasari pengembangan iptek atau iptek
mendasari penghayatan agama.

Pola hubungan pertama adalah pola hubungan yang negatif, saling tolak. Apa yang dianggap
benar oleh agama dianggap tidak benar oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pula
sebaliknya. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan iptek akan menjauhkan orang dari
keyakinan akan kebenaran agama dan pendalaman agama dapat menjauhkan orang dari
keyakinan akan kebenaran ilmu pengetahuan. Orang yang ingin menekuni ajaran agama akan
cenderung untuk menjauhi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan oleh manusia.
Pola hubungan pertama ini pernah terjadi di zaman Galileio-Galilei. Ketika Galileo berpendapat
bahwa bumi mengitari matahari sedangkan gereja berpendapat bahwa matahari lah yang
mengitari bumi, maka Galileo dipersalahkan dan dikalahkan. Ia dihukum karena dianggap
menyesatkan masyarakat.

Pola hubungan ke dua adalah perkembangan dari pola hubungan pertama. Ketika kebenaran
iptek yang bertentangan dengan kebenaran agama makin tidak dapat disangkal sementara
keyakinan akan kebenaran agama masih kuat di hati, jalan satu-satunya adalah menerima
kebenaran keduanya dengan anggapan bahwa masing-masing mempunyai wilayah kebenaran
yang berbeda. Kebenaran agama dipisahkan sama sekali dari kebenaran ilmu pengetahuan.
Konflik antara agama dan ilmu, apabila terjadi, akan diselesaikan dengan menganggapnya
berada pada wilayah yang berbeda. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan iptek tidak
dikaitkan dengan penghayatan dan pengamalan agama seseorang karena keduanya berada pada
wilayah yang berbeda. Baik secara individu maupun komunal, pengembangan yang satu tidak
mempengaruhi pengembangan yang lain. Pola hubungan seperti ini dapat terjadi dalam
masyarakat sekuler yang sudah terbiasa untuk memisahkan urusan agama dari urusan
negara/masyarakat.

Pola ke tiga adalah pola hubungan netral. Dalam pola hubungan ini, kebenaran ajaran agama
tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu pengetahuan tetapi juga tidak saling mempengaruhi.
Kendati ajaran agama tidak bertentangan dengan iptek, ajaran agama tidak dikaitkan dengan
iptek sama sekali. Dalam masyarakat di mana pola hubungan seperti ini terjadi, penghayatan
agama tidak mendorong orang untuk mengembangkan iptek dan pengembangan iptek tidak
mendorong orang untuk mendalami dan menghayati ajaran agama. Keadaan seperti ini dapat
terjadi dalam masyarakat sekuler. Karena masyarakatnya sudah terbiasa dengan pemisahan
agama dan negara/masyarakat, maka. ketika agama bersinggungan dengan ilmu, persinggungan
itu tidak banyak mempunyai dampak karena tampak terasa aneh kalau dikaitkan. Mungkin secara
individu dampak itu ada, tetapi secara komunal pola hubungan ini cenderung untuk tidak
menimbulkan dampak apa-apa.

Pola hubungan yang ke empat adalah pola hubungan yang positif. Terjadinya pola hubungan
seperti ini mensyaratkan tidak adanya pertentangan antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan
serta kehidupan masyarakat yang tidak sekuler. Secara teori, pola hubungan ini dapat terjadi
dalam tiga wujud: ajaran agama mendukung pengembangan iptek tapi pengembangan iptek tidak
mendukung ajaran agama, pengembangan iptek mendukung ajaran agama tapi ajaran agama
tidak mendukung pengembangan iptek, dan ajaran agama mendukung pengembangan iptek dan
demikian pula sebaliknya.

Dalam wujud pertama, pendalaman dan penghayatan ajaran agama akan mendukung
pengembangan iptek walau pengembangan iptek tidak akan mendorong orang untuk mendalami
ajaran agama. Sebaliknya, dalam wujud ke dua, pengembangan iptek akan mendorong orang
untuk mendalami dan menghayati ajaran agama walaupun tidak sebaliknya terjadi. Pada wujud
ke tiga, pengembangan iptek akan mendorong orang untuk lebih mendalami dan menghayati
ajaran agama dan pendalaman serta penghayatan ajaran agama akan mendorong orang untuk
mengembangkan iptek.

Adapun alasan mengapa kita harus menguasai IPTEK, terdapat tiga alasan pokok, yakni:

1. Ilmu pengetahuan yang berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-negara
barat. Ini fakta, tidak bisa dipungkiri.
2. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di negara-
negara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.
3. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan IPTEK-
nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat Islam sibuk
sendiri, ramai sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri.

1. Pentingnya Umat Beragama Mengikuti Perkembangan IPTEK

Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanya terbatas pada
pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja, melainkan ilmu oleh Allah dirumuskan dalam
lauhil mahfudz yang disampaikan kepada kita melalui Alquran dan As-Sunnah. Ilmu Allah itu
melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri. Jadi bila diikuti jalan
pikiran ini, maka dapatlah kita pahami, bahwa Alquran itu merupakan sumber pengetahuan dan
ilmu pengetahuan manusia (knowledge and science).

Seandainya penggunaan satu hasil teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan tafakur
serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan maka ketika itu bukan hasil
teknologinya yang mesti ditolak, melainkan kita harus memperingatkan dan mengarahkan
manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika hasil teknologi sejak semula diduga dapat
mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan sejak dini pula kehadirannya ditolak
oleh islam. Karena itu menjadi suatu persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara
memadukan kemampuan mekanik demi penciptaan teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai
fitrahnya.
Kesenian Islam tidak harus berbicara tentang islam. Ia tidak harus berupa nasihat langsung, atau
anjuran berbuat kebajikan,bukan juga penampilan abstrak tentang akidah. Seni yang islami
adalah seni yang dapat menggambarkan wujud ini dengan bahasa yang indah serta sesuai dengan
cetusan fitrah. Seni islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan islam
tentang alam, hidup, dan manusia yang mengantar menuju pertemuan sempurna antara
kebenaran dan keindahan.

Ada 4 hal pandangan Islam dalam etos kerja yaitu: Niat (komitmen) sebagai dasar nilai kerja,
Konsep ihsan dalam bekerja, Bekerja sebagai bentuk keberadaan manusia, dan Orang mukmin
yang kuat lebih disukai.

Secara lebih spesifik, integrasi pendidikan iptek dan imtaq ini diperlukan karena empat alasan:

Pertama, iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup
umat manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan taqwa kepada Allah SWT. Sebaliknya, tanpa
asas imtaq, iptek bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. Iptek dapat
mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian, iptek hanya absah secara metodologis, tetapi
batil dan miskin secara maknawi.

Kedua, pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan
gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan hedonistik, yang sangat berlawanan
dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita.

Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan kebutuhan jasmani, tetapi juga
membutuhkan imtaq dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual). Oleh karena itu, penekanan
pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan
menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa
raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat.

Keempat, imtaq menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia
menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtaq, segala atribut duniawi, seperti harta, pangkat,
iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan.
Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya mencari ridha Allah SWT, hanya akan
menghasilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-Qur’an :

Artinya : “Dan orang – orang yang kafir amal – amal mereka adalah laksana fatamorgana di
tanah yang datar, yang disangka air oleh orang – orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya
air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu
Allah memberikan kepadanya perhitungan amal – amal dengan cukup dan Allah adalah sangat
cepat perhitungan-Nya”. (Q.S An-Nur : 39)

Dengan demikian integrasi iptek dan imtaq harus diupayakan dalam format yang tepat sehingga
keduanya berjalan seimbang dan dapat mengantar kita meraih kebaikan dunia dan kebaikan
akhirat seperti do’a yang setiap saat kita panjatkan kepada Allah.
َ َ‫سنَةً َوقِنَا َعذ‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ َ ‫سنَةً َوفِي ْاْل ِخ َرةِ َح‬
َ ‫َو ِم ْن ُه ْم َم ْن يَقُو ُل َربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا َح‬

Artinya : “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka”. (Q.S. Al-Baqarah : 201)

Sehubungan dengan alasan yang disebutkan di atas, maka perlu dikembangkan usaha perbaikan
yang lebih mendasar terhadap pendekatan dan metode pembelajaran misalnya usaha-usaha yang
berhubungan dengan psikologi belajar, mengintensifkan program imtaq di sekolah-sekolah salah
satunya dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai agama (imtaq) ke dalam setiap
mata pelajaran. Dengan kata lain model pembelajaran harus memadukan
antaraIptek dengan imtaq.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Kemajuan IPTEK merupakan tantangan yang besar bagi kita. Apakah kita sanggup atau tidak
menghadapi tantangan ini tergantung pada kesiapan pribadi masing-masing. Diantara penyikapan
terhadap kemajuan IPTEK masa terdapat tiga kelompok, yaitu: (1) Kelompok yang menganggap
IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan
mencari ayat-ayat Al-Quran yang sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen,
tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen
yang tidak islami, (3) Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha
membangunnya.

Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas,
memperdalam, dan mengembangkan iptek. Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran
Islam yang utama dalam perkembangan iptek setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan
Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah
Islam sebagai standar penggunaan iptek. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat
(utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolak ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek.

Adapun dampak negatif maupun positif dalam perkembangan iptek, Kemajuan dalam bidang
iptek telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan umat manusia. Perubahan ini,
selain sangat cepat memiliki daya jangkau yang amat luas. Hampir tidak ada segi-segi kehidupan
yang tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan ini pada kenyataannya telah menimbulkan
pergeseran nilai nilai dalam kehidupan umat manusia, termasuk di dalamnya nilai-nilai agama,
moral, dan kemanusiaan.

1. Saran

Diharapkan kepada kita semua baik yang tua maupun yang muda agar dapat mewujudkan
Imtaq dan Iptek secara seimbang di negeri yang tercinta ini yaitu Indonesia. Yakni melalui
peningkatan kualiatas sumber daya manusia, potensi, perbaikan sistem ekonomi, serta
menerapkan budaya zakat, infak, dan sedekah. Insya Allah dengan menjalankan syariat Islam
dengan baik dan teratur kita dapat memperbaiki kehidupan bangsa ini secara perlahan.

DAFTAR PUSTAKA

http://aqwam.com/fikih/menjadi-muslim-terbaik

http://bhianrangga.wordpress.com/2011/01/04/peranan-iman-dalam-menghadapi-arus-
globalisasi/

http://sarahayu9.blogspot.com/2011/04/pengertian-integrasi.html

Din Syamsuddin, M, Dr, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani, penerbit kalimat,
Jakarta, 2001

http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=54:mkdu-
4221-berkehidupan-bermasyarakat&catid=33:mkdu&Itemid=77

http://nasirmat.wordpress.com/2009/09/26/integrasi-iptek-dan-imtaq-kedalam-pembelajaran/

http://www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/39

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan
hidayah-Nya kami bias menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas
dari dosen.

Makalah ini membahas tentang “ISLAM DAN PERKEMBANGAN IPTEK”, semoga dengan
makalah yang kami susun ini kita sebagai mahasiswa Almuslim dapat menambah dan
memperluas pengetahuan kita.

Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu
kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen pembimbing kami
serta temen-temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun kami dari yang salah
menjadi benar.

Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir kata kami
mengucapkan terima kasih.

Bireuen, Oktober 2015


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI
………………………………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………………………………. 1

1. Latar Belakang
……………………………………………………………………………………. 1
2. Rumusan
Masalah………………………………………………………………………………… 1
3. Tujuan………………………………………………………………………………………
………… 1

BAB II PEMBAHASAN
…………………………………………………………………………….. 2

1. Pengertian IPTEK
………………………………………………………………………………. 2
2. Pandangan Islam tentang
IPTEK…………………………………………………………… 3
3. Pentingnya Umat Beragama Mengikuti Perkembangan IPTEK…………………. 6

BAB III PENUTUP


…………………………………………………………………………………… 9

1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………
………. 9
2. ………………………………………………………………………………………………
…. 9

DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………………………….. 10
Islam dan IPTEK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah
Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat Islam,
bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah
Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan
berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi
standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat
diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan.
Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek
dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam,
bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini
mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-
hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam.
Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam
memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban barat satu abad
terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran
material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan iptek modern membuat orang lalu mengagumi dan
meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis trhadap segala dampak negatif
yang diakibatkanya.
B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:

1. Bagaimana Pandangan Islam tentang IPTEK?

2. Bagaimana dampak positif dan negatif tentang perkembangan IPTEK?

3. Bagaimana alternatif IPTEK yang Islami?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:

1. Untuk memahami pandangan islam tentang IPTEK.

2. Untuk memahami dampak positif dan negatif tentang perkembangan IPTEK.

3. Untuk memahami alternatif IPTEK yang Islami.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pandangan Islam Tentang IPTEK

Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah swt berupa “alat” untuk mencapai dan membuka
kebenaran. Hidayah tersebut adalah (1) indera, untuk menangkap kebenaran fisik, (2) naluri, untuk
mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusia secara pribadi maupun sosial, (3) pikiran dan
atau kemampuan rasional yang mampu mengembangkan kemampuan tiga jenis pengetahuan akali
(pengetahuan biasa, ilmiah dan filsafi). Akal juga merupakan penghantar untuk menuju kebenaran
tertinggi, (4) imajinasi, daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnakan
pengetahuannya, (5) hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap kebenaran
tingkah laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.

Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK yang sangat
pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma Islam dengan
perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani (1995), dalam menghadapi perkembangan IPTEK
ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok; (1) Kelompok yang menganggap IPTEK
modern bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat
Al-Quran yang sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga
mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami, (3)
Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya. Untuk kelompok ketiga ini
memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah “islamisasi ilmu pengetahuan”. Dalam konsep
Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab
pada dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan “jalan” untuk menemukan
kebenaran Allah itu sendiri. Sehingga IPTEK menurut Islam haruslah bermakna ibadah. Yang
dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang mampu mengantarkan manusia
meningkatkan derajat spiritialitas, martabat manusia secara alamiah. Bukan IPTEK yang merusak alam
semesta, bahkan membawa manusia ketingkat yang lebih rendah martabatnya.

Dari uraian di atas “hakekat” penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah
memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas
ibadah kepada Allah swt. Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya
IPTEK itu sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila (1) mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan
menjauhkannya, (2) dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik), (3) dapat
memberikan pedoman bagi sesama, (4) dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam
sesuatu hal dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas.

Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dan iptek:

a. Berseberangan atau bertentangan.

b. Bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai

c. Tidak bertentangan satu sama lain

d. Saling mendukung satu sama lain, agama mendasari pengembangan iptek atau iptek mendasari
penghayatan agama.

Pola hubungan pertama adalah pola hubungan yang negatif, saling tolak. Apa yang dianggap
benar oleh agama dianggap tidak benar oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pula sebaliknya.
Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan iptek akan menjauhkan orang dari keyakinan akan
kebenaran agama dan pendalaman agama dapat menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran ilmu
pengetahuan. Orang yang ingin menekuni ajaran agama akan cenderung untuk menjauhi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan oleh manusia. Pola hubungan pertama ini pernah
terjadi di zaman Galileio-Galilei. Ketika Galileo berpendapat bahwa bumi mengitari matahari sedangkan
gereja berpendapat bahwa matahari lah yang mengitari bumi, maka Galileo dipersalahkan dan
dikalahkan. Ia dihukum karena dianggap menyesatkan masyarakat.

Pola hubungan ke dua adalah perkembangan dari pola hubungan pertama. Ketika kebenaran
iptek yang bertentangan dengan kebenaran agama makin tidak dapat disangkal sementara keyakinan
akan kebenaran agama masih kuat di hati, jalan satu-satunya adalah menerima kebenaran keduanya
dengan anggapan bahwa masing-masing mempunyai wilayah kebenaran yang berbeda. Kebenaran
agama dipisahkan sama sekali dari kebenaran ilmu pengetahuan. Konflik antara agama dan ilmu, apabila
terjadi, akan diselesaikan dengan menganggapnya berada pada wilayah yang berbeda. Dalam pola
hubungan seperti ini, pengembangan iptek tidak dikaitkan dengan penghayatan dan pengamalan agama
seseorang karena keduanya berada pada wilayah yang berbeda. Baik secara individu maupun komunal,
pengembangan yang satu tidak mempengaruhi pengembangan yang lain. Pola hubungan seperti ini
dapat terjadi dalam masyarakat sekuler yang sudah terbiasa untuk memisahkan urusan agama dari
urusan negara/masyarakat.

Pola ke tiga adalah pola hubungan netral. Dalam pola hubungan ini, kebenaran ajaran agama
tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu pengetahuan tetapi juga tidak saling mempengaruhi.
Kendati ajaran agama tidak bertentangan dengan iptek, ajaran agama tidak dikaitkan dengan iptek sama
sekali. Dalam masyarakat di mana pola hubungan seperti ini terjadi, penghayatan agama tidak
mendorong orang untuk mengembangkan iptek dan pengembangan iptek tidak mendorong orang untuk
mendalami dan menghayati ajaran agama. Keadaan seperti ini dapat terjadi dalam masyarakat sekuler.
Karena masyarakatnya sudah terbiasa dengan pemisahan agama dan negara/masyarakat, maka. ketika
agama bersinggungan dengan ilmu, persinggungan itu tidak banyak mempunyai dampak karena tampak
terasa aneh kalau dikaitkan. Mungkin secara individu dampak itu ada, tetapi secara komunal pola
hubungan ini cenderung untuk tidak menimbulkan dampak apa-apa.
Pola hubungan yang ke empat adalah pola hubungan yang positif. Terjadinya pola hubungan seperti ini
mensyaratkan tidak adanya pertentangan antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan serta kehidupan
masyarakat yang tidak sekuler. Secara teori, pola hubungan ini dapat terjadi dalam tiga wujud: ajaran
agama mendukung pengembangan iptek tapi pengembangan iptek tidak mendukung ajaran agama,
pengembangan iptek mendukung ajaran agama tapi ajaran agama tidak mendukung pengembangan
iptek, dan ajaran agama mendukung pengembangan iptek dan demikian pula sebaliknya.

Dalam wujud pertama, pendalaman dan penghayatan ajaran agama akan mendukung
pengembangan iptek walau pengembangan iptek tidak akan mendorong orang untuk mendalami ajaran
agama. Sebaliknya, dalam wujud ke dua, pengembangan iptek akan mendorong orang untuk mendalami
dan menghayati ajaran agama walaupun tidak sebaliknya terjadi. Pada wujud ke tiga, pengembangan
iptek akan mendorong orang untuk lebih mendalami dan menghayati ajaran agama dan pendalaman
serta penghayatan ajaran agama akan mendorong orang untuk mengembangkan iptek.

Adapun alasan mengapa kita harus menguasai IPTEK, terdapat tiga alasan pokok, yakni:
1. Ilmu pengetahuan yang berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-negara barat. Ini fakta,
tidak bisa dipungkiri.

2. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di negara-negara Islam. Ini
fakta yang tak dapat dipungkiri.

3. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan IPTEK-nya, misalnya
umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat Islam sibuk sendiri, ramai sendiri dan akhirnya
bertengkar sendiri.

B. Dampak Positif dan Negatif Tentang Perkembangan IPTEK

Hampir menjadi pengetahuan umum (common sense) bahwa dasar dari peradaban modern adalah
ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Iptek merupakan dasar dan pondasi yang menjadi penyangga
bangunan peradaban modern barat sekarang ini. Masa depan suatu bangsa akan banyak ditentukan
oleh tingkat penguasaan bangsa itu terhadap Iptek. Suatu masyarakat atau bangsa tidak akan memiliki
keunggulan dan kemampuan daya saing yang tinggi, bila ia tidak mengambil dan mengembangkan Iptek.
Bisa dimengerti bila setiap bangsa di muka bumi sekarang ini, berlomba-lomba serta bersaing secara
ketat dalam penguasaan dan pengembangan iptek.

Diakui bahwa iptek, disatu sisi telah memberikan “berkah” dan anugrah yang luar biasa bagi
kehidupan umat manusia. Namun di sisi lain, iptek telah mendatangkan “petaka” yang pada gilirannya
mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Kemajuan dalam bidang iptek telah menimbulkan perubahan
sangat cepat dalam kehidupan uamt manusia. Perubahan ini, selain sangat cepat memiliki daya jangkau
yang amat luas. Hampir tidak ada segi-segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan
ini pada kenyataannya telah menimbulkan pergeseran nilai nilai dalam kehidupan umat manusia,
termasuk di dalamnya nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan.

1. Bidang Sosial dan Budaya

 Dampak Positif

Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat


a. Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar
porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam
dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria
semakin menonjol.Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women:From Liberation to Leadership
yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam
kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai
anggota parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.

b. Meningkatnya rasa percaya diri Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang
menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan
diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan
bangsa-bangsa Asia.

c. Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan
melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras.

Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatif pada aspek budaya

 Dampak Negatif

a. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar.
Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan
material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin
dalam rohani”.

b. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya
kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah
melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial.
Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar
semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas
sampai tindak kejahatan.

c. Pola interaksi antar manusia yang berubah Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga
golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan
dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program
internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya
sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak
orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain
melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer.
Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang
asing kapan saja.

2. Bidang Pendidikan

Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:

 Dampak Positif

a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan.
Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.

b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses
pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa
mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa
dibuat abstrak.

c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran
tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan
lain-lain.

 Dampak Negatif

Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses pendidikan antara lain:

a. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes
Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada
akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan
pembocoran melalui internet tersebut.

b. Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Kita tahu
bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi
mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tinggi maka orang akan berusaha
menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.

C. Alternatif IPTEK yang Islami

Di negara ini, gagasan tentang perlunya integrasi pendidikan imtak dan iptek ini sudah lama
digulirkan. Profesor B.J. Habibie, adalah orang pertama yang menggagas integrasi imtak dan iptek ini.
Hal ini, selain karena adanya problem dikotomi antara apa yang dinamakan ilmu-ilmu umum (sains) dan
ilmu-ilmu agama (Islam), juga disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa pengembangan iptek dalam
sistem pendidikan kita tampaknya berjalan sendiri, tanpa dukungan asas iman dan takwa yang kuat,
sehingga pengembangan dan kemajuan iptek tidak memiliki nilai tambah dan tidak memberikan
manfaat yang cukup berarti bagi kemajuan dan kemaslahatan umat dan bangsa dalam arti yang seluas-
luasnya.

Kekhwatiran ini, cukup beralasan, karena sejauh ini sistem pendidikan kita tidak cukup mampu
menghasilkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt sebagaimana
diharapkan. Berbagai tindak kejahatan sering terjadi dan banyak dilakukan justru oleh orang-orang yang
secara akademik sangat terpelajar, bahkan mumpuni. Ini berarti, aspek pendidikan turut menyumbang
dan memberikan saham bagi kebangkrutan bangsa yang kita rasakan sekarang. Kenyataan ini menjadi
salah satu catatan mengenai raport merah pendidikan nasional kita. Secara lebih spesifik, integrasi
pendidikan imtak dan iptek ini diperlukan karena empat alasan.

Pertama, sebagaimana telah dikemukakan, iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat
besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan takwa kepada Allah
swt. Sebaliknya, tanpa asas imtak, iptek bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif.
Iptek dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian, iptek hanya absah secara metodologis,
tetapi batil dan miskin secara maknawi.

Kedua, pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan
gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan hedonistik, yang sangat berlawanan dengan
nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita.

Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan jasmani),
tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual). Oleh karena itu,
penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat
sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan
jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat.

Keempat, imtak menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia menggapai
kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtak, segala atribut duniawi, seperti harta, pangkat, iptek, dan
keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam
semua itu, tanpa iman dan upaya mencari ridha Tuhan, hanya akan mengahsilkan fatamorgana yang
tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu (Q.S. An-Nur:39).

Maka integrasi imtak dan iptek harus diupayakan dalam format yang tepat sehingga keduanya
berjalan seimbang (hand in hand) dan dapat mengantar kita meraih kebaikan dunia (hasanah fi al-
Dunya) dan kebaikan akhirat (hasanah fi al-akhirah) seperti do’a yang setiap saat kita panjatkan kepada
Tuhan (Q.S. Al-Baqarah :201).
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Kemajuan IPTEK merupakan tantangan yang besar bagi kita. Apakah kita sanggup atau tidak
menghadapi tantangan ini tergantung pada kesiapan pribadi masing-masing. Diantara penyikapan
terhadap kemajuan IPTEK masa terdapat tiga kelompok, yaitu: (1) Kelompok yang menganggap IPTEK
moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat
Al-Quran yang sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga
mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami, (3)
Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.

Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas,
memperdalam, dan mengembangkan iptek. Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang
utama dalam perkembangan iptek setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai
paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar
penggunaan iptek. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya
dijadikan tolak ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek.

Adapun dampak negatif maupun positif dalam perkembangan iptek, Kemajuan dalam bidang iptek
telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan umat manusia. Perubahan ini, selain
sangat cepat memiliki daya jangkau yang amat luas. Hampir tidak ada segi-segi kehidupan yang tidak
tersentuh oleh perubahan. Perubahan ini pada kenyataannya telah menimbulkan pergeseran nilai nilai
dalam kehidupan umat manusia, termasuk di dalamnya nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan.
DAFTAR PUSTAKA

Munawar, Said Aqil, 2002. Al-Quran Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki. Jakarta : Ciputat Press.

Shihab, Quraish, 1999. Mukjizat Al-Quran. Bandung: Mizan.

Aditya warman, irfan. 2011. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. http://baroedakunibba.blogspot.com/. 26


Januari 2011.

Sa’aduddin, Nadri. Proletar: Masa Kejayaan Islam Pertama. http://www.mail-archive.com/.

Samantho, Y. Ahmad. IPTEK dari Sudut Pandang Islam. http://ahmadsamantho.wordpress.com/.

Hafidz. Kegemilangan IPTEK di Masa Khilafah Abbasiyah. http://sobatmuda.multiply.com

Solihin, O. Sejarah Kejayaan Islam. http://gaulislam.com.

Yahya, Harun. Islam: Agama yang Berkembang Paling Pesat di Eropa. www.harunyahya.com
Makalah Islam dan Teknologi Informatika

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Zaman Rasulullah SAW, Islam maju dengan pesat dan berkembang, setelah itu sahabat-sahabatnya
pun mengembangkan Islam hingga Dunia Barat. Islam berjaya dengan penuh keagungan. Tak ada yang
memungkiri bahwa saat itu adalah saatnya islam menguasai peradaban dunia. Ilmu dan sains baru
ditemukan dalam peradaban itu. Disinilah terlihat bahwa pada jaman itu kemampuan berpikir umat
islam sudah selangkah lebih maju dibandingkan umat-umat lainnya. Berpikir bebas, pengembangan
kreativitas dan inovasi, pluralitas berpikir, dan keyakinan akan kebenaran membawa umat ini berjaya
pada saat itu. Kejayaan itu terus berlanjut hingga umat ini kalah perang oleh barat dan membatasi diri
mereka terhadap hal-hal yang dianggap haram dalam permikiran oleh para ulamanya, ditambah lagi
ketika mereka menggunakan ilmu dan teknologi dari barat, dan itupun hanya mengadopsi saja.
Fenomena ini terjadi setelah lebih dari seratus tahun Rasulullah SAW wafat. Pembatasan akan informasi
dan berbedaan berpikir tersebutlah yang menjadi awalan untuk terbentuknya suatu ilmu baru.

Saat ini adalah jamannya Islam kalah dari peradaban, yang saat ini dikuasai oleh peradaban
liberalisme dan kapitalisme. Saat ini perang peradaban yang terjadi tidak hanya perang fisik saja, akan
tetapi perang informasi dan pengetahuanlah yang ikut berkembang disini. Penguasaan dunia saat ini
tidak lagi memerlukan pengerahan prajurit perang besar-besaran. Perang yang terjadi adalah perang
teknologi dan informasi. Umat yang menguasai media informasi maka dia akan dapat menguasai dunia.
Pemutar balikan fakta informasi sering terjadi dalam medianya tergantung dari keberfihakan media
tersebut. Media informasi dan kecanggihan teknologi dapat mengangkat manusia dalam kemajuan
peradaban atau menghancurkan peradaban ini sendiri tergantung pemakainya. Penguasaan informasi
dan teknologi saat ini bukan dikuasai oleh umat Islam, sehingga saat ini terlihat bahwa umat Islam
tertinggal peradabannya. Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk
mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan dan memanipulasi data
dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,
akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan juga
merupakan informasi yang strategis dalam pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan
seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer
dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar
data dapat disebar dan diakses secara global. Perkembangan teknologi informasi memacu suatu cara
baru dalam kehidupan, seperti e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan
secara elektronik. Dan saat ini sedang marak-maraknya berbagai huruf yang dimulai dengan awalan “e”
seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-
biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.Disadari atau tidak, bahwa penyebab
utama terjadinya era globalisasi yang datang lebih cepat adalah karena adanya teknologi informasi.
Dengan adanya internet, electronic data, electronic interchange, virtual office dan lain sebagainya
mampu menerobos batas-batas fisik antar negara. Demikianlah penggabungan antara teknologi
komputer dan teknologi komunikasi sehingga lahirlah sebuah revolusi dalam sistem informasi. Melihat
fenomena di atas, sudah seharusnya umat ini (Islam) untuk menguasai teknologi informasi, karena
dengan demikian maka citra Islam yang buruk -baik itu purna WTC 11 September silam ataupun karena
mis informasi- dapat segera diperbaiki.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah pandangan islam terhadap perkembangan kemajuan teknologi ??

2. Bagaimanakah cara agar umat islam tidak terpengaruh dengan dampak negative dari perkembangan
teknologi informasi ??

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah: Untuk mengetahui bagaimana Pandangan Islam terhadap
Perkembangan Teknologi Informasi. Dan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Agama Islam.

D. MANFAAT PENULISAN

Manfaat dari penulisan makalah ini terbagi menjadi dua, yakni:

a. Manfaat Teoretis, yaitu untuk memberikan informasi tentang bagaimanakah pandangan Islam terhadap
Perkembangan Teknologi Informasi, khususnya dibidang kajian sosiologis dalam segi Islam.

b. Manfaat Praktisnya, yaitu untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Agama Islam.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknologi Informatika Dan Kaitannya Dengan Islam


Untuk memperjelas, akan disebutkan dulu beberapa pengertian dasar. Informatika merupakan
salah satu cabang keilmuan yang cukup luas karena hampir mencakup dan terkait dengan berbagai hal
tentang kehidupan ini, dimana kumpulan disiplin informatika ini meliputi sains maupun teknik yang
secara spesifik mengolah data menjadi informasi dengan memanfaatkan seoptimal mungkin teknologi
informasi atau komputer Sedang teknologi adalah pengetahuan dan ketrampilan yang merupakan
penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan teknologi
informatika adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan
mengembangkan teknologi informatika.

Peran Islam dalam perkembangan teknologi informatika, adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan teknologi informatika. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah
Islam) wajib dijadikan tolak ukur dalam pemanfaatan teknologi informatika, bagaimana pun juga
bentuknya. Teknologi informatika yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah
Islam. Sedangkan teknologi informatika yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan
syariah Islam. Oleh sebab itu Umat Islam sangat perlu menumbuhkan kesadaran akan pentingnya
teknologi informatika tanpa mengenyampingkan al-Quran dan al-Sunah, karena kedua hal itu menjadi
tolok ukur dalam kehidupan. Kepentingan ini tidak lain hanyalah untuk meninggikan kalimah Allah Swt,
karena -suka tidak suka- jeleknya citra umat Islam saat ini disebabkan kesalahan informasi dan
penyalahgunaan teknologi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebut misalnya, tragedi WTC
yang menyebabkan umat Islam Amerika di isolir dan mengecap Islam sebagai teroris dunia, walaupun
penjajahan atas negeri Palestina tidak dianggap teroris yang jelas-jelas melanggar HAM, dan Denmark
kembali mempublikasikan karikatur Nabi Muhammad Saw ke seluruh dunia, tetapi karena kelambanan
informasi yang diterima umat Islam sehingga aksi yang digelar pun hanya dilakukan oleh beberapa pihak
yang mengetahui.

B. Teknologi Informatika sebagai sarana Dakwah Islam


Teknologi Informatika sebagai Sarana Dakwah, Pertentangan antara yang hak dan yang batil telah
lama berlangsung dan akan tetap ada selama manusia itu hidup di muka bumi ini. Kehadiran Islam
merupakan asset yang besar bagi manusia, dengan diutusnya Nabi Muhammad Saw sebagai pengemban
risalah suci. Dakwah merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mukalaf, oleh karena dakwahlah, Islam
masih tetap eksis hingga saat ini. Allah Swt berfirman :

20. Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), Maka Katakanlah: "Aku
menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". dan Katakanlah
kepada orang-orang yang Telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi[190]: "Apakah kamu
(mau) masuk Islam". jika mereka masuk islam, Sesungguhnya mereka Telah mendapat petunjuk, dan jika
mereka berpaling, Maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). dan Allah Maha
melihat akan hamba-hamba-Nya.(QS Ali Imran ayat 20).
Tidak disangkal lagi bahwasannya sektor teknologi informatika merupakan sektor yang paling dominan
dalam kehidupan manusia nantinya, dalam artian siapa saja yang menguasai teknologi ini, akan ada
kemungkinan baginya untuk menguasai dunia. Maka, sebagai seorang muslim sudah menjadi kewajiban
dalam mengemban dakwah untuk menguasai sarana teknologi informasi ini, sebagaimana dalil qâidah
ushûliyah “sesuatu yang menyempurnakan kewajiban maka hal tersebut menjadi wajib”.
C. Pengaruh Teknologi Informatika
Perkembangan dunia informatika yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi
kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik
cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja
robotis telah mengalih fungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang
menakjubkan. Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas
komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang
ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan informatika yang telah kita capai sekarang benar-
benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan
umat manusia.

Bagi masyarakat sekarang, informatika sudah merupakan suatu religion. Pengembangan informatika
dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja informatika
sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Informatika
diyakini akan memberi umat manusia kesehatan dan kebahagiaan . Sumbangan informatika terhadap
peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula
menipu diri akan kenyataan bahwa informatika mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi
manusia.
Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh dampak negatif
informatika terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun informatika mampu mengungkap semua tabir
rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti informatika sinonim dengan kebenaran. Sebab informatika
hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar
kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja informatika tidak
mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu informatika tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran
ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.

D. Sinergitas sesama Muslim


“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah Swt sesungguhnya
Allah Swt maha berat siksa-Nya” (QS Al Maidah ayat 2). Demikianlah 14 abad yang lalu Allah Swt
mensiyalir akan urgennya senergi sesama muslim, terlebih pada era informatika saat ini. Era teknologi
informasi berimplikasi pada cepatnya transformasi dalam berbagai bidang, baik itu madzhab, aliran
ataupun pemikiran. Sehingga memungkinkan pemahaman-pemahaman yang salah tentang Islam dapat
memecah belah umat. Perpecahan tersebut berdampak pada runtuhnya kebudayaan Islam, mudahnya
umat Yahudi dan Nasrani dalam memerangai dakwah Islamiyah, Yahudi -dengan bantuan negara-negara
kafir- menjajah tanah suci (Palestina) dan mendirikan sebuah negara baru di dalamnya pada tahun 1948
M hingga saat ini. Sudah saatnya ummat Islam kembali bersatu dan mengenyampingkan semua
kepentingan-kepentingan madzhab, golongan ataupun aliran guna menghidupkan kembali masyarakat
madani seperti zaman keemasan Islam dahulu. Terbukti dengan bersinerginya ummat Islam dengan
teknologi informatika dapat menggetarkan dunia, sebut misalnya Denmark, ketika muncul fatwa
mengenai boikot produk-produknya -akibat ulah tangan para penghina Nabi ummat ini- mengalami
kerugian yang tidak terkira, dan muslimah Turki akhirnya diperbolehkan menggenakan jilbab dalam
perkuliahan maupun perkantoran dan lain sebagainya. Sinergitas dalam meraih kemuliaan Islam dan
muslimin sangatlah diperlukan guna mempermudah jalan dakwah terlebih di era teknologi informatika
yang mana arus perubahan begitu radikal, sehingga sarana-sarana yang ada haruslah dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya, maka dari itu, umat Islam harus mampu menguasai teknologi informatika dan
menfokuskannya pada salah satu bidang agar efektif, yang seterusnya -bersama-sama dengan muslimin
yang lain- mendakwahkan Islam melalui sarana yang dikuasainya dan kesemuanya itu tidak lain hanyalah
untuk izzul Islam wal muslimin.
E. Dampak Positif TI untuk umat Islam
1. Banyaknya Program Aplikasi Islami

Contoh :

Aplikasi Islam Menjawab adalah sebuah aplikasi yang berisi kumpulan tanya jawab berbagai hal
seputar ajaran agama islam. Aplikasi berbasis android ini berisi lebih dari 2000 pertanyaan dari masalah
aqidah hingga muamalah.Tampilan aplikasi yang dikembangkan oleh Ristek Muslim ini cukup cantik dan
rapi. Aplikasi ini akan sangat membantu kaum muslimin yang sedang belajar mendalami dan memahami
islam untuk bisa lebih mengenal dan mengamalkan ajaran islam sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad
saw.

2. Software islami

Kelebihan Software ini :

- Tampilannya menarik karena dibuat berbasis flash.


- High Quality resolution
- Tidak perlu installasi karena bersifat portabel.
- Warna huruf berbeda yang membedakan antara hukum tajwidnya

3. Cd Islami
“Ar Risalah” sebuah film yang menceritakan sejarah perjalanan Muhammad SAW.

F. Dampak Negatif TI untuk umat Islam

1. Kecanduan Game Online

2. Konten Pornografi yang banyak diakses oleh remaja

3. Penipuan

4. Budaya plagiat

5. Cyber Crime

G. Sikap Muslim Terhadap Perkembangan TI

Sikap kita sebagai muslim dalam menanggapi TI, tentunya kita harus menanggapi dengan bijak. cara
menaggapi TI diantaranya :

1. Resesif, kita harus menerimanya dengan bijak. jangan sampai kita menolaknya terhadap perkembangan
TI. Kemajuan TI itu tidak bisa kita tolak.
2. Selektif, setelah menerima kita harus memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang tidak.
Dengan dasar Al-Quran, hadits dan sunnah tentu kita bisa melakukan hal ini.
3. Digesif,TI itu perlu kita arahkan, tentunya untuk amal ma’ruf nahi munkar.
4. Adaftif, perlu juga kita sesuaikan dengan dengan jati diri kita sebagai muslim yang pasti sesuai dengan
dasar islam.
5. Transmitif, kembangkanlah TI untuk menyiarkan agama islam. Sebagai contoh dengan adanya
alquran seluler, quran digital dan sebagainya.
H. Kesimpulan
Ada sekian banyak potensi yang bisa dikembangkan dalam dunia TI dalam rangka mengembangkan
pendidikan Islam. Contoh yang paling mudah adalah internet dan CD interaktif. Dengan keduanya, kita
bisa membangun kampus dan sekolah digital. Di dalamnya tersedia semua materi pengajaran Islam.
Mulai dari pelajaran bahasa arab, praktek ibadah, ilmu syariah, ilmu Al-Quran, ilmu hadits, sejarah,
informasi perkembangan dunia Islam dan seterusnya.Bahkan dengan kemajuan multi media hari ini,
pengajaran ilmu-ilmu keislaman bisa disampaikan dengan audio visual. Sehingga untuk belajar gerakan
sholat, wudhu, tayammum, manasik haji, kita bisa membuat simulasi 3D seperti yang kita lihat pada
playstation dan game. Tentu akan jauh lebih jelas dan mudah dicerna para pengguna. Apalagi bila
dikemas dalam bentuk games, maka akan menjadi edutainmen yang menarik sekaligus bisa sambil
dakwah. Dan pada prinsipnya, membuat semua itu tidak terlalu sulit. Sebab ada sekian banyak software
yang bisa digunakan untuk membuatnya. Juga ada sekian banyak potensi tenaga ahli TI dari umat Islam
yang belum mendapat lahan untuk beramal.Yang kurang adalah kesadaran para ahli TI muslim itu
sendiri yang hingga kini masih berpikir sekedar mencari uang dari TI. Sedangkan bagaimana berdakwah
dan beramal jariah dengan potensi yang mereka miliki, masih jarang sekali yang mau melakukannya.
Padahal tidak perlu dipungkiri bahwa potensi tenaga TI dalam tubuh ummat Islam itu sangat banyak,
mulai dari yang pemula sampai kelas dunia. Bila mereka itu bisa duduk bersama dengan para ustaz dan
ulama, hasilnya adalah serbuan produk program TI yang berdimensi dakwah dan pengajaran Islam.
I. DAFTAR PUSTAKA
 Departemen Agama Republik Indonesia -- Al-Qur'an dan Terjemahannya.
 Sophiaan, Ainur Rofiq. Tantangan Media Informasi Islam, Antara Profesionalisme dan Dominasi Zionis.
Surabaya: Risalah Gusti, 1993.
 Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia, Wawan Wardiana
 http://www.al-islam.com/ind
 http://akharil.blogspot.com
makalah peranan islam terhadap teknologi
Diposting oleh Gilang Suryo di 22.16

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah Tuhan seru


sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya
yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul ”PERANAN IPTEK DALAM ISLAM UNTUK MENINGKATKAN IMAN
MANUSIA”.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari


berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan segenap keluarga besar
penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang
begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga
semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada
langkah yang lebih baik lagi.Meskipun penulis berharap isi dari makalah
ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang
kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi


semua pembaca.

(daerah kamu),(bulan dan tahun pembuatan)

Penyusun

(nama kamu)

______________________________________________

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1. Pengertian IPTEK dan ISLAM 2
2.2. Hubungan IPTEK dan ISLAM 3
2.3. Alasan Umat Islam di tuntut menguasai IPTEK 4
2.4. Dampak IPTEK bagi Keimanan Umat Islam 5
BAB III PENUTUP 8
3.1. Kesimpulan 8
3.2. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
__________________________________________________________________________

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)


sekarang yang semakin pesat dan sangat di tuntut untuk mempelajarinya , maka
dari situ pula perkembangan Islam mulai terlupakan. IPTEK yang mempunyai dua
sisi dampak bagi manusia, yakni dampak positiv dan dampak negativ. Dampak
Positiv bagi manusia yaitu dapat mempermudah pekerjaan kantor , rumah
maupun lainnya, Contohnya seperti Komputer di temukan oleh Charles Babbage .
Zaman dahulu komputer belum ada, manusia menuangkan karyanya hanya
menggunakan tinta dan kertas , itu pun perlu berhari-hari untuk
menyelesaikannya.Semenjak adanya komputer, pekerjaan tersebut lebih mudah ,
hanya mengandalkan kelincahan tangan dalam menekan tombol-tombol
keyboard pada komputer. Sekarang Komputer , di kembangkan kembali dalam
bentuk Laptop,Notebook,maupun tablet. Seiring dengan majunya perkembangan
zaman, IPTEK menjadi sasaran utama dan menjadi kebutuhan utama yang di
perlukan bagi manusia.

Namun, IPTEK juga dapat berdampak Negativ bagi manusia, yang dapat
merusak moral manusia , bahkan iman manusia.Semakin tinggi IPTEK yang di
miliki manusia, maka semakin canggihlah alat maupun kebutuhan yang tercipta,
Contohnya Seperti Bom Atom, yang dapat menewaskan banyak korban jika Bom
itu di aktiv kan dan di salah gunakan. Ada pula Pukat Harimau,Pistol. Selain
berbentuk alat, ada pula dampak IPTEK yang mempengaruhi langsung pikiran
manusia, yaitu pada Internet . Yang Sekarang ini menjadi trand center bagi
kalangan muda. Banyak Dampak negative yang ada di Internet , salah satunya
adanya situs Porno yang mungkin sangat mudah di akses untuk semua umur.
Internet tersebut sangat mengganggu daya pikir manusia,perasaan, hingga
keimanan manusia.

Dan dari sinilah , Peran agama harus di tingkatkan dan lebih di kaji
ulang , agar IPTEK tidak di salah gunakan.

1.2. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan peranan IPTEK dalam


ISLAM agar bermanfaat bagi kedupan manusia dan meningkatkan keimanan
manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian IPTEK dan ISLAM

IPTEK adalah sebuah kepanjangan dari Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi. Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Lalu pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada
deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas
Bayesian adalah benar atau berguna. Sedangkan teknologi atau pertukangan
memiliki lebih dari satu definisi. Salah satunya adalah pengembangan dan aplikasi
dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan
masalahnya. Sebagai aktivitas manusia, teknologi mulai sebelum sains dan teknik.
Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan
prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Akan tetapi,
penemuan yang sangat lama seperti roda dapat disebut teknologi.

ISLAM adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi


Muhammad SAW, dan Islam merupakan agama yang berintikan keimanan dan
amal perbuatan. “Keimanan” itu merupakan akidah dan pokok (pangkal utama),
yang di atasnya berdiri syari’at Islam. Yang kemudian dari pokok itu keluarlah
cabang-cabangnya. Sedangkan “Perbuatan” itu merupakan syari’at dan cabang-
cabang yang dianggap sebagai buah yang keluar dari keimanan serta akidah itu.
Keimanan dan perbuatan, atau dengan kata lain’akidah dan syari’at’, keduanya itu
antara satu dengan yang lain sambung-menyambung, hubung-menghubungi dan
tidak dapat berpisah yang satu dengan yang lainnya. Keduanya adalah sebagai
buah dengan pohonnya, sebagai musabbab dengan sebabnya atau sebagai natijah
(hasil) dengan mukaddimahnya (pendahuluannya). (Aqidah Islam. Sayid Sabiq h.
15)

Oleh karena adanya hubungan yang erat itu, maka amal perbuatan selalu
disertakan penyebutannya dengan keimanan dalam sebagian besar ayat-ayat Al
Quran Al Karim, hal ini dapat dilihat dalam firman-firman Allah SWT yang
menerangkan hubungan keimanan dan perbuatan, antara lain:
“,,Berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat
kebaikan, bahwasanya mereka itu akan memperoleh surga yang di bawahnya
mengalirlah beberapa sungai”.

QS. Al Baqarah 25

“,,Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan, baik ia lelaki atau perempuan dan ia


seorang yang beriman, maka pastilah Kami (Allah) akan memberinya kehidupan
yang baik dan pasti kami beri balasan dengan pahalanya, menurut yang telah
dikerjakan dengan sebaik-baiknya”.

QS. An Nahl 97

“,,Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, maka Tuhan


Yang Maha Pengasih akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang”.

QS. Maryam 96

2.2. Hubungan IPTEK dan Agama


Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran
agama Islam, sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya
“tunduk patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepada kehendak atau
ketentuan Allah”. Dalam Surat Ali Imran ayat 83, Allah menegaskan bahwa
seluruh isi jagat raya, baik di langit maupun di bumi, selalu berada dalam keadaan
islam, artinya tunduk patuh kepada aturan-aturan Ilahi. Allah memerintahkan
manusia untuk meneliti alam semesta yang berisikan ayat-ayat Allah. Sudah tentu
manusia takkan mampu menunaikan perintah Allah itu jika tidak memiliki ilmu
pengetahuan. Itulah sebabnya, kata alam dan ilmu mempunyai akar huruf yang
sama: ain-lam-mim.

Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan


pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik
diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir
lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah
produk dari epistemologi.
Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang tidak
dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada
dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT
hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal
pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan
ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula.
Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek
itu sendiri, harus memperhatikan beberapa hal yang penting.

Tidak semua sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan itu baik untuk kita.
Terkadang ada pula yang menggunakan bahan – bahan berbahaya bagi kesehatan
lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada yang menyalahgunakan hasil
penelitian tsb. Sesungguhnya Allah melarang kita membuat pengrusakan di bumi,
seperti dalam firman-Nya dalam (Q.S. Al-A’raf : 56).

2.3. Alasan Umat Islam di tuntut menguasai IPTEK

Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal
yang tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu
karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang
diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain,
yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan
berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu
yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam mempelajari dan
mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus memperhatikan beberapa hal yang
penting.Umat islam pun juga sangat membutuhkan IPTEK sebagai alat penyiaran
islam, sehingga di tuntut harus menguasai IPTEK agar pekerjaan / dakwah
berjalan sesuai apa yang di inginkan.

2.4. Dampak IPTEK bagi Keimanan Umat Islam


Dampak IPTEK di masa depan sangat besar. Yang paling
dikhawatirkan di masa depan nanti, banyak orang yang secara tidak sadar
menuhankan teknologi. Apalagi zaman yang semakin maju menyebabkan
peradaban nanti akan bergeser kearah teknologi modern. Ini sangat berbahaya,
bisa – bisa dengan dalih persatuan bersama dan iman yang menipis menyebabkan
mereka lupa pada agamanya. Seperti firman-Nya dalam surat Al-An’am : 6

“Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi – generasi


yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami
teguhkan kedudukan mereka dimuka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah
Kami berikan kepada-Mu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan
Kami jadikan sungai – sungai mengalir dibawah mereka, kemudian Kami
binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah
mereka generasi yang lain.”

Oleh karena itu, ada perintah pula dari Allah kepada kita terutama umat islam
dalam firman-Nya Qur’an surat Muhammad : 7

“Hai orang – orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”

Selain itu IPTEK yang tidak dikendalikan dengan baik akan merusak kehidupan
manusia sendiri. Seperti yang sedang kita alami sekarang yaitu “Global Warming”.
Hal ini terjadi dikarenakan salah satu faktornya adalah ketidak sesuaian antara
sains dan teknologi. Mereka berjalan tidak beriringan. Teknologi yang semakin
maju dan sains (lingkungan) yang diabaikan. Baik buruknya IPTEK, itu tergantung
dari kita yang memakainya. Hendaknya kita menghargai pula kreasi para
professor yang berusaha menciptakan alat – alat yang sesungguhnya bermanfaat
bagi kita.

Adapun dampak positif dari adanya Iptek adalah sebagai berikut :

1. Mampu meringankan masalah yang dihadapi manusia.

2. Mengurangi pemakaian bahan – bahan alami yang semakin langka.

3. Membuat segala sesuatunya menjadi lebih cepat


4. Membawa manusia kearah lebih modern.

5. Menyadarkan kita akan ke-Esa-an-Nya

6. Menjawab pertanyaan yang dari dulu diajukan oleh nenek moyang kita melalui
penelitian ilmiah.

Sedangkan dampak negatif dari adanya Iptek adalah sebagai berikut :

1. Dengan segala sesuatunya yang semakin mudah, menyebabkan orang – orang


menjadi malas berusaha sendiri.

2. Menjadi tergantung pada alat yang dihasilkan oleh IPTEK itu sendiri.

3. Melupakan keindahan alam.

4. Masyarakat lebih menyukai yang instan – instan.

5. Dengan memanipulasi makanan yang ada, menyebabkan masyarakat kurang


gizi.

6. Kekhawatiran masyarakat terhadap IPTEK yang semakin maju menyebabkan


peradaban baru.

Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh
peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di pelbagai
penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan
oleh perkembangan Iptek modern tersebut membuat banyak orang lalu
mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat tanpa dibarengi sikap
kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang
diakibatkannya.

Peradaban Barat modern dan postmodern saat ini memang memperlihatkan


kemajuan dan kebaikan kesejahteraan material yang seolah menjanjikan
kebahagian hidup bagi umat manusia. Namun karena kemajuan tersebut tidak
seimbang, pincang, lebih mementingkan kesejahteraan material bagi sebagian
individu dan sekelompok tertentu negara-negara maju (kelompok G-8) saja
dengan mengabaikan, bahkan menindas hak-hak dan merampas kekayaan alam
negara lain dan orang lain yang lebih lemah kekuatan iptek, ekonomi dan
militernya, maka kemajuan di Barat melahirkan penderitaan kolonialisme-
imperialisme (penjajahan) di Dunia Timur & Selatan.

Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan Iptek yang lepas dari kendali
nilai-nilai moral Ketuhanan dan agama. Krisis ekologis, misalnya: berbagai
bencana alam: Tsunami, gempa dan kacaunya iklim dan cuaca dunia akibat
pemanasan global yang disebabkan tingginya polusi industri di negara-negara
maju; Kehancuran ekosistem laut dan keracunan pada penduduk pantai akibat
polusi yang diihasilkan oleh pertambangan mineral emas, perak dan tembaga,
seperti yang terjadi di Buyat, Sulawesi Utara dan di Freeport Papua, Minamata
Jepang. Kebocoran reaktor Nuklir di Chernobil, Rusia, dan di India, dll. Krisis
Ekonomi dan politik yang terjadi di banyak negara berkembang dan negara
miskin, terjadi akibat ketidakadilan dan ’penjajahan’ (neo-imperialisme) oleh
negara-negara maju yang menguasai perekonomian dunia dan ilmu pengetahuan
dan teknologi modern.

Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya


adalah negara-negara berkembang atau negara terkebelakang, yang lemah secara
ekonomi dan juga lemah atau tidak menguasai perkembangan ilmu pengetahuan
dan sains-teknologi. Karena nyatanya saudara-saudara Muslim kita itu banyak
yang masih bodoh dan lemah, maka mereka kehilangan harga diri dan
kepercayaan dirinya. Beberapa di antara mereka kemudian menjadi hamba
budaya dan pengikut buta kepentingan negara-negara Barat. Mereka menyerap
begitu saja nilai-nilai, ideologi dan budaya materialis (’matre’) dan sekular (anti
Tuhan) yang dicekokkan melalui kemajuan teknologi informasi dan media
komunikasi Barat. Akibatnya krisis-krisis sosial-moral dan kejiwaan pun menular
kepada sebagian besar bangsa-bangsa Muslim.

Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi kita


bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan
kemandirian politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat. Kemandirian itu tidak
bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-karakter dan moral (akhlak) bangsa-
bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi
keimanan-taqwa kepada Allah SWT. Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT Sumber segala Kebaikan, Keindahan dan Kemuliaan.
Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT hanya akan muncul bila diawali
dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah
SWT dan terhadap alam semesta sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat
KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan Keagungan-Nya.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua).

Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan.


Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler
seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam
wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu
pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala
macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu
pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat
diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan
tidak boleh diamalkan.

Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar
bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah
yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat
(pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini
mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan
halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan
iptek, jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek
telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya,
walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Jika peran ini dapat di satukan, maka perkembangan iptek dan islam sangat
seimbang, dan tidak ada lagi yang namanya penyalah gunaan iptek.

3.2. Saran

Sekarang kemajuan IPTEK sangat berkembang, banyaknya alat tercipta terkadang


membuat lupa akan kewajiban kita terhadap Sholat lima waktu yang di jalankan
umat islam. Maka dari itu , jangan pernah terbawa akan kecanggihan IPTEK
semata sehingga melupak kewajiban kita sebagai umat islam.

Adanya keseimbangan peran IPTEK dalam islam dapat mempermudah kita


menjalankan tugas dunia dan akhirat, tanpa mengorbankan satu di antaranya,
dan jika kita hanya mengutamakan IPTEK , maka keimanan kita akan luntur ,hanya
berpacu pada kecanggihan duniawi. Dan jika hanya mengutakan ke islaman tanpa
mengikuti perkembangan zaman , maka kita akan pernah mendapat ilmu lebih di
dunia. Sedangkan islam mengajarkan bahwa :
Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim dan di bawah ini ada
beberapa hadits yang berhubungan dengan menuntut ilmu.

Hadits riwayat Ibnu Abdil Bar

“Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu


itu wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-
sayap mereka kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia
tuntut. (H.R. Ibnu Abdil Bar).

_____________________________________________________

DAFTAR PUSTAKA

http://stiebanten.blogspot.com/2011/07/pengertian-arti-iptek.html

http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/14/islam-adalah-keimanan-dan-
perbuatan-118254.html
Makalah Islam dan Teknologi Rekayasa
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menggunakan kaedah biologi untuk kesejahteraan manusia dikenali dengan bioteknologi. Ia


berasal dari dua kata yaitu bio bermakna makhluk hidup dan teknologi pula adalah cara untuk
memproduksi atau membuat barang tertentu.Secara sederhana, bioteknologi adalah usaha untuk
menghasilkan sesuatu yang baru dengan memanfaatkan mikro organisma tanaman dan haiwan untuk
kepentingan ekonomi.

Ciri-ciri manusia adalah selalu ingin mengetahui rahasia alam, memecahkannya dan kemudian
mencari teknologi untuk memanfaatkannya, dengan tujuan memperbaiki kehidupan manusia. Semuanya
dikembangkan dengan menggunakan akal, atau rasio, yang merupakan salah satu keunggulan manusia
dibanding makhluk hidup lainnya. Sampai sekarangpun ciri watak manusia itu masih terus berlangsung.
Satu demi satu ditemukan teknologi baru untuk memperbaiki kehidupan manusia agar lebih nyaman,
lebih menyenangkan, dan lebih memuaskan.

B. Rumusan Masalah

1. Islam dan Bioteknologi.


2. Kloning dan permasalahannya.
3. Hukum kloning dalam pandangan Islam.

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bioteknologi

Kata bioteknologi berasal dari dua kata yaitu bio bermakna makhluk hidup dan teknologi pula adalah
cara untuk memproduksi atau membuat barang tertentu.Secara sederhana, bioteknologi adalah usaha
untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan memanfaatkan mikro organisma tanaman dan haiwan
untuk kepentingan ekonomi.

Hal sama dinyatakan oleh European Federation of Biotechnology (1989) bahawa bioteknologi adalah
perpaduan ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa untuk meningkatkan aplikasi organisma hidup, sel,
bahagian organisma hidup dan molekul untuk menghasilkan satu produksi atau jasa. Artinya,
bioteknologi tidak menggunakan unsur kimia dalam memproduksi sesuatu. Sebabnya, ia hanya
menggunakan mikro organisma, sel dan molekul benda itu dengan merekayasanya untuk tujuan tertentu.
Ia sehingga sel hidup yang ada dalam tumbuhan atau haiwan itu dapat melakukan tugas tertentu yang
bermanfaat dengan cara yang dapat dijangka dan dikawal.

Oleh itu, menurut Ratledge (1992) bioteknologi sebenarnya bukanlah setakat ilmu pengetahuan. Ia
juga penerapan ilmu pengetahuan bagi kesejahteraan manusia dan lingkungan. Hal ini bermakna ia adalah
perkara praktikal bukan teoritikal. Berdasarkan definisi di atas, maka nenek moyang kita telah melakukan
bioteknologi secara tradisional yang mereka sendiri tidak memahami rumusan sainsnya. Sebab pembuatan
tempe, cuka, belacan dan dadih sebenarnya melalui proses bioteknologi, walaupun dalam batas dan
bentuk yang sangat sederhana.

Saintis sependapat bahawa bioteknologi untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan lingkungan.
Hal ini kerana sifat bioteknologi lebih mesra alam berbanding pendekatan kimia dan fizik. Penggunaan
kaedah bioteknologi dapat dilakukan dalam pelbagai aspek kehidupan seperti perubatan, alam sekitar,
produksi makanan dan pertanian.

Dalam ajaran Islam, alam dan isinya seperti haiwan dan tumbuh-tumbuhan diciptakan untuk manusia.
Manusia diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengambil manfaat daripadanya.

B. Kajian Islam tentang Bioteknologi

Al-Baqarah 164

Artinya :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang
berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit
berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia sebarkan di bumi
itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi;
sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”
Seperti yang difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Quran surat Al Alaq ayat 1-5 :

Artinya: “Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Dari semua itu, selain belajar dan memahami suatu ilmu, islam pun sangat menekankan pada
implikasi dari ilmu tersebut, karena ilmu tersebut ada untuk memudahkan dan meningkatkan kulitas hidup
manusia itu sendiri.
Hal ini dinyatakan dalam al-Quran melalui firman-Nya bermaksud: “Apakah mereka tidak
memperhatikan bahawa kami telah turunkan air ke bumi yang tandus, lalu kami tumbuhkan dengan air
hujan itu tanam-tanaman untuk makanan mereka dan ternakan mereka. Maka apakah mereka tidak
memperhatikan.” (Surah al-Sajadah, ayat 27) Firman Allah bermaksud: “Dan kami telah ciptakan
binatang ternak untuk kamu. Padanya ada bulu yang menghangatkan dan pelbagai manfaat yang lain.
Sementara sebahagian yang lain dapat kamu makan.”
Pada zaman Rasulullah SAW, penduduk Madinah juga pernah melakukan bioteknologi sederhana
dengan mengikat pelepah satu batang kokok kurma dengan pelepah pokok yang lainnya. Cara ini
dipercayai dapat meningkatkan hasil kurma. Melihat hal itu, Baginda melarangnya dan penduduk
Madinah menghentikan kaedah berkenaan. Keadaan itu menyebabkan hasil penanaman kurma di
Madinah merosot. Penduduk kemudian menemui Rasulullah untuk menyampaikan berita duka itu. Salah
seorang penduduk berkata : “Ya Rasulullah, dulu kami ikat pelepah kurma yang satu dengan yang lain,
sehingga hasil kurma kami berlipat ganda. Sesudah engkau melarangnya, kini hasil kurma kami jatuh
merosot.” Rasulullah menyuruh penduduk Madinah melakukan perbuatan mengikat pelepah kurma
seperti sebelumnya dan berkata: “Kamu lebih faham akan urusan dunia kamu.” Berdasarkan hadis di atas
dapat difahami bahawa Rasulullah selaku pemegang kekuasaan agama ternyata memberikan kebebasan
yang seluas-luasnya kepada manusia untuk mengubah suai dan merekayasa isi alam untuk kepentingan
dan kemaslahatan umum.Jumlah penduduk dunia semakin bertambah.
Pada keadaan ini, bioteknologi dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan hasil pertanian dan
penternakan. Dari aspek agama, penemuan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi kemaslahatan manusia
dan alam sekitar adalah amal jariah yang tidak akan putus pahalanya dan kebaikan yang abadi.
C. Pengertian Kloning
Secara harfiah, kata “klon” (Yunani: klon, klonos) berarti cabang atau ranting muda. Kloning
berarti proses pembuatan (produksi) dua atau lebih individu (makhluk hidup) yang identik secara genetik.
Kloning organisme sebenarnya sudah bcrlangsung selama beberapa ribu tahun lalu dalam bidang
hortikultura. Tanaman baru, misalnya, dapat diciptakan dari sebuah ranting. Dalam dunia hortikultura
(dunia perkebunan) kata “klon” masih digunakan hingga abad ke-20.
Secara mendetail, dapat dibedakan 2 jenis kloning. Jenis pertama adalah pelipat gandaan hidup
sejak awal melalui pembagian sel tunggal menjadi kembar dengan bentuk identik. Secara kodrati, mereka
seperti “anak kembar”. Jenis kedua adalah produksi hewan dari sel tubuh hewan lain.
D. Tata Cara Pelaksanaan Kloning
Setiap kloning manusia memerlukan sel somatik tetapi juga memerlukan sel telur. Sel somatik
adalah semua sel, selain sel reproduksi. Dalam setiap sel terdapat organ berupa dinding sel, membran sel,
neuklus. Dinding sel berfungsi untuk melindungi dan menguatkan sel. Membran sel sebagai pengatur
peredaran zat dari dan ke dalam sel. Neuklus adalah pengatur segala seluruh kegiatan hidup dari sel,
termasuk proses perkembangbiakan. Kloning manusia mempunyai proses atau cara yang hampir sama
dengan bayi tabung. Pertama dilakukan pembuahan sperma dan ovum diluar rahim, setelah terjadi
pembelahan (sampai maksimal 64 pembelahan) di tanam di dalam rahim, sel intinya diambil dan diganti
dengan sel inti manusia yang akan di kloning.
Teknik ini melibatkan dua pihak, yaitu donor sel somatis (sel tubuh) dan donor ovum (sel gamet).
Meskipun pada proses ini kehadiran induk betina adalah hal yang mutlak dan tidak mungkin dihindari,
tetapi pada proses tersebut tidak ada fertilisasi dan rekombinasi (perpaduan) gen dari induk jantan dan
induk betina. Ini mengakibatkan anak yang dihasilkan memiliki sifat yang (boleh dikatakan) sama persis
dengan ‘induk’ donor sel somatis.
Dalam tahapan kloning sel, setelah inti sel dari sel dewasa ditransfer ke dalam sel telur yang telah
dihilangkan intinya, diperlukan waktu untuk sel tersebut didiamkan yang diunggul.
Sedangkan kloning reproduksi yang diciptakan oleh manusia itu sendiri dilakukannya karena
faktor ingin menghasilkan keturunan. Dilakukannya kloning ini juga ketika dihadapkan dalam
permasalahan untuk seorang pasangan yang mengalami gangguan infertilisasi. Namun patut diingat
kloning manusia memang mengandung beberapa resiko kematian dan gangguan pasca kelahiran.
E. Permasalahan Dalam Kloning
Banyak negara dan agamawan yang terang-terangan melarang dan menolak kloning pada
manusia karena masalah itu bersinggungan dengan moral, etika, dan agama, belum lagi keruwetan
silsilah. Bayangkan begini: saya bertindak sebagai donor sel somatis yang hendak diklon. Sel telur
(ovum) diambil dari Tamara Blezinski, dan zigot ditanamkan dirahim Luna Maya. Pertanyaannya: bayi
yang lahir anak siapa? Itu hanya masalah sederhana yang gampang dipahami oleh awam. Jika dikaitkan
dengan berbagai peraturan keagamaan, soal itu bisa jadi lebih ruwet lagi. Jadi saya gak mau
membahasnya.
Namun demikian, beberapa pihak mengklaim telah melakukan kloning pada manusia, misalnya:
 Severino Antinori, ginekolog terkenal asal Italia, mengaku berhasil mengkloning tiga bayi sekaligus.
Dokter kontroversial ini pernah membantu wanita menopause berusia 63 tahun untuk melahirkan. Konon
dr Antinori inilah yang berhasil melakukan klone pada manusia dan lahirlah bayi perempuan yang
dinamai Eve, yang sekarang telah berusia 6 tahun.
 dr Panayiotis Zavos, seorang ilmuwan asal Amerika Serikat, mengaku telah mengkloning manusia. Kepada
surat kabar Inggris, Independent,Zavos mengaku berhasil mengkloning 14 embrio manusia, 11 di
antaranya sudah ditanam di rahim empat orang wanita.
 Stemagen Corp., mengklaim menjadi peneliti pertama yang berhasil mengkloning manusia. Mereka
menggunakan teknik bernama somatic cell nuclear transfer, atau SCNT, yang melibatkan lubang dari sel
telur yang disuntikkan sebuah sel nukleus dari seorang donor untuk kemudian dikloning dengan sel kulit
yang berasal dari dua orang laki-laki.
Lepas dari kontroversi masalah kloning pada manusia, tampaknya ilmu pengetahuan bio
molekuler dan rekayasa genetika akan tetap melaju tak terbendung dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Seperti juga di dunia fisika teoritis, upaya memburu ‘Partikel Tuhan’ untuk menjawab
asal mula pembentukan semesta ini mulai menampakkan hasil. Kedua bidang itulah yang tampaknya
menyebabkan manusia secara tak sadar mulai menjejakkan kaki selangkah masuk ke wilayah Tuhan.

F. Dampak Dari Hasil Kloning


Kloning mempunyai dua dampak, yaitu manfaat dan kerugian. Adapun manfaat dari Kloning
diantaranya adalah:
1. Kloning pada tanaman dan hewan adalah untuk memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, meningkatkan
produktivitasnya.
2. Mencari obat alami bagi banyak penyakit manusia-terutama penyakit-penyakit kronis-guna menggantikan
obat-obatan kimiawi yang dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia.
3. Untuk memperoleh hormon pertumbuhan, insulin, interferon, vaksin, terapi gen dan diagnosis penyakit
genetik.
Selain terdapai banyak manfaat Kloning juga menimbulkan kerugian, antara lain:

1. Kloning pada manusia akan menghilangkan nasab.

2. Kloning pada perempuan saja tidak akan mempunyai ayah.

Menyulitkan pelaksanaan hokum-hukum syara’. Seperti hukum pernikahan, nasab, nafkah, waris,
hubungan kemahraman, hubungan ‘ashabah, dan lain-lain. Adapun akibat khusus dari kloning pada
manusia:
1. Merusak peradaban manusia.
2. Memperlakukan manusia sebagai objek.
3. Jika kloning dilakukan manusia seolah seperti barang mekanis yang bisa dicetak semaunya oleh
pemilik modal. Hal ini akan mereduksi nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil kloning.
4. Kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari suatu kelompok tertentu terhadap kelompok lain.
Kloning biasanya dilakukan pada manusia unggulan yang memiliki keistimewaan dibidang tertentu.
Tidak mungkin kloning dilakukan pada manusia awam yang tidak memiliki keistimewaan
G. Hukum dan Kajian Kloning Dalam Islam
Permasalahan kloning adalah merupakan kejadian kontemporer (kekinian). Dalam kajian literatur
klasik belum pernah persoalan kloning dibahas oleh para ulama. Menurut beberapa pandangan ulama
kontemporer.
Ulama mengkaji kloning dalam pandangan hukum Islam bermula dari ayat berikut: “… Kami
telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki …” (QS. 22/Al-Hajj:
5).
Abul Fadl Mohsin Ebrahim berpendapat dengan mengutip ayat di atas, bahwa ayat tersebut
menampakkan paradigma Al-Qur’an tentang penciptan manusia mencegah tindakan-tindakan yang
mengarah pada kloning. Dari awal kehidupan hingga saat kematian, semuanya adalah tindakan Tuhan.
Segala bentuk peniruan atas tindakan-Nya dianggap sebagai perbuatan yang melampaui batas.
Menurut syara’ hukum Kloning pada tumbuhan dan hewan tidak apa-apa untuk dilakukan dan
termasuk aktivitas yang mubah hukumnya. Dari hal itu memanfaatkan tanaman dan hewan dalam proses
kloning guna mencari obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit manusia terutama yang kronis
adalah kegiatan yang dibolehkan Islam, bahkan hukumnya sunnah (mandub), sebab berobat hukumnya
sunnah. Begitu pula memproduksi berbagai obat-obatan untuk kepentingan pengobatan hukumnya juga
sunnah. Imam Ahmad telah meriwayatkan hadits dari Anas RA yang telah berkata, bahwa Rasulullah
SAW berkata: “Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia menciptakan
pula obatnya. Maka berobatlah kalian !”
Imam Abu Dawud dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Usamah bin Syuraik RA, yang berkata:
”Aku pernah bersama Nabi, lalu datanglah orang-orang Arab Badui. Mereka berkata,’Wahai
Rasulullah, bolehkah kami berobat ?”
Maka Nabi SAW menjawab : “Ya. Hai hamba-hamba Allah, berobatlah kalian, sebab sesung-
guhnya Allah Azza wa Jalla tidaklah menciptakan penyakit kecuali menciptakan pula obat baginya…”
Oleh karena itu, dibolehkan memanfaatkan proses Kloning untuk memperbaiki kualitas tanaman
dan mempertinggi produktivitasnya atau untuk memperbaiki kualitas hewan seperti sapi, domba, onta,
kuda, dan sebagainya. Juga dibolehkan memanfaatkan proses Kloning untuk mempertinggi produktivitas
hewan-hewan tersebut dan mengembangbiakannya, ataupun untuk mencari obat bagi berbagai penyakit
manusia, terutama penyakit-penyakit yang kronis. Demikianlah hukum syara’ untuk Kloning manusia,
tanaman dan hewan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpilan
Berdasarkan uraian di atas, kami berpendapat bahwa:
1. Setiap teknologi ciptaan manusia mempunyai kebaikan dan keburukan termasuklah bioteknologi.
Perkembangan pesat bidang bioteknologi menyaksikan pelbagai aplikasi untuk kegunaan manusia telah
dicipta dan diteroka.
2. Adapun mengenai hukum Kloning dari kajian diatas dapat disimpulkan bahwa hukum Kloning dibagi
menjadi dua, yang pertama yaitu Kloning yang diperbolehkan, dan Kloning yang tidak diperbolehkan.
3. Sedangkan Mengenai Kloning yang diperbolehkan adalah Kloning yang meninmbulkan kemaslahatan
bagi manusia antara lain yaitu Kloning pada tanaman dan hewan adalah untuk memperbaiki kualitas
tanaman dan hewan, meningkatkan produktivitasnya, mencari obat alami bagi banyak penyakit manusia-
terutama penyakit-penyakit kronis.
4. Sedangkan Kloning yang tidak diperbolehkan adalah Kloning terhadap manusia yang dapat menimbulkan
mafsadat (dampak negatif yang tidak sedikit; antara lain : menghilangkan nasab, menyulitkan
pelaksanaan hokum-hukum syara’.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Noor Munirah Isa. (Mac, 2009). Bioetika Islam Dalam Bioteknologi: Ke Arah Pengaplikasian Ilmu
Yang Diberkati. Kertas kerja dibentangkan dalam Seminar Islam dan Sains dalam Pembangunan
Tamadun, Kuala Lumpur, Malaysia.

Alkaf, Halid. Kloning dan Bayi Tabung Masalah dan Implikasinya (PB UIN: Jakarta. 2003) hal.4.

Almundziri, Imam. Ringkasan Hadist Shahih Muslim edisi 2. PUSTAKA AMANI, Jakarta.2003.

An-Nasa’I, Imam. Sunan An-Nasa’i. Darul Fikri. Beirut Lebanon.2000

Asy-Syaukani,Lutfi. Poltik, HAM, dan Isu-isu Teknologi dalam Fiqih Kontemporer (Pustaka Hidayah:
Bandung.1998) hal.141

Ibnu Majah. Sunan Ibnu Majah, Dar el Fikr. Beirut Lebanon.2000

Mahfudh, Sahal, Dr. Solusi Problematika Aktual Hukum Islam (LTN NU dan Diantama: Surabaya. 2004)
hal.544.

Muslim, Imam. Shahih Muslim, Darul Kutub al-Islamiyah.Beirut. 2001

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya edisi revisi 1994.cv Adi Grafika semarang.

Forum Karya Ilmiah 2004, Kilas Balik Teoritis Fiqh Islam.

Anda mungkin juga menyukai