Anda di halaman 1dari 5

TEKS LAPORAN PERCOBAAN

PEMBUATAN TAPE SINGKONG


Untuk Memenuhi Tujuan Terstruktur
Mata pelajaran Bahasa Indonesia

Kelas 9B
1. Achmad Ferdian Rendi Saputra (02)
2. Angga Budi Pangestu ( 05)
3. Ahmad Azizul Akbar (01)
4. Muhammad Aldan (16)

DINAS PENDIDIKAN
UPT SMPN 15 GRESIK
Jl. Raya Sumengko No. 09 Gresik
A. Pendahuluan
Tape adalah makanan yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan pangan
berkarbohidrat, seperti singkong, oleh ragi. Makanan tradisional dari Indonesia ini populer di
Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Di Jawa
Barat, tape singkong dikenal dengan nama peuyeum (bahasa Sunda).
Tape singkong adalah tape yang terbuat dari bahan dasar singkong. Pembuatan tape
singkong melibatkan umbi singkong tersebut sebagai substrat dan ragi tape (Chlamydomucor,
Saccharomyces cerevisiae, dll) yang dibalurkan pada umbi singkong yang telah dikupas
kulitnya. Pembuatan tape singkong biasanya memerlukan waktu antara 2 hingga 3 hari untuk
proses fermentasinya. Selain rasanya yang nikmat dan lezat, tape juga mengandung berbagai
manfaat bagi tubuh manusia. Tape dapat menjaga tubuh kita hangat karena mengandung
alkohol. Tape juga dapat mencegah pengeroposan tulang (osteoporosis) karena mengandung
vitamin K. Tape juga mengandung yeast segar yang mampu mensintesis vitamin B1, B3, dan
B12. Vitamin B1 berguna untuk mengubah karbohidrat menjadi energi. Vitamin B3 berguna
untuk kesehatan kulit, meningkatkan nafsu makan, memperbaiki sistem pencernaan, serta
membantu mengubah makanan menjadi energi. Sedangkan vitamin B12 berguna untuk
mengubah karbohidrat, protein, dan lemak menjadi energi, menjaga sel darah merah tetap
sehat, melindungi sel saraf, mencegah penyakit jantung, dan mencegah penyusutan otak yang
berujung pada penurunan daya ingat. Semua manfaat tersebut terkandung di dalam tape.
Ragi merupakan zat yang bisa dimanfaatkan untuk fermentasi. Ragi biasanya
mengandung mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae. Ada dua jenis ragi tape yang
dijual di pasaran, yakni ragi padat dan kering. Ragi kering berbentuk butiran-butiran kecil dan
ada juga yang berupa bubuk halus dan berwarna kecoklatan. Ragi kering umumnya
digunakan dalam pembuatan kue. Sedangkan ragi padat bentuknya bulat pipih dan sering
digunakan dalam pembuatan tape.   

B. Waktu dan tempat


Rumah Rendi, 25 Agustus 2022
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pembuatan tapai singkong
2. Untuk mengetahui proses terjadinya fermentasi

3. Untuk mengetahui manfaat mikroorganisme dalam pembuatan produk bioteknologi


tradisional.

D. Hipotesis
Proses fermentasi pada singkong yang tertutup lebih cepat dibandingkan pada singkong yang
Terbuka

E. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam Pembuatan Tape Singkong ini adalah sebagai berikut:
Alat:
 Dandan atau Panci
 Tampah

 Pisau

 Kain lap

 Sendok dan Garpu

 Kompor

 Penyaring

 Plastik

 Wadah/Toples tertutup

Bahan :
 Singkong
 Daun pisang

 Ragi
 Air

F. Langkah percobaan
1) Kupaslah dan bersihkan singkong atau bahan lain yang kamu pilih.
2) Masaklah singkong atau bahan lain yang kamu pilih dengan cara mengukus bahan sampai
matang.
3) Biarkan singkong atau bahan lain yang kamu pilih hingga dingin.
5) Taburkan ragi tapai sampai merata.
6) Bungkus dengan rapat bahan yang sudah ditaburi dengan ragi dengan menggunakan daun
pisang, lalu masukkan ke dalam wadah tertutup.
7) Biarkan selama 3 hari, setelah 3 hari tapai sudah matang.

G. Data
Hari Ke- Bau Warna Tekstur Suhu Rasa
1 Biasa Putih Keras Suhu Kamar Tawar
3 Menyengat/asam Putih Kekuningan Lembut/Lunak Hangat Asam+Manis

H. Hasil
Hasil penelitian adalah tape rasanya lebih nikmat. Berbeda dengan singkong, tape
memiliki tekstur yang lebih lunak dan rasa yang lebih manis. Tape berbentuk semi cair,
berasa manis keasaman, dan memiliki tekstur lengket. Dalam pembuatannya, tape
memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar singkong dapat menjadi lunak
karena proses fermentasi yang berlangsung secara baik. Ragi tape merupakan bibit
mikroorganisme yang sangat berperan dan dibutuhkan untuk membuat tape. Agar fermentasi
tape tidak gagal, alat-alat dan bahan yang digunakan harus bersih dari kotoran, dan air yang
digunakan juga harus bersih. Apabila proses pembuatan tape tidak dilakukan secara higienis
dan tidak memperhatikan standar kebersihan, maka tape akan cepat busuk karena pasti ada
bakteri atau mikroorganisme lain yang masuk ke dalam tape.
Dalam pembuatan tapai, wadah harus ditutup agar mikroorganisme yang berperan
dalam proses fermentasi dapat bekerja dengan baik dalam memecah amilum menjadi glukosa
dan alkohol. Proses fermentasi tapai tidak membutuhkan oksigen atau berlangsung secara
anaerob. Apabila terdapat oksigen, proses ini akan terganggu. Oleh karena itu, dalam
pembuatan tapai wadah harus ditutup.
I. Kesimpulan
Dari hasil uji coba pembuatan tape singkong dapat disimpulkan bahwa, Pembuatan tape
termasuk kedalam bioteknologi konvensional atau tradisional, karena masih menggunakan
cara-cara yang terbatas. Pada proses pembuatan tape singkong jamur ragi (saccharomyces
cereviceae) memakan glukosa yang ada didalam singkong sebagai makanan untuk
pertumbuhanya, sehingga singkong akan menjadi lunak jamur tersebut akan merubah glukosa
menjadi alkohol. Jamur tersebut akan mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat
dari singkong menjadi gula yang lebih sederhana,oleh karena itu tape terasa manis setelah
matang meskipun tidak di tambahkan gula sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai