10088-Article Text-20008-1-10-20160414 PDF
10088-Article Text-20008-1-10-20160414 PDF
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpe
1
SD Negeri 2 Gujeg, Cirebon, Jawa Barat
2
Prodi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6889
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
E-mail: herayani384@gmail.com
96
Herayani dkk / Journal of Primary Education 4 (2) (2015)
97
Herayani dkk / Journal of Primary Education 4 (2) (2015)
Salah satu model pembelajaran yang bisa Instrumen yang digunakan untuk
digunakan untuk pembentukan karakter rasa mengumpulkan data dalam penelitian ini ada 3
ingin tahu dan meningkatkan keterampilan macam. Ketiga instrumen tersebut adalah
berpikir kreatif adalah model pembelajaran SSCS lembar validasi perangkat pembelajaran, lembar
(Search, Solve, Create and Share). Model SSCS observasi, dan tes kemampuan berpikir kreatif
merupakan suatu model yang didesain untuk matematis (TKBKM).
membantu guru dalam hal efektivitas Arikunto (2010:193) menyatakan bahwa
penggunaan latihan-latihan agar siswa mencapai sebuah tes adalah serangkaian pertanyaan atau
peningkatan yang luar biasa. latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan,
METODE PENELITIAN intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok. Instrumen yang
Jenis penelitian yang digunakan dalam reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
penelitian ini adalah jenis penelitian mix method beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,
dengan desain sequential exploratory yang akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono
merupakan metode penelitian kombinasi yang 2009: 137). Selain tingkat validitas dan
menggabungkan metode penelitian kualitatif dan reliabilitas, kulaitas soal ditentukan pula oleh
kuantitatif secara berurutan. Pada tahap pertama tingkat kesukaran dan daya beda.
digunakan metode kualitatif dan pada tahap Uji ketuntasan individual berdasarkan
kedua metode kuantitatif (Sugiyono 2013:473). hasil/nilai yang diperoleh siswa, apakah kurang
Instrumen penelitian yang dikembangkan berupa atau lebih dari KKM dengan melihat nilai dari
lembar pengamatan karakter rasa ingin tahu kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
siswa (aspek afektif), lembar pengamatan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 70.
keterampilan berpikir kreatif (aspek psikomotor), Hipotesis uji ketuntantasan individual:
dan TKBKM (aspek kognitif). 𝐻0 ∶ 𝜇 = 70 : rata-rata nilai TKBKM siswa
Perangkat yang dikembangkan dan diuji sama dengan 70 dibenarkan
efektivitasnya dalam penelitian ini adalah 𝐻1 ∶ 𝜇 ≠ 70 : rata-rata nilai TKBKM siswa
perangkat pembelajaran matematika untuk tidak sama dengan 70
mengembangkan karakter rasa ingin tahu dan 𝜇 = Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif
berpikir kreatif melalui pembelajaran materi Matematis.
pecahan dengan model SSCS berbantuan media Uji ketuntasan individual menggunakan
puzzle yang terdiri atas silabus, RPP, buku siswa, program SPSS 21 dengan uji One Sample Test
LKS, dan TKBKM. Penelitian ini menggunakan (Sukestiyarno, 2012: 101-102). Kriteria yang
8 tahap dari 10 tahap pengembangan model Borg dipakai dengan 𝛼 = 0,05 jika nilai sig < 0,05
& Gall (1989), yaitu dengan tidak melakukan maka 𝐻0 ditolak. Berarti 𝐻1 diterima yaitu rata-
langkah 9 dan 10. rata nilai TKBKM siswa tidak sama dengan 70.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Untuk melihat ketuntasan hasil belajar siswa
SD Negeri 2 Gujeg tahun pelajaran 2014/2015 secara klasikal sebagai salah satu kriteria
yang terdiri dari 3 kelas. Berdasarkan tes efektivitas pembelajaran, diuji proporsi dua pihak
pendahuluan yang dilakukan di kelas IV SDN 2 dengan menggunakan rumus :
Gujeg dipilih lima orang yaitu dari rangking x
teratas (X1), Q1, Q2, Q3, dan rangking terbawah o
z n
(Xn). Hal ini dilakukan untuk mengukur karakter
rasa ingin tahu siswa dan keterampilan berpikir
o 1 o
kreatif matematis siswa secara lebih mendalam. n
Dikuatkan oleh Sugiyono (2009:124) bahwa (Sudjana 2005: 233)
purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu.
98
Herayani dkk / Journal of Primary Education 4 (2) (2015)
99
Herayani dkk / Journal of Primary Education 4 (2) (2015)
Keputusan hipotesis dapat dibaca dari Uji beda peningkatan kemampuan berpikir
output Independent Samples Test, dengan kriteria kreatif matematis dilakukan dengan
𝐻0 ditolak jika nilai sig < 5%, atau 𝐻1 diterima menggunakan uji independent samples T Test
yaitu rataan kemampuan berpikir kreratif SPSS 21. Hipotesis statistiknya:
matematis siswa pada kelas yang mendapat 𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2 (Rata-rata peningkatan
perlakuan dan siswa pada kelas yang tidak kemampuan berpikir kreatif matematis siswa-
mendapat perlakuan berbeda. Uji proporsi siswa yang mendapat perlakuan = rata-rata
digunakan untuk membandingkan ketuntasan peningkatan kemampuan berpikir kreatif
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa matematis siswa-siswa yang tidak mendapat
yang mendapat perlakuan dengan siswa pada perlakuan dibenarkan)
kelas yang tidak mendapat perlakuan. 𝐻1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2 (Rata-rata peningkatan
Hipotesis: kemampuan berpikir kreatif matematis siswa-
𝐻0 : 1 = 2 (Proporsi ketuntasan siswa yang mendapat perlakuan ≠ rata-rata
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa- peningkatan Kemampuan berpikir kreatif
siswa yang mendapat perlakuan = proporsi matematis siswa-siswa yang tidak mendapat
ketuntasan kemampuan berpikir kreatif perlakuan)
matematis siswa-siswa yang tidak mendapat Kriteria yang dipakai terima 𝐻0 apabila sig
perlakuan) > 0,05, selain itu ditolak.
𝐻1 : 1 ≠ 2 (Proporsi ketuntasan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa- HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa yang mendapat perlakuan ≠ proporsi
ketuntasan kemampuan berpikir kreatif Tujuan dari penelitian ini adalah
matematis siswa-siswa yang tidak mendapat memperoleh perangkat yang valid dan
perlakuan) pembelajaran yang efektif. Perangkat yang valid
Rumus yang digunakan untuk menghitung diperoleh dari penilaian validator ahli dan teman
beda proporsi ketuntasan kemampuan berpikir sejawat dan keefektifan diperoleh dari kelas IV
kreatif matematis siswa adalah sebagai berikut. SD Negeri 2 Gujeg dengan melihat: 1)
x x KBKM mencapai ketuntasan, baik individu
( 1 )( 2 ) maupun klasikal; 2) adanya pengaruh positif
n1 n2
z (Sudjana 2005 : 246) karakter rasa ingin tahu dan keterampilan
1 1 berpikir kreatif matematis terhadap Kemampuan
pq
berpikir kreatif matematis; 3) adanya beda rata-
n1 n 2
rata KBKM antara kelas yang mendapat
Kriteria yang digunakan 𝐻0 ditolak jika
perlakuan dengan kelas yang tidak mendapat
𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑧0,5 (1− 𝛼) , akibatnya 𝐻1 diterima
perlakuan; dan 4) Adanya peningkatan.
dengan taraf signifikansi yang digunakan yaitu Setelah dilakukan revisi beberapa kali,
5% (Sudjana 2005:248). validator melakukan penilaian terhadap
Uji peningkatan digunakan untuk perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
mengetahui peningkatan karakter rasa ingin tahu Diperoleh skor untuk masing-masing perangkat
siswa (X1), keterampilan berpikir kreatif sebagai berikut Silabus dengan skor rata-rata 3,82
matematis (X2) dari 5 siswa yang dijadikan (baik); RPP dengan skor 3,95 (baik); LKS dengan
sampel berdasarkan hasil pengamatan. Untuk skor 4,02 (sangat baik); Buku siswa dengan skor
peningkatan karakter dan keterampian tersebut 3,95 (baik); dan tes KBKM dengan skor 3,78
digunakan uji Gain. (baik), dari skor maksimum 5,00.
S post S pre Pembelajaran matematika dinyatakan
g efektif karena criteria keefektifan telah terpenuhi
100 % S pre
yakni:
(Savinainen dan Scott 2002:49)
100
Herayani dkk / Journal of Primary Education 4 (2) (2015)
KBKM telah mencapai ketuntasan, baik kelas yang mendapat perlakuan 77,52 lebih besar
individu maupun klasikal. Dengan KKM sebesar daripada rataan kelas yang tidak mendapat
70 diperoleh 21 siswa tuntas. Angka z dari daftar perlakuan 55,77. Hal ini menunjukkan bahwa
normal baku dengan ∝ = 0,05 adalah 1,96. hasil belajar kelas yang mendapat perlakuan lebih
Kriteria yang dipakai adalah terima 𝐻0 jika -1,96 baik daripada kelas yang tidak mendapat
< z < 1,96; sedangkan dalam hal lainnya 𝐻0 perlakuan. Selanjutnya dilakukan uji proporsi.
ditolak. Harga z hitung = 31,01 ada di luar Dari olah data hasil perolehan nilai TKBKM
daerah penerimaan 𝐻0 sehingga 𝐻0 ditolak dan kelas yang mendapat perlakuan dan kelas yang
terima 𝐻1 . tidak mendapat perlakuan tercatat dari 21 siswa
Adanya pengaruh positif karakter rasa pada kelas yang mendapat perlakuan 21 siswa
ingin tahu dan keterampilan berpikir kreatif yang nilainya mencapai batas tuntas KKM.
terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis. Sedangkan pada kelas yang tidak mendapat
Besarnya pengaruh karakter rasa ingin tahu siswa perlakuan, dari 22 siswa tercatat hanya ada 1
terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang nilainya mencapai batas tuntas KKM.
menunjukkan nilai R square sebesar 0,616 atau Angka z dari daftar normal baku dengan ∝ =
61,6%. Besarnya pengaruh keterampilan berpikir 0,05 adalah 1,96. Kriteria yang dipakai adalah
kreatif matematis terhadap kemampuan berpikir terima 𝐻0 jika −1,96 < 𝑧 < 1,96; Harga z
kreatif matematis memperoleh nilai R square hitung = 6,28 ada di luar daerah penerimaan 𝐻0
sebesar 0,857 atau 85,7%. Besarnya pengaruh sehingga 𝐻0 ditolak dan terima 𝐻1 . Dengan
karakter rasa ingin tahu dan keterampilan demikian dapat diartikan bahwa banyaknya
berpikir kreatif matematis terhadap kemampuan siswa dengan nilai kemampuan berpikir kreatif
berpikir kreatif matematis dijelaskan berdasarkan matematis mencapai nilai KKM pada siswa-
output SPSS yang menunjukkan nilai R square siswa mendapat perlakuan lebih banyak dari
sebesar 0,872 = 87,2%. pada siswa-siswa yang tidak mendapat
Adanya beda rata-rata kemampuan perlakuan.
berpikir kreatif matematis antara kelas yang Adanya peningkatan (Rasa ingin tahu
mendapat perlakuan dengan kelas yang tidak siswa, ketrampilan berpikir kreatif matematis,
mendapat perlakuan. Nilai signifikansi dan Kemampuan berpikir kreatif matematis).
independent sample test diperoleh 0,000 atau 0,0%, Dari hasil pengamatan selama 5 kali perteman
artinya sig = 0,0% < 5% maka 𝐻0 ditolak atau 𝐻1 terhadap 5 siswa pilihan, terjadi peningkatan
diterima yaitu rataan kemampuan berpikir karakter rasa ingin tahu siswa yang dihitung
kreatif matematissiswa-siswa yang mendapat dengan uji gain ternomalisasi seperti dijelaskan
perlakuan berbeda dibanding siswa-siswa yang pada Tabel 1.
tidak mendapat perlakuan. Hasil rataan untuk
Tabel 1. Rekapitulasi Uji Gain Karakter Rasa Ingin Tahu pada Subjek Pilihan Penelitian
Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan Rata-
Subjek
1&2 2&3 3&4 4&5 5&1 rata
SP-1 0.11 0.20 0.24 0.21 0.57 0.27
SP-2 0.07 0.43 0.13 0.50 0.43 0.31
SP-3 0.26 0.16 0.39 0.07 0.65 0.31
SP-4 0.14 0.15 0.19 0.49 0.70 0.33
SP-5 0.15 0.25 0.43 0.18 0.70 0.34
Rata-rata 0.15 0.24 0.28 0.29 0.61 0.31
Rata-rata
0.31
Keseluruhan
101
Herayani dkk / Journal of Primary Education 4 (2) (2015)
Tabel 2. Rekapitulasi Uji Gain Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis pada Subjek Pilihan
Penelitian
Pertemuan
Subjek
I&II II&III III&IV IV&V 1&V Rata-rata
SP-1 0.11 0.03 0.48 0.05 0.58 0.25
SP-2 0.01 0.41 0.00 0.06 0.44 0.18
SP-3 0.05 0.11 0.59 0.00 0.65 0.28
SP-4 0.11 0.11 0.35 0.00 0.49 0.21
SP-5 -0.04 0.16 0.58 0.07 0.66 0.28
102
Herayani dkk / Journal of Primary Education 4 (2) (2015)
103