Annisa Estiqomah
Ilmu dan Teknologi Pangan
annisa.estiqomah@gmail.com
ABSTRAK
Makanan tradisional Indonesia sangat beragam dan biasanya terbuat dari bahan nabati seperti
beras, ubi, dan jagung. Jagung adalah salah satu serealia yang tinggi karbohidrat sehingga
biasanya dimakan sebagai pengganti nasi. Salah satu olahan jagung adalah grontol. Umur
simpan grontol tidak lama karena sifat jagung yang mudah rusak secara fisik maupun karena
jamur dan sifat kelapa yang mudah rusak. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan
perbedaan lama umur simpan grontol pada kemasan biasa dan pada kemasan vakum. Kemasan
vakum membuat masa simpan grontol menjadi lebih panjang dari grontol yang disimpan pada
kemasan biasa seperti plastik dan daun pisang.
Kata Kunci: makanan tradisional, grontol jagung, parutan kelapa, kemasan vakum
PENDAHULUAN
Makanan tradisional adalah makanan yang biasanya dikonsumsi oleh
masyarakat tertentu di suatu daerah dan memiliki cita rasa khas
(Oktavianawati, 2017). Makanan tradisional di Indonesia sangat banyak dan
beragam macamnya. Bahan baku makanan tradisional ini biasanya adalah bahan
nabati seperti beras, jagung, ubi, dan bahan lainnya.
Jagung merupakan salah satu sumber karbohidrat dari jenis serealia yang
kaya akan protein (Purwanto, 2008). Jagung diolah menjadi berbagai jenis
makanan baik yang asin maupun manis, contohnya adalah grontol. Grontol adalah
salah satu makanan tradisional khas Indonesia dari jagung yang mudah dimasak,
berbentuk pipilan yang disajikan dengan taburan kelapa sehingga bersifat basah.
Grontol biasa disajikan dengan topping berupa parutan kelapa. Kelapa (Cocos
nucifera L.) adalah famili Palmae dari genus Cocos. Dikenal dua varietas yang
nyata perbedaannya yaitu varietas genjah dan varietas dalam
(Setyamidjaja, 1993). Kelapa yang ditaburkan ini membuat masa simpannya
menjadi jauh lebih pendek. Hal ini karena sifat kelapa yang mudah basi. Selain
sebagai topping dalam berbagai makanan, parutan kelapa juga bisa diperas untuk
menghasilkan santan. Santan bisa digunakan sebagai bahan tambahan dalam
berbagai olahan makanan.
Grontol sempat menjadi makanan pokok masyarakat jawa pada jaman
dahulu. Seiring dengan perkembangan zaman, grontol tidak lagi diminati. Hal itu
karena banyaknya makanan alternatif yang dapat diolah dan karena sifatnya yang
basah maka mudah rusak baik karena kerusakan fisik maupun kontaminasi jamur.
Biasanya grontol hanya bertahan sehari untuk dapat dikonsumsi. Untuk
memperpanjang masa simpan grontol, grontol dikemas dengan kemasan vakum.
Pengemasan vakum dilakukan dengan cara mengeluarkan semua udara di dalam
kemasan, kemudian ditutup rapat sehingga tidak ada oksigen dalam kemasan
tersebut (Jay, 2000). Tidak adanya oksigen dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang dapat merusak produk dan terjadinya reaksi-reaksi kimia
sehingga memperpanjang masa simpan produk yang dikemas.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pertambahan umur simpan
grontol jagung yang dikemas menggunakan kemasan vakum, serta
membandingkan perbedaan umur simpan grontol jagung pada kemasan biasa
dengan kemasan vakum. Dengan demikian, diharapkan grontol dapat kembali
populer sebagai makanan khas Indonesia.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan pada Desember 2019 di
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan metode
literatur yang didasarkan pada jurnal dan buku. Bahan yang digunakan adalah
grontol jagung dan parutan kelapa. Grontol jagung diberi perlakuan yang berbeda
yaitu disimpan pada ruangan dengan suhu kamar, disimpan pada kulkas dengan
suhu 7°C, dan disimpan pada freezer dengan suhu -4°C.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa
penggunaan kemasan vakum pada grontol jagung dapat menambah masa simpan
produk tersebut. Grontol yang tidak dikemas menggunakan kemasan vakum
bertahan sehari pada ruangan biasa. Grontol bertahan selama dua hari pada suhu
7°C. Grontol bertahan selama lima hari pada suhu -4°C. Grontol yang dikemas
mengunakan kemasan vakum bertahan selama dua hari pada suhu ruang. Pada
suhu 7°C, grontol dapat bertahan kurang lebih satu minggu, dan pada suhu -4°C,
grontol dapat bertahan selama dua minggu. Parutan kelapa sebagai topping
menyebabkan umur simpan grontol jagung semakin pendek. Hal tersebut karena
sifat kelapa yang mudah basi. Apabila parutan kelapa sebagai topping grontol
sudah basi, maka grontol menjadi bau juga. Grontol tidak dapat dimakan lagi
apabila kelapa parut diatas nya sudah basi.
DAFTAR PUSTAKA
Jay, J. M. 2000. Modern Food Microbiology 6th edition. Aspen Publication:
Guihenburg.
Oktavianawati, P. 2017. Jajanan Tradisional Asli Indonesia. Jakarta Timur:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.