Anda di halaman 1dari 22

PAPER

HERNIA
Disusun Dalam Rangka
Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah II
Dosen Pembimbing : Kasron,M.Kep.

Disusun Oleh :
1. Yuliatin Soliah
2. Fitri Wulandhari

PRODI S1 KEPERAWATAN 2A
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
A. Pengertian

Hernia adalah merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga


melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada
hernia abdomen isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari
lapisan muskulo apeneurotik dinding perut ( R. Sjamsuhidayat, 2004).

Hernia adalah proporsi abdnormal organ jaringan atau bagian organ


melalui stuktur yang secara normal berisi bagian ini. Hernia paling sering
terjadi pada rongga abdomen sebagai akibat dari kelemahan muskular
abdomen konginental atau didapat (Monika Ester, 2004). Hernia adalah
menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya yang normal
melalui sebuah defek kongenital atau yang didapat. ( Barbara C Long, Hal
246).

Hernia Inguinalis adalah visera menonjol ke dalam kanal inguinal pada


titik dimana tali spermatik muncul pada pria,dan di sekitar ligamen wanita
(Monika E.2002).

Hernia Inguinalis Indirek disebut hernia Inguinalis Lateralis yaitu


hernia yang keluar dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis
internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrik inferior, kemudian
masuk ke dalam kanalis inguinalis ( Jong 2004:527).

Hernia Skrotalis adalah hernia yang keluar dari rongga peritonium


melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh
epigastrika inferior kemudian hernia masuk dari anulus ke dalam kanalis
dan jika panjang menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternum dan
sampai ke skrotum ( R. Sjamsuhidayat, 2004).

Hernia Umbilikalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerah pusat
(Monika Ester, 2000).

Jadi dapat disimpulkan bahwa hernia adalah penonjolan dari isi perut
dalam rongga abnormal melalui lubang yang kongenital ataupun didapat.
B. Klasifikasi
A. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :
a. Hernia bawaan atau congenital
Pada hernia congenital, sebelumnya telah terbentuk kantong yang
terjadi sebagai akibat dari perintah atau gangguan proses
perkembangan intrauterine – paten prosesus vaginalis adalah salah
satu contohnya.
b. Hernia dapatan atau akuisita
Terdapat dua tipe hernia akuisita :
1) Hernia primer : terjadi pada titik lemah yang terjadi alamiah,
seperti pada :
a) Struktur yang menembus dinding abdomen : seperti
pembuluh darah femoralis yang melalui kanalis
femoralis.
b) Otot dan aponeurosis yang gagal untuk saling menutup
secara normal, seperti pada regio lumbal.
c) Jaringan fibrosa yang secara normal berkembang untuk
menutup defek, seperti pada umbilikus
2) Hernia Sekunder : terjadi pada tempat pembedahan atau trauma
pada dinding, seperti pada laparatomi dan trauma tembus.
B. Hernia menurut riwayat alamiah dan komplikasi yang terjadi :
Riwayat alamiah perkembangan hernia yaitu pembesaran progresif,
regresi yang tidak spontan. Pengecualian untuk hernia umbilikalis
kongenital pada neonatus, dimana orifisium dapat menutup beberapa
tahun setelah lahir. Seiring berjalannya waktu, hernia membesar dan
kecenderungan untuk terjadi komplikasi yang mengancam jiwa
semakin bertambah.
Hernia dapat reponibel, ireponibel, obstruksi, strangulasi, atau terjadi
inflamasi.
1. Hernia reponibel
Bila isi hernia dapat keluar masuk, tetapi kantungnya menetap.
Isinya tidak serta merta muncul secara spontan, namun terjadi bila
disokong gaya gravitasi atau tekanan intra abdominal yang
meningkat. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi
jika berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan nyeri
atau gejala obstruksi usus.

Gambar 2. Hernia reponibel 2


2. Hernia Ireponibel
Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali kedalam rongga
perut. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada
peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta. Dapat
juga terjadi karena leher yang sempit dengan tepi yang kaku
(misalnya pada : femoral, umbilical). Tidak ada keluhan rasa nyeri
ataupun sumbatan usus. Hernia ireponibel mempunyai resiko yang
lebih besar untuk terjadi obstruksi dan strangulasi daripada hernia
reponibel.
Gambar 3. Hernia Ireponibel 2

3. Hernia obstruksi
Hernia obstruksi berisi usus, dimana lumennya tertutup. Biasanya
obstruksi terjadi pada leher kantong hernia. Jika obstruksi terjadi
pada kedua tepi usus, cairan berakumulasi di dalamnya dan terjadi
distensi (closed loop obstruction). Biasanya suplai darah masih baik,
tetapi lama kelamaan dapat terjadi strangulasi. Istilah
’inkarserata’terkadang dipakai untuk menggambarkan hernia yang
ireponibel tetapi tidak terjadi strangulasi. Oleh sebab itu, hernia
ireponibel yang mengalami obstruksi dapat juga disebut dengan
inkarserata.
Operasi darurat untuk hernia inkarserata merupakan operasi
terbanyak nomor dua operasi darurat untuk apendisitis. Selain itu,
hernia inkarserata merupakan penyebab obstruksi usus nomor satu
di Indonesia.

Gambar 4. Hernia inkarserata dengan ileus obstruksi usus


4. Hernia Strangulata
Suplai darah untuk isi hernia terputus. Kejadian patologis
selanjutnya adalah oklusi vena dan limfe; akumulasi cairan jaringan
(edema) menyebabkan pembengkakan lebih lanjut ; dan sebagai
konsekuensinya peningkatan tekanan vena. Terjadi perdarahan
vena, dan berkembang menjadi lingkaran setan, dengan
pembengkakan akhirnya mengganggu aliran arteri. Jaringannya
mengalami iskemi dan nekrosis. Jika isi hernia abdominal bukan
usus, misalnya omentum, nekrosis yang terjadi bersifat steril, tetapi
strangulasi usus yang paling sering terjadi dan menyebabkan
nekrosis yang terinfeksi (gangren). Mukosa usus terlibat dan dinding
usus menjadi permeabel terhadap bakteri, yang bertranslokasi dan
masuk ke dalam kantong dan dari sana menuju pembuluh darah.
Usus yang infark dan rentan, mengalami perforasi (biasanya pada
leher pada kantong hernia) dan cairan lumen yang mengandung
bakteri keluar menuju rongga peritonial menyebabkan peritonitis.
Terjadi syok sepsis dengan gagal sirkulasi dan kematian.
Bila strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus,
hernianya disebut hernia Richter. Ileus obstruksi mungkin parsial
atau total, sedangkan benjolan hernia tidak ditemukan dan baru
terdiagnosis pada waktu laparatomi. Komplikasi hernia Richter
adalah strangulasi sehingga terjadi perforasi usus, dan pada hernia
femoralis tampak seperti abses di daerah inguinal.
Gambar 5. Hernia Strangulata 2
5. Hernia Inflamasi
Isi hernia mengalami inflamasi dengan proses apapun sebagai
penyebab pada jaringan atau organ yang secara tidak normal
mengalami hernia, misalnya :
1. Apendisitis akut
2. Divertikulum Meckel
3. Salpingitis akut
Hampir tidak mungkin untuk membedakan hernia yang terinflamasi
dengan yang mengalami strangulasi.
C. Hernia menurut letak, pembagian hernia dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Hernia femoralis
Hernia femoralis umumnya dijumpai pada perempuan tua,
kejadian pada perempuan kira-kira 4 kali laki-laki. Keluhan
biasanya berupa benjolan di lipat paha yang muncul terutama pada
waktu melakukan kegiatan yang menaikan tekana intra abdomen
seperti saat mengangkat barang atau batuk. Benjolan ini hilang pada
waktu berbaring. Sering pernderita datang ke dokter atau rumah
sakit dengan hernia strangulata. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
benjolan lunak di lipat paha di bawah ligamnetum inguinale di
medial v.femoralis dan lateral tuberkulum pubikum. Tidak jarang
lebih jelas adalah tanda sumbatan usus, sedangkan benjolan di lipat
paha dapat ditemukan, karen akecilanya atau penderita gemuk. Pintu
masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Selanjutnya, isi
hernia masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong
sejajar dena v.femoralis sepaanjang kurang lebih 2cm dan keluar
pada fosa ovalis di lipat paha.
2. Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anamoli kongenital atau
karena sebab yang didapat. Hernia inguinalis timbul paling sering
pada pria dan lebih sering pada sisi kanan dibandingkan pada sisi
kiri. Pada orang yang sehat, ada tiga mekanisme yang dapat
mencegah terjadinya hernia inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang
berjalan miring, adanya struktur m.oblikus internus obdominis yang
menutup annulus inguinalis internus ketika bekontraksi, dan adanya
fasia transversa yang kuat menutupi trigonum Hasselbach yang
umunya hampir tidak berotot. Faktor paling kausal yaitu adanya
proses vaginalis (kantong hernia ) yang terbuka, peninggian tekanan
didalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia.

Gambar 5. Hernia Inguinalis


Hernia inguinalis di bagi lagi, yaitu :
1. Hernia inguinalis medialis
Hernia inguinalis direk ini hamper selalu disebabkan oleh
factor peninggian tekanan intraabdomen kronik dan kelemahan otot
dinding di trigonum Hesselbach. Oleh karena itu , hernia ini
umumnya terjadi bilateral,khususnya pada lelaki tua. Hernia ini
jarang bahkan hampir tidak pernah, mengalami inkarserasi dan
strangulasi. Mungkin terjadi hernia geser yang mengandung
sebagian dinding kandung kemih. Kadang dtemukan defek kecil di
m.oblikus internus abdominis, pada segala usia, dengan cincin yang
kaku dan tajam yang sering menyebabkan strangulasi. Hernia ini
banyak diderita oleh penduduk di Afrika.

Gambar 6. hernia inguinalis direk

2. Hernia inguinalis lateralis


Hernia ini disebut latelaris karena menonjol dari perut di lateral
pembuluh epigastrika inferior. Disebut indirek karena keluar
melalui dua pintu dan saluran, yaitu annulus dan kanalis inguinalis;
berbeda dengan hernia medialis yang langsung menonjol melalui
segitiga Hessebach dan dsebut sebagai hernia direk. Pada
pemeriksaan herna leteralis, akan tampak tonjolan berbentuk
lonjong sedangkan hernia medial berbentuk tonjolan bulat. Pada
bayi dan anak, hernia latelaris disebabkan oleh kelainan bawaan
berupa tidak menutupnya prosesus vaginalis peritoneum sebagai
akibat proses penurunan testis ke skrotum. Hernia geser dapat
terjadi di sebelah kanan atau kiri. Hernia yang di kanan biasanya
berisi sekum dan sebagian kolon asendens, sedangkan yang di kiri
berisi sebagian kolon desendens.
Gambar 7. Hernia inguinalis indirek.
3. Hernia lain – lain
Yang termasuk dalam hernia ini yaitu hernia yang jarang terjadi :
1. Hernia Richter
a) Pada Hernia femoralis atau hernia obturatoria.
b) Sebagian dinding usus strangulasi (biasanya pada ante
mesenterial)
c) Pasase bisa terganggu, bisa juga tidak terganggu
d) Jarang
e) Biasa ditemukan saat operasi
f) Komplikasi : strangulasi, perforasi usus

2. Hernia Interna
a) Tonjolan (bukan kantong), melalui lubang dlm perut
(Foramen Winslowi)
b) Contohnya pada hernia diaphragmatica
3. Hernia Insipiens
Termasuk hernia inguinalis lateralis à yang hanya masuk
pada canalis inguinalis saja tapi isi tidak keluar (melalui anulus
inguinalis ext)
4. Sliding Hernia (Hernia geser)
Sebagian dinding kantong hernia terdiri dari organ
retroperitoneal (caecum – kolon sigmoid – vesica urinaria)
5. Hernia Spieghel (Spieghelian hernia)
a) Lokus minor resist : lateral m.recti abdominis dg linea
semisirkularis
b) Merupakan hernia interstitiel/ hernia interparietalis
c) Jarang
d) Usia 40 – 70 tahun
e) Klinis : benjolan di atas titik McBurney kanan-kiri
f) Kantong hernia masuk celah dinding perut
g) Isi hernia à terdiri dari usus, omentum, ovarium
h) Diagnosis penunjang dengan USG
i) Jarang mengalami inkarserasi
j) Therapy : herniotomi dan hernioplastik
k) Jahit m.transversus abdominis dan m.internus abdominis
6. Hernia Littre
a) Sangat jarang
b) Isi = mengandung diverticulum Meckeli
c) Hernia sebagian usus à ~ hernia Richter
7. Hernia Obturatoria
a) Melalui canalis obturatorius
b) Batas kranial/ lateral = Sulcus obturatorium os pubis
c) Batas caudal = tepi membran obturator, m.obturator int et
ext
d) Isi canalis = berjalan saraf dan A.V obturatoria
Gambar 9. Typical Meckel’s diverticulum located on the
antimesenteric border.

C. Etiologi

Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena


sebab yang didapat. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan
pintu masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat
dilalui oleh kantong dan isi hernia. Disamping itu diperlukan pula faktor
yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup
lebar. Faktor yang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang
terbuka, peninggian tekanan didalam rongga perut, kelemahan otot dinding
perut karena usia, aktivitas, obesitas, keadaan-keadaan penyakit tertentu
(asites, batuk menahun), kehamilan dan adanya massa abdomen yang
besar.(1,2,3)
a. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria
maupun wanita. Pada anak & anak penyakit ini disebabkan karena
kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan
turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah berusia lanjut
disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena
adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga
perut .
b. Jenis Kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki & laki biasanya adalah jenis
hernia inguinal. Hernia inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada
daerah selangkangan, hal ini disebabkan oleh proses perkembangan alat
reproduksi. Penyebab lain kaum adam lebih banyak terkena penyakit ini
disebabkan karena faktor profesi, yaitu pada buruh angkat atau buruh
pabrik. Profesi buruh yang sebagian besar pekerjaannya mengandalkan
kekuatan otot mengakibatkan adanya peningkatan tekanan dalam
rongga perut sehingga menekan isi hernia keluar dari otot yang lemah
tersebut .

c. Penyakit penyerta
Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti
padakondisi tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu
kandung kencing atau pembesaran prostat, penyakit kolon, batuk
kronis, sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain. Kondisi ini dapat
memicu terjadinya tekanan berlebih pada abdomen yang dapat
menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah.
d. Keturunan
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena
hernia.
e. Obesitas
Berat badan yang berlebihan menyebabkan tekanan berlebih pada
tubuh,termasuk di bagian perut. ini bisa menjadi salah satu pencetus
hernia. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya
penonjolan organ melaluidinding organ yang lemah.
f. Kehamilan
Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus
memberitekanan lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi
pencetus terjadinya hernia.
g. Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat
menyebabkan terjadinya hernia. contohnya, pekerjaan buruh angkat
barang. Aktivitas yang berat dapat mengakibatkan peningkatan tekanan
yang terus- menerus pada otot-otot abdomen. Peningkatan tekanan
tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan
organ melalui dinding organ yanglemah.
h. Kelahiran prematur
Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal
daripada bayi yang lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis
belum sempurna, sehingga memungkinkan menjadi jalan bagi
keluarnya organ atau usus melaluikanalis inguinalis tersebut. Apabila
seseorang pernah terkena hernia, besar kemungkinan ia akan
mengalaminya lagi. (Giri Made Kusala, 2003).
D. Patofisiologi

Secara patofisiologi peningkatan tekanan intra abdomen akan


mendorong anulus inguinalis internus terdesak. Hernia inguinalis dapat
terjadi karena anomali kongenital atau karena yang didapat faktor yang
dipandang berperan.

kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, dan kelemahan


otot dinding perut karena usia. Lebih banyak pada laki- laki dari pada
perempuan.

Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk


hernia pada Anulus Internus yang cukup besar sehingga dapat dilalui oleh
kantong dan isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu.

Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis


yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut dan kelemahan otot
dinding perut karena usia.
Bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis dapat mencegah masuknya
usus ke dalam kanalis inguinalis, kelemahan dinding perut antara lain terjadi
akibat kerusakan inguinalis.

Tanda dan gejala klinis dapat ditentukan oleh keadaan isi hernia, pada
hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah benjolan dilipat paha yang
muncul pada saat bediri, batuk, bersin atau mengejan dan menghilang
setelah berbaring.

Keluhan nyeri biasanya dirasakan di epigastium atau para umbilical


berupa nyeri visceral karena regangan pada mesrentium sewaktu, satu
segmen usus halus masuk kedalam kantung hernia. Nyeri yang disertai mual
atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarsesari karena ileus atau
strangulasi karena nekrosis ( R. Sjamsuhidayat,2004).

Bila isi kantong hernia dapat di pindahkan ke rongga abdomen dengan


manipulasi hernia disebut redusibel. Hernia irredusibel dan hernia
inkarserta adalah hernia yang tidak dapat dipindahkan atau dikurangi
dengan manipulasi.

Nyeri akan terasa jika cincin hernia terjepit, jepitan cincin hernia akan
menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia menjadi nekrosis dan
kantong.

Hernia akan terisi transudat berupa cairan serosangoinus, ini adalah


kedaruratan bedah karena usus terlepas, usus ini cepat menjadi gangrene.

Pada hernia redusibel dilakukan tindakan bedah elektif karena ditakutkan


terjadi komplikasi ( Sjamsuhidayat, 2004).

E. Manifestasi Klinik
1. Benjolan pada regio iunginale, di atas ligamentum inguinal, yang
mengecil bila pasien berbaring.
2. Bila pasien mengejan atau batuk, mengangkat berat, maka benjolan
hernia akan bertambah besar.
3. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di tempat itu
disertai perasaan mual.
4. Bila terjadi hernia inguinalis strangulata perasaan sakit akan bertambah
hebat serta sakit diatasnya menjadi merah dan panas.
5. Pada laki-laki isi henia dapat mengisi skrotum ( Sjamsuhidayat, 2004;
Arif Mansjoer, 2000).
F. Komplikasi
1. Terjadi pelekatan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia,
sehingga isi hernia tidak dapat dimasuki kembali, keadaan ini disebut
hernia irrepponsibilis. Pada keadaan ini belum ada gangguan
penyaluran isi usus. Isi hernia yang tersering menyebabkan keadaan
irreponsibel adalah omentum, karena mudah melekat pada dinding
hernia dan isinya dapat menjadi lebih besar karena infiltrasi lemak.
Usus besar lebih sering menyebabkan irreponsibel dari pada usus halus.
2. Terjadi tekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus
yang masuk, keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti
dengan gangguan vaskular ( proses strangulasi). Keadaan ini disebut
hernia inguinalis strangulata. Pada keadaan strangulata akan timbul
gejala ileus, yaitu perut kembung, muntah, dan obstipasi. Pada
strangulasi nyeri yang timbul lebih hebat dan kontinyu, daerah benjolan
menjadi merah dan pasien menjadi gelisah ( Arif Mansyoer, 2000).
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Mansjoer, A ( 2000 ) pemeriksaan penunjang pada hernia adalah :
1. Sinar X abdomen menunjukan abnormalnya kadar gas dalam usus /
obstruksi usus.
2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukan
hemokonsentrasi ( peningkatan hemotokrit ), peningkatan sel darah
putih ( leukosit ) : >10000-18000/mm3) dan tidak keseimbangan
elektrolit.
H. Tata Laksana Hernia

Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan


pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia
yang telah direposisi. Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis
strangulata, kecuali pada pasien anak-anak. Reposisi dilakukan secara
bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan
tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan sedikit tekanan
perlahan yang tetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkarserasi
lebih sering terjadi pada umur dibawah dua tahun. Reposisi spontan lebih
sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi
dibandingkan orang dewasa.

Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang lebih elastis pada anak-
anak. Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian
sedatif dan kompres es di atas hernia.

Bila usaha reposisi ini berhasil, anak disiapkan untuk operasi pada hari
berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil, dalam waktu 6 jam harus
dilakukan operasi segera.

1. Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang


telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai
seumur hidup. Namun, cara yang sudah berumur lebih dari 4000 tahun
ini masih saja dipakai sampai sekarang. Sebaiknya cara ini tidak
dianjurkan karena menimbulkan komplikasi, antara lain merusak kulit
dan tonus otot dinding perut di daerah yang tertekan sedangkan
strangulasi tetap mengancam. Pada anak-anak cara ini dapat
menimbulkan atrofi testis karena tekanan pada tali sperma yang
mengandung pembuluh darah testis.
2. Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan rasional
hernia inguinalis. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosa
ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri atas herniotomi dan
hernioplastik.
3. Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke
lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada
perlekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit ikat setinggi
mungkin lalu dipotong.
4. Pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
Hernioplastik lebih penting dalam mencegah terjadinya residif
dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal berbagai metode
hernioplastik, seperti memperkecil anulus inguinalis internus dengan
jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia transversa, dan
menjahitkan pertemuan m.transversus internus abdominis dan
m.obliqus obliqus internus abdominis yang dikenal dengan nama
conjoint tendon ke ligamentum inguinale Poupart menurut metode
Bassini, atau menjahitkan fasia transversa, m.transversus abdominis, m.
obliqus internus abdominis ke ligamentum Cooper pada metode
McVay2.
5. Metode Bassini merupakan teknik herniorafi yang pertama dipublikasi
tahun 1887. Setelah diseksi kanalis inguinalis, dilakukan rekonstruksi
dasar lipat paha dengan cara mengaproksimasi muskulus obliqus
internus, muskulus transversus abdominis, dan fasia transversalis
dengan traktus iliopubik dan ligamentum inguinale. Teknik dapat
diterapkan, baik pada hernia direk maupun indirek.
Kelemahan teknik Bassini dan teknik lain yang berupa variasi teknik
herniotomi Bassini adalah terdapatnya regangan berlebihan dari otot-
otot yang dijahit. Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun delapan
puluhan dipopulerkan pendekatan operasi bebas regangan. Pada teknik
itu digunakan prostesis mesh untuk memperkuat fasia transversalis yang
membentuk dasar kanalis inguinalis tanpa menjahitkan otot-otot ke
inguinal.
6. Terjadinya residif lebih banyak dipengaruhi oleh teknik reparasi
dibandingkan dengan faktor konstitusi.Pada hernia inguinalis lateralis
penyebab resididf yang paling sering ialah penutupan anulus inguinalis
internus yang tidak memadai, di antaranya karena diseksi kantong yang
kurang sempurna, adanya lipoma preperitoneal, atau kantung hernia
tidak ditemukan. Pada hernia inguinalis medialis penyebab residif
umumnya karena tegangan yang berlebihan pada jahitan plastik atau
kekurangan lain dalam teknik.
7. Pada operasi hernia secara laparoskopi diletakkan prostesis mesh di
bawah peritoneum dinding perut.
Penatalaksanaan Umum
a. Menurut Mansjoer, A, ( 2000 ) penatalaksaan pada hernia yaitu :
1. Hernialasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang.
2. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya,
kantong dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan,
kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu
dipotong
3. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia kedalam
abdomen dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit
pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus internus
abdomus ke ligamen inguinal.

Sedangkan penatalaksanaan keperawatan yaitu :

1. Istirahat di tempat tidur dan menaikan bagian kaki, hernia


ditekan secara perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya
gunakan alat penyokong.
2. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan
kompres hangat dan setelah lima menit di evaluasi kembali.
3. Celana penyangga
4. Istirahat baring
5. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya
asetaminofen, antibiotik untuk membasmi infeksi, dan obat
pelunak tinja untuk mencegah sembelit.
6. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi,
kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk
mempercepat sembelit dan mengedan selama BAB, hindari
kopi-kopi,teh,coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat
memperburuk gejala-gejala.

Penatalaksanaannya antara lain yaitu :


1. Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan
reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.
2. Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia
inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu
diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia adalah
hernioraphy, yang terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.
3. Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai
ke lehernya. Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada
perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-ikat
setinggi mungkin lalu dipotong.
4. Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus
inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya dalam mencegah
terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal
berbagai metode hernioplasti seperti memperkecil anulus
inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan
memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m.
tranversus internus abdominis dan m. oblikus internus
abdominis yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke
ligamentum inguinale poupart menurut metode Bassini, atau
menjahitkan fasia tranversa m. transversus abdominis, m.oblikus
internus abdominis ke ligamentum cooper pada metode Mc Vay.
Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan
pemakaian bahan sintesis seperti mersilene, prolene mesh atau
marleks untuk menutup defek.
DAFTAR PUSTAKA

Http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=8827

Http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=10546

Https://www.google.co.id/search?client=ucweb-
b&channel=sb&q=pemeriksaan+penunjang+hernia+pdf&sa=X&ved=2ah
UKEwjv9bKer-3ZahVDyLwKHe0BAwUQIoAHoECAAQAQ

https://herrysetyayudha.wordpress.com/tag/hernia-femoralis/

https://googleweblight.com/i?u=https://herrysetyayudha.wordpress.com/ta
g/klasifikasi/&hl=id-ID

http://www.academia.edu/8922855/Laporan_pendahuluan_hernia

Anda mungkin juga menyukai