Anda di halaman 1dari 135

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) DAN


KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PENGELOLA KEUANGAN
(Studi kasus pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan
Jambu Kabupaten Semarang)

SKRIPSI

OLEH :
EKO SAFRIYANTO
NIM. 2013112057

PROGRAM STUDI STRATA SATU MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMA
SALATIGA
2017
PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) DAN
KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PENGELOLA KEUANGAN
(Studi kasus pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan
Jambu Kabupaten Semarang)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi AMA Salatiga

OLEH :
EKO SAFRIYANTO
NIM. 2013112057

PROGRAM STUDI STRATA SATU MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMA
SALATIGA
2017

i
HALAMAN MOTO

MOTTO

“Sesungguhnya Allah menyukai hamba yang bekerja dan terampil. Siapa yang
berusaha payah mencari nafkah untuk keluarganya maka ia serupa dengan seorang
mujahid di jalan Allah.” (Hadist Riwayat Ahmad)

Jadikanlah bekerja sebagai hobi dan jadikanlah beribadah sebagai kebutuhan


utama, bekerja keraslah didunia dan gunakanlah hartamu sebagai modal beribadah
agar engkau mendapat bekal di akhirat nanti. Niatilah semua pekerjaan sebagai
ibadah. (Eko Safriyanto)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah, saya persembahkan karya kecil saya


untuk orang yang saya sayangi:

Bapak dan ibu saya ( Bp. Sutirto alm. & ibu Komariyati ) yang telah memberikan
dukungan moril dan materi serta doa yang tiada henti untuk kesuksesan saya,
karena tiada kata seindah lantunan do’a dan tiada do’a yang paling khusuk selain
do’a yang terucap dari orang tua.

Istri saya ( Allya Fani Saptyastanti ) yang telah memberikan bantuan dan
semangat serta telah meningkatkan rasa percaya diri saya dalam menghadapi
semua tantangan dalam hidup. Kesetiaan istri adalah sebuah energi untuk
menghadapi tantangan hidup.

Saudara saya (Sifa Ulzizah & Jihad Amrulloh) yang telah memberikan dukungan
semangat, senyum, do’anya untuk keberhasilan karya ini

Keluarga besar mbah Tohadi dan mbah Ponco yang selalu ada dan mendukung
semua kegiatan saya

Sahabat-sahabat saya ( mas Agus khasib, Bang Tomi H., Budhe Novi, Tamy,
mbak Whini, Arum Purnamasari, D.Kartikawati, Ichak, Tegar cahyo dan Ambon)
yang telah menemani dan memberikan dukungan yang sangat berarti bagi saya.

Serta teman-teman se-Angkatan 32 A dan B yang selalu menemani, mendukung,


dan membuat setiap waktu menjadi lebih berarti

iv
ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN


KEUANGAN DAERAH (SIPKD) dan KOMUNIKASI TERHADAP
KINERJA PEGAWAI PENGELOLA KEUANGAN (Studi kasus pada
SKPD Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu Kabupaten
Semarang), Eko Safriyanto, NIM.2013112057, Program Studi Strata Satu
Manajemen, STIE AMA Salatiga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan Sistem


Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dan Komunikasi terhadap
Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan
Kecamatan Jambu. Sampel penelitian ini adalah 36 orang pegawai pengelola
keuangan pada lingkungan SKPD Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu.
Data yang digunakan adalah data primer dengan cara memberikan kuesioner
kepada pegawai yang terpilih sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel adalah
Sampel jenuh atau seluruh populasi menjadi sampel dengan kriteria pegawai yang
mengelola keuangan.
Hasil uji validitas dengan Reability Analysis menunjukkan nilai Corrected
Item-Total Correlation semua item pernyataan dari semua variabel > 0,329 yaitu
berkisar antara 0,359-0,797. Hasil uji reliabilitas dari semua variabel
menunjukkan bahwa: 1) Penerapan SIPKD dengan nilai cronbach alpha 0,819; 2)
komunikasi dengan nilai cronbach alpha 0,767; 3) kinerja pegawai pengelola
keuangan dengan nilai cronbach alpha 0,820. Sedangkan analisis data dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan hasil persamaan
Y=2,830+0,329(X1)+0,544(X2). Hasil uji hipotesis penelitian ini menunjukkan
hasil thitung penerapan SIPKD dengan nilai 2,191 > nilai ttabel 2,035 dan nilai thitung
komunikasi dengan nilai 3,307 > nilai ttabel 2,035, hasil tersebut menunjukkan
bahwa secara parsial penerapan SIPKD dan komunikasi berpengaruh positif
terhadap kinerja pegawai pengelola keuangan, sedangkan nilai Fhitung sebesar
17,936 > nilai Ftabel 3,285, artinya secara simultan penerapan SIPKD dan
komunikasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai pengelola kuangan.
Berdasarkan nilai koefisien determinasi R Square yaitu 0,521, penerapan SIPKD
dan komunikasi memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai sebesar 52,1% dan
sisanya 47,9% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel yang diteliti.
Adapun saran yang diberikan oleh penulis dalam skripsi ini adalah
Hendaknya pegawai pengelola keuangan selalu meningkatkan pengetahuan dan
menjalin komunikasi dalam menyikapi perkembangan teknologi sistem informasi
agar kinerja semakin meningkat. Hendaknya pimpinan SKPD mendukung dan
memfasilitasi penerapan Sistem Informasi Pengelolaan keuangan daerah dan
komunikasi seperti memberikan pelatihan-pelatihan rutin SIPKD dan
pengembangan media komunikasi. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan
mengembangkan dan menambahkan variabel dan cakupan wilayah penelitian.

Kata kunci : penerapan SIPKD, komunikasi, kinerja pegawai, dan sistem

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya

telah menjadikan penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya.

Maksud dari penulisan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu

persyaratan guna mencapai Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi

Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AMA Salatiga.

Dalam penulisan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai

pihak, oleh karena itu melalui ruang ini penulis mengucapkan penghargaan dan

terima kasih kepada :

1. Ibu Fudji Sri Mar’ati, SE.M.Si, selaku Ketua beserta seluruh dosen dan

staf STIE AMA Salatiga, yang telah memberikan dukungan dan fasilitas

baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Ibu Fudji Sri Mar’ati, SE.M.Si dan Bapak H.Hardi Utomo SE.MM, selaku

dosen pembimbing, yang telah dengan sabar memberikan pengarahan

hingga selesainya penulisan Skripsi ini.

3. Bapak Camat Ambarawa selaku Pimpinan SKPD Kecamatan Ambarawa

beserta seluruh pegawai dan staf, yang telah memberikan kesempatan pada

penulis untuk memperoleh data.

4. Bapak Camat Jambu selaku Pimpinan SKPD Kecamatan Jambu beserta

seluruh pegawai dan staf, yang telah memberikan kesempatan pada penulis

untuk memperoleh data.

5. Bapak Ibu penulis (Sutrito Alm., Komariyati), Istri penulis(Allya Fani S.),

serta saudara penulis (Sifa Ulzizah, Jihad Amrulloh), yang memberikan

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………….……………….. i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………….……………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………… iii
HALAMAN MOTO dan PERSEMBAHAN..…………………………………… iv
ABSTRAK…………….…………………………………………………………… v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……………….…………….…………… vi
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. vii
DAFTAR ISI ……………………………………………………….…………...… ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….………... xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………….…………….. xii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….…………...… xiii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………….…………... 1
A. Latar Belakang Masalah…..………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………...………….. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………… 10

BAB II. PAPARAN TEORITIS…………………………………………….…. 12


A. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu…………………….…… 12
1. Landasan teori……………………………...……………….…. 12
a. Manajemen Sumber daya Manusia………...……………… 12
b. Sistem Informasi Pengelolaan keuangan Daerah (SPKD)... 20
c. Komunikasi……………………....…………………...…… 35
d. Kinerja Pegawai……………………………………....…… 41
2. Penelitian Terdahulu……………………………………...…… 46
B. Kerangka Pemikiran………………………………………………. 47
C. Hipotesis.……………………….………………………………….. 48

BAB III METODE PENELITIAN………………………………………….….. 49


A. Tipe Penelitian …………………….………………………….…… 49
B. Populasi dan Sampel………………………………………………. 50
1. Populasi………..…………………………...…………….…… 50
2. Sampel…………………………………………………….…… 50
C. Definisi Konsep dan Definisi Operasional……...…………….…… 51
1. Definisi Konsep……………………………………..…….…… 51
2. Definisi Operasional…………………………...………….…… 52
D. Jenis dan Sumber data…….……………………………………….. 54
E. Metode Pengumpulan Data…….………………………………….. 55

ix
F. Metode Analisis data…….…………………………………..…….. 58
1. Uji Data Penelitian…….…………………………………...….. 58
2. Persamaan Regresi Linier Berganda…….…………………….. 60
3. Uji Hipotesis…….………………………………………..…… 61

BAB IV PENYAJIAN dan ANALISA DATA …………………………….….. 67


A. Deskripsi Obyek Penelitian ……..……………………………..….. 67
B. Karakteristik Responden..…………………………………………. 75
C. Deskripsi Data Penelitian.…………………………………………. 79
D. Analisis Data Penelitian ..…………………………………………. 84
1. Uji Data Penelitian…….…………………………………...….. 84
a. Uji Validitas…….……………………………………...….. 84
b. Uji Reliabilitas…….…………………………………...….. 87
2. Persamaan Regresi Linier Berganda…….…………………….. 88
3. Uji Hipotesis…….………………………………………..…… 89
a. Uji Parial (uji t) …….…………………………………….. 90
b. Uji Simultan (uji F) …….………………………………… 93
c. Koefisien Determinasi…….………………………………. 95

BAB V PENUTUP………………………………………………………….….. 98
A. Kesimpulan…………………………………………...……….…… 98
B. Saran…………………………..……………………...……………. 99

DAFTAR PUSTAKA…………...……………………………….……………….. 101

LAMPIRAN………………………………..…………………….……………….. 103

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Populasi dan Sampel ……………………………….……………….. 51

Tabel 3.2 : Bobot Penilaian skala Likert ……………………….……………….. 57

Tabel 4.1 : Jumlah Pegawai Kecamatan Ambarawa ……………………….…… 68

Tabel 4.2 : Jumlah Pegawai Kecamatan Jambu . . . .……………………….…… 69

Tabel 4.3 : Karakteristik Responden Berdasarkan Umur .………………….…… 76

Tabel 4.4 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………….…… 76

Tabel 4.5 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan .….…………….…… 77

Tabel 4.6 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan …………….…… 78

Tabel 4.7 : Jumlah Responden Berdasarkan Unit Kerja ...………………….…… 79

Tabel 4.8 : Tanggapan Responden Terhadap Penerapan SIPKD…………….…. 80

Tabel 4.9 : Tanggapan Responden Terhadap Komunikasi ...……………….…… 82

Tabel 4.10 : Tanggapan Responden Terhadap Kinerja (PPK) .………….….….… 83

Tabel 4.11 : Hasil Uji Validitas Penerapan SIPKD (X1) ...………………….…… 85

Tabel 4.12 : Hasil Uji Validitas Komunikasi (X2) ...…………….…………..…… 86

Tabel 4.13 : Hasil Uji Validitas Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan (Y) ..…… 86

Tabel 4.14 : Hasil Uji Reliabilitas...………….………….…….……………..…… 87

Tabel 4.15 : Coefficientsa ...……………….………….………….…………..…… 88

Tabel 4.16 : ANOVAb...…………….…….…….…….…….…………..……….… 94

Tabel 4.17 : Model Summary …………….…………..………….…………..…… 96

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran ………………….…………….……………….. 47

Gambar 3.1: Kurva Uji Parsial .……………….….….………….….…….……….. 62

Gambar 3.2: Kurva Uji Simultan .………………….…………….……………….. 64

Gambar 4.1: Susunan Organisasi Kecamatan …….…………….……..………….. 70

Gambar 4.2: Kurva Normal Hasil Uji Hipotesis I...…………….……..………….. 91

Gambar 4.3: Kurva Normal Hasil Uji Hipotesis II .…………….……..………….. 92

Gambar 4.4: Kurva Normal Hasil Uji Hipotesis III …………….……..………….. 94

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian Kepada Camat Ambarawa

Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian Kepada Camat Jambu

Lampiran 3 : Surat Keterangan telah melakukan Penelitian (Kecamatan Ambarawa)

Lampiran 4 : Surat Keterangan telah melakukan Penelitian (Kecamatan Jambu)

Lampiran 5 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 6 : Data Mentah Jawaban Responden

Lampiran 7 : Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Penerapan SIPKD

Lampiran 8 : Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Komunikasi

Lampiran 9 : Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Kinerja Pegawai

Lampiran 10 : Regression - Coefficientsa , ANOVAb dan Model Summary

Lampiran 11 : TABEL r-Produck Moment

Lampiran 12 : TABEL - t

Lampiran 13 : TABEL - F

Lampiran 14 : Sertifikat Workshop Penulisan Skripsi

Lampiran 15 : Catatan Aktivitas Bimbingan Skripsi

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam sebuah negara makna pelayanan publik selalu dipandang dari

banyak sisi oleh masyarakat ataupun negara lain. Baik dari sisi positif ataupun

sisi negatif. Hal ini sangatlah biasa untuk dijumpai di setiap negara, karena

didalam suatu negara ada banyak macam karakter manusia. Sudah menjadi

sifat manusia sejak dulu yang memiliki karakter tidak akan merasa cukup

dengan sebanyak apapun hal yang mereka dapatkan. Keinginan untuk

mendapatkan pelayanan secara maksimal adalah salah satu dari sifat manusia.

Ketika banyak dari manusia tidak mendapatkan pelayanan publik dari negara,

maka secara langsung maupun tidak langsung mereka akan berontak terhadap

negara dengan cara mereka masing-masing.

Salah satu dampak negatif dari hal tersebut adalah berkurangnya tingkat

kepercayaan masyarakat terhadap negara. Jika masyarakat sudah mulai tidak

percaya terhadap negara, maka akan banyak masalah-masalah negara yang

akan timbul. Seperti terjadinya demonstrasi, mogok kerja, pelanggaran-

pelanggaran aturan bahkan sampai menurunya kualitas perekonomian negara.

Oleh karena itu negara sebagai pelindung dan pemberi pelayanan terhadap

rakyat harus mampu menjaga kualitas kinerja negara agar selalu mendapatkan

kepercayaan dari rakyat.

Tata kelola pemerintahan yang sehat (Good Governance) haruslah

dijadikan salah satu senjata negara untuk mempertahankan kualitas kinerja

1
2

negara, baik dari penyelenggaraan Pemerintahan sampai ke produk pelayanan

negara. Good Governance merupakan acuan untuk menjaga stabilitas

hubungan ekonomi, sosial, maupun politik. Good Governance menurut United

National Development Planning (UNDP) merupakan praktek penerapan

kewenangan pengelolaan berbagai urusan (Prasetijo, 2009).

Penyelenggaraan negara secara politik, ekonomi dan administratif di

semua tingkatan. Dalam konsep di atas, ada tiga pilar good governance yang

penting, yaitu:

1. Kesejahteraan rakyat (economic governance).

2. Proses pengambilan keputusan (political governance).

3. Tata laksana pelaksanaan kebijakan (administrative governance)

Salah satu usaha pemerintah dalam upaya mendukung tercapainya Good

Governance yaitu dengan mengikuti majunya perkembangan jaman dan

berusaha mendayagunakan teknologi informasi (TI). Dalam pendayagunaan

TI, pemerintah menerapkan penggunaan sistem informasi (SI) di setiap

pemerintah daerah (pemda). TI sangat bermanfaat bagi pengelolaan data dan

informasi, dengan proses dan hasil yang lebih efektif dan efisien.

Teknologi dan data dapat digunakan sebagai alat dan bahan pertimbangan

pengambilan keputusan. Teknologi informasi yang dikembangkan pada pemda

dapat mencakup keseluruhan pekerjaan yang dimulai dari perencanaan hingga

pertanggungjawaban.

Penerapan teknologi tidak hanya menawarkan kemudahan, penyediaan

data serta informasi oleh pemerintah, diharapkan mampu meningkatkan


3

pelayanan terhadap masyarakat dan stakeholder lainnya agar tercapai tingkat

kepercayaan yang tinggi sehingga dapat mewujudkan transparansi dan

akuntabilitas publik. Namun secanggih apapun sebuah teknologi tidak akan

mampu bekerja sendiri, karena teknologi hanyalah alat bantu yang digunakan

untuk mempermudah pekerjaan. Oleh karena itu sangat dibutuhkan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang mampu menggunakan teknologi tersebut. Kinerja

setiap individu pada organisasi pemerintahan sangatlah berpengaruh pada

jalannya proses pendayagunaan teknologi. Ketika setiap individu mampu

memanfaatkan teknologi maka pekerjaan akan cepat terselesaikan.

SDM merupakan elemen paling penting dalam menetukan berhasil atau

tidaknya kegiatan instansi pemerintahan dalam mencapai tujuan. Pegawai

berperan aktif dalam proses, perencanaan, sistem, dan tujuan yang ingin

dicapai. Instansi pemerintah berupaya semaksimal mungkin memadukan SDM

yang berkualitas dengan penerapan SI dan berharapkan memperoleh hasil

maksimal dalam usaha mencapai tujuan.

Pemerintah telah menerbitkan aturan tentang kewajiban pemanfaatan TI

oleh pemerintah dan oleh pemda. Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 56 tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan

Daerah, yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun

2010 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2005.

Agar tercipta persamaan persepsi berkenaan dengan sistem dan prosedur

pengelolaan keuangan daerah dalam menginterpretasikan dan menerapkan

berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka Kementrian


4

Dalam negeri memfasilitasi pemda dalam bidang pengelolaan keuangan

melalui Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD).

SIPKD merupakan seperangkat aplikasi terpadu yang dipergunakan

sebagai alat bantu untuk meningkatkan efektifitas implementasi berbagai

regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang didasarkan pada asas

efisiensi, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel (Admin

Kemendagri , 2013).

Pemda Kabupaten Semarang (Pemkab Semarang) telah mulai

mengimplementasikan aplikasi SIPKD sejak tahun 2009 secara bertahap.

Aplikasi ini telah diterapkan diseluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) mulai dari Dinas, Badan, sampai kantor Kelurahan. Penerapan

aplikasi SIPKD diharapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai terutama

pada pengelolaan keuangan daerah. Sehingga hasil penerapan aplikasi ini

dapat dirasakan oleh pelaku pengelolaan keuangan mulai dari proses

perencanaan sampai dengan pertanggungjawaban. Aplikasi ini akan

mempermudah proses meng-input, mengelola dan menampilkan data kembali

keuangan. Jadi, akan tercipta peningkatan efektifitas dalam pelaksanaan

regulasi pemerintah terkait dengan pengelolaan keuangan daerah.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari sebuah pekerjaan, teknologi

saja tidak cukup. Salah satu hal yang dapat mendukung tercapainya target

kerja adalah dengan adanya sebuah komunikasi efektif yang terjadi dalam

organisasi. Komunikasi memegang peranan penting dalam suatu interaksi

sosial dimana komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, oleh karena itu
5

komunikasi akan sangat berpengaruh dalam dunia kerja. Semakin efektif

komunikasi yang diciptakan, maka semakin produktif juga individu dalam

menjalankan tugasnya.

Menurut Robbins (2006:392), komunikasi adalah proses penyampaian

informasi, gagasan, informasi, pikiran dan ide dari satu orang kepada orang

lain. Sebelum komunikasi berlangsung, kita memerlukan tujuan, yang

dinyatakan sebagai pesan yang harus disampaikan dari sumber (pengirim) ke

penerima. Pesan itu dikodekan (diubah ke dalam bentuk simbolik) dan

diteruskan melalui sejumlah medium (saluran) ke penerima, yang

menerjemahkan ulang (decoded) pesan yang dimulai oleh pengirim. Hasilnya

adalah pentransferan makna dari satu orang ke orang lain. Komunikasi akan

lebih efektif jika inti dari informasi yang ingin disampaikan oleh pengirim

pesan kepada penerima pesan mempunyai persepsi yang sama.

Dalam beberapa kejadian komunikasi tidak selalu berjalan sesuai harapan,

karena makna pesan yang dikirim tidak tersampaikan dengan baik. Hal ini

mungkin terjadi karena adanya beberapa faktor seperti ketersediaan sarana

atau alat komunikasi yang kurang memadai, perbedaan penafsiran antara

pesan yang dikirim dengan pesan yang diterima, dan ketidakjelasan dalam

penyampaian pesan. Dari beberapa faktor tersebut sering menimbulkan

miskomunikasi bahkan sampai mencapai konflik. Sehingga untuk

menciptakan komunikasi yang efektif antar individu atau kelompok didalam

organisasi pemerintah, maka pengirim pesan haruslah menyampaikan pesan

dengan tepat dan jelas, menggunakan sarana komunikasi yang memadai, dan
6

mampu menyamakan penafsiran dengan penerima pesan. Maka komunikasi

pada organisari harus terus dibangun, agar kerjasama tetap terjalin dan target

kerja organisasi mudah tercapai.

Kinerja merupakan tingkat hasil kerja yang dicapai oleh pegawai terhadap

tugas dan tanggung jawab yang diterima. Menurut Prawirosentono (2008)

kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok

dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-

masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara

legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja

pegawai akan lebih meningkat jika mendapat dukungan alat bantu kerja,

dalam hal ini adalah dengan penerapan teknologi dan menjalin komunikasi

yang kuat. Kinerja individu dapat dilihat dari hasil kerja yang dicapai individu

tersebut dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya atas

dasar kecakapan, pengalaman, serta keterampilan yang digunakan oleh

individu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

Goodhue dan Thompson (1995) dalam Jogiyanto (2005) menemukan

kecocokan tugas-teknologi akan mengarahkan individu untuk mencapai

kinerja yang lebih baik. Tidak jarang ditemukan bahwa teknologi yang

diterapkan dalam sistem informasi sering tidak tepat atau tidak dimanfaatkan

secara maksimal oleh individu pemakai sistem informasi sehingga sistem

informasi kurang memberikan manfaat dalam meningkatkan kinerja

individual.
7

Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, menunjukkan hasil

pengaruh positif dari peneraparan SIPKD dan Komunikasi terhadap kinerja

pegawai. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Fatmalissya pada tahun 2016

dengan judul penelitian “Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan

Keuangan Daerah (SIPKD) Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pajak Daerah

Dan Pengelolaan Keuangan (DPDPK) Kota Yogyakarta” dan Sekarningtyas

pada tahun 2011 dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Komunikasi Dan

Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika Kab. Pemalang”. Hasilnya menunjukkan bahwa

penerapan SIPKD dan komunikasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja

karyawan.

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti telah melakukan survey kecil

pada bulan Desember 2016 dan bulan Januari 2017 yang berkaitan dengan

penerapan SIPKD dan saluran komunikasi terhadap kinerja beberapa pegawai

yang melakukan pengelolaan keuangan pada SKPD Kecamatan Ambarawa

dan Kecamatan Jambu. Hasil dari survey tersebut ditemukan dampak positif

dan negatif. Dampak positif dari penerapan SIPKD yaitu pengelolaan

perencanaan, belanja dan pembukuan lebih cepat. Dampak positif ini berlaku

jika jaringan SIPKD berjalan lancar dan pelaku kegiatan keuangan melakukan

entry data dengan tertib. Penerapan SIPKD bisa menjadi dampak negatif

ketika sumberdaya jaringan terganggu, sehingga pelaku keuangan terhambat

dalam melakukan proses entry data.


8

Usia pegawai menjadi salah satu faktor keinginan pegawai dalam

menggunakan sistem aplikasi ini. Pegawai yang berusia dibawah lima puluh

tahun lebih senang melakukan kegiatan keuangan di depan komputer dengan

memanfaatkan sistem dan aplikasi yang ada, karena kerja lebih cepat selesai.

Tetapi pegawai yang berusia diatas lima puluh tahun cenderung lebih suka

melakukan kegiatan keuangan secara manual, seperti melakukan pencatatan di

buku dan membuat bukti pembayaran secara manual.

Komunikasi pada SKPD Kecamatan Ambarawa ada tiga tipe yaitu

komunikasi ke atas (dari pegawai kepada pimpinan), ke bawah (dari pimpinan

ke bawahan) dan horisontal (antar rekan kerja dengan posisi yang sama).

Kecenduerungan menggunakan alat komunikasi berbasis teknologi

menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya yaitu

penyampaian pesan, perintah, himbauan, dan koordinasi akan lebih cepat dan

hemat biaya.

Hal ini menjadi dampak positif karena menjadikan berkurangnya

penggunaan biaya untuk kertas, tinta dan jasa kurir. Tetapi juga bisa menjadi

dampak negatif ketika penerima pesan tidak menguasai media komunikasi

yang digunakan oleh pengirim pesan. Masalah ini disebabkan karena ada

beberapa tipe pegawai yang tidak mampu atau tidak mau menggunakan media

komunikasi modern yang ada. Ada kecenderungan pegawai yang hanya

bersedia melakukan perintah atasannya ketika sudah ada surat perintah resmi.

Hal ini memang dibenarkan, akan tetapi jika harus berlomba dengan waktu

maka penggunaan media komunikasi modern seharusnya lebih diutamakan.


9

Mengacu pada hasil survey kecil yang penulis lakukan, ditemukan

beberapa masalah berkaitan dengan penerapan SIPKD dan saluran komunikasi

terhadap kinerja pegawai pengelola keuangan yang terjadi di Lingkungan

SKPD Kecamaran Ambarawa dan Kecamatan Jambu. Hal inilah yang menjadi

alasan penulis untuk melakukan penelitian tentang penerapan SIPKD dan

Komunikasi terhadap kinerja pegawai pengelola keuangan. Maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH

PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN

DAERAH (SIPKD) DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA

PEGAWAI PENGELOLA KEUANGAN (Studi kasus pada SKPD

Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah untuk

penelitian ini yaitu :

1. Apakah ada pengaruh Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan

Daerah (SIPKD) terhadap Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan pada

SKPD Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu Kabupaten

Semarang_?

2. Apakah ada pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja Pegawai Pengelola

Keuangan pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu

Kabupaten Semarang ?
10

3. Apakah ada pengaruh Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan

Daerah (SIPKD) Dan Komunikasi secara simultan terhadap Kinerja

Pegawai Pengelola Keuangan pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan

Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas,

maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan

Keuangan Daerah (SIPKD) terhadap Kinerja Pegawai Pengelola

Keuangan pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu

Kabupaten Semarang.

b. Untuk mengetahui pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja Pegawai

Pengelola Keuangan pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan

Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang.

c. Untuk mengetahui pengaruh Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan

Keuangan Daerah (SIPKD) Dan Komunikasi secara simultan terhadap

Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan pada SKPD Kecamatan

Ambarawa dan Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang.


11

2. Manfaat

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan input dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penerapan

sistem informasi dan komunikasi terhadap kinerja individu pada suatu

organisasi.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Peneliti

Salah satu penerapan teori-teori yang pernah diperoleh

selama kuliah ke dalam praktek-praktek kerja, serta menambah

pengetahuan dan pengalaman baru dalam praktek penelitian

khususnya yang berkaitan dengan penerapan sistem informasi dan

komunikasi.

2) Bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan kepada pihak yang terkait dengan pengelolaan keuangan

dan komunikasi pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan

Kecamatan Jambu maupun pada SKPD serta unit lainnya di

lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang.

3) Bagi Program Studi

Hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi “ AMA” Salatiga, mengenai penerapan

sistem informasi dan komunikasi.


BAB II

PAPARAN TEORITIS

A. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu

1. Landasan Teori

a. Manajemen Sumber Daya Manusia

1) Manajemen

a) Definisi Manajemen

Menurut Hasibuan (2013:2) manajemen adalah ilmu dan

seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen adalah fungsi yang

berhubungan dengan mewujudkan hasil tertentu melalui

kegiatan orang-orang. Hal ini berarti bahwa sumber daya

manusia berperan penting dan dominan dalam manajemen

(Hasibuan, 2013:14).

Menurut Handoko (2003:8) manajemen adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber

daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Follet

dalam handoko (2003:8) manajemen adalah seni dalam

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

12
13

b) Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen sering diartikan sebagai tugas-tugas

manajer. Menurut Terry dalam Hasibuan (2013:21) fungsi-

fungsi manajemen adalah sebagai berikut:

(1) Perencanaan (Planning)

Perencanaan meliputi tindakan pendahuluan

mengenai apa yang harus dikerjakan dan bagaimana hal

tersebut akan dikerjakan agar tujuan tercapai.

(2) Pengorganisasian(Organizing)

Merupakan proses penyusunan kelompok yang

terdiri dari beberapa aktivitas dan personalitas menjadi satu

kesatuan yang harmonis demi mencapai tujuan.

(3) Menggerakan (Actuating)

Suatu tindakan menggerakan semua anggota agar

mau berusaha untuk mencapai tujuan yang direncanakan.

(4) Pengawasan (Controlling)

Usaha untuk mencegah terjadinya penyimpangan-

penyimpangan aktivitas yang telah dilakukan dari sasaran

yang telah ditetapkan sebelumnya.

2) Manajemen Sumber Daya Manusia

a) Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penting

dalam sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan.


14

Menurut Hasibuan (2013:10) Manajemen Sumber Daya

Manusia (MSDM) adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien membantu

terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

Menurut Mathis (2006:3) MSDM adalah rancangan sistem-

sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan

penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna

mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut

Mangkunegara (2009:2) MSDM adalah pendayagunaan,

pengembangan, penilaian, dan pengelompokan individu,

anggota organisasi atau kelompok pekerja dalam rangka

pencapaian tujuan perusahaan

b) Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2013 : 21) menyebutkan bahwa fungsi

manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan,

pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan,

kedisiplinan, dan pemberhentian.

(1) Perencanaan

Merencanakan tenaga kerja sesuai dengan

kebutuhan perusahaan. Perencanaan dilakukan dengan

menetapkan program kepegawaian yang meliputi

pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan,


15

pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,

pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan.

(2) Pengorganisasian

Kegiatan untuk mengorganisasikan semua karyawan

dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,

delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan

organisasi.

(3) Pengarahan

Kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau

bekerja sama dan bekerja efektif serta efesien dalam

membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan

masyarakat.

(4) Pengendalian

Kegiatan mengendalikan semua karyawan agar

mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai

rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran,

kedisiplinan, perilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan,

dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.

(5) Pengadaan

Proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi,

dan induksi untuk mendapatkan karyawan sesuai dengan

kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan

membantu terwujudnya tujuan.


16

(6) Pengembangan

Proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis,

konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan

pelatihan.

(7) Kompensasi

Pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung,

baik berupa uang maupun barang, kepada karyawan sebagai

imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan.

(8) Pengintegrasian

Kegiatan untuk mempersatukan kepentingan

perusahaan dengan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja

sama yang serasi dan saling menguntungkan.

(9) Pemeliharaan

Kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan

kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka

tetap mau bekerja sama sampai pensiun.

(10) Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah kegiatan keinginan dan

kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan perusahaan

dan norma-norma sosial.

(11) Pemberhentian

Pemberhentian disebabkan oleh keinginan

karyawan/perusahaan, kontrak, pensiun, dan sebagainya.


17

c) Aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Mathis (2006:43) menyebutkan bahwa aktivitas

manajemen sumber daya manusia ada tujuh, yaitu:

(1) Perencanaan dan Analisis SDM

Manajer mengantisipasi kekuatan yang akan

mempengaruhi persediaan dan tuntutan para karyawan di

masa depan. Organisasi harus memiliki sistem informasi

SDM guna memberikan informasi yang akurat dan tepat

pada waktunya untuk perencanaan SDM.

(2) Kesetaraan Kesempatan Kerja

Pemenuhan peraturan tentang kesetaraan

kesempatan kerja mempengaruhi semua aktivitas SDM.

(3) Pengangkatan Pegawai

Bertujuan untuk memberikan persediaan yang

memadai atas individu-individu yang berkualitas untuk

mengisi lowongan pekerjaan di organisasi.

(4) Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengembangan SDM meliputi pelatihan

keterampilan pekerjaan. Ketika pekerjaan-pekerjaan

berkembang dan berubah, diperlukan adanya pelatihan

ulang yang dilakukan terus-menerus untuk menyesuaikan

perubahan teknologi.
18

(5) Kompensasi dan Tunjangan

Kompensasi adalah memberikan penghargaan

kepada karyawan atas pelaksanaan pekerjaan melalui gaji,

insentif, dan tunjangan.

(6) Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan

Jaminan atas kesehatan fisik dan mental serta

keselamatan para karyawan adalah hal yang sangat penting.

Secara global, berbagai keselamatan dan kesehatan telah

menjadikan organisasi lebih responsif.

(7) Hubungan Karyawan dan Manajemer

Hubungan antara manajer dan karyawan harus

ditangani secara efektif agar organisasi ingin sukses.

d) Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia

Berikut peranan manajemen sumber daya manusia menurut

Hasibuan (2013:14) :

(1) Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja

yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan

berdasarkan job description, job specification, job

requirement, dan job evaluation.

(2) Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan

berdasarkan asas the right man in the right place and the

right man in the right job.


19

(3) Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan,

promosi, dan pemberhentian.

(4) Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya

manusia pada masa yang akan datang.

(5) Memperkirakan keadaaan perekonomian pada umumnya

dan perkembangan perusahaan pada khususnya.

(6) Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan

kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan sejenis.

(7) Memonitor kemajuan dan perkembangan serikat buruh.

(8) Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian karyawan.

(9) Mengatur mutasi baik vertikal maupun horizontal.

(10) Mengatur pensiun, pemberhentian, dan pesangonnya.

e) Tantangan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Mathis (2006:46) Lingkungan yang dihadapi oleh

MSDM merupakan lingkungan yang menantang. Beberapa

perubahan signifikan yang dihadapi manajemen sumber daya

manusia adalah sebagai berikut:

(1) Perubahan-perubahan ekonomi dan teknologi

(2) Ketersediaan dan kualitas angkatan kerja

(3) Pertumbuhan dalam angkatan kerja tidak tetap

(4) Persoalan-persoalan demografi

(5) Penyeimbangan pekerjaan/keluarga

(6) Penyusunan ulang organisasi dan merger/akuisisi


20

b. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

1) Sistem

a) Definisi Sistem

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang

berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu ( Jogiyanto,

2005:2). Sedangkan menurut Bodnar & Hopwood (1993),

sistem adalah sekumpulan sumberdaya yang berhubungan

untuk mencapai tukuan tertentu. Semua sumber daya yang

saling terkait dalam suatu organisasi akan membentuk sebuah

sistem yang dimanfaatkan oleh organisasi untuk mencapai

tujuan organisasi.

Menurut Davis, G.B, (1991 : 45 ) Sistem secara fisik adalah

kumpulan dari elemen-elemen yang beroperasi bersama-sama

untuk menyelesaikan suatu sasaran.

b) Elemen Sistem

Menurut Jogiyanto (2005:4) Elemen Sistem adalah suatu

sistem terdiri dari sejumlah elemen yang saling berinteraksi,

yang artinya saling kerjasama membentuk satu kesatuan. \

Terdapat dua kelompok dasar pendekatan dalam

mendefinisikan sistem yaitu berdasarkan pendekatan pada

prosedurnya dan yang berdasarkan pendekatan komponennya.


21

(1) Pendekatan sistem pada prosedurnya

Suatu sistem adalah suatu jaringan dan prosedur

yang saling berkaitan, dan bekerjasama untuk melakukan

suatu pekerjaan atau menyelesaikan suatu masalah tertentu.

(2) Pendekatan sistem pada komponennya

Suatu sistem adalah sekumpulan dari beberapa

elemen yang saling berinteraksi dengan teratur sehingga

membentuk suatu totalitas untuk menyelesaikan suatu

masalah tertentu

c) Karakteristik Sistem

Menurut Jogiyanto (2005:3) Sistem memiliki karakteristik

atau sifat-sifat yang tertentu yaitu mempunyai komponen

(Components), batas sistem (Boundary), lingkungan

(Environments), penghubung (Interface), masukan (Input),

keluaran (Output), pengolah (Process), dan sasaran

(Objectives) atau tujuan (Goals).

Menurut Jogiyanto (2005:3-5) Sistem mempunyai

karasteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu:

(1) Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang

saling berinteraksi, yang artinya saling kerjasama

membentuk satu kesatuan.


22

(2) Sifat-Sifat

Sistem itu terdiri untuk menjalankan fungsi tertentu

dan mempunyai sistem yang lain secara keseluruhan.

(3) Batas sistem (Boundary)

Merupakan daerah yang membatasi antara suatu

sistem dengan sistem yang lainnya.

(4) Lingkungan (Environments)

Adalah apapun diluar batasan sistem yang

mempengaruhi operasi sistem, lingkungan luar sistem dapat

bersifat menguntungkan atau merugikan sistem tersebut.

(5) Penghubung (Interface)

Merupakan media penghubung antara suatu

subsistem dengan subsistem lainya.

(6) Masukan (Input)

Adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem,

masukan dapat berupa masukkan perawatan (Maintenace

Input), dan masukkan sinyal (Signal Input), maintenance

input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem

tersebut dapat beroperasi. Sedangkan signal input adalah

energi yang di proses untuk mendapatkan keluaran.

(7) Keluaran (Output)

Adalah hasil energi yang diolah dan di

klasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa


23

pembuangan keluaran dapat merupakan masukan untuk

subsistem yang lain kepada supra sistem.

(8) Sasaran Sistem

Suatu sistem pasti memiliki sasaran atau tujuan

(Goal). Sasaran dari sistem sangat menentukan masukan

yang dibutuhkan dan keluaran yang di hasilkan sistem.

d) Klasifikasi Sistem

Menurut Mulyanto (2009:8) sistem dapat di klasifikasikan

berbagai sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut:

(1) Sistem abstak (abstract system) dan sistem fisik (physical

system)

Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang

berupa pemikiran atau gagasan yang tidak tampak secara

fisik. Sedangkan sistem fisik (physical system) adalah

sistem yang ada secara fisik dan dapat dilihat dengan mata.

(2) Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia

(human made system)

Sistem alamiah adalah sistem yang keberadaannya

terjadi karena proses alam, bukan buatan manusia.

Sedangkan sistem buatan manusia (human made systems)

adalah sistem yang terjadi melalui rancangan atau campur

tangan manusia.
24

(3) Sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu

(probabilistic system)

Sistem tertentu (deterministic systems) yaitu sistem

yang operasinya dapat diprediksi secara cepat dan interaksi

diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti.

Sedangkan sistem tidak tentu (probabilistic systems) yaitu

sistem yang hasilnya tidak dapat diprediksi karena

mengandung unsur probabilitas.

(4) Sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open

system).

Sistem tertutup (closed systems) yaitu sistem yang

tidak berhubungan dengan lingkungan di luar sistem.

Sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh

lingkungan luar. Sistem ini juga bekerja secara otomatis

tanpa adanya campur tangan dari pihak luar.

Sedangkan sistem terbuka (open system) adalah

sistem yang berhubungan dengan lingkungan luar dan dapat

terpengaruh dengan keadaan lingkunga luar. Sistem terbuka

menerima input dari subsistem lain dan menghasilkan

output untuk subsistem lain. Sistem ini mampu beradaptasi

dan memiliki sistem pengendalian yang baik karena

lingkungan luar yang bersifat merugikan dapat

mengganggu jalannya proses di dalam sistem.


25

2) Informasi

a) Definisi Informasi

Informasi merupakan salah satu komponen penting dalam

organisasi, karena informasi merupakan sumber daya bagi

organisasi. Menurut Jogiyanto (2005:8) Informasi adalah data

yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan

berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa

kini maupun masa yang akan datang. Menurut Bodnar &

Hopwood (1993), informasi merupakan salah satu sumber daya

terpenting yang dimiliki oleh suatu organisasi karena dapat

mempermudah pelaksanaan kegiatan operasionalnya. Informasi

adalah data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk

mengambil keputusan yang tepat.

Menurut Davis, G.B.(1991: 28), Informasi adalah data yang

telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi

penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat

ini atau mendatang. Sedangkan menurut Mulyanto (2009:20)

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih

berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sedangkan

data merupakan sumber informasi yang menggambarkan suatu

kejadian yang nyata.


26

b) Kualitas Informasi

Menurut Jogiyanto (2005:10) Kualitas dari suatu informasi

(Quality of Information) tergantung dari tiga hal, yaitu

informasi harus akurat (Accurate), tepat pada waktunya

(Timeliness), dan relevan (Relevance). Mulyanto (2009 :20)

menerangkan bahwa kualitas informasi bergantung pada 3

(tiga) hal yang sangat dominan yaitu:

(1) Informasi harus akurat

Sebuah informasi harus akurat karena dari sumber

informasi hingga penerima informasi kemungkinan banyak

terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak

informasi tersebut.

(2) Informasi harus tepat waktu

Informasi yang dihasilkan dari suatu proses

pengolahan data, datangnya tidak boleh terlambat (usang).

Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang

baik, karena informasi merupakan landasan dalam

pengambilan keputusan.

(3) Informasi harus relevan

Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi

pemakainya. Hal ini berarti bahwa informasi tersebut harus

bermanfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk

tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.


27

c) Siklus Informasi

Menurut Jogiyanto (2005:8) Data merupakan bentuk yang

paling sederhana dan belum bisa menjadi suatu informasi.

Untuk itu perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model dan

kemudian diolah dengan model tertentu menjadi informasi.

Kemudian penerima mendapat informasi tersebut, membuat

keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti melakukan

suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data

kembali. Data tersebut ditangkap sebagai input, diproses

kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk siklus.

Oleh John Burch hal ini disebut siklus informasi (information

cycle) atau siklus pengolahan data (data processing cycle).

d) Nilai Informasi

Menurut Jogiyanto (2005:11) Nilai dari informasi (Value of

Information) ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya

mendapatkannya. Nilai adalah suatu informasi dikatakan

bernilai bila informasi lebih efektif dibandingkan dengan biaya

mendapatkannya.

Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi hal

ketidakpastian didalam proses pengambilan keputusan tentang

suatu keadaan. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi

yang digunakan didalam suatu sistem, informasi umumnya

digunakan untuk beberapa kegunaan.


28

3) Sistem Informasi

a) Definisi Sistem Informasi

Menurut Leitch dan Davis dalam Jogiyanto (2005:11)

Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi

yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,

mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi

dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu

dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Menurut Bodnar & Hopwood (1993), Sistem informasi

adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang

dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk

informasi yang berguna. Sedangkan menurut Davis, G.B

(1991:91), Sistem informasi adalah suatu sistem yang

menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut

sesuai dengan instruksi dan mengeluarkan hasilnya.

b) Komponen-Komponen Dasar Sistem Informasi

Menurut Mulyanto (2009:31) Sistem informasi terdiri dari

lima sumber daya yang dikenal sebagai komponen sistem

informasi. Kelima sumber daya tersebut adalah manusia,

hardware, software, data, dan jaringan. Namun dalam

kenyataannya, tidak semua sistem informasi mencakup kelima

komponen tersebut. Berikut merupakan penjelasan komponen

dari sistem informasi :


29

(1) Sumber Daya Manusia

Manusia dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem

informasi. Sumber daya manusia dapat dibedakan menjadi

dua kelompok yaitu pengguna akhir dan pakar sistem

informasi. Pengguna akhir adalah orang-orang yang

menggunakan informasi yang dihasilkan dari sistem

informasi, sedangkan pakar sistem informasi orang-orang

yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem

informasi.

(2) Sumber Daya Hardware

Sumber daya hardware adalah semua peralatan

yang digunakan dalam pemrosesan informasi. Sumber daya

ini tidak hanya sebatas komputer saja, melainkan semua

media data seperti kertas dan disk magnetic atau optikal.

(3) Sumber Daya Software

Sumber daya software adalah semua rangkaian

perintah (instruksi) yang digunakan untuk memproses

informasi. Sumber daya ini tidak hanya berupa program

saja, tetapi juga berupa prosedur.

(4) Sumber Daya Data

Sumber daya data bukan hanya sekedar bahan baku

untuk memasukan sebuah sistem informasi, melainkan

sebagai dasar membentuk sumber daya organisasi.


30

(5) Sumber Daya Jaringan

Sumber daya jaringan merupakan media

komunikasi yang menghubungkan komputer, memproses

komunikasi, dan peralatan lainnya, serta dikendalikan

melalui software komunikasi. Dapat berupa media

komunikasi seperti kabel, satelit dan dukungan jaringan

seperti modem, software pengendali, dan sebagainya

c) Fungsi Sistem Informasi

Menurut Susanto (2004), fungsi dari sistem informasi

adalah sebagai berikut :

(1) Untuk meningkatkan aksesiblitas data yang ada secara

efektif dan efisien kepada pengguna, tanpa dengan prantara

sistem informasi.

(2) Memperbaiki produktivitas aplikasi pengembangan dan

pemeliharaan sistem

(3) Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam

memanfaatkan sistem informasi secara kritis.

(4) Mengidentifikasi kebutuhan mengenai keterampilan

pendukung sistem informasi

(5) Mengantisipasi dan memahami akan konsekuensi ekonomi

(6) Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem

informasi

(7) Mengembangkan proses perencanaan yang efektif


31

d) Ciri-ciri Sistem Informasi

Menurut Susanto (2004), ciri-ciri dari sistem informasi adalah

sebagai berikut :

(1) Baru, adalah informasi yang didapat segar bagi penerima

(2) Tambahan, adalah informasi dapat diperbaharui atau

memberikan tambahan terhadap informasi yang telah ada.

(3) Kolektif, adalah informasi yang dapat menjadi suatu

koreksi dari informasi yang salah sebelumnya.

(4) Penegas, adalah informasi yang mempertegas informasi

yang telah ada.

4) Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005

dijelaskan tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD)

adalah suatu sistem yang mendokumentasikan,

mengadministrasikan, serta mengolah data pengelolaan keuangan

daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan

kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan

dalam rangka perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan

pertanggungjawaban daerah.

Informasi Keuangan Daerah (IKD) adalah segala informasi

yang berkaitan dengan keuangan daerah yang diperlukan dalam

rangka penyelenggaraan SIKD. IKD yang disampaikan harus


32

memenuhi prinsip akurat, relevan, dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Informasi dalam rangka penyelenggaraan SIKD

disampaikan kepada Menteri Keuangan. Sedangkan informasi yang

disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri adalah dalam rangka

Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) di Bidang

keuangan. Penyampaian IKD dilakukan secara berkala melalui

dokumen tertulis dan media lainnya. Pemerintah daerah

menyelenggarakan SIKD salah satunya meliputi penyajian

informasi anggaran, pelaksanaan anggaran, dan pelaporan

keuangan daerah yang dihasilkan oleh Sistem Informasi

Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD).

a) Definisi SIPKD

Dalam lembar penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 56

tahun 2005, diterangkan bahwa Sistem Informasi Pengelolaan

Keuangan Daerah (SIPKD) adalah serangakaian proses dan

prosedur yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dalam

rangka penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran dan

pelaporan keuangan daerah.

SIPKD merupakan seperangkat aplikasi terpadu yang

dipergunakan sebagai alat bantu untuk meningkatkan efektifitas

implementasi berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan

daerah yang didasarkan pada asas efisiensi, ekonomis, efektif,


33

transparan, akuntabel dan auditabel (Admin Kemendagri,

2013).

Aplikasi ini merupakan salah satu manifestasi aksi nyata

fasilitasi dari Kementerian Dalam Negeri kepada pemerintah

daerah dalam bidang pengelolaan keuangan daerah, dalam

rangka penguatan persamaan persepsi sistem maupun prosedur

pengelolaan keuangan daerah dalam penginterpretasian dan

pengimplementasian berbagai peraturan perundang-undangan.

b) Dasar hukum penerapan SIPKD

(1) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah;

(2) Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2005 tentang Sistem

Informasi Keuangan Daerah; dan

(3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 46 tahun 2006 tentang

Tata Cara Penyampaian Informasi Keuangan daerah.

c) Tujuan penyelenggaraan SIPKD

Tujuan penyelenggaraan SIPKD secara nasional adalah :

(1) Merumuskan kebijakan dan pengendalian fiskal nasional;

(2) Menyajikan informasi keuangan daerah secara nasional;

(3) Merumuskan kebijakan keuangan daerah, seperti dana

perimbangan, pinjaman daerah, dan pengendalian defisit

anggaran; dan
34

(4) Melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi

pendanaan desentralisasi, dekonsentrasi, tugas pembantuan,

pinjaman daerah dan defisit anggaran daerah.

d) Prisip-prinsip dasar pelaksanaan SIPKD

(1) Kejelasan peranan dan pertanggungjawaban kebijakan

fiskal;

(2) Ketersediaan informasi keuangan bagi masyarakat;

(3) Keterbukaan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

pelaporan anggaran;

(4) Adanya jaminan independensi atas kebijakan fiskal yang

baik.

e) Indikator Penerapan SIPKD

Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur sebuah

sistem informasi keuangan daerah tertuang pada Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2005 pasal 3

yaitu :

(1) Akurat

Akurat adalah suatu tindakan yang mencerminkan

ketelitian, kecermatan, dan ketepatan.

(2) Relevan

Relevan adalah suatu keadaan yang sesuai dengan

kondisi obyektif sekarang dan masa datang.


35

(3) Dapat dipertangungjawabkan

Dapat dipertanggungjawabkan adalah suatu kondisi

atau fakta yang dapat diperbandingkan secara angka

nominal dan matematis.

c. Komunikasi

1) Definisi Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu interaksi antara pengirim

pesan ataupun informasi kepada penerimanya. Komunikasi terjadi

karena adanya kebutuhan manusia untuk saling berinteraksi satu

sama lain.

Menurut Mangkunegara (2000) mengemukakan bahwa

Komunikasi adalah suatu proses pemindahan suatu informasi, ide,

pengertian dari seseorang kepada orang lain dengan harapan orang

lain tersebut dapat menginterprestasikannya sesuai dengan tujuan

yang dimaksud.

Menurut Effendy (2006:9-10) Komunikasi adalah proses

penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang-lambang yang

bermakna sebagai panduan pikiran dan perasaan berupa ide,

informasi, kepercayaan, harapan, himbauan dan sebagainya yang

dilakukan oleh seseorang kepada orang lain baik langsung secara

tatap muka maupun tidak langsung melalui berbagai media dengan

tujuan mengubah sikap, pandangan atau perilaku.


36

Menurut Handoko (2003:272) komunikasi adalah proses

pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari

seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut

melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam

percakapan, tetapijuga ekspresi wajah, intonasi, titik putus tidak

hanya memerlukan transmisi data, tetapi bahwa tergantug pada

ketrampilan- ketramilan tertentu untuk membuat sukses pertukaran

informasi.

2) Tujuan Komunikasi

Penyampaian pesan kepada orang lain memiliki tujuan agar

orang lain mampu menerima dan merespon pesan yang

disampaikan. Tujuan komunikasi menurut Effendy (2006:55)

adalah untuk :

a) Mengubah sikap (to change the attitude)

b) Mengubah pendapat atau opini (to change the opinion)

c) Mengubah perilaku (to change the behaviour)

d) Mengubah masyarakat (to change the society)

3) Fungsi komunikasi

Komunikasi merupakan sarana untuk pertukaran data dan

informasi. Fungsi komunikasi menurut Effendy (2006:20) adalah:

a) Menyampaikan informasi (to inform)

b) Mendidik (to educute)

c) Menghibur (to intertain)


37

d) Mempengaruhi (to influence)

4) Unsur-unsur komunikasi

Setiap proses komunikasi pasti memiliki komponen-

komponen pendukung. Menurut menurut Effendy (2006:18-19)

komponen atau unsur komunikasi adalah sebagai berikut:

a) Sender; komunikator yang menyampaikan pesan kepada

seseorang atau sejumlah orang.

b) Encoding; penyandian, yakni proses pengalihan pikiran

kedalam bentuk lambang.

c) Message; pesan yang merupakan seperangkat lambang

bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

d) Media; saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari

komunikator kepada komunikan.

e) Decoding; pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan

menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh

komunikator kepadanya.

f) Receiver; komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

g) Response; tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan

setelah diterpa pesan.

h) Feedback; umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila

tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.


38

i) Noise; gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses

komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh

komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan.

5) Ciri-ciri komunikasi

Komunikasi memiliki sifat atau ciri-ciri. Adapun sifat atau ciri-ciri

dari komunikasi menurut Effendy (2006) antara lain:

a) Komunikasi Verbal (Verbal Comunication)

(1) Komunikasi Lisan (Oral Comunication)

(2) Komunikasi Tulisan/Cetak (Written/Printed

Communication)

b) Komunikasi Non-Verbal (Nonverbal Comunication)

(1) Komunikasi isyarat Badaniah (Gestured Comunication)

(2) Komunikasi Gambar (Picturial Comunication)

c) Komunikasi Tatap Muka (Face to Face Comunication)

d) Komunikasi Bermedia (Medianted Comunication)

6) Arah Komunikasi

a) Komunikasi ke bawah

Komunikasi ke bawah adalah proses penyampain pesan

dari atasan kepada bawahan. Komunikasi kebawah biasanya

dilakukan untuk menyampaikan pesan yang berhubungan

dengan perintah dan tugas.


39

b) Komunikasi ke atas

Komunikasi ke atas adalah proses penyampaian pesan dari

bawahan kepada atasan atau dari yang lebih rendah

tingkatannya kepada tingkatan yang lebih tinggi. Komunikasi

ke atas biasanya bertujuan untuk menyampaikan pendapat,

ataupun meminta bimbingan.

c) Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal adalah arah komunikasi antara

individu dengan individu lain yang sama tingkatannya dalam

suatu organisasi. Komunikasi horizontal biasanya bertujuan

untuk melakukan fungsi koordinasi, pemecahan masalah dan

konflik.

7) Indikator Komunikasi

Menurut Mangkunegara (2000) komunikasi dapat diukur

dengan indikator-indikator sebagai berikut :

a) Kemudahan memperoleh informasi

Kinerja yang baik dari seseorang dapat tercipta apabila

terdapat kemudahan dalam memperoleh informasi dalam suatu

proses komunikasi maka terwujud kelancaran dalam

pemindahan ide atau pengertian dari seseorang ke orang lain.

b) Intensitas komunikasi
40

Apabila banyak terjadi percakapan yang baik, maka proses

komunikasi menjadi semakin lancar. Intensitas komunikasi

sangat diperlukan guna kelancaran dalam proses komunikasi.

c) Efektivitas komunikasi

Efektivitas komunikasi mengandung pengertian bahwa

komunikasi yang bersifat arus langsung, artinya proses

komunikasi secara langsung dengan adanya frekuensi tatap

muka untuk memudahkan orang lain memahami komunikator.

d) Tingkat pemahaman pesan

Seseorang dapat memahami informasi yang disampaikan

komunikator tergantung pada tingkat pemahaman seseorang.

Adanya komunikasi yang baik dan lancar dapat lebih

memudahkan dalam memahami pesan diterima.

e) Perubahan sikap

Setelah seseorang memahami pesan dari komunikator

kepada penerima pesan, maka akan terjadi perubahan sikap

yang dilakukan sesuai dengan apa yang dikomunikasikan.


41

d. Kinerja Pegawai

1) Definisi Kinerja

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual

performance (prestasi kerja atau prestasi yang sesungguhnya yang

dicapai oleh seseorang). Kinerja adalah hasil prestasi kerja

seseorang. Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian

Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS), Prestasi kerja adalah

hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi

sesuai dengan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja.

SKP adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh

seorang PNS. Perilaku kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau

tindakan yang dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan sesuatu

yang seharusnya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Menurut Mangkunegara (2009:67) kinerja (prestasi kerja)

yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja dapat berupa

penampilan kerja perorangan maupun kelompok dalam suatu

perusahaan. Pencapaian kinerja yang tinggi akan memberikan

kepuasan bagi individu sehingga individu tersebut dapat


42

termotivasi untuk selalu berusaha mencapai kinerja yang tinggi

dalam melaksanakan pekerjaannya.

Menurut Prawirosentono (2008:2), kinerja adalah hasil

kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok dalam

suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai

dengan moral maupun etika.

Menurut Hasibuan (2006:94) menjelaskan bahwa kinerja

merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas

kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu.

2) Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja merupakan gabungan tiga faktor penting, yaitu

kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan

penerimaan atas penjelasan delegasi tugas dan peran serta tingkat

motivasi pekerja (Hasibuan, 2006:94). Apabila kinerja tiap

individu atau karyawan baik, maka diharapkan kinerja perusahaan

akan baik pula.

Menurut Mahmudi (2005:20) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut :


43

a) Faktor personal/individu, meliputi: pengetahuan, ketrampilan,

kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang

dimiliki oleh setiap individu.

b) Faktor kepemimpinan, meliputi: kualitas dalam memberikan

dorongan, semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan

manager dan team leader.

c) Faktor tim, meliputi: kualitas dukungan dan semangat yang

diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap

sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.

d) Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja atau

infrasturktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi,

dan kultur dalam organisasi.

e) Faktor kontekstual (situasional), meliputi: tekanan dan

perubahan lingkungan eksternal dan internal

Timple (1992) dalam Mangkunegara (2000) menyatakan

bahwa faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan

eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan

sifat-sifat seseorang. Misalnya, kinerja seseorang baik karena

kemampuan yang tinggi dan kerja keras. Faktor eksternal yaitu

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal

dari lingkungan, seperti fasilitas kerja, karakter pimpinan dan rekan

kerja. Faktor-faktor penentu prestasi kerja adalah faktor individu

dan faktor lingkungan organisasinya.


44

3) Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja atau performance appraisal pada dasarnya

merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi

secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program

yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam

organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi

dinamika pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan. Melalui

penilaian tersebut dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang

bagaimana kinerja pegawai.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46

Tahun 2011, penilaian prestasi kerja PNS adalah suatu proses

penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai

terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja PNS.

Penilaian prestasi kerja PNS bertujuan untuk menjamin

objektivitas pembinaan PNS yang dilakukan berdasarkan sistem

prestasi dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi

kerja. Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan berdasarkan prinsip:

a) Objektif

b) Terukur

c) Akuntabel

d) Partisipatif

e) Transparan
45

4) Indikator Kinerja Pegawai

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 46 Tahun 2011, indikator kinerja PNS dapat diukur dengan

Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja.

a) Sasaran Kerja Pegawai (SKP) adalah rencana kerja dan target

yang akan dicapai oleh seorang PNS indikator meliputi:

(1) Kualitas;

(2) Kuantitas;

(3) Waktu;

(4) Biaya.

b) Perilaku Kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan

yang dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan sesuatu yang

seharusnya dilakukan sesuai perundang-undangan, meliputi:

(1) Orientasi pelayanan;

(2) Integritas;

(3) Komitmen;

(4) Disiplin;

(5) Kerja sama;

(6) Kepemimpinan;
46

2. Penelitian Terdahulu

a. Astuti (2008) dalam penelitian tentang Pengaruh Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Individu (Penelitian pada

SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Malang). Hasil menyatakan

bahwa penerapan sistem informasi akuntansi memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja individu pada Pemerintah Kota

Malang.

b. Siregar & Suryawana (2009) melakukan penelitian berjudul

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja

individual pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Bali.

Hasilnya menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja individual pada

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Bali.

c. Fatmalissya (2016) melakukan penelitian berjudul Pengaruh Penerapan

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) Terhadap

Kinerja Pegawai Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan

(DPDPK) Kota Yogyakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan

SIPKD memiliki pengaruh positif terhadap kinerja pegawai DPDPK

Kota Yogyakarta.

d. Sekarningtyas (2011) melakukan penelitian dengan judul Analisis

Pengaruh Komunikasi Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja

Karyawan (Studi pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Kab. Pemalang). Hasilnya menunjukkan bahwa


47

komunikasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan di

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Pemalang.

e. Penelitian tentang komunikasi juga dilakukan oleh Setiawan (2016)

yang berjudul Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan pada

PT. Karya Subur Teknik Utama Di Kota Makassar. Hasilnya

menunjukkan bahwa komunikasi memiliki pengaruh positif terhadap

kinerja karyawan di PT. Karya Subur Teknik Utama Di Kota_Makasar.

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini dibuat untuk menggambarkan faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap kinerja pegawai pengelola keuangan pada SKPD

Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu. Pada penelitian ini Penerapan

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dan komunikasi

merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai pengelola keuangan.

Untuk lebih memudahkan pemahaman tentang kerangka pemikiran penelitian

ini, maka dapat dilihat dalam gambar berikut.

Penerapan Sistem
Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah H1
(SIPKD) ( X1 ) KINERJA
PEGAWAI
(Y)
KOMUNIKASI H2
( X2 )

H3

GAMBAR 2.1
Kerangka Pemikiran
48

C. Hipotesis

Hipotesis dapat dipandang sebagai jawaban yang bersifat sementara, atau

dugaan sementara. Menurut Sugiyono (2009:64) pengertian hipotesis adalah

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan

masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Berdasarkan kerangka pemikiran pada penelitian ini, maka hipotesis yang

diajukan sebagai berikut :

H1 : Penerapan SIPKD berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai

pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu.

H2 : Komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada

SKPD Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu.

H3 : Penerapan SIPKD dan Komunikasi secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pegawai pada SKPD Kecamatan Ambarawa

dan Kecamatan Jambu.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini akan membahas pengaruh penerapan sistem informasi

pengelolaan keuangan daerah (SIPKD) dan komunikasi terhadap kinerja

pegawai pengelola keuangan pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan

Kecamatan Jambu menggunakan pendekatan metode kuantitatif. Metode

penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

dilandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,2009:8)

Tipe penelitian yang digunakan adalah Eksplanatori, yaitu menjelaskan

kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel

dengan yang lain.

Karakteristik penelitian ini bersifat replikasi, sehingga hasil uji hipotesis

harus didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya, yang diulang dengan

kondisi lain yang kurang lebih sama. Penelitian ini dilakukan di SKPD

Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Unit

analisa data berasal dari setiap pegawai pengelola keuangan pada lingkup

SKPD.

49
50

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi didalam sebuah penelitian merupakan cakupan wilayah

yang dapat diteliti oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2009:80) populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

dalam penelitian ini yaitu setiap pegawai pengelola keuangan pada lingkup

SKPD Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu, yaitu sebanyak 36

Orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti oleh peneliti.

Menurut Sugiyono (2009:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan metode sampling

jenuh atau yang sering disebut sensus. Sampling jenuh adalah teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel

(Sugiyono, 2009:85). Hal ini dilakukan karena jumlah populasi sedikit,

jadi penulis memutuskan untuk jumlah sampel sama dengan jumlah

populasi yaitu sebanyak 36 orang. Berikut data jumlah sampel pada setiap

kantor di setiap SKPD :


51

TABEL 3.1
Populasi dan Sampel

Jumlah Pegawai Pengelola


NAMA SKPD & UNIT KERJA
Keuangan
NO
Jumlah Jumlah yang
SKPD UNIT KERJA
Populasi Dijadikan Sampel
1 Kecamatan Ambarawa 4 4
a Kelurahan Baran 3 3
b Kelurahan Kranggan 4 4
c Kelurahan Pojoksari 4 4
d Kelurahan Panjang 2 2
e Kelurahan Tambakboyo 3 3
f Kelurahan Ngampin 2 2
g Kelurahan Kupang 5 5
h Kelurahan Lodoyong 3 3
2 Kecamatan Jambu 5 5
a Kelurahan Gondoriyo 1 1
TOTAL 36 36

C. Definisi Konsep dan Definisi Operasional

1. Definisi Konsep

a. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)

Dalam peraturan pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 dijelaskan

tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) adalah suatu

sistem yang mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta

mengolah data pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya

menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai

bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan

dan pelaporan pertanggungjawaban daerah. Sedangkan dalam lembar

penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2005, diterangkan

bahwa Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)


52

adalah serangakaian proses dan prosedur yang diselenggarakan oleh

Pemerintah Daerah dalam rangka penyusunan anggaran, pelaksanaan

anggaran dan pelaporan keuangan daerah.

b. Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu interaksi antara pengirim pesan

ataupun informasi kepada penerimanya. Menurut Mangkunegara

(2000) komunikasi adalah proses pemindahan suatu informasi, ide,

pengertian dari seseorang ke orang lain tersebut dapat

menginterprestasikan sesuai dengan tujuan yang dimaksud.

c. Kinerja Pegawai

Kinerja adalah hasil prestasi kerja seseorang. Sebagaimana

dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46

Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil

(PNS), Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS

pada satuan organisasi sesuai dengan Sasaran Kerja Pegawai (SKP)

dan perilaku kerja. SKP adalah rencana kerja dan target yang akan

dicapai oleh seorang PNS. Perilaku kerja adalah setiap tingkah laku,

sikap atau tindakan yang dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan

sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

2. Definisi Operasional

Menurut Sugiyono (2009) definisi operasional variabel adalah

batasan pengertian tentang variabel yang diteliti yang di dalamnya adalah


53

mencerminkan indikator-indikator yang akan digunakan untuk mengukur

indikator-indikator yang bersangkutan. Definisi operasional menjelaskan

cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak,

sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi

pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara

pengukuran konstrak yang lebih baik.

a. Definisi Operasional variabel independen Penerapan SIPKD (X1)

menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun

2005 pasal 3 dapat diukur dengan indikator :

1) Akurat

2) Relevan

3) Dapat dipertangungjawabkan

b. Definisi Operasional variabel independen Komunikasi (X2) menurut

Mangkunegara (2000) dapat diukur dengan indikator :

1) Kemudahan memperoleh informasi

2) Intensitas komunikasi

3) Efektivitas komunikasi

4) Tingkat pemahaman pesan

c. Definisi Operasional variabel dependen Kinerja Pegawai Pengelola

Keuangan (Y)

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46

Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil


54

(PNS) dapat diukur dengan indikator Sasaran Kerja Pegawai (SKP)

dan Perilaku Kerja sebagai berikut :

1) Sasaran Kerja Pegawai (SKP)

a) Kuantitas

b) Kualitas

c) Waktu

d) Biaya

2) Perilaku Kerja

a) Integritas

b) Disiplin

c) Kerja sama

d) Kepemimpinan.

D. Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua

jenis yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung dari sumber datanya. Menurut Sugiyono

(2009:137) data primer atau sumber primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer disebut

juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk

mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara


55

langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan

data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus dan angket.

Pada penelitian ini data primer berupa persepsi individu pada

organisasi sektor publik yang menerapkan SIPKD dan komunikasi dalam

melaksanakan tugas sehari-hari. Data didapatkan dengan mendistribusikan

kuesioner kepada seluruh pegawai pengelola keuangan di lingkungan

SKPD Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Menurut Sugiyono

(2009:137) data sekunder atau sumber sekunder merupakan sumber yang

tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder

dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS),

buku, laporan, jurnal, dan lain-lain..

E. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2009:137) pengumpulan data dapat dilakukan dalam

berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara, bila dilihat dari setting-

nya, data dapat dikumpukan pada setting alamiah (natural setting), pada

laboratorium dengan metode eksperimen dan lainnya. Bila dilihat dari sumber

datanya, pengumpulan data dapat menggunkan sumber primer dan sekunder.

Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka

teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara),

kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketinganya.


56

1. Interview (Wawancara)

Menurut Sugiyono (2009:137) wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga

apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur (peneliti telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh)

maupun tidak terstruktur (peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap sebagai

pengumpul datanya).

2. Kuesioner (Angket)

Menurut Sugiyono (2009:142) kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa pertanyaan tertutup atau

terbuka. Pertanyaan tertutup membantu responden menjawab dengan cepat

karena jawabannya sudah terdapat dalam angket, sedangkan untuk

pertanyaan terbuka bertujuan untuk memberikan kebebasan responden

untuk menjawab.

Variabel yang diukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal

yang memenuhi pertanyaan-pertanyaan tipe skala likert. Menurut

Sugiyono (2009:93) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,


57

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Dalam menjawab skala likert ini, responden hanya

memberi tanda, misalnya checklist atau tanda silang pada jawaban yang

dipilih sesuai pernyataan. Kuesioner yang telah diisi responden perlu

dilakukan penyekoran. Berikut ini bobot penilaian pada skala Likert.

TABEL 3.2
Bobot Penilaian

Jawaban dari Skor Positif


pertanyaan
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1

3. Observasi

Menurut Sugiyono (2009:145) observasi sebagai teknik

pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan

teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan

kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak

terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.

Hadi (1986) dalam Sugiyono (2009:145) mengungkapkan bahwa,

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Teknik

pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila

responden yang diamati tidak terlalu besar.


58

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan oleh

penulis adalah kuesioner (angket). Hasil dari penggunaan kuesioner adalah

informasi yang berupa nilai/skor pada jawaban.

F. Metode Analisa Data

1. Uji Data

a. Uji Validitas

Uji validitas berfungsi untuk mengukur sah atau tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk

kuesioner tersebut (Ghozali, 2009:85). Uji validitas dalam penelitian

ini menggunakan koefisien korelasi product moment, yaitu dengan

rumus:

N( ∑XY ) - ∑X ∑Y
rxy =
√[N∑X2 – (∑X)2] [N∑Y2 – (∑Y)2] (1)
Sumber : Sugiyono (2009:183)
Dimana :
rxy = Koefisien Korelasi

N = Jumlah Responden

X = Skor pertanyaan tiap nomor

Y = Jumlah skor total pertanyaan

Metode yang akan digunakan untuk melakukan uji validitas adalah

dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total

skor konstruk atau variabel. Suatu kuesioner valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur


59

oleh kuesioner tersebut. Instrumen penelitian dikatakan valid jika

tingkat signifikansinya kurang dari 0,05 atau jika nilai rhitung lebih besar

dari nilai rtabel (Ghozali, 2009:85).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu

(Ghozali, 2009:89).

k ∑Si2
α= [ k-1 ][ 1- Sx2 ] (2)

Dimana :
α = Koefisien Reabilitas

k = Jumlah instrumen pertanyaan/ pertanyaan

Si2 = Jumlah varian dari setiap instrumen

Sx2 = Varian dari keseluruhan instrumen

Metode yang akan digunakan untuk melakukan uji reliabilitas

adalah dengan menggunakan fasilitas SPSS, yakni dengan uji statistik

Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika

nilai cronbach alpha lebih besar dari 0.60 (Nunnally, 1967 dalam

Ghozali, 2009:89).
60

2. Persamaan Regresi Linier Berganda

Metode analisis linier regresi berganda dipilih dengan alasan untuk

memprediksi hubungan antara satu variabel dependen dengan dua variabel

independen. Dalam penelitian ini variabel independen terdiri dari dua

variabel, yakni Penerapan SIPKD (X1) dan Komunikasi (X2), sedangkan

variabel dependen adalah Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan(Y).

Menurut Ghozali (2009) dalam analisis regresi linier berganda beberapa

variabel independen digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel

dependen. Dengan formula sebagai berikut :

Y = a +b1 X 1 + b2 X2 (3)

Dimana :

Y :Variabel dependen (Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan)

a : Konstanta

b1 : Koefisien regresi untuk variabel X1

b2 : Koefisien regresi untuk variabel X2

X1 : Variabel Independen (Penerapan SIPKD)

X2 : Variabel Independen (Komunikasi)

Kesimpulan :

a. Nilai koefisien penerapan SIPKD untuk variabel X1 sebesar nilai b1.

Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan koefisien variabel

penerapan SIPKD satu satuan maka variabel kinerja pegawai pengelola

keuangan (Y) akan naik sebesar nilai b1 dengan asumsi bahwa variabel

bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.


61

b. Nilai koefisien komunikasi untuk variabel X2 sebesar nilai b2. Hal ini

mengandung arti bahwa setiap kenaikan koefisien variabel komunikasi

satu satuan maka variabel kinerja pegawai pengelola keuangan(Y)

akan naik sebesar nilai b1 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang

lain dari model regresi adalah tetap.

3. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat, maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Metode

pengujian hipotesis, dilakukan secara parsial (uji t), pengujian secara

simultan(uji F) dan Koefisien Determinasi (R2).

a. Uji Parsial ( t-test )

Uji statistik t ini adalah untuk menguji keberhasilan koefisien

regresi secara parsial. Menurut Ghozali (2009:88) uji statistik t pada

dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen

(X) secara tunggal berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).

1) Menentukan rumusan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif

(Ha)

Ho : b1, b2, = 0

Berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel

bebas yaitu Penerapan SIPKD (X1) dan Komunikasi (X2) terhadap

variabel terikat yaitu Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan (Y).


62

Ha : b1, b2, ≠ 0

Berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas

yaitu Penerapan SIPKD (X1) dan Komunikasi (X2) terhadap

variabel terikat yaitu Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan (Y).

2) Menentukan taraf kesalahan (α) dan t-tabel

Menurut Sugiyono (2009:165), dalam uji dua pihak taraf

kesalahan α dibagi menjadi dua yaitu yang diletakkan pada pihak

kiri dan kanan, harganya (1/2α). Jika taraf kesalahan adalah 0.05,

maka pada uji t mempunyai taraf kesalahan 0,025. Nilai tabel

memiliki derajat kebebasan (db) = n-k-1, dimana n adalah jumlah

sampel dan k adalah jumlah variabel bebas.

3) Menentukan uji statistik t-hitung

(4)

Sumber : Sugiyono (2009:179)


Keterangan:

Ẍ = nilai rata-rata s = simpang baku sampel

μo = nilai yang dihipotesiskan n = jumlah anggota sampel

4) Kriteria Pengujian

Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan sebaliknya Ha diterima

Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan sebaliknya Ha ditolak.


63

5) Kurva Uji Parsial (t-test)


Ho

Ha Ha

- 0 +
GAMBAR 3.1
Kurva Uji Parsial

Pengaruh variabel independen (X) dianggap signifikan jika

thitung berada pada daerah Ha. Jika thitung berada pada daerah Ha

maka Ha diterima dan Ho ditolak.

b. Uji Simultan (F-test)

Menurut Ghozali (2009:88) Uji statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

terikat. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menentukan rumusan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif

(Ha)

Ho : b1, b2, = 0

Berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara

bersama-sama variabel bebas yaitu Penerapan SIPKD (X1), dan

Komunikasi (X2) terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Pegawai

Pengelola Keuangan (Y).


64

Ha : b1, b2, > 0

Berarti terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-

sama variabel bebas yaitu Penerapan SIPKD (X1) dan Komunikasi

(X2) terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Pegawai Pengelola

Keuangan (Y).

2) Menentukan taraf kesalahan (α) dan F-tabel

Tingkat signifikansi 0.05 atau 5% artinya kemungkinan

besar hasil penarikan kesimpulan memiliki profitabilitas 95% atau

toleransi kesalahan 5%. Sedangkan untuk memperoleh nilai Ftabel

dapat digunakan tabel signifikasi F. Dengan menentukan df1 = k

dan df2 = n-k-1 ,dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah

jumlah variabel bebas.

3) Perhitungan nilai F

Fhitung (5)

Dimana :

R2 : koefisien determinasi

n : jumlah sampel

k : banyaknya variabel bebas

4) Kriteria pengujian

Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan sebaliknya Ha diterima

Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan sebaliknya Ha ditolak.


65

5) Kurva Uji Simultan (F-test)

Ha
Ho

GAMBAR 3.2
Kurva Uji Simultan

6) Kesimpulan, yaitu dengan membandingkan antara nilai Fhitung

dengan Ftabel untuk menentukan Ho diterima atau Ho ditolak. Jika

Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan sebaliknya Ha diterima. Tetapi

Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan sebaliknya Ha ditolak.

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen (Ghozali, 2009: 87). Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali

(2009) Koefisien determinasi atau koefisien penentu R2 merupakan suatu

bilangan yang dinyatakan dalam bentuk persen, yang menunjukkan

besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya.


66

(6)

Dimana :

Yi = Nilai aktual Y

Y^ = Nilai Estimasi Y

Cara penghitungan lainnya yaitu :

KD = r2 x 100% (7)

Keterangan :

KD = Koefisien Determinasi.

r2 = Koefisien Korelasi

Koefisien determinasi R2 digunakan untuk mengukur kebenaran

hubungan dari model yang dipakai yaitu angka yang menunjukkan

besarnya kemampuan varians / penyebaran dari variabel independen yang

menerangkan variabel dependen. Besarnya nilai R2 adalah 0 ≤ R2 ≤1, di

mana semakin mendekati 1 berarti model tersebut dapat dikatakan baik,

atau sebaliknya.
BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Gambaran Umum Kecamatan Ambarawa

Kecamatan Ambarawa merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) yang mempunyai fungsi melaksanakan kewenangan pemerintahan

yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi

daerah, serta menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

Kecamatan Ambarawa mempunyai 10 Desa/Kelurahan, dengan

komposisi 2 Desa dan 8 Kelurahan. Desa pada kecamatan Ambarawa yaitu

desa Pasekan dan Bejalen, sedangkan kelurahannya meliputi kelurahan

Kranggan, Baran, Panjang, Kupang, Tambakboyo, Ngampin, Pojoksari

dan Lodoyong.

a. Letak Geografis

Secara geografis kecamatan Ambarawa terletak pada ketinggian

486 m diatas permukaan laut. Beralamat di Jalan Cipto

Mangunkusumo Nomor 24 Ambarawa, Kabupaten Semarang,

berkoordinat pada 7°15'21.1"S 110°24'16.1"E. Dengan luas wilayah

2.822,1 Ha. kecamatan Ambarawa memiliki kombinasi tipologi tanah

berbukit rendah, dataran dan sebagian tanah rawa. Berdasarkan data

monografi pada akhir bulan Mei 2017, Kecamatan Ambarawa

mempunyai penduduk sejumlah 61.844 jiwa.

67
68

b. Jumlah Pegawai SKPD Berdasarkan Jabatan pada Unit Kerja

SKPD kecamatan Ambarawa mempunyai 59 orang pegawai aktif

dengan rincian sebagai berikut :

TABEL 4.1
Jumlah Pegawai Kecamatan Ambarawa

Jumlah
No Jabatan Unit Kerja
(Orang)
1 Camat Kecamatan 1
2 Sekretaris Kecamatan -
3 Kepala Seksi Kecamatan 4
4 Kepala Sub Bagian Kecamatan 2
5 Staf Kecamatan 7
6 Lurah Kelurahan 8
7 Sekretaris Kelurahan 7
8 Kepala Seksi Kelurahan 16
9 Staf Kelurahan 14
JUMLAH 59

2. Gambaran Umum Kecamatan Jambu

Kecamatan Jambu merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) yang mempunyai fungsi melaksanakan kewenangan pemerintahan

yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi

daerah, serta menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

Kecamatan Ambarawa mempunyai 10 Desa/Kelurahan, dengan

komposisi 9 Desa dengan 77 dusun dan 1 Kelurahan. Desa pada

kecamatan Jambu yaitu Desa Gemawang, Bedono, Kelurahan, Brongkol,


69

Jambu, Kuwarasan, Kebondalem, dan Rejosari. Sedangkan kelurahannya

adalah Gondoriyo.

a. Letak Geografis

Secara geografis kecamatan Jambu terletak pada ketinggian lebih

dari 410 m diatas permukaan laut. Beralamat di Jalan Magelang 50

Jambu, Kabupaten Semarang, berkoordinat pada 7°16'39.9"S

110°22'09.6"E. Dengan luas wilayah ± 53.250 Ha. kecamatan Jambu

memiliki kombinasi tipologi tanah berbukit dan sedikit dataran.

Berdasarkan data monografipada akhir bulan Desember 2016,

Kecamatan Jambu mempunyai penduduk sejumlah 40.010 jiwa.

b. Jumlah Pegawai SKPD Berdasarkan Jabatan pada Unit Kerja

SKPD kecamatan Jambu mempunyai 19 orang pegawai aktif

dengan rincian sebagai berikut :

TABEL 4.2
Jumlah Pegawai Kecamatan Jambu

Jumlah
No Jabatan Unit Kerja
(Orang)
1 Camat Kecamatan 1
2 Sekretaris Kecamatan 1
3 Kepala Seksi Kecamatan 4
4 Kepala Sub Bagian Kecamatan 2
5 Staf Kecamatan 7
6 Lurah Kelurahan 1
7 Sekretaris Kelurahan 1
8 Kepala Seksi Kelurahan 2
9 Staf Kelurahan -
JUMLAH 19
70

3. Susunan Organisasi

Berdasarkan lampiran XXIV Peraturan Bupati Semarang Nomor

52 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan

Fungsi, Tata Kerja, dan Perincian Tugas Perangkat Daerah Kabupaten

Semarang, susunan organisasi Kecamatan dapat dilihat pada gambar

berikut ini:

CAMAT

SEKRETARIAT

SUBBAGIAN SUBBAGIAN
PERENCANAAN DAN UMUM DAN
KEUANGAN KEPEGAWAIAN

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


TATA PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN KETENTRAMAN
PEMERINTAHAN DAN PMD RAKYAT DAN KETERTIBAN
UMUM

LURAH

SEKRETARIS
LURAH

SEKSI SEKSI
TATA PEMERINTAHAN PEMBANGUNAN DAN
DAN KETERTIBAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
MASYARAKAT

GAMBAR 4.1
Susunan Organisasi Kecamatan pada Kabupaten Semarang
71

4. Tugas Pokok dan Fungsi

a. Camat

1) Tugas

Menyelenggarakan urusan pemerintahan umum,

pemberdayaan masyarakat, dan melaksanakan urusan

pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati kepada camat.

2) Perincian tugas :

a) Merumuskan dan menetapkan program kerja dan anggaran;

b) Menyelenggarakan urusan pemerintahan umum;

c) Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

d) Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan

ketertiban umum;

e) Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan daerah;

f) Mengoordinasikan pemeliharaan sarana dan prasarana umum;

g) Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan

yang dilakukan oleh perangkat daerah di tingkat kecamatan;

h) Mengoordinasikan kegiatan di bidang kesejahteraan rakyat;

i) Membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan desa;

j) Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

kabupaten yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja

pemerintahan daerah yang ada di kecamatan;

k) Melaksanakan pembinaan pengelolaan keuangan desa; dan

l) Menyelenggarakan pelayanan masyarakat.


72

b. Sekretaris Camat

1) Tugas

Melaksanakan sebagian tugas Camat di bidang penyusunan


perencanaan, administrasi umum, administrasi kepegawaian, dan
pengelolaan keuangan Kecamatan.
2) Perincian Tugas

a) Menyusun program kerja dan anggaran Sekretariat Kecamatan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan

kegiatan;

b) Mengoordinasikan pelaksanaan Standar Operasional Prosedur

(SOP) pada masing-masing seksi dan subbagian;

c) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang

tugasnya, memberikan arahan dan petunjuk secara lisan

maupun tertulis;

d) Merumuskan program kerja dan anggaran Kecamatan

berdasarkan hasil rangkuman rencana kegiatan masing-masing

seksi dan subbagian;

e) Mengoordinasikan penyusunan Rencana Kegiatan dan

Anggaran (RKA)/ Rencana Kegiatan dan Anggaran Perubahan

(RKAP), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) atau

Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA);

f) Administrasi umum, kepegawaian, keuangan, kearsipan,

perpustakaan dan perlengkapan rumah tangga;


73

g) Melaksanakan pengendalian dan verifikasi serta pelaporan

bidang keuangan Kecamatan;

h) Mengoordinasikan pemeliharaan dan pelaporan barang

inventaris dan aset daerah di Kecamatan serta Kelurahan;

i) Mengoordinasikan penyusunan laporan penyelenggaraan

pemerintahan Kecamatan; dan

j) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan kesekretariatan;

c. Lurah

1) Tugas

Membantu Camat melaksanakan kegiatan pemerintahan

kelurahan, pemberdayaan masyarakat, pelayanan masyarakat,

memeliharan ketenteraman dan ketertiban umum dan prasaran dan

sara pelayanan umum, serta tugas lain yang diberikan oleh Camat.

2) Perincian Tugas

a) melaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan;

b) melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

c) melaksanakan kegiatan pelayanan masyarakat;

d) memelihara ketentraman dan ketertiban umum;

e) memeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

f) melaksanakan pembinaan lembaga kemasyarakatan;dan

g) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh camat.


74

d. Sekretaris Lurah

1) Tugas

Melaksanakan sebagian tugas Lurah dibidang penyusunan

perencanaan, pengelolaan administrasi keuangan, administrasi

umum dan administrasi kepegawaian.

2) Perincian Tugas

a) Menyusun program kerja dan anggaran Sekretariat Kelurahan

berdasarkan rangkuman rencana kerja Seksi-Seksi;

b) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang

tugasnya, dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan dibidang

perencanaan, keuangan, umum, dan kepegawaian;

c) Mengoordinasikan penyusunan rencana dan program kerja

serta anggaran dengan seluruh Seksi di Kelurahan;

d) Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA)/ Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) atau Dokumen Pelaksanaan

Perubahan Anggaran (DPPA);

e) Menyelenggarakan kegiatan administrasi umum, kepegawaian,

keuangan, kearsipan, perpustakaan, perlengkapan, dan rumah

tangga Kelurahan;

f) Melaksanakan pemeliharaan barang inventaris Kelurahan;

g) Melaksanakan evaluasi terhadap pelayanan kepada masyarakat;

h) Mengoordinasikan penyusunan laporan penyelenggaraan

pemerintahan kelurahan;
75

i) Memonitoring dan evaluasi kegiatan kesekretariatan;

j) Menyusun laporan pertanggungjawaban kegiatan Sekretariat;

k) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan; dan

l) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Karakteristik Responden

Karakteristik responden adalah penjelasan tentang keberadaan pegawai

yang diperlukan sebagai informasi untuk mengetahui identitas responden

dalam penelitian ini. Responden sebagai obyek penelitian yang memberikan

interpretasi terhadap karakteristik yang digunakan untuk menganalisis

pengaruh penerapan SIPKD dan komunikasi terhadap kinerja pegawai

pengelola keuangan pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan

Jambu.

Responden dalam penelitian ini sebanyak 36 orang pegawai pengelola

keuangan yang memberikan informasi mengenai identitas diri mulai dari

umur, jenis kelamin, jabatan, pendidikan, dan unit kerja.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tingkat kematangan umur akan mempengaruhi kualitas dan

kuantitas kerja seseorang. Pada umur produktif seseorang akan cenderung

lebih giat bekerja. Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik responden

berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut:


76

TABEL 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

UMUR Frekuensi Persentase


NO
(Tahun) (Orang) (%)
1 18 – 25 - 0,00
2 26 – 33 7 19,44
3 34 – 41 6 16,67
4 42 – 49 11 30,56
5 50 – 58 12 33,33
Jumlah 36 100

Tabel 4.3 menunjukkan frekuensi jumlah responden yang

kebanyakan pada usia dewasa atau matang, yaitu pada rentang 42-49 tahun

dengan jumlah 11 orang (30,56%) dan pada rentang 50-58 dengan jumlah

12 orang (33,33%). Sedangkan sisanya pada usia muda yaitu dengan

rentang umur 26-33 tahun sejumlah 7 orang (19,44%) dan 34-41 tahun

dengan jumlah 6 orang (16,67%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin, yaitu dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Frekuensi Persentase


NO
Kelamin (Orang) (%)
1 Laki-Laki 18 50,0
2 Perempuan 18 50,0
Jumlah 36 100

Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa perbandingan jumlah responden

dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan mempunyai perbandingan


77

yang sama. Dengan jumlah laki-laki 18 orang atau 50% dan perempuan

juga 18 orang atau 50%.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Setiap jabatan di sebuah organisasi memiliki peranan yang berbeda

dan saling berkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan sebuah

organisasi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, karakteristik

responden berdasarkan jabatandapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Frekuensi Persentase
NO Jabatan
(Orang) (%)
1 Camat - 0,00
2 Lurah 2 5,56
3 Sekretaris camat 1 2,78
4 Sekretaris lurah 8 22,22
5 Kepala seksi (kecamatan) 1 2,78
6 Kepala seksi (kelurahan) 7 19,44
7 Kepala sub bagian 4 11,11
8 Bendahara 10 27,78
9 Staff 3 8,33
Jumlah 36 100

Dari data tabel 4.5 dapat dilihat bahwa mayoritas responden

sebagai pengelola keuangan berada pada jabatan bendahara sejumlah 10

orang (27,78%), sekretaris lurah 8 orang (22,22%) dan kepala seksi

kelurahan 7 orang (19,44%). Hal tersebut karena memang tiga jabatan

tersebut adalah ujung tombak dari pengelolaan keuangan.

Sekretaris lurah dan camat merangkap sebagai Pejabat Pengelola

Keuangan (PPK) dan kepala seksi merangkap sebagai Pejabat Pelaksana


78

Teknis Kegiatan (PPTK). Sedangkan kepala sub bagian dengan jumlah 4

orang (11,11%) merupakan pejabat yang menangani perencanaan

keuangan dan pengelolaan kepegawaian. Sedangkan sisanya adalah staf

dengan jumlah 3 orang (8,33%) sebagai operator SIPKD.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tingkat pendidikan dapat berpengaruh pada proses pengelolaan

keuangan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh karakteristik responden

berdasarkan tingkat pendidikan yang dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase


NO
Terakhir (Orang) (%)
1 SMP 1 2,78
2 SMA/SMK 10 27,78
3 Diploma 4 11,11
4 Strata 1 18 50,00
5 Strata 2 3 8,33
6 Strata 3 - 0,00
Jumlah 36 100

Mayoritas responden memiliki pendidikan pada tingkat Strata 1

(S1) dengan jumlah 18 orang (50%), tingkat pendidikan ini dapat

memangku jabatan sekretaris dan kepala seksi. Kemudian pada tingkat

SMA/SMK dengan jumlah 10 orang (27,78%) ditempatkan pada jabatan

bendahara dan staf.

Responden dengan tingkat pendidikan Strata 2 (S2) berjumlah 3

orang, Diploma berjumlah 4 orang (11,11%), dan sisanya pada tingkat

pendidikan SMP sejumlah 1 orang (2,78%).


79

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Unit Kerja

Berikut ini adalah informasi posisi responden berdasarkan SKPD

dan unit kerja :

TABEL 4.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Unit Kerja

JUMLAH Persentase
NO SKPD UNIT KERJA
(Orang) (%)
1 Kecamatan Ambarawa 4 11,11
a Kelurahan Baran 3 8,33
b Kelurahan Kranggan 4 11,11
c Kelurahan Pojoksari 4 11,11
d Kelurahan Panjang 2 5,56
e Kelurahan Tambakboyo 3 8,33
f Kelurahan Ngampin 2 5,56
g Kelurahan Kupang 5 13,89
h Kelurahan Lodoyong 3 8,33
2 Kecamatan Jambu 5 13,89
a Kelurahan Gondoriyo 1 2,78
Jumlah 36 100

Dari tabel 4.7, dapat dilihat bahwa SKPD Kecamatan Ambarawa

memiliki 9 unit kerja termasuk kecamatan Ambarawa dengan jumlah

responden keselurahan sebanyak 30 orang (83,33). Sedangkan pada SKPD

Kecamatan Jambu memiliki 2 unit kerja termasuk Kecamatan Jambu

dengan jumlah keseluruhan 6 orang (16,67%).

C. Deskripsi Data Penelitian

1. Tanggapan responden terhadap Penerapan SIPKD

Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai penerapan

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) maka dalam

penelitian ini, peneliti menerjemahkan variabel tersebut dalam bentuk 8


80

(delapan) pernyataan sebagai indikator pengukuran. Pada tabel 4.8 di

bawah ini akan menunjukkan tanggapan responden terhadap variabel

tersebut.

TABEL 4.8
Tanggapan Responden Terhadap Penerapan SIPKD

No Butir Pernyataan Pilihan Jawaban Total


SS S TS STS
1 SIPKD merupakan Aplikasi yang 12 24 - - 36
tepat diimplementasikan pada
pengelolaan keuangan di
Kabupaten Semarang.
2 SIPKD mempermudah proses 14 22 - - 36
input dan jurnal belanja harian.
3 Penerapan SIPKD dapat 9 24 3 - 36
menghemat biaya penggunaan
kertas dan pengiriman laporan.
4 Informasi dari laporan keuangan 8 28 - - 36
yang dihasilkan dari implementasi
SIPKD dapat dipahami dengan
jelas.
5 Fungsi dari aplikasi SIPKD sesuai 13 23 - - 36
dengan kebutuhan pengelolaan
keuangan
6 Perubahan versi aplikasi SIPKD 4 32 - - 36
selalu menyesuaikan dengan
kebutuhan pengguna.
7 SIPKD merupakan alat bantu 9 26 1 - 36
pengelolaan keuangan yang sesuai
dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan.
8 Aplikasi SIPKD memiliki 7 29 - - 36
informasi yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Jumlah 76 208 4 0 288
Persentase (%) 26,39 72,22 1,39 0,00 100

Pada tabel diatas yang berkaitan dengan tanggapan responden

terhadap penerapan SIPKD menunjukkan persentase jawaban setuju


81

sebesar 72,22%, jawaban sangat setuju 26,39% dan jawaban kurang setuju

sebesar 1,39%. Jawaban tersebut menunjukkan bahwa pegawai pengelola

keuangan pada Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu mampu

mengimplementasikan SIPKD pada SKPD masing-masing. SIPKD dapat

mempermudah proses input belanja dan jurnal serta mampu menekan

biaya konsumsi kertas. Hasil laporan dari SIPKD mudah dipahami,

aplikasi SIPKD dan versi terbarunya sesuai dengan kebutuhan pengguna.

SIPKD merupakan alat bantu pengelolaan keuangan yang sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintahan dan undang-undang.

2. Tanggapan responden terhadap Komunikasi

Komunikasi merupakan bentuk dari penyampaian dan penerimaan

pola-pola pesan yang berbentuk interaksi antar individu dengan maksud

dan tujuan tertentu. Komunikasi kerja dibutuhkan untuk menjalin

hubungan antar pegawai, bertukar pesan dan informasi, mengadakan

koordinasi dan bentuk dari interaksi kerja.

Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai komunikasi

maka dalam penelitian ini, peneliti menerjemahkan variabel tersebut dalam

bentuk 8 (delapan) pernyataan sebagai indikator pengukuran. Pada tabel

4.9 di bawah ini akan menunjukkan tanggapan responden terhadap

variabel tersebut.
82

TABEL 4.9
Tanggapan Responden Terhadap Komunikasi

No Butir Pernyataan Pilihan Jawaban Total


SS S TS STS
1 Komunikasi saya dengan pegawai 11 25 - - 36
lain berjalan dengan baik.
2 Pimpinan memberikan arahan kepada 10 26 - - 36
Saya dalam melaksanakan pekerjaan.
3 Saya rutin menyampaikan 11 24 1 - 36
perkembangan capaian kinerja dari
tugas-tugas saya kepada pimpinan.
4 Saya rutin melakukan koordinasi 5 30 1 - 36
pekerjaan dengan rekan kerja.
5 Saya kadang menggunakan media 16 20 - - 36
komunikasi elektronik (telpon, sms,
Whatsapp) dengan rekan kerja dalam
proses diskusi pekerjaan agar
informasi lebih cepat tersampaikan.
6 Informasi yang disampaikan oleh 5 31 - - 36
rekan kerja mudah dipahami.
7 Pimpinan menyampaikan perintah 7 28 1 - 36
dengan jelas dan mudah dipahami.
8 Saya terbuka dalam hal 11 25 - - 36
menyampaikan pendapat kepada
atasan saya.
Jumlah 76 209 3 0 288
Persentase (%) 26,39 72,57 1,04 0,00 100

Pada tabel diatas yang berkaitan dengan tanggapan responden

terhadap komunikasi menunjukkan Persentase jawaban setuju sebesar

72,57%, jawaban sangat setuju 26,39% dan jawaban kurang setuju sebesar

1,04%. Jawaban tersebut menunjukkan bahwa pegawai pengelola

keuangan pada kecamatan Ambarawa dan kecamatan Jambu mampu

berkomunikasi dengan baik kepada rekan ataupun pimpinan dan dapat

berkoordinasi dengan baik. Pegawai mampu menggunakan media

komunikasi elektronik dan mudah memahami bentuk-bentuk komunikasi


83

yang disampaikan oleh rekan kerja maupun pimpinan. Pegawai tidak

segan dalam menyampaikan pendapat kepada pimpinan.

3. Tanggapan responden terhadap Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan

Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai komunikasi

maka dalam penelitian ini, peneliti menerjemahkan variabel tersebut dalam

bentuk 8 (delapan) pernyataan sebagai indikator pengukuran. Pada tabel

4.10 di bawah ini akan menunjukkan tanggapan responden terhadap

variabel tersebut.

TABEL 4.10
Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan

No Butir Pernyataan Pilihan Jawaban Total


SS S TS STS
1 Saya jarang tidak masuk kerja atau 7 29 - - 36
terlambat masuk kerja.
2 Dalam satu hari kerja saya dapat 6 28 2 - 36
menyelesaikan lebih dari 2 jenis
pekerjaan
3 Saya mampu menggunakan 6 26 4 - 36
teknologi dan sistem aplikasi dalam
menyelesaikan pekerjaan.
4 Saat bekerja saya memiliki 5 29 2 - 36
manajemen waktu yang baik dan
mampu mencapai target pekerjaan
tepat waktu.
5 Dalam setiap jenis pekerjaan, saya 8 26 2 - 36
selalu menerapkan efisiensi biaya.
6 Saya mampu bekerja keras dan 12 24 - - 36
penuh tanggung jawab.
7 Saya menyelesaikan tugas dengan 13 23 - - 36
berpedoman pada aturan-aturan
yang ada.
8 Saya memiliki kerjasama yang baik 9 27 - - 36
dengan pegawai lain di semua
tingkat.
Jumlah 66 212 10 0 288
Persentase (%) 22,92 73,61 3,47 0,00 100
84

Pada tabel diatas yang berkaitan dengan tanggapan responden

terhadap kinerja menunjukkan persentase jawaban setuju sebesar 73,61%,

jawaban sangat setuju 22,92% dan jawaban kurang setuju sebesar 3,47%.

Jawaban tersebut menunjukkan bahwa pegawai pengelola keuangan pada

Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu mempunyai kuantitas dan

kualitas kerja yang baik, mempunyai manajemen waktu dan manajemen

biaya yang baik pula. Pegawai pengelola keuangan mampu bekerja keras

dengan penuh tanggung jawab dan sesuai dengan peraturan yang ada.

Kinerja pegawai pengelola keuangan juga dibantu oleh adanya teknologi

pendukung dan komunikasi yang efektif.

D. Analisis Data Penelitian

Pengujian validitas dan reliabilitas terhadap instrumen kuesioner dengan

program SPSS 19.0 dilakukan untuk menjamin bahwa instrumen penelitian

yang digunakan tersebut akurat dan dapat dipercaya, serta dapat diandalkan

apabila digunakan sebagai alat dalam pengumpulan data. Untuk jelasnya

kedua pengujian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Uji Validitas

Menurut Ghozali (2009:85) Uji validitas berfungsi untuk

mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan

valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur untuk kuesioner tersebut. Instrumen penelitian dikatakan

valid jika jika nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel.
85

Pada penelitian ini jumlah responden yang ditentukan adalah 36

orang (n), dan α=5%. Untuk mencari rtabel dengan menggunakan degree of

freedom (df) pada tabel-r menggunakan rumus df = n-2 atau df = 36-2 =

34. Pada tabel-r dengan α=5% dan df =34 ditemukan nilai rtabel sebesar

0,329. Sedangkan untuk mengetahui besarnya rhitung, data diolah dengan

menggunakan program SPSS 19.0. Nilai yang digunakan untuk

mengetahui rhitung pada hasil olah data adalah nilai dari Corrected Item-

Total Correlation. Berikut adalah hasil dari hasil uji validitas.

TABEL 4.11
Hasil Uji Validitas Penerapan SIPKD (X1)

No. r- r - tabel
Variabel Keterangan
Kuesioner hitung α=5% df =34
Penerapan SIPKD 1 0,684 0,329 Valid
2 0,404 0,329 Valid
3 0,451 0,329 Valid
4 0,449 0,329 Valid
5 0,662 0,329 Valid
6 0,490 0,329 Valid
7 0,668 0,329 Valid
8 0,561 0,329 Valid

Dari tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa semua butir

pernyataan adalah valid. Rentang hasil penghitungan rhitung adalah (0,404-

0,684) dan nilai rtabel adalah 0,329. Perbandingan yang didapatkan

adalahrhitung lebih besar dari nilai rtabel. Jadi masing-masing butir kuesioner

dari penelitian ini adalah valid.


86

TABEL 4.12
Hasil Uji Validitas Komunikasi (X2)

r - hitung r - tabel
Variabel Keterangan
No. Kuesioner α=5% df =34
Komunikasi 9 0,465 0,329 Valid
10 0,493 0,329 Valid
11 0,537 0,329 Valid
12 0,359 0,329 Valid
13 0,453 0,329 Valid
14 0,590 0,329 Valid
15 0,441 0,329 Valid
16 0,431 0,329 Valid

Dari tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa semua butir

pernyataan adalah valid. Rentang hasil penghitungan rhitung adalah (0,359-

0,590) dan nilai rtabel adalah 0,329. Perbandingan yang didapatkan adalah

rhitung lebih besar dari nilai rtabel. Jadi masing-masing butir kuesioner dari

penelitian ini adalah valid.

TABEL 4.13
Hasil Uji Validitas Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan (Y)

No. r- r - tabel
Variabel Keterangan
Kuesioner hitung α=5% df = 34
Kinerja Pegawai 17 0,449 0,329 Valid
Pengelola Keuangan 18 0,723 0,329 Valid
19 0,601 0,329 Valid
20 0,446 0,329 Valid
21 0,364 0,329 Valid
22 0,551 0,329 Valid
23 0,797 0,329 Valid
24 0,405 0,329 Valid

Dari tabel 4.13 diatas dapat diketahui bahwa semua butir

pernyataan adalah valid. Rentang hasil penghitungan rhitung adalah (0,364-


87

0,797) dan nilai rtabel adalah 0,329. Perbandingan yang didapatkan

adalahrhitung lebih besar dari nilai rtabel. Jadi masing-masing butir kuesioner

dari penelitian ini adalah valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menunjukkan sejauh mana

suatu instrumen dapat memberikan hasil yang konsisten. Pengujian

reliabilitas ini hanya dilakukan terhadap item-item yang valid yang

diperoleh melalui uji validitas pada tahap sebelumnya.

Menurut Ghozali(2009:89) reliabilitas adalah alat untuk mengukur

suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Cara

yang digunakan untuk menguji realiabilitas kuesioner dalam penelitian ini

adalah uji statistik Cronbach's Alpha. Cronbach's Alpha dicari dengan

menggunakan program SPSS 19.0, dengan hasil sebagai berikut.

TABEL 4.14
Hasil Uji Validitas

Nilai Cronbach's Standar


Variabel Keterangan
Alpha Deviasi
Penerapan SIPKD 0,819 0,6 Reliabel
Komunikasi 0,767 0,6 Reliabel
Kinerja Pegawai
0,819 0,6 Reliabel
Pengelola Keuangan

Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika nilai

cronbach alpha lebih besar dari 0.60 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali,

2009:89). Sedangkan nilai koefisien Cronbach's Alpha pada tabel


88

4.12_adalah 0,819, 0,767, dan 0,819, sehingga dapat dijelaskan bahwa

item kuesioner penerapan SIPKD, komunikasi dan kinerja memiliki nilai

koefisien Cronbach's Alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menjelaskan

bahwa item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini sudah

reliabel.

3. Persamaan Regresi Linier Berganda

Metode analisis linier regresi berganda dipilih dengan alasan untuk

memprediksi hubungan antara satu variabel dependen dengan dua variabel

independen. Dalam penelitian ini variabel independen terdiri dari dua

variabel, yakni Penerapan SIPKD (X1) dan Komunikasi (X2), sedangkan

variabel dependen adalah Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan (Y).

Menurut Ghozali (2009) dalam analisis regresi linier berganda

beberapa variabel independen digunakan untuk memprediksi nilai dari

variabel dependen. Untuk mencari nilai-nilai dari persaman regresi linier

berganda dapat menggunakan program SPSS 19.0, dengan mengolah

regresi linier data penelitian, dengan hasil sebagai berikut.

TABEL 4.15
Coefficientsa

Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,830 3,806 ,744 ,462
Penerapan SIPKD ,329 ,150 ,322 2,191 ,036
(X1)
Komunikasi (X2) ,544 ,165 ,487 3,307 ,002

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan (Y)


89

Berdasarkan data pada tabel 4.15, dapat dijelaskan persamaan

regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 2,830 + 0,329 X1 +0,544 X2

Dari persamaan diatas maka secara umum dapat diinterpretasikan

penjelasan sebagai berikut :

a. Nilai Konstanta b0= 2,830, artinya tanpa adanya variabel Penerapan

SIPKD (X1) dan Komunikasi (X2) atau sama dengan 0 (nol), maka

besarnya variabel kinerja pegawai pengelola keuangan adalah sebesar

2,830 satuan.

b. Koefisien regresi variabel penerapan SIPKD (b1) sebesar 0,329, artinya

setiap peningkatan penerapan SIPKD sebesar satu satuan akan

meningkatkan kinerja pegawai pengelola keuangan sebesar 0,329

satuan dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap atau Ceteris

Paribus.

c. Koefisien regresi variabel komunikasi (b2) sebesar 0,544, artinya setiap

peningkatan komunikasi sebesar satu satuan akan meningkatkan

kinerja pegawai pengelola keuangan sebesar 0,544 satuan dengan

asumsi variabel lainnya dianggap tetap atau Ceteris Paribus.

4. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat, maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Metode

pengujian hipotesis, dilakukan secara parsial (uji t), pengujian secara

simultan (uji F) dan Koefisien Determinasi (R2).


90

a. Uji Parsial (t-test)

Menurut Ghozali (2009:88) uji statistik t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara

individual dalam menerangkan variabel dependen.

Dalam uji dua pihak taraf kesalahan (α) dibagi menjadi dua yaitu

yang diletakkan pada pihak kiri dan kanan, harganya (1/2α). Jika taraf

kesalahan adalah 0.05, maka pada uji t dua sisi mempunyai taraf

kesalahan 0,025. Nilai tabel memiliki derajat kebebasan (df) = n-k-1,

dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel bebas.

Jika df=36-2-1 = 33 , maka nilai ttabel terletak pada df 33 dan α = 0,025

adalah 2,035.

1) Pengujian Hipotesis I pengaruh penerapan SIPKD terhadap kinerja

pegawai pengelola keuangan

Berdasarkan hasil pengujian pengaruh variabel penerapan

SIPKD terhadap kinerja pegawai pengelola keuangan diperoleh

data nilai thitung pada tabel 4.15 sebesar 2,191. Sedangkan nilai ttabel

pada taraf sigmifikasi 0,025 dan df 33 adalah sebesar 2,035. Dari

hasil perbandingan kedua nilai t tersebut menunjukkan bahwa

thitung(2,191) > ttabel(2,035), maka keputusannya menolak H0 dan

menerima Ha yang berarti pernyataan Hipotesis I penelitian adalah

“Penerapan SIPKD berpengaruh signifikan terhadap kinerja

pegawai pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan

Jambu”. Untuk memperjelas, hasil dari hipotesis I tersebut akan


91

ditampilkan dalam bentuk kurva normal distribusi t sebagai

berikut:

Ho ditolak Ho ditolak
Ho diterima

α/2 α/2

- 0 +
ttabel : -2,035 ttabel : 2,035 thitung : 2,191

GAMBAR 4.2
Kurva Normal Hasil Uji Hipotesis I

Dari gambar 4.2 diatas terlihat bahwa thitung berada pada

daerah penerimaan Ha, sehingga hipotesis I penelitian dapat

diterima.

Diterimanya hipotesis I penelitian ini menunjukkan bahwa

selama ini fungsi dari penerapan SIPKD yang diimplementasikan

oleh pegawai pengelola keuangan pada SKPD Kecamatan

Ambarawa dan Kecamatan Jambu dengan sistem yang akurat

seperti penuh ketelilitian, kecermatan dan ketepatan, sistem yang

relevan sesuai dengan kondisi saat ini dan masa depan, dan sistem

yang dapat dipertanggungjawabkan secara nominal dan matematis

mampu meningkatkan kinerja pegawai pengelola keuangan.

Sehingga hipotesis I menunjukkan adanya pengaruh dari

penerapan SIPKD terhadap kinerja pegawai pengelola keuangan

pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu.


92

2) Pengujian Hipotesis II pengaruh komunikasi terhadap kinerja

pegawai pengelola keuangan

Berdasarkan hasil pengujian pengaruh variabel komunikasi

terhadap kinerja pegawai pengelola keuangan diperoleh data nilai

thitung pada tabel 4.15 sebesar 3,307. Sedangkan nilai ttabel pada taraf

sigmifikasi 0,025 dan df 33 adalah sebesar 2,035. Dari hasil

perbandingan kedua nilai t tersebut menunjukkan bahwa

thitung(3,307) > ttabel(2,035), maka keputusannya menolak Ho dan

menerima Ha yang berarti pernyataan Hipotesis II penelitian

adalah “Komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

pegawai pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan

Jambu”. Untuk memperjelas, hasil dari hipotesis II tersebut akan

ditampilkan dalam bentuk kurva normal distribusi t sebagai

berikut:

Ho ditolak Ho ditolak
Ho diterima

α/2 α/2

- 0 +
ttabel : -2,035 ttabel : 2,035 thitung : 3,307

GAMBAR 4.3
Kurva Normal Hasil Uji Hipotesis II

Dari gambar kurva diatas dapat terlihat bahwa thitung berada

pada daerah penerimaan Ha, sehingga hipotesis II penelitian dapat

diterima.
93

Diterimanya hipotesis II penelitian ini menunjukkan bahwa

selama ini manfaat dari komunikasi yang diterapkan oleh pegawai

pengelola keuangan pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan

Kecamatan Jambu seperti kemudahan memperoleh informasi,

intensitas komunikasi, efektivitas komunikasi, dan tingkat

pemahaman pesan mampu meningkatkan kinerja pegawai

pengelola keuangan.

Sehingga hipotesis II menunjukkan adanya pengaruh dari

komunikasi terhadap kinerja pegawai pengelola keuangan pada

SKPD Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu.

b. Uji Simultan (f-test)

Menurut Ghozali (2009:88) Uji statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap

variabel terikat. Dengan membandingkan antara nilai Fhitung dengan

Ftabel untuk menentukan Ho diterima atau Ho ditolak. Jika Fhitung> Ftabel

maka Ho ditolak dan sebaliknya Ha diterima. Tetapi Jika Fhitung< Ftabel

maka Ho diterima dan sebaliknya Ha ditolak.

Untuk menentukan nilai Fhitung digunakan program SPSS 19.0,

seperti halnya dengan uji hipotesis I dan II yaitu dengan menggunakan

analisis regresi linier berganda. Tetapi bedanya adalah nilai dari Fhitung

terdapat pada tabel ANOVA, untuk lebih jelasnya hasil pengujian

untuk menentukan Fhitung dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


94

TABEL 4.16
ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


1 Regression 114,008 2 57,004 17,936 ,000
Residual 104,881 33 3,178
Total 218,889 35

a. Predictors: (Constant), Komunikasi, Penerapan SIPKD


b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan

Pada tabel 4.16 dapat diketahui bahwa nilai dari Fhitung hasil

perhitungan analisis regresi adalah 17,936. Sedangkan untuk

menentukan nilai Ftabel dapat digunakan tabel signifikasi F. Dengan

tingkat singnifikasi 0,05, df1 = (k) = 2, dan df2 = (n-k-1) = 33 maka

diketahui nilai Ftabel sebesar 3,285.

Dengan demikian nilai Fhitung (17,936) > Ftabel (3,285) yang berarti

keputusannya adalah “Penerapan SIPKD dan Komunikasi secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada SKPD

Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu”. dengan demikian

kurva distribusi F-nya dapat digambarkan sebagai berikut.

Ho diterima
Ha diterima

Ftabel = 3,285 Fhitung =17,936

GAMBAR 4.4
Kurva Normal Hasil Uji Hipotesis III
95

Dari gambar 4.4 dapat dilihat dengan jelas bahwa nilai Fhitung

berada pada daerah penerimaan Ha, sehingga hipotesis III penelitian

diterima.

Diterimanya hipotesis III penelitian ini menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh dari penerapan SIPKD dan komunikasi terhadap

kinerja pegawai pengelola keuangan pada SKPD Kecamatan

Ambarawa dan Kecamatan Jambu. Indikator-indikator variabel

penerapan SIPKD dan komunikasi mampu meningkatkan kinerja

pegawai pengelolaan keuangan pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan

Kecamatan Jambu.

c. Koofisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2009: 87).

Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2009) Koefisien

determinasi atau koefisien penentu R2 merupakan suatu bilangan yang

dinyatakan dalam bentuk persen, yang menunjukkan besarnya

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya.


96

Menurut Sugiyono (2009) rumus untuk Koefisien Determinasi

adalah r2 x 100%. Analisis yang digunakan adalah regresi berganda,

maka yang digunakan adalah R Square, karena variabel independennya

hanya dua. Hasil perhitungan R2 dapat dilihat pada output Model

Summary. Pada kolom R Square menunjukkan berapa Persentase yang

dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen terhadap variabel

dependen. Sedangkan sisanya dipengaruhi atau dijelaskan oleh

variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan pada model penelitian

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai dari koefisien

determinasi pada hasil R square, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

TABEL 4.16
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
,722 ,521 ,492 1,783

a. Predictors: (Constant), Komunikasi, Penerapan SIPKD

Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R2 (R Square) sebesar

0,521 atau (52,1%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase

sumbangan pengaruh variabel independen (penerapan SIPKD dan

Komunikasi) terhadap variabel dependen (Kinerja Pegawai

Pengelolaan Keuangan) sebesar 52,1%. Sedangkan sisanya sebesar

47,9% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak


97

dimasukkan dalam model penelitian ini. Seperti variabel lingkungan

kerja, tingkat kepercayaan diri pegawai, dan disiplin kerja.

Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan,

nilai ini selalu lebih kecil dari R Square dan angka ini bisa memiliki

harga negatif. Untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas

digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan pada bab IV, maka peneliti

dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Persamaan regresi linier berganda hasil dari penelitian adalah

Y_=_2,830 + 0,329 X1 + 0,544 X2. Dari persamaan tersebut dijelaskan

bahwa nilai konstanta atau b0 = 2,830, koefisien regresi variabel

penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)

(b1) = 0,329, dan koefisien regresi variabel komunikasi (b2) = 0,544.

2. Penerapan SIPKD berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai

pengelola keuangan pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan

Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang, dibuktikan dengan

perbandingan nilai thitung(2,191) > ttabel(2,035).

3. Komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai

pengelola keuangan pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan

Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang, yang dibuktikan dengan

perbandingan nilai thitung(3,307) > ttabel(2,035).

4. Penerapan SIPKD dan Komunikasi secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pegawai pengelola keuangan pada SKPD

Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang,

dibuktikan dengan perbandingan nilai Fhitung(17,936) > Ftabel(3,285).

98
99

5. Nilai Koefisien determinasi (R Square) hasil analisis data adalah

sebesar 0,521 atau 52,1% berarti kemampuan variabel penerapan

SIPKD dan komunikasi dalam menjelaskan variabel dependen kinerja

pegawai pengelola keuangan adalah sebesar 52,1%, sedangkan sisanya

sebesar 47,9% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti.

B. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian, maka saran yang dapat diberikan dalam

penelitian ini adalah :

1. Hendaknya pegawai pengelola keuangan pada lingkungan SKPD

Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu selalu meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan dalam menyikapi perkembangan

teknologi sistem informasi agar kinerja semakin meningkat.

2. Sebaiknya komunikasi antara pegawai di lingkungan SKPD

Kecamatan Ambarawa atau Kecamatan Jambu lebih diperkuat, karena

komunikasi telah terbukti meningkatkan capaian kinerja.

3. Pemerintah Kabupaten Semarang selaku penanggungjawab teknis

kegiatan implementasi SIPKD hendaknya memelihara dan

meningkatkan versi sistem agar tetap berjalan dengan baik.

4. Hendaknya pimpinan SKPD Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan

Jambu mendukung dan memfasilitasi penerapan Sistem Informasi

Pengelolaan keuangan daerah dan komunikasi seperti memberikan

pelatihan-pelatihan rutin SIPKD dan pengembangan media

komunikasi.
100

5. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan mengembangkan dan

menambahkan variabel independen lain seperti lingkungan kerja,

tingkat kepercayaan diri pegawai, atau disiplin kerja. Dan penelitian

selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah wilayah penelitian

seperti pada tingkat Kabupaten Semarang.


101

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Maulidah Tri. 2008. Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi


Terhadap Kinerja Individu (Penelitian Pada SKPD Di Lingkungan
Pemerintah Kota Malang).Skripsi. Malang: Universitas Brawijaya.

Bodnar, George H, William S, Hopwood. 2003. Sistem Informasi Akuntansi.


Terjemahan Jusuf A.A. Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat.

Davis, G.B. 1991. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Pustaka
Binaman Pressindo.

Effendy, Onong Uchjana.2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:


PT.Remaja Rosdakarya.

Fatmalissya, Ellen. 2016. Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan


Keuangan Daerah (SIPKD) Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pajak
Daerah Dan Pengelolaan Keuangan (DPDPK) Kota Yogyakarta.
Skripsi.Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


Cetakan Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Salemba


Empat

Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi
Revisi, Jakarta: PT.Bumi Aksara.

__________________. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:


PT.Bumi Aksara.

http://www.kemendagri.go.id/ pages/ sipkd/ sistem-informasi-pengelolaan-


keuangan-daerah-sipkd diakses pada tanggal : 20 Maret 2017

Jogiyanto, HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan


Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP AMP


YKPN.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2000). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.


Bandung : Rafiak Aditama.

_________________. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
102

Mathis, R.L, Jackson, J.H, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Salemba Empat.

Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 46 tahun 2006 tentang Tata Cara


Penyampaian Informasi Keuangan daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan


Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian


Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.

Prasetijo. 2009. Good Governance Dan Pembangunan Berkelanjutan dalam


http://prasetijo.wordpress.com. : Diakses Tanggal 21 Maret 2017.

Prawirosentono, Suyadi. 2008. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta :


BPFE.

Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi, PT Indeks. Jakarta: Kelompok


Gramedia.

Sekarningtyas, D.A. 2011. Analisis Pengaruh Komunikasi Dan Kecerdasan


Emosional Terhadap Kinerja Karyawan. Skripsi. Semarang:
Universitas Diponegoro.

Setiawan, Agung Dwi. 2016. Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan


pada PT. Karya Subur Tekhnik Utama di Kota Makassar. Skripsi.
Makasar:Universitas Hasanudin.

Siregar, A. H. dan Suryanawa, I Ketut. 2008. Pemanfaatan Teknologi Informasi


dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Individual pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Barat. Skripsi. Denpasar: Universitas
Udayana.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Susanto, Azhar. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Linggar Jaya.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
103

LAMPIRAN
Lampiran 5

KUESIONER

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH (SIPKD) DAN KOMUNIKASI TERHADAP

KINERJA PEGAWAI PENGELOLA KEUANGAN

(Studi kasus pada SKPD Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu

Kabupaten Semarang)

Responden yang terhormat,

Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari agar sudi kiranya

memberikan tanggapan atas pernyataan-pernyataan yang diajukan dalam kuesioner

ini. Informasi yang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari berikan merupakan bantuan yang

sangat berarti dalam menyelesaikan penelitian skripsi saya. Dan saya menjamin

serta bertanggung jawab atas informasi yang Bapak/Ibu /Saudara/Saudari berikan

adalah untuk kepentingan akademis semata.

Atas bantuan dan perhatian yang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari berikan, saya

ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

( EKO SAFRIYANTO )
A. BAGIAN I

1. Data Responden

Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan keterangan yang ada

dengan membubuhkan tanda checklist (√).

Nama : ......................................................................

Umur : ( 1) 18 – 27 tahun ( 3) 38 – 47 tahun

(2 ) 28 – 37 tahun ( 4) 48 – 58 tahun

Jenis Kelamin : ( 1) Lak-Laki ( 1) Perempuan

Jabatan : ( 1) Staff ( 1) Sekretaris

( 1) Bendahara ( 1) Lurah

( 1) Kepala Seksi ( 1) Camat

( 1) Kepala Bagian

Unit Kerja : ......................................................................

SKPD Kecamatan : ( 1) AMBARAWA ( 1) JAMBU

Pendidikan Terakhir : ( 1) SMP ( 1) Diploma ( 1) S2

( 1) SMA/SMK ( 1) S1 ( ) S3

B. BAGIAN II

1. Petunjuk Pengisian

Pernyataan yang ada hanya dijawab dengan membubuhkan tanda

checklist (√) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai dengan pendapat

Saudara/i dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
2. Variabel Dependen
a. Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
(X1)
No Pernyataan SS S TS STS
1 SIPKD merupakan Aplikasi yang tepat
diimplementasikan pada pengelolaan
keuangan di Kabupaten Semarang.
2 SIPKD mempermudah proses input dan
jurnal belanja harian.
3 Penerapan SIPKD dapat menghemat biaya
penggunaan kertas dan pengiriman
laporan.
4 Informasi dari laporan keuangan yang
dihasilkan dari implementasi SIPKD dapat
dipahami dengan jelas.
5 Fungsi dari aplikasi SIPKD sesuai dengan
kebutuhan pengelolaan keuangan
6 Perubahan versi aplikasi SIPKD selalu
menyesuaikan dengan kebutuhan
pengguna.
7 SIPKD merupakan alat bantu pengelolaan
keuangan yang sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan.
8 Aplikasi SIPKD memiliki informasi yang
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

b. Komunikasi (X2)

No Pernyataan SS S TS STS
1 Komunikasi saya dengan pegawai lain
berjalan dengan baik.
2 Pimpinan memberikan arahan kepada
Saya dalam melaksanakan pekerjaan.
3 Saya rutin menyampaikan perkembangan
capaian kinerja dari tugas-tugas saya
kepada pimpinan.
4 Saya rutin melakukan koordinasi
pekerjaan dengan rekan kerja.
5 Saya kadang menggunakan media
komunikasi elektronik (telpon, sms,
Whatsapp) dengan rekan kerja dalam
proses diskusi pekerjaan agar informasi
lebih cepat tersampaikan.
6 Informasi yang disampaikan oleh rekan
kerja mudah dipahami.
7 Pimpinan menyampaikan perintah dengan
jelas dan mudah dipahami.
8 Saya terbuka dalam hal menyampaikan
pendapat kepada atasan saya.

3. Variabel Independen
Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan (Y)
No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya Disiplin masuk kerja dan tidak


terlambat masuk kerja.
2 Dalam satu hari kerja saya dapat
menyelesaikan lebih dari 2 jenis pekerjaan
3 Saya mampu menggunakan teknologi dan
sistem aplikasi dalam menyelesaikan
pekerjaan.
4 Saat bekerja saya memiliki manajemen
waktu yang baik dan mampu mencapai
target pekerjaan tepat waktu.
5 Dalam setiap jenis pekerjaan, saya selalu
menerapkan efisiensi biaya.
6 Saya mampu bekerja keras dan penuh
tanggung jawab.
7 Saya menyelesaikan tugas dengan
berpedoman pada aturan-aturan yang ada.
8 Saya memiliki kerjasama yang baik
dengan pegawai lain di semua tingkat.
DATA MENTAH JAWABAN RESPONDEN

Penerapan SIPKD Komunikasi Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan


Resp.
Umur JK Jabatan SKPD Unit Kerja Pendidikan Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 X1 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 X2 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Y
1 42-49 L KASUBAG AMBARAWA KECAMATAN S1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24
2 26-33 P BENDAHARA AMBARAWA KECAMATAN S1 3 4 2 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 4 3 3 3 25 3 3 3 3 3 3 3 3 24
3 50-58 L BENDAHARA AMBARAWA KECAMATAN SMA/SMK 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24
4 34-41 P KASUBAG AMBARAWA KECAMATAN S1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 4 3 3 3 25 3 2 3 2 3 3 3 3 22
5 50-58 P SEKRETARIS AMBARAWA KEL.BARAN S2 3 4 4 3 3 3 3 3 26 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 4 3 4 3 4 4 3 28
6 26-33 L KEPALA SEKSI AMBARAWA KEL.BARAN S1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24
7 34-41 L BENDAHARA AMBARAWA KEL.BARAN SMA/SMK 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 2 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 24
8 42-49 L LURAH AMBARAWA KEL.KRANGGAN S1 3 3 4 3 3 3 3 3 25 4 3 3 3 3 3 3 4 26 3 3 2 3 3 3 3 3 23
9 34-41 L STAFF AMBARAWA KEL.KRANGGAN SMA/SMK 4 3 4 3 4 4 4 4 30 4 4 4 3 3 3 4 4 29 3 3 3 3 4 4 3 3 26
10 50-58 L KEPALA SEKSI AMBARAWA KEL.KRANGGAN S1 3 4 4 3 3 3 3 3 26 3 4 4 4 4 4 3 4 30 3 3 3 3 3 4 4 4 27
11 34-41 P KEPALA SEKSI AMBARAWA KEL.KRANGGAN S1 3 3 3 4 4 4 4 3 28 3 3 3 4 4 3 4 3 27 3 4 4 3 4 4 4 4 30
12 50-58 L SEKRETARIS AMBARAWA KEL.POJOKSARI SMA/SMK 4 4 4 3 4 3 4 4 30 3 4 4 3 3 3 4 3 27 3 3 3 3 3 3 3 4 25
13 42-49 P KEPALA SEKSI AMBARAWA KEL.POJOKSARI S1 4 4 3 3 3 3 2 3 25 3 3 3 3 3 3 2 3 23 3 3 3 2 3 3 3 3 23
14 26-33 L STAFF AMBARAWA KEL.POJOKSARI SMP 3 3 3 4 3 3 3 3 25 3 4 3 3 4 4 3 4 28 4 3 4 3 2 4 4 4 28
15 26-33 P BENDAHARA AMBARAWA KEL.POJOKSARI D3 3 3 3 3 4 3 3 3 25 3 3 3 3 3 3 3 4 25 3 3 3 3 3 4 4 4 27
16 42-49 P SEKRETARIS AMBARAWA KEL.TAMBAKBOYO S1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 2 3 3 3 3 3 22
17 42-49 P BENDAHARA AMBARAWA KEL.TAMBAKBOYO SMA/SMK 4 3 4 4 3 3 3 3 27 4 4 3 4 4 3 3 3 28 3 3 3 3 3 3 4 3 25
18 50-58 P KEPALA SEKSI AMBARAWA KEL.TAMBAKBOYO S1 4 4 3 3 3 3 3 3 26 4 3 3 3 3 3 3 3 25 3 3 3 3 3 3 3 3 24
19 42-49 P LURAH AMBARAWA KEL.KUPANG S2 4 4 3 3 3 3 3 3 26 4 3 3 3 4 3 3 3 26 4 3 3 3 2 3 3 4 25
20 42-49 L BENDAHARA AMBARAWA KEL.KUPANG SMA/SMK 3 3 3 3 3 3 4 3 25 4 3 3 3 4 3 4 4 28 3 3 3 4 3 3 4 4 27
21 34-41 L SEKRETARIS AMBARAWA KEL.KUPANG S2 4 4 3 4 4 4 4 4 31 3 3 4 3 3 3 3 3 25 4 4 3 4 4 4 4 3 30
22 42-49 P KEPALA SEKSI AMBARAWA KEL.KUPANG S1 4 4 4 4 4 3 4 4 31 4 4 4 3 4 4 3 4 30 3 4 4 4 4 4 4 4 31
23 26-33 L STAFF AMBARAWA KEL.KUPANG SMA/SMK 3 3 2 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24
24 50-58 L BENDAHARA AMBARAWA KEL.LODOYONG SMA/SMK 3 3 2 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24
25 50-58 L KEPALA SEKSI AMBARAWA KEL.LODOYONG S1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 4 3 3 3 25 3 3 3 3 3 3 3 3 24
26 50-58 L SEKRETARIS AMBARAWA KEL.LODOYONG S1 3 4 3 3 3 3 3 3 25 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 2 3 3 3 3 3 23
27 26-33 L BENDAHARA AMBARAWA KEL.PANJANG D3 3 3 3 3 3 3 3 3 24 4 3 4 4 4 3 3 3 28 4 3 4 3 4 3 4 3 28
28 42-49 P SEKRETARIS AMBARAWA KEL.PANJANG S1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 4 4 3 3 3 4 4 28 4 3 3 4 3 4 4 3 28
29 26-33 P BENDAHARA AMBARAWA KEL.NGAMPIN S1 4 4 3 4 4 3 3 3 28 3 4 3 3 4 3 3 3 26 3 3 3 3 3 3 3 3 24
30 50-58 P SEKRETARIS AMBARAWA KEL.NGAMPIN SMA/SMK 4 4 3 4 4 3 4 3 29 3 4 3 3 4 3 3 3 26 3 3 3 3 3 3 3 3 24
31 50-58 P KASUBAG JAMBU KECAMATAN S1 3 3 3 3 4 3 3 3 25 4 3 4 3 4 3 3 4 28 3 3 3 3 4 3 3 3 25
32 42-49 P KASUBAG JAMBU KECAMATAN S1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 4 3 3 3 3 3 25 3 3 3 3 3 3 3 3 24
33 34-41 L BENDAHARA JAMBU KECAMATAN SMA/SMK 3 3 3 3 4 3 3 4 26 3 3 3 2 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 4 3 3 25
34 42-49 L SEKRETARIS JAMBU KECAMATAN S1 3 3 3 3 4 3 3 4 26 3 3 3 3 3 3 3 4 25 3 3 2 3 3 4 3 3 24
35 50-58 P KEPALA SEKSI JAMBU KECAMATAN D3 4 4 4 3 4 4 4 4 31 4 4 4 3 4 4 4 4 31 4 4 4 3 4 4 4 4 31
36 50-58 P SEKRETARIS JAMBU KEL.GONDORIYO D3 4 4 4 4 4 3 4 3 30 4 3 4 4 4 4 4 3 30 4 4 4 3 4 3 4 3 29
RELIABILITY
/VARIABLES=Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18
/SCALE('Penerapan SIPKD') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.

Reliability
[DataSet1] D:\SKRIPSI 2017\Analis Data\ANALISIS DATA SPSS.sav

Scale: Penerapan SIPKD


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 36 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 36 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,819 8

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
SIPKD1 22,67 4,400 ,684 ,777
SIPKD2 22,61 4,873 ,404 ,818
SIPKD3 22,83 4,600 ,451 ,815
SIPKD4 22,78 4,978 ,449 ,810
SIPKD5 22,64 4,409 ,662 ,780
SIPKD6 22,89 5,187 ,490 ,807
SIPKD7 22,78 4,406 ,668 ,779
SIPKD8 22,81 4,847 ,561 ,796
RELIABILITY
/VARIABLES=Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27 Q28
/SCALE('KOMUNIKASI') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.

Reliability
[DataSet1] D:\SKRIPSI 2017\Analis Data\ANALISIS DATA SPSS.sav

Scale: KOMUNIKASI
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 36 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 36 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,767 8

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Kom 1 22,72 3,921 ,465 ,743
Kom 2 22,75 3,907 ,493 ,738
Kom 3 22,75 3,679 ,537 ,729
Kom 4 22,92 4,250 ,359 ,759
Kom 5 22,58 3,850 ,453 ,746
Kom 6 22,89 4,044 ,590 ,728
Kom 7 22,86 4,009 ,441 ,747
Kom 8 22,72 3,978 ,431 ,749
RELIABILITY
/VARIABLES=Q31 Q32 Q33 Q34 Q35 Q36 Q37 Q38
/SCALE('Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.

Reliability
[DataSet1] D:\SKRIPSI 2017\Analis Data\ANALISIS DATA SPSS.sav

Scale: Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 36 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 36 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,820 8

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Kinerja1 22,36 5,266 ,449 ,811
Kinerja2 22,44 4,597 ,723 ,773
Kinerja3 22,50 4,600 ,601 ,790
Kinerja4 22,47 5,171 ,446 ,811
Kinerja5 22,39 5,159 ,364 ,825
Kinerja6 22,22 4,863 ,551 ,797
Kinerja7 22,19 4,390 ,797 ,760
Kinerja8 22,31 5,247 ,405 ,816
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2.

Regression
[DataSet1] D:\SKRIPSI 2017\Analis Data\ANALISIS DATA SPSS.sav
b
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Komunikasi, . Enter
Penerapan
SIPKD

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Pengelola Keuangan

Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 ,722 ,521 ,492 1,783
a. Predictors: (Constant), Komunikasi, Penerapan SIPKD

b
ANOVA
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 114,008 2 57,004 17,936 ,000
Residual 104,881 33 3,178
Total 218,889 35
a. Predictors: (Constant), Komunikasi, Penerapan SIPKD
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan

a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,830 3,806 ,744 ,462
Penerapan SIPKD ,329 ,150 ,322 2,191 ,036
Komunikasi ,544 ,165 ,487 3,307 ,002
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai Pengelola Keuangan

Page 1
TABEL r-Produck Moment
df r df r df r df r
5% 10% 5% 10% 5% 10% 5% 10%
1 0,997 0,951 54 0,263 0,174 107 0,188 0,124 160 0,154 0,101
2 0,95 0,8 55 0,261 0,172 108 0,187 0,123 161 0,154 0,101
3 0,878 0,687 56 0,259 0,171 109 0,187 0,123 162 0,153 0,101
4 0,811 0,608 57 0,256 0,169 110 0,186 0,122 163 0,153 0,1
5 0,754 0,551 58 0,254 0,168 111 0,185 0,121 164 0,152 0,1
6 0,707 0,507 59 0,252 0,166 112 0,184 0,121 165 0,152 0,1
7 0,666 0,472 60 0,25 0,165 113 0,183 0,12 166 0,151 0,099
8 0,632 0,443 61 0,248 0,164 114 0,182 0,12 167 0,151 0,099
9 0,602 0,419 62 0,246 0,162 115 0,182 0,119 168 0,151 0,099
10 0,576 0,398 63 0,244 0,161 116 0,181 0,119 169 0,15 0,098
11 0,553 0,38 64 0,242 0,16 117 0,18 0,118 170 0,15 0,098
12 0,532 0,365 65 0,24 0,159 118 0,179 0,118 171 0,149 0,098
13 0,514 0,351 66 0,239 0,157 119 0,179 0,117 172 0,149 0,098
14 0,497 0,338 67 0,237 0,156 120 0,178 0,117 173 0,148 0,097
15 0,482 0,327 68 0,235 0,155 121 0,177 0,116 174 0,148 0,097
16 0,468 0,317 69 0,234 0,154 122 0,176 0,116 175 0,148 0,097
17 0,456 0,308 70 0,232 0,153 123 0,176 0,115 176 0,147 0,097
18 0,444 0,299 71 0,23 0,152 124 0,175 0,115 177 0,147 0,096
19 0,433 0,291 72 0,229 0,151 125 0,174 0,114 178 0,146 0,096
20 0,423 0,284 73 0,227 0,15 126 0,174 0,114 179 0,146 0,096
21 0,413 0,277 74 0,226 0,149 127 0,173 0,114 180 0,146 0,095
22 0,404 0,271 75 0,224 0,148 128 0,172 0,113 181 0,145 0,095
23 0,396 0,265 76 0,223 0,147 129 0,172 0,113 182 0,145 0,095
24 0,388 0,26 77 0,221 0,146 130 0,171 0,112 183 0,144 0,095
25 0,381 0,255 78 0,22 0,145 131 0,17 0,112 184 0,144 0,094
26 0,374 0,25 79 0,219 0,144 132 0,17 0,111 185 0,144 0,094
27 0,367 0,245 80 0,217 0,143 133 0,169 0,111 186 0,143 0,094
28 0,361 0,241 81 0,216 0,142 134 0,168 0,111 187 0,143 0,094
29 0,355 0,237 82 0,215 0,141 135 0,168 0,11 188 0,142 0,093
30 0,349 0,233 83 0,213 0,14 136 0,167 0,11 189 0,142 0,093
31 0,344 0,229 84 0,212 0,14 137 0,167 0,109 190 0,142 0,093
32 0,339 0,225 85 0,211 0,139 138 0,166 0,109 191 0,141 0,093
33 0,334 0,222 86 0,21 0,138 139 0,165 0,109 192 0,141 0,092
34 0,329 0,219 87 0,208 0,137 140 0,165 0,108 193 0,141 0,092
35 0,325 0,216 88 0,207 0,136 141 0,164 0,108 194 0,14 0,092
36 0,32 0,213 89 0,206 0,136 142 0,164 0,107 195 0,14 0,092
37 0,316 0,21 90 0,205 0,135 143 0,163 0,107 196 0,139 0,091
38 0,312 0,207 91 0,204 0,134 144 0,163 0,107 197 0,139 0,091
39 0,308 0,204 92 0,203 0,133 145 0,162 0,106 198 0,139 0,091
40 0,304 0,202 93 0,202 0,133 146 0,161 0,106 199 0,138 0,091
41 0,301 0,199 94 0,201 0,132 147 0,161 0,106 200 0,138 0,091
42 0,297 0,197 95 0,2 0,131 148 0,16 0,105
43 0,294 0,195 96 0,199 0,131 149 0,16 0,105
44 0,291 0,192 97 0,198 0,13 150 0,159 0,105
45 0,288 0,19 98 0,197 0,129 151 0,159 0,104
46 0,285 0,188 99 0,196 0,129 152 0,158 0,104
47 0,282 0,186 100 0,195 0,128 153 0,158 0,103
48 0,279 0,184 101 0,194 0,127 154 0,157 0,103
49 0,276 0,182 102 0,193 0,127 155 0,157 0,103
50 0,273 0,181 103 0,192 0,126 156 0,156 0,102
51 0,271 0,179 104 0,191 0,125 157 0,156 0,102
52 0,268 0,177 105 0,19 0,125 158 0,155 0,102
53 0,266 0,175 106 0,189 0,124 159 0,155 0,102
TABEL t
df 0,05 0,025 df 0,05 0,025 df 0,05 0,025 df 0,05 0,025
2ss 10% 2 ss 5% 2ss 10% 2 ss 5% 2ss 10% 2 ss 5% 2ss 10% 2 ss 5%
1 ss 5% 1 ss 2,5% 1 ss 5% 1 ss 2,5% 1 ss 5% 1 ss 2,5% 1 ss 5% 1 ss 2,5%
1 6,314 12,706 42 1,682 2,018 83 1,663 1,989 124 1,657 1,979
2 2,92 4,303 43 1,681 2,017 84 1,663 1,989 125 1,657 1,979
3 2,353 3,182 44 1,68 2,015 85 1,663 1,988 126 1,657 1,979
4 2,132 2,776 45 1,679 2,014 86 1,663 1,988 127 1,657 1,979
5 2,015 2,571 46 1,679 2,013 87 1,663 1,988 128 1,657 1,979
6 1,943 2,447 47 1,678 2,012 88 1,662 1,987 129 1,657 1,979
7 1,895 2,365 48 1,677 2,011 89 1,662 1,987 130 1,657 1,978
8 1,86 2,306 49 1,677 2,01 90 1,662 1,987 131 1,657 1,978
9 1,833 2,262 50 1,676 2,009 91 1,662 1,986 132 1,656 1,978
10 1,812 2,228 51 1,675 2,008 92 1,662 1,986 133 1,656 1,978
11 1,796 2,201 52 1,675 2,007 93 1,661 1,986 134 1,656 1,978
12 1,782 2,179 53 1,674 2,006 94 1,661 1,986 135 1,656 1,978
13 1,771 2,16 54 1,674 2,005 95 1,661 1,985 136 1,656 1,978
14 1,761 2,145 55 1,673 2,004 96 1,661 1,985 137 1,656 1,977
15 1,753 2,131 56 1,673 2,003 97 1,661 1,985 138 1,656 1,977
16 1,746 2,12 57 1,672 2,002 98 1,661 1,984 139 1,656 1,977
17 1,74 2,11 58 1,672 2,002 99 1,66 1,984 140 1,656 1,977
18 1,734 2,101 59 1,671 2,001 100 1,66 1,984 141 1,656 1,977
19 1,729 2,093 60 1,671 2 101 1,66 1,984 142 1,656 1,977
20 1,725 2,086 61 1,67 2 102 1,66 1,983 143 1,656 1,977
21 1,721 2,08 62 1,67 1,999 103 1,66 1,983 144 1,656 1,977
22 1,717 2,074 63 1,669 1,998 104 1,66 1,983 145 1,655 1,976
23 1,714 2,069 64 1,669 1,998 105 1,659 1,983 146 1,655 1,976
24 1,711 2,064 65 1,669 1,997 106 1,659 1,983 147 1,655 1,976
25 1,708 2,06 66 1,668 1,997 107 1,659 1,982 148 1,655 1,976
26 1,706 2,056 67 1,668 1,996 108 1,659 1,982 149 1,655 1,976
27 1,703 2,052 68 1,668 1,995 109 1,659 1,982 150 1,655 1,976
28 1,701 2,048 69 1,667 1,995 110 1,659 1,982 151 1,655 1,976
29 1,699 2,045 70 1,667 1,994 111 1,659 1,982 152 1,655 1,976
30 1,697 2,042 71 1,667 1,994 112 1,659 1,981 153 1,655 1,976
31 1,696 2,04 72 1,666 1,993 113 1,658 1,981 154 1,655 1,975
32 1,694 2,037 73 1,666 1,993 114 1,658 1,981 155 1,655 1,975
33 1,692 2,035 74 1,666 1,993 115 1,658 1,981 156 1,655 1,975
34 1,691 2,032 75 1,665 1,992 116 1,658 1,981 157 1,655 1,975
35 1,69 2,03 76 1,665 1,992 117 1,658 1,98 158 1,655 1,975
36 1,688 2,028 77 1,665 1,991 118 1,658 1,98 159 1,654 1,975
37 1,687 2,026 78 1,665 1,991 119 1,658 1,98 160 1,654 1,975
38 1,686 2,024 79 1,664 1,99 120 1,658 1,98 161 1,654 1,975
39 1,685 2,023 80 1,664 1,99 121 1,658 1,98 162 1,654 1,975
40 1,684 2,021 81 1,664 1,99 122 1,657 1,98 163 1,654 1,975
41 1,683 2,02 82 1,664 1,989 123 1,657 1,979 164 1,654 1,975
Tabel F
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 161,446 199,500 215,707 224,588 230,160 233,988 236,767 238,884 240,543
2 18,513 10,000 10,104 10,247 10,206 10,321 10,353 10,370 10,385
3 10,128 9,552 9,277 9,117 9,013 8,941 8,887 8,845 8,812
4 7,709 6,944 6,591 6,388 6,256 6,163 6,094 6,041 5,999
5 6,608 5,786 5,409 5,192 5,050 4,950 4,876 4,818 4,773
6 5,987 5,143 4,757 4,534 4,387 4,284 4,207 4,147 4,099
7 5,592 4,737 4,347 4,120 3,972 3,866 3,787 3,726 3,677
8 5,318 4,459 4,066 3,838 3,688 3,581 3,501 3,438 3,388
9 5,117 4,257 3,863 3,633 3,482 3,374 3,293 3,230 3,179
10 4,965 4,103 3,708 3,478 3,326 3,217 3,136 3,072 3,020
11 4,844 3,982 3,587 3,357 3,204 3,095 3,012 2,948 2,896
12 4,747 3,885 3,790 3,259 3,106 2,996 2,913 2,849 2,766
13 4,667 3,806 3,411 3,179 3,025 2,915 2,832 2,767 2,714
14 4,543 3,739 3,344 3,112 2,958 2,848 2,764 2,699 2,646
15 4,494 3,682 3,287 3,056 2,901 2,791 2,707 2,641 2,588
16 4,451 3,634 3,239 3,007 2,852 2,741 2,657 2,591 2,538
17 4,414 3,592 3,197 2,965 2,810 2,699 2,614 2,548 2,494
18 4,381 3,555 3,160 2,928 2,773 2,661 2,577 2,510 2,456
19 4,351 3,522 3,127 2,895 2,740 2,628 2,544 2,471 2,423
20 4,351 3,493 3,098 2,866 2,711 2,599 2,514 2,447 2,393
21 4,325 3,467 3,073 2,840 2,685 2,573 2,488 2,421 2,366
22 4,301 3,443 3,049 2,817 2,661 2,549 2,464 2,397 2,342
23 4,279 3,422 3,028 2,796 2,640 2,528 2,442 2,375 2,320
24 4,260 3,403 3,009 2,776 2,621 2,508 2,423 2,355 2,300
25 4,242 3,385 2,991 2,759 2,603 2,490 2,405 2,337 2,282
26 4,225 3,369 2,975 2,743 2,587 2,474 2,388 2,321 2,266
27 4,210 3,354 2,960 2,728 2,572 2,459 2,373 2,305 2,250
28 4,196 3,340 2,947 2,714 2,558 2,445 2,359 2,291 2,236
29 4,183 3,328 2,934 2,701 2,545 2,432 2,346 2,278 2,223
30 4,171 3,316 2,922 2,690 2,534 2,421 2,334 2,266 2,211
31 4,160 3,305 2,911 2,679 2,523 2,409 2,323 2,255 2,199
32 4,149 3,295 2,901 2,668 2,512 2,399 2,313 2,244 2,189
33 4,139 3,285 2,892 2,659 2,503 2,389 2,303 2,235 2,179
34 4,130 3,276 2,883 2,650 2,494 2,380 2,294 2,225 2,170
35 4,121 3,267 2,874 2,642 2,485 2,372 2,285 2,217 2,161
36 4,113 3,259 2,866 2,634 2,477 2,364 2,277 2,209 2,153
37 4,106 3,252 2,859 2,626 2,470 2,356 2,270 2,201 2,145
38 4,098 3,245 2,852 2,619 2,463 2,349 2,262 2,194 2,138
39 4,091 3,238 2,845 2,612 2,456 2,342 2,256 2,187 2,131
40 4,085 3,232 2,839 2,606 2,450 2,336 2,249 2,180 2,124
41 4,079 3,226 2,833 2,600 2,443 2,330 2,243 2,174 2,118
42 4,073 3,220 2,827 2,594 2,438 2,324 2,237 2,168 2,112
43 4,067 3,215 2,822 2,589 2,432 2,319 2,232 2,163 2,106
44 4,062 3,209 2,817 2,584 2,427 2,313 2,226 2,157 2,101
45 4,057 3,204 2,812 2,579 2,422 2,308 2,221 2,152 2,096

Anda mungkin juga menyukai