SKRIPSI
SURABAYA
2016
SKRIPSI
KATA PENGANTAR
iv
Penulis
RINGKASAN
STUDI PENGGUNAAN NIMODIPIN PADA PASIEN STROKE
PENDARAHAN SUBARAKHNOID NON TRAUMATIK
BERDASARKAN GAMBARAN ANGIOGRAFI SEREBRAL
(Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Penyakit Saraf
RSUD Dr. Soetomo Surabaya)
vi
vii
ABSTRACT
STUDY ON UTILIZATION OF NIMODIPIN IN NON
TRAUMATIK SUBARACHNOID HEMORRHAGE PATIENT
BASED ON OVERVIEW OF ANGIOGRAFY
(Research Performed in Neurology Department at Dr. Soetomo
General Hospital Surabaya)
viii
ix
DAFTAR ISI
RINGKASAN .................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN
xi
xii
xiii
LAMPIRAN 76
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Rute Pemberian................................. 50
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Scale ............................................... 23
Nimodipin ......................................... 52
xvi
LAMPIRAN
Halaman
xvii
DAFTAR SINGKATAN
CT : Computed Tomography
xviii
NO : Nitric Oxide
RM : Rekam Medik
xix
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
35% nuchal rigidty. Dua pertiga pasien saat masuk rumah sakit
dengan penurunan kesadaran, dan setengah dari mereka dalam
keadaan koma. Lokasi utama kesakitan pada kepala terletak di regio
nuchal-occipital dan intensitas parah tergantung pada kecepatan
mencapai intensitas maksimum dan extravasasi pendarahan
(Wijdicks et al, 2005). Nuchal rigidty yaitu peningkatan resistensi
terhadap fleksi atau ekstensi pasif leher, adalah tanda klinis iritasi
meningeal akibat ekstravasasi darah di ruang subarakhnoidal. Tanda-
tanda lain dari iritasi meningeal termasuk tanda Lasegue positif atau
tanda-tanda Kernig dan Brudziski. Tanda-tanda meningeal akan
muncul dalam 3-12 jam dan kadangkala tanda-tanda ini tidak muncul
dalam kasus koma atau ketika ekstravasasi darah minimal. Dengan
demikian, tidak adanya gejala nuchal rigidty tidak dapat
dikecualikan dari diagnosa pendarahan subarakhnoid (Kuramatsu
dan Hutter, 2014).
Gejala seterusnya adalah kejang yang terjadi sekitar 7% dari
semua pasien. Pendarahan ulang dan adanya hidrosefalus merupakan
faktor resiko utama untuk gejala kejang awal manakala vasospasme
dengan iskemia kortikal, perdarahan intraparenkimal dan
pembedahan saraf merupakan faktor risiko untuk kejang onset
lambat. Sekitar 14% pasien biasanya ada pendarahan intraocular
yaitu peningkatan mendadak dalam tekanan intrakranial dapat
menyebabkan oklusi vena retina sentral dengan ektravasasi darah
preretinal (subhyaloidal). Defisit neurologis fokal mungkin terjadi
dalam kasus pendarahan intraparenkimal yang lama dan
menyebabkan kompresi saraf kranial atau lesi iskemik disebabkan
vasospasme segera (Gijn dan Rinkel, 2001).
Table 2.5a Skor Fisher Grading dan modifikasi skor Fisher grading
dan resiko DCI (Kuramatsu dan Hutter, 2014).
Grade Hunt & Hess WFNS
I Asimptomatik, atau nyeri GCS=15, tidak
kepala minimal ada defisit motor
II Nyeri kepala GSC=13-14,
sedang/berat, Nuchal tidak ada defisit
rigidity, tidak ada defisit motor
neurologis, kecuali parese
nervi kraniales
III Mengantuk, bingung, GSC=13-14, ada
defisit neurologis fokal defisit motor
sedang
IV Stupor, hemiparesis GSC=7-12, tidak
sedang/ berat, mungkin / ada defisit
terjadi rigiditas motor
deserebrasi dini
V Koma dalam, rigiditas GSC=3-6, tidak /
deserebrasi, munculnya ada defisit motor
tanda-tanda end state
d. Lumbar Puncture
0 = Normal
2. Gerakan mata 1 = Gerakan abnormal hanya pada satu
konyugat mata
horinzontal 2 = Deviasi konyugat yang kuat atau
paresis konyugat total pada kedua mata
2.6 Komplikasi
2.6.1 Vasospasme serebral
Vasospasme serebral merupakan suatu penyempitan
pembuluh arteri serebral yang berkepanjanganan, kadang berat,
namun bersifat reversible, yang terjadi beberapa hari setelah PSA.
Vasospasme serebral merupakan komplikasi yang mayor yang
berlanjut sehingga terjadi kematian dan kecacatan dalam PSA.
Vasospasme terjadi pada hari ke 3 hingga 4 setelah hemoragik,
puncak setelah satu mimggu dan umunnya sembuh setelah 2 atau 3
minggu (Archavlis et al, 2013 ). Terdapat dua jenis vasospasme yaitu
vasospasme angiografi dan vasospasme klinis. Vasospasme
angiografi merupakan penyempitan arteri yang pada imaging
vascular yang mulai terjadi beberapa hari setelah PSA dan mencapai
puncak keparahan setelah 1 minggu. Vasospasme klinis merupakan
iskemi serebral beserta tanda dan gejala yang disebabkan oleh
penyempitan arteri dan disebut sebagai “delayed ischemic
neurological deficits” (Kuramatsu dan Hutter, 2014).
2.8 Nimodipin
2.8.4 Kontraindikasi
Penggunaan nimodipin bersama rifampicin, fenobarbital,
fenitoin atau karbamazepin memberi kesan pada isoenzim sitokrom
CYP3A4 yang menjejaskan clearance nimodipin (Katzung, 2011).
2.8.5 Efek Samping
Sering terjadi penurunan tekanan darah (hipotensi), gangguan
fungsi hati, edema, sakit kepala, keluhan saluran cerna, nyeri otot,
diare, rash dan takikardia. (Sweetman, 2009). Pada penelitian Nayot
menyatakan bahwa nimodipin memiliki efek samping yang
minimum dan aman (Nayot,2013).
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
BAB IV
METODE PENELITIAN
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Total 19 100%
Lama perawatan
Jumlah pasien Presentase
(hari)
<10 3 16%
10-21 5 26%
≥21 11 58%
Total 19 100%
Penyakit Penyerta
10
Jumlah Pasien
5
0
Total 19 100%
Rute Pemberian
10 10
3 6
5
IV
0
Oral
Perubahan Rute/
Dosis
Keterangan:
- Persentase dihitung berdasarkan jumlah total pasien yaitu
19
Pada penelitian ini ditemukan perubahan rute pemberian dan dosis
nimodipin pada pasien dan dapat dilihat pada Tabel 5.6.1
Keterangan :
- Keadaan pasien membaik menunjukkan GCS pasien ke
nilai normal
- Kondisi akut menunjukan keadaan pasien semakin
memburuk
5.6.1 Data Angiografi Pasien Kelompok Vasospasme Positif dan
Kelompok Vasospasme Negatif
Pada pasien stroke PSA non traumatik dilakukan angiografi
serebal untuk mengidentifikasi vasospasme. Dari total 59 pasien
PSA ditemui 19 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Berikut
adalah data yang diperoleh dari sampel yang disajikan dalam bentuk
tabel.
Tabel 5.7 Data Gambaran Angiografi pada Pasien PSA
No Lama Terapi Gambaran Status
Nimodipin Angiografi
(Hari) (Vasospasme)
1 5 Positif Pulang paksa
2 21 Negatif Membaik
3 18 Negatif Membaik
4 23 Negatif Membaik
5 22 Positif Membaik
6 17 Negatif Pulang paksa
7 18 Negatif Meninggal
8 21 Positif Membaik
9 21 Positif Membaik
10 7 Positif Meninggal
11 22 Positif Membaik
12 9 Positif Membaik
13 2 Positif Pulang Paksa
14 9 Negatif Membaik
15 5 Negatif Membaik
16 18 Positif Membaik
17 24 Positif Membaik
18 15 Positif Membaik
19 28 Negatif Membaik
Keterangan :
- Vasospasme positif menunjukan terdapat penyempitan
pada pembuluh darah serebral
- Vasospasme negative menunjukkan tidak terdapat
penyempitan pada pembuluh darah serebral
Berdasarkan gambar 5.3 dapat diketahui bahwa dari 19 pasien yang
memenuhi kriteria inklusi didapati jumlah pasien yang menunjukan
vasospasme positif adalah sebanyak 11 pasien (58%) dan sebanyak 8
pasien (42%) menunjukan vasospasme negatif. Dari data tersebut
diketahui bahwavasospasme terjadi pada mayoritas pasien stroke
PSA non traumatik di RSUD Dr. Soetomo.
Gambaran Angiografi
42%
58%
BAB VI
PEMBAHASAN
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan secara retrospektif dari
Rekam Medik pasien stroke PSA non traumatik periode 1 Januari
hingga 31 Desember 2015, diperoleh sampel penelitian dengan
jumlah 19 pasien, dapat disimpulkan :
1. Pemberian terapi nimodipin tidak berpengaruh pada
penurunan tekanan darah sistemik pasien PSA non
traumatik.
2. Vasospasme masih kelihatan pada sebagian besar pasien
PSA non traumatik, meskipun sudah mendapat terapi
nimodipin pada hari pertama.
3. Mayoritas penggunaan nimodipin dalam terapi stroke
PSA non traumatik sudah sesuai dengan guideline yang
digunakan
7.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang dilakukan secara
prospektif dengan rute pemberian intra arterial yang diamati
waktu pemberian, penambahan dosis, dan perkembangan
kesembuhan vasospasme sehingga dapat mengetahui tingkat
keberhasilan terapi nimodipin.
2. Diperlukan perekaman data klinik dalam rekam medik elektronik
secara lengkap dan up to date sehingga data memberikan
informasi yang lebih tepat dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, H., Adams, R., Del, Z.G., et al., 2010.Guidelines for the
early management of patients with ischemic stroke:
2010 guidelines update a scientific statement from
the Stroke Council of the American Heart
Association/American Stroke Association, Vol.36:
916–923.
Archavlis, Eleftherios., Nievas, Mario Carvi Y., 2013. Cerebral
Vasospasm : A Review of Current Developments in
Drug Therapy and Research, Journal of
Pharmaceutical Technology and Drug Research,
Vol.12, p.2-18.
Barker, Ellen, 2002. Neuroscience Nursing, a spectrum of care. 2nd
Ed. London: Pharmaceutical Press. p-18
Bahrudin, M. 2009. Model diagnostik Stroke Berdasarkan Gejala
Klinis, Malang:Vol. 6 No. 13, p. 178-329.
Bederson, Joshua B., Connoly, E Sander., Batjer, H. Hunt., Dacey,
Ralph G., Dion, Jacques E., Diringer, Michael N.,
Duldner, John E., Harbaugh, Robert E., Patel, Aman
B., Rosenwasser, Robert H., 2009. Guidelines for
the Management of Aneurysmal Subarachnoid
Hemorrhage: A Statement for Healthcare
Professionals From the American Heart
Association/American Stroke Association, Vol.40,
p. 994-1025.
LAMPIRAN 2
Lampiran Data Tekanan Darah Sistole dan GCS Pasien MRS dan KRS
NO TD Sistole TD Sistole GSC MRS GCS KRS
MRS KRS
LAMPIRAN 4
ETHICAL CLEARANCE