Anda di halaman 1dari 15

NAMA : MASLIKAH

NIM : CKR0160225

NOMER ABSEN : 26

PRODI : S1 KEPERAWATAN

SEMESTER : II/IV

MATA KULIAH : SPIRITUAL NURSING

DOSEN : Dwi Putri P, M.Kep, Sp.Kep J

1. Jelaskan pendekatan nursing spiritual apa yang dapat dilakukan oleh seseorang perawat pada
pasien usia anak ( pra sekolah ) jika anak tersebut mengalami penyakit yang tidak dapat
membuatnya bermain – main sepertii anak yang lain !

Jawab : A. Mengajarkan pada anak tentang apa yang dianggap baik dan buruk.
B. Memastikan dia untuk sembuh terlebih dahulu.
C. Memberi hiburan kepada anak tersebut agar anak tidak merasa jenuh

2. Jelaskan dengan referensi dan pendapat saudara perbedaan anatara spiritualitas,keyakinan


dan agama !
Jawab : 1 ) Spiritualitas : adalah keyakinan dalam hubungannya dengan tuhan. Menurut
Burkhart ( 1993 ) meliputi aspek sbb :
a. Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam
kehidupan.
b. Menemukan arti dan tujuan hidup.
c. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri
sendiri.
Dimensi spiritual berupaya untuk mempertahankan keharmonisan atau
keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan
kekuatan ketika sedang menghadapi stress emosional, penyakit fisik, atau
kematian. kekuatan yang timbul diluar kekuatan manusia. (Kozier, Erb, Blais &
Wilkinson 1995)
Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau
mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan
untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin ubungan
penuh rasa percaya dengan Tuhan (Carson, 1989). Dapat disimpulkan
kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan tujuan hidup,
kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan, dan kebutuhan
untuk memberikan dan mendapatkan maaf.
2). Keyakinan :
Mempunyai kepercayaan atau keyakinan berarti mempercayai atau mempunyai
komitmen terhadap sesuatu atau seseorang. Secara umum keyakinan
merupakan tempat seseorang melihat dirinya dalam hubungannya dengan
lingkungan secara menyeluruh.
3). Agama :Agama merupakan suatu sistem ibadah yang terorganisasi atau
teratur. Agama mempunyai keyakinan sentral, ritual, dan praktik yang biasanya
berhubungan dengan kematian, perkawinan dan keselamatan/penyelamatan
(salvation). Agama mempunyai aturan-aturan tertentu yang dipraktikan dalam
kehidupan sehari-hari yang memberikan kepuasan bagi yang menjalankannya.
Perkembangan keagamaan individu merujuk pada penerimaan keyakinan, nilai,
aturan, dan ritual tertentu
3. Sebutkan dan jelaskan dengan referesi dan pendapat saudara tentang indicator kesejahteraan
spiritual !
Jawab : Indikator kesejahteraan spiritual merupakan pengembangan dari konsep-konsep yang
dikaji dalam perkembangan psikologi positif yang dipelopori salah satunya oleh
Seligman dan Csikszentmihalyi(Purney & Dufey, 2005; Roscoe 2009). Konsep
kesejahteraan berkaitan dengan kebahagian, keselarasan, kualitas hidup, dan
kepuasan hidup (Singh & Arora, 2010). Kesejahteraan pada hakikatnya merupakan
kondisi dimana individu mencapai kebahagian dan keselarasan hidup dalam seluruh
dimensi, baik dilihat dari dimensi fisik, intelektual, sosial, spiritual, mental,
okupasional, yang secara keseluruhan merupakan dimensi yang menjadi ciri
kemanusiaan dan dapat menjadi indikator atas kualitas dan kesehatan individu baik
secara fisik maupun psikis (Michalos dalam Singh & Arora, 2010; Kitko, 2001,
Ingersoll & Bauer 2004). Keenam dimensi kesejahteraan yang melekat pada diri
individu bukan dimensi yang berdiri sendiri, melainkan dimensi yang saling terkait
satu dengan yang lain, sehingga individu tidak hanya mampu mengembangkan
dirinya saja, akan tetapi mampu terhubung dengan lingkungan, dan terhubung
dengan Sang Maha Pencipta sebagai makhluk, sehingga individu mampu
menangkap makna dari peristiwa yang dialami, memiliki tujuan hidup yang lebih
bermakna (Fisher, 1999; Chandler, Holden, & Kolander, 1992). Dimensi spiritual
merupakan komponen yang menghubungkan seluruh dimensi kesejahteraan, dan
memiliki sifat resiprokal terhadap seluruh dimensi kesejahteraan lainnya yang lain,
artinya setiap dimensi kesejahteraan hakikatnya mengandung aspek spiritual,
sehingga dengan tegas dapat dikatakan bahwa setiap dimensi kesejahteraan bukan
dimensi yang berdiri sendiri tetapi saling terhubung dan yang menjadi komponen
perekat interelasi seluruh dimensi kesejahteraan individu adalah kesejahteraan
spiritual (Chandler, Holden, & Kolander, 1992; Cashwell & Woolington, 1998).
Sehingga dengan demikian dimensi spritual dalam kesejahteraan individu dapat
menjadi indikator kualitas kehidupan individu, karena individu yang memiliki
kesejateraan spritual yang sehat akan menjalani kehidupan secara harmoni, baik
sebagai pribadi maupun sebagai bagian lingkungan sosial (Sherman at al, 2005;
Bredle at al, 2011, Opatz dalam Chandler, Holden, & Kolander, 1992).
(Pfund, Rita (200). Nurturing a child’sspirituality. Journal of Child Health Care Vol.
4 No.4 Winter 2000.)
4. Jelaskan dengan referensi dan pendapat saudara pengkajian spiritual tentang ‘’ keyakinan
dan makna ‘’ yang dihadapi oleh pasien yang mengalami kritis di ruang ICU !
Jawab :“keyakinan dan maknanya “yaitu mendukung spiritual pasien,
pendampingan/kehadiran, mendengarkan dengan aktif, humor, terapi sentuhan,
meningkatkan kesadaran diri, menghormati privasi, dan menghibur misalnya
dengan terapi musik. Perawat perlu mempertimbangkan praktek keagamaan
tertentu sesuai dengan agama yang dianut pasien sehingga dapat mempengaruhi
asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat. Karakteristik agama penduduk
Indonesia yang dianut adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan
Khong Hu Cu. Data agama penduduk Indonesia menunjukkan bahwa masyarakat
Indonesia sebagian besar beragama Islam. Agama Islam merupakan agama yang
dianut oleh lebih dari 60 % penduduk di Indonesia. Perawat dalam memberikan
perawatan spiritual islam dapat berbentuk mengajarkan klien berdoa,
mendengarkan cerita dan keluhan klien, mengingatkan waktu sholat, berdoa saat
mau makan, memotivasi untuk berdzikir ketika pasien mengeluh penyakit atau
merasa sakit, memanggil penasehat atau pemuka agama.11 Intervensi lain yang
dapat dilakukan yaitu menggunakan komunikasi terapeutik, mendorong
keterlibatan atau interaksi pasien dengan keluarga atau orang terdekat,
memberikan privasi dan waktu untuk menjalankan aktivitas spiritual,
menggunakan lagu rohani, dan menyediakan perlengkapan ibadah.12 Cara tersebut
dapat meningkatkan kekuatan dan akan memberi rasa aman ketika klien
menghadapi stress emosional, penyakit fisik, bahkan kematian khususnya di ruang
Intensive Care Unit.
5. Sebutkan dan jelaskan delapan tanda kecerdasan spiritual !

Jawab : 1) . Fleksibel

Orang yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi di tandai dengan sikap


hidupnya yang fleksibel atau luwes. Orang ini dapat membawa diri dan mudah
menyusaikan diri dengan berbagai situasi yang dihadapi , tidak kaku atau
memaksa kehendak.

2). Kemampuan reflek tinggi

Orang yang memiliki kecerdasan tinggi, memiliki kemampuan refleksi yang


tinggi . Dia cenderung bertanya ‘ mengapa ‘ atau ‘’bagaimana seandainya ‘’ apa
‘’ dan ‘’ bagaimana ‘’.
3). Kesadaran tinggi dan lingkungan tinggi

Dia telah mampu mengendalikan dirinya.misalnya mengendalikan emosi dan


dorongan – dorongan lainnya.

4). Kemampuan kontemplasi tinggi

Kemampuan mendapat inspirasi dari berbagai hal : kemampuan menyampaikan


nilai dan makna kepada orang lain , mengamati berbagai hal untuk menarik
hikmanya atau mendapatkan inspirasi : memiliki kreatitas tinggi dan
kemampuan inovasi yang berasal dari inspirasi yang di dapatkan

5). Berfikir secara holistic

Berpikir secara holistic berate berpikir secara menyeluruh, mengkaitkan


berbagai hal yang berbeda – beda.

6). Berani menghadapi dan memanfaatkan penderitan

Segala kesulitan hidup merupakan tempaan atau ujian untuk meingkatkan


kesadaran diri seseorang . untuk belajar melepaskan kelekatan duniawi maka
seseorang misalnya harus mengala,I kehilangan barang.

7). Berani melawan arus dan tradisi

Ada kebijakaan yang mengatakan, sebaiknya kita hidup mengalir seperti air.
Ikuti sajalah kemana arus membawa kita .

8). Sesedikit mungkin mengurangi kerusakan

Penggunaan bahan bakar yang berlebihan ssehingga efek rumah kaca sehingga
bumi semakin panas dan es kutub mencair.

6. Jelaskan dengan referensi dan pendapat saudara tentang ‘’ LAWA OF ATRACTION ‘’ serta
contoh dalam kehidupan !
Jawab : Law Of Attraction atau LOA sebuah istilah yang berarti hukum saling tarik menarik.
Istilah hukum ini menjelaskan jika “sesuatu yang anda tarik dalam kehidupan,
merupakan sesuatu yang sebelumnya telah menjadi focus, perhatian, dan curahan
segenap energy anda”. Meskipun tidak perduli apakah hal tersebut merupakan sesuatu
yang anda inginkan sebenarnya atau tidak. Sebenarnya, Jika dibandingkan sebuah
hukum, LOA lebih tepat disebut sebagai sebuah konsep. Pada dasarnya LOA atau
Law Of Attraction meyakini jika apapun yang anda pikirkan, kerjakan dan percayai
secara konsisten, maka pada akhirnya akan menjadi kenyataan. Secara umum,
memang tidak semua orang percaya dengan hukum atau konsep LOA. hal ini karena
mereka beranggapan jika LOA hanya mudah diucapkan, namun dalam kenyataannya
akan sulit diwujudkan. Butuh waktu yang lama memang memahami konsep LOA.
Seseorang yang percaya akan istilah hukum ini diharuskan memiliki keyakinan diri,
kepercayaan, dan konsistensi yang tinggi. Jika secara pribadi anda telah memiliki
keyakinan, istilah hukum ini bisa digunakan sebagai penyemangat dalam meraih
segala sesuatu.
Contoh Law Of Attraction atau LOA dalam kehidupan yang pertama adalah:
milikilah perasaan gembira dan bahagia dalam diri anda yang tidak dipicu karena
uang, namun ada karena rasa syukur!
ratitude / rasa bersyukur adalah cara mudah menuju perasaan gembira dan bahagia.
Kalo sekarang gak ada uang, syukurilah badan anda yang sehat, syukurilah sanak
keluarga anda, bersyukurlah akan makanan yang masih bisa anda santap, dll Jika kita
terbiasa bersyukur, maka kita selalu memancarkan vibrasi rasa senang dan bahagia.
Bahagia bisa menolong orang lain walaupun sedikit, senang bisa membantu keluarga
walaupun hanya dengan pemikiran, gembira bisa memberikan walau sedikit
uang/makanan pada kaum dhuafa dan yatim piatu,Pada saat itulah, saat dimana anda
sudah terbiasa bersyukur, sudah terbiasa memancarkan vibrasi rasa gembira dan
bahagia, maka jalan anda menuju sukses terkuak lebar-lebar tanpa anda sadari.
Kesempatan akan datang dan mengetuk pintu anda.

7. Jelaskan Asuhan Keperawatan spiritual apa yang dapat diberikan pada pasien Lansia !
Jawab : Adapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada kelompok lanjut
usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain:
 Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan
tentang personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu:
kebersihan diri termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga: kebersihan
lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan : makanan yang sesuai, misalnya porsi
kecil bergizi, bervariai dan mudah dicerna, dan kesegaran jasmani.
 Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal yang
perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada
dasarnya sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota
keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi
dekubitus (lecet).

Lanjut usia mempunyai potensi besar untuk menjadi dekubitus karena perubahan kulit
berkaitan dengan bertambahnya usia, antara lain:

1. Berkurangnya jaringan lemak subkutan


2. Berkurangnya jaringan kolagen dan elastisitas
3. Menurunnya efisiensi kolateral capital pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis
dan rapuh
4. Adanya kecenderungan lansia imobilisasi sehingga potensi terjadinya dekubitus.
B. Pendekatan Perawatan Lanjut Usia
1. Pendekatan fisik
Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian-kejadian
yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh,
tingkat kesehatan yang masih bias di capai dan dikembangkan, dan penyakit yang
yang dapat dicegah atau ditekan progresifitasnya. Perawatan fisik secara umum bagi
klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian yaitu:

1. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak
tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannya sehari-hari masih mampu
melakukan sendiri.
2. Klien lanjut usia yang pasif atau yang tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya
mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien
usia lanjut ini terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan keberhasilan
perorangan untuk mempertahankan kesehatannya.
Kebersihan perorangan sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya
peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul bila keberhasilan kurang
mendapat perhatian.

Disamping itu kemunduran kondisi fisik akibat proses penuaan, dapat


mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan atau serangan infeksi dari luar.
Untuk klien lanjut usia yang masih aktif dapat diberikan bimbingan mengenai
kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan rambut dan kuku,
kebersihan tempat tidur serta posisi tidurnya, hal makanan, cara memakan obat, dan
cara pindahdari tempat tidur ke kursi atau sebaliknya. Hal ini penting meskipun
tidak selalu keluhan-keluhan yang dikemukakan atau gejala yang ditemukan
memerlukan perawatan, tidak jarang pada klien lanjut usia dihadapkan pada dokter
dalam keadaan gawat yang memerlukan tindakan darurat dan intensif, misalnya
gangguan serebrovaskuler mendadak, trauma, intoksikasi dan kejang-kejang, untuk
itu perlu pengamatan secermat mungkin.

Adapun komponen pendekatan fisik yang lebuh mendasar adalah memperhatikan


atau membantu para klien lanjut usia untuk bernafas dengan lancar, makan, minum,
melakukan eliminasi, tidur, menjaga sikap tubuh waktu berjalan, tidur, menjaga
sikap, tubuh waktu berjalan, duduk, merubah posisi tiduran, beristirahat, kebersihan
tubuh, memakai dan menukar pakaian, mempertahankan suhu badan melindungi
kulit dan kecelakaan.Toleransi terhadap kakurangan O2 sangat menurun pada klien
lanjut usia, untuk itu kekurangan O2 yang mendadak harus disegah dengan posisi
bersandar pada beberapa bantal, jangan melakukan gerak badan yang berlebihan.

Seorang perawat harus mampu memotifasi para klien lanjut usia agar mau dan
menerima makanan yang disajikan. Kurangnya kemampuan mengunyah sering
dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan. Untuk mengatasi masalah ini adalah
dengan menghidangkan makanan agak lunak atau memakai gigi palsu. Waktu
makan yang teratur, menu bervariasi dan bergizi, makanan yang serasi dan suasana
yang menyenangkan dapat menambah selera makan, bila ada penyakit tertentu
perawat harus mengatur makanan mereka sesuai dengan diet yang dianjurkan.

Kebersihan perorangan sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya


peradangan, mengingat sumber infeksi bisa saja timbul bila kebersihan kurang
mendapat perhatian. Oleh karena itu, kebersihan badan, tempat tidur, kebersihan
rambut, kuku dan mulut atau gigi perlu mendapat perhatian perawatan karena semua
itu akan mempengaruhi kesehatan klien lanjut usia.

Perawat perlu mengadakan pemeriksaan kesehatan, hal ini harus dilakukan kepada
klien lanjut usia yang diduga menderita penyakit tertentu atau secara berkala bila
memperlihatkan kelainan, misalnya: batuk, pilek, dsb. Perawat perlu memberikan
penjelasan dan penyuluhan kesehatan, jika ada keluhan insomnia, harus dicari
penyebabnya, kemudian mengkomunikasikan dengan mereka tentang cara
pemecahannya. Perawat harus mendekatkan diri dengan klien lanjut usia
membimbing dengan sabar dan ramah, sambil bertanya apa keluhan yang dirasakan,
bagaimana tentang tidur, makan, apakah obat sudah dimminum, apakah mereka bisa
melaksanakan ibadah dsb. Sentuhan (misalnya genggaman tangan) terkadang sangat
berarti buat mereka.

Pendekatan psikis

Disini perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif


pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter , interpreter terhadap
segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai
sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam
memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai
bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang
prinsip ” Tripple”, yaitu sabar, simpatik dan service.

Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih sayang dari
lingkungan, termasuk perawat yang memberikan perawatan.. Untuk itu perawat harus
selalu menciptakan suasana yang aman , tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan
kegiatan dalam batas kemampuan dan hobi yang dimilikinya.

Perawat harus membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam
memecahkan dan mengurangi rasa putus asa , rendah diri, rasa keterbatasan sebagai
akibat dari ketidakmampuan fisik, dan kelainan yang dideritanya.
Hal itu perlu dilakukan karena perubahan psikologi terjadi karena bersama dengan
semakin lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi gejala-gejala, seperti
menurunnya daya ingat untuk peristiwa yang baru terjadi, berkurangnya kegairahan
atau keinginan, peningkatan kewaspadaan , perubahan pola tidur dengan suatu
kecenderungan untuk tiduran diwaktu siang, dan pergeseran libido.

Perawat harus sabar mendengarkan cerita dari masa lampau yang membosankan,
jangan menertawakan atau memarahi klien lanjut usia bila lupa melakukan kesalahan
. Harus diingat kemunduran ingatan jangan dimanfaatkan untuk tujuan tertentu.

Bila perawat ingin merubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan,
perawat bila melakukannya secara perlahan –lahan dan bertahap, perawat harus dapat
mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi sehinga seluruh pengalaman yang
dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu diusahakan agar di masa lanjut usia ini
mereka puas dan bahagia.

Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu upaya perawat
dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan
sesama klien usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi pendekatan social ini
merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah
makhluk sosial yang membutuhkan orang lain

Penyakit memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lanjut usia untuk
mengadakan konunikasi dan melakukan rekreasi, misal jalan pagi, nonton film, atau
hiburan lain. Tidak sedikit klien tidak tidur terasa, stress memikirkan penyakitnya,
biaya hidup, keluarga yang dirumah sehingga menimbulkan kekecewaan, ketakutan
atau kekhawatiran, dan rasa kecemasan.

Tidak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara lanjut usia, hal ini dapat
diatasi dengan berbagai cara yaitu mengadakan hak dan kewajiban bersama. Dengan
demikian perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka maupun
terhadap petugas yang secara langsung berkaitan dengan pelayanan kesejahteraan sosial
bagi lanjut usia di Panti Werda.

Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan Tuhan atau agama yang dianutnua dalam kedaan sakit atau
mendeteksikematian.
Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi
kematian, DR. Tony styobuhi mengemukakn bahwa maut sering kali menggugah rasa
takut. Rasa semacam ini didasari oleh berbagai macam factor, seperti ketidak pastian
akan pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit dan kegelisahan kumpul lagi bengan
keluatga dan lingkungan sekitarnya. Dalam menghadapi kematian setiap klien lanjut
usia akan memberikan reaksi yang berbeda, tergantung dari kepribadian dan cara dalam
mengahadapi hidup ini. Adapun kegelisahan yang timbul diakibatkan oleh persoalan
keluarga perawat harus dapat meyakinkan lanjut usia bahwa kalaupun kelurga tadi di
tinggalkan , masih ada orang lain yang mengurus mereka. Sedangkan rasa bersalah
selalu menghantui pikiran lanjut usia.

Umumnya pada waktu kematian akan datang agama atau kepercayaan seseorang
merupakan factor yang penting sekali. Pada waktu inilah kelahiran seorang iman sangat
perlu untuk melapangkan dada klien lanjut usia.

Dengan demikian pendekatan perawat pada klien lanjut usia bukan hanya terhadap fisik
saja, melainkan perawat lebih dituntut menemukan pribadi klien lanjut usia melalui
agama mereka.

C. Tujuan Asuhan Keperawatan Lanjut Usia


Agar lanjut usia dapat melaukan kegiatan sehari –hari secara mandiri dengan:
1. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut
dengan jalan perawatan dan pencegahan.
2. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup klien
lanjut usia (life support)
3. menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau gangguan baik
kronis maupun akut.
4. Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosa
yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai kelainan tertentu
5. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu
penyakit, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu
pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal).
D. Fokus Keperawatan Lanjut Usia
Keperawatan lanjut usia berfokus pada :
1. Peningkatan kesehatan (helth promotion)
2. Pencegahan penyakit (preventif)
3. Mengoptimalkan fungsi mental
4. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.
(NANDA. Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2005-2006.
Philadelphia : NANDA International.)
8. Jelaskan intervensi keperawatan yang dilakukan perawat terhadap diagnose keperawatan ‘’
berduka yang berhubungan penyakit terminal dan kematian yang akan dihadapi oleh pasien
!

Jawab : Ansietas / ketakutan ( individu , keluarga ) yang berhubungan denga situasi yang tak
dikenal. Sifat kondisi yang tak dapat diperkirakan takut akan kematian dan efek
negativ pada gaya hidup.
Kriteria hasil :
 mengunkapkan ketakutannya yang berhubungan dengan gangguan
 menceriktakan tentang efek gangguan pada fungsi normal, tanggung jawab,
peran dan gaya hidup
No Intervensi Rasional
1 Bantu klien untuk mengurangi ansietasnya :
a. berikan kepastian dan kenyamanan
b. tunjukkan perasaan tentang pemahman dan empti, jangan
menghindari pertanyaan
c. dorong klien untuk mengungkapkan setiap ketakutan permasalahan
yang berhubungan dengan pengobtannya
d. identifikasi dan dukung mekaniosme koping efektif Klien yang cemas
mempunbyai penyempitan lapang persepsi denagn penurunan
kemampuan untuk belajar. Ansietas cendrung untuk memperburuk
masalah. Menjebak klien pada lingkaran peningkatan ansietas tegang,
emosional dan nyeri fisik
2 Kaji tingkat ansietas klien :
rencanakan pernyuluhan bila tingkatnya rendah atau sedang Beberapa
rasa takut didasari oleh informasi yang tidak akurat dan dapat
dihilangkan denga memberikan informasi akurat. Klien dengan
ansietas berat atauparah tidak menyerap pelajaran
3 Dorong keluarga dan teman untuk mengungkapkan ketakutan-
ketakutan mereka Pengungkapan memungkinkan untuk saling
berbagi dan memberiakn kesempatan untuk memperbaiki konsep
yang tidak benar
4 Berika klien dan keluarga kesempatan dan penguatan koping
positif Menghargai klien untuk koping efektif dapat menguatkan
renson koping positif yang akan datang
Diagnosa II
Berduka yang berhubungan penyakit terminal dan kematian yang akan
dihadapi penurunan fungsi, perubahan konsep diri dan menark diri dari orang
lain
Klien akan :
1. Mengungkapakan kehilangan dan perubahan
2. Mengungkapakan perasaan yang berkaitan kehilangan dan perubahan
3. Menyatakan kematian akan terjadi
Anggota keluarga akan melakukan hal berikut : mempertahankan hubungan
erat yang efektif , yang dibuktikan dengan cara sbb:
a. menghabiskan waktu bersama klien
b. memperthankan kasih sayang , komunikasi terbuka dengan klien
c. berpartisipasi dalam perawatan
No Intervensi Rasional
1 Berikan kesempatan pada klien da keluarga untuk mengungkapkan
perasaan, didiskusikan kehilangan secara terbuka , dan gali makna pribadi
dari kehilangan.jelaskan bahwa berduka adalah reaksi yang umum dan sehat
Pengetahuan bahwa tidak ada lagi pengobatan yang dibutuhkan dan bahwa
kematian sedang menanti dapat menyebabkan menimbulkan perasaan ketidak
berdayaan, marah dan kesedihan yang dalam dan respon berduka yang
lainnya. Diskusi terbuka dan jujur dapat membantu klien dan anggota
keluarga menerima dan mengatasi situasi dan respon mereka terhdap situasi
tersebut
2 Berikan dorongan penggunaan strategi koping positif yang terbukti
yang memberikan keberhasilan pada masa lalu Stategi koping fositif
membantu penerimaan dan pemecahan masalah
3 Berikan dorongan pada klien untuk mengekpresikan atribut diri yang
positif Memfokuskan pada atribut yang positif meningkatkan penerimaan diri
dan penerimaan kematian yang terjadi
4 Bantu klien mengatakan dan menerima kematian yang akan terjadi,
jawab semua pertanyaan dengan jujur Proses berduka, proses berkabung
adaptif tidak dapat dimulai sampai kematian yang akan terjadi di terima
5 Tingkatkan harapan dengan perawatan penuh perhatian,
menghilangkan ketidak nyamanan dan dukungan Penelitian menunjukkan
bahwa klien sakit terminal paling menghargai tindakan keperawatan berikut :
a. Membantu berdandan
b. Mendukung fungsi kemandirian
c. Memberikan obat nyeri saat diperlukandan
d. meningkatkan kenyamanan fisik ( skoruka dan bonet 1982 )

9. Jelaskan tentang konsep sehat menurut prespektif islam !


Jawab : KONSEP SAKIT
Di hadapan Allah, orang sakit bukanlah orang yang hina. Mereka justru memiliki
kedudukan yang sangat mulia.
“Tidak ada yang yang menimpa seorang muslim kepenatan, sakit yang
berkesinambungan (kronis), kebimbangan, kesedihan, penderitaan, kesusahan, sampai
pun duri yang ia tertusuk karenanya, kecuali dengan itu Allah menghapus dosanya.:
(Hadist diriwayatkan oleh Al-Bukhari)
Bahkan Allah menjanjikan apabila orang yang sakit apabila ia bersabar dan
berikhtirar dalam sakitnya, selain Allah menghapus,dosa-dosanya.
“Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain kecuali
Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-
dosanya) sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.”
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim)
“Jika kamu menjenguk orang sakit, mintalah kepadanya agar berdoa kepada Allah
untukmu, karena doa orang yang sakit seperti doa para malaikat.”
(HR. Asy-Suyuti)
Konsep sehat
Nabi Muhammad SAW lewat sunnahnya memberi perhatian yang serius terhadap
kesehatan manusia. Sunnah Nabi menganggap keselamatan dan kesehatan sebagai
nikmat Allah yang terbesar yang harus diterima dengan rasa syukur.
Firman Allah dalam Al Quran Surah Ibrahim [14]:7
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Bentuk syukur terhadap nikmat Allah melalui kesehatan ini adalah senantiasa
menjaga kesehatan sesuai dengan sunnatullah.
Rasulullah bersabda. “Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyaka
manusia yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari yang diriwayatkan oleh
Ibnu Abbas).
Jadi dapat di simpulkan konsep sehat-sakit menurut islam yaitu:
agar manusia tidak berprasangka buruk kepada Allah, tidak berputus asa akan rahmat
Allah serta bersabar dalam menerima takdir Allah. Karena kita sebagai manusia perlu
meyakini bahwa apabila Allah mentakdirkan sakit maka kita akan sakit, begitu pula
apabila Allah mentakdirkan kesembuhan, tiada daya upaya kecuali dengan izin-Nya
kita sembuh.
10. Sebutkan dan jelaskan faktor – faktor yang mempengaruhui perilaku sakit serta tatacara dan adab
menjenguk orang sakit !
Jawab : 1. Faktor Internal
e. Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami
Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu
rutinitas kegiatan sehari-hari.
Misal: Tukang Kayu yang menderitas sakit punggung, jika ia merasa hal
tersebut bisa membahayakan dan mengancam kehidupannya maka ia akan
segera mencari bantuan.
Akan tetapi persepsi seperti itu dapat pula mempunyai akibat yang
sebaliknya. Bisa saja orang yang takut mengalami sakit yang serius, akan
bereaksi dengan cara menyangkalnya dan tidak mau mencari bantuan.
f. Asal atau Jenis penyakit
Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta mungkin
mengganggu fungsi pada seluruh dimensi yang ada, Maka klien bisanya akan
segera mencari pertolongan dan mematuhi program terapi yang diberikan.
Sedangkan pada penyakit kronik biasanya berlangsung lama (>6 bulan)
sehingga jelas dapat mengganggu fungsi diseluruh dimensi yang ada. Jika
penyakit kronik itu tidak dapat disembuhkan dan terapi yang diberikan hanya
menghilangkan sebagian gejala yang ada, maka klien mungkin tidak akan
termotivasi untuk memenuhi rencana terapi yang ada.
2 Faktor eksternal
a. Gejala yang Dapat Dilihat
Gejala yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi Citra
Tubuh dan Perilaku Sakit.
Misalnya: orang yang mengalami bibir kering dan pecah-pecah
mungkin akan lebih cepat mencari pertolongan dari pada orang
dengan serak tenggorokan, karena mungkin komentar orang lain
terhadap gejala bibir pecah-pecah yang dialaminya.
b. Kelompok Sosial
Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman penyakit,
atau justru meyangkal potensi terjadinya suatu penyakit.
Misalnya: Ada 2 orang wanita, sebut saja Ny. A dan Ny.B berusia 35
tahun yang berasal dari dua kelompok sosial yang berbeda telah
menemukan adanya benjolan pada Payudaranya saat melakukan
SADARI.Kemudian mereka mendisukusikannya dengan temannya
masing-masing. Teman Ny. A mungkin akan mendorong mencari
pengobatan untuk menentukan apakah perlu dibiopsi atau tidak;
sedangkan teman Ny. B mungkin akan mengatakan itu hanyalah
benjolan biasa dan tidak perlu diperiksakan ke dokter.
c. Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya dan etik mengajarkan sesorang bagaimana
menjadi sehat, mengenal penyakit, dan menjadi sakit. Dengan
demikian perawat perlu memahami latar belakang budaya yang
dimiliki klien.
d. Ekonomi
Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih
cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia
akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada
kesehatannya.
e. Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayanan
Dekatnya jarak klien dengan RS, klinik atau tempat pelayanan medis
lain sering mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki sistem
pelayanan kesehatan.Demikian pula beberapa klien enggan mencari
pelayanan yang kompleks dan besar dan mereka lebih suka untuk
mengunjungi Puskesmas yang tidak membutuhkan prosedur yang
rumit.
f. Dukungan Sosial
Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau perkumpulan
yang bersifat peningkatan kesehatan.Di institusi tersebut dapat
dilakukan berbagai kegiatan, seperti seminar kesehatan, pendidikan
dan pelatihan kesehatan, latihan (aerobik, )
Adab-adab menjenguk orang sakit
1. Hendaknya dalam mengunjungi orang yang sakit diiringi dengan
niat yang ikhlas dan tujuan yang baik. Seperti misalnya yang
dikunjunginya adalah seorang ulama atau teman yang shalih, atau
engkau mengunjunginya dalam rangka untuk beramar ma’ruf
atau mencegah kemunkaran yang dilakukan dengan lemah
lembut atau dengan tujuan memenuhi hajatnya atau untuk
melunasi hutangnya, atau untuk meluruskan agamanya atau
untuk mengetahui tentang keadaannya. Sebagaimana sabda
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‫عادَ َمن‬ َ ‫ار أَو َم ِريضا‬ َ َ‫لَه أَخا ز‬
‫س ِبي ِل فِي أَي للاِ فِي‬
َ ِ‫اب طِ بتَ ِبأَن منَاد نَادَاه للا‬ َ ‫ط‬َ ‫ َمن ِزل ال َجنَّ ِة مِ نَ َوت َ َب َّوأتَ َممشَاكَ َو‬.
“Barangsiapa mengunjungi orang yang sakit atau mengunjungi
saudaranya karena Allah atau di jalan Allah, akan ada yang
menyeru kepadanya, ‘Engkau telah berlaku mulia dan mulia pula
langkahmu (dalam mengunjunginya), serta akan kau tempati
rumah di Surga.” [HR. At-Tirmidzi no. 2008, Ibnu Majah no.
1433, hasan. Lihat Misykaatul Mashaabih no. 5015 oleh Imam
al-Albani]
2. Hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi yang sesuai ketika
hendak menjenguk. Janganlah memberatkan orang yang dijenguk
dan pilihlah waktu yang tepat. Jika orang yang sakit dirawat di
rumah hendaknya meminta izin terlebih dahulu sebelum
menjenguknya, mengetuk pintu rumahnya dengan pelan,
menundukkan pandangannya, menyebutkan perihal dirinya, dan
tidak berlama-lama karena bisa jadi itu dapat membuatnya lelah.
3. Hendaknya orang yang menjenguk mendo’akan orang yang sakit
dengan kesembuhan dan kesehatan. Hal ini berdasarkan hadits
berikut ini: ‫علَى دَ َخ َل ِإذَا‬ َ ‫قَا َل َيعود َمن‬: َ‫س ل‬ َ ‫للا شَا َء ِإن‬.
َ ‫طهور َبأ‬
“Apabila beliau mengunjungi orang yang sakit, beliau berkata,
‘laa ba’-sa thahuurun insyaa Allaah (tidak mengapa semoga
sakitmu ini membuat dosamu bersih, insya Allah).’” [HR. Al-
Bukhari no. 5656]
4. Mengusap bagian yang sakit dengan tangan kanan dan
mengucapkan: ‫اس َربَّ اللَّه َّم‬ ِ ‫س أَذ ِه‬
ِ َّ‫ب الن‬ َ ‫شافِي أَنتَ َواشفِ البَأ‬ َّ ‫ِإلَّ ِشفَا َء لَ ال‬
َ‫سقَما يغَادِر لَ ِشفَاء ِشفَاؤك‬َ .
“Ya Allah, Rabb pemelihara manusia, hilangkanlah penyakit ini
dan sembuhkanlah, Engkau-lah Yang Mahamenyembuhkan,
tidak ada kesembuhan melainkan hanya kesembuhan dari-Mu,
kesembuhan yang tidak meninggalkan sedikitpun penyakit.”
[HR. Al-Bukhari no. 5743 dan Muslim no. 2191 (46). Dan lafazh
seperti ini berdasarkan riwayat Muslim]
5. Hendaknya menundukkan pandangan (tidak menatap dengan
tajam), sedikit bertanya, menunjukkan belas kasih kepada yang
sakit, menasehatinya untuk senantiasa bersabar terhadap
penderitaan sakitnya karena hal itu mengandung pahala yang
besar dan mengingatkan agar tidak berkeluh kesah karena hal
tersebut hanya akan menimbulkan dosa dan menghilangkan
pahala.
6. Apabila melihat orang yang tertimpa cobaan musibah dan
penyakit hendaklah berdo’a dengan suara yang pelan untuk
keselamatan dirinya, do’a tersebut adalah: ‫عافَانِي الَّذِي للِ اَل َحمد‬
َ ‫مِ َّما‬
ََ‫ضلَنِي بِ ِه ابتَالك‬ َ َ
َّ ‫على َوف‬ َ
َ ‫ضيال َخلقَ مِ َّمن َكثِير‬
ِ ‫ت َف‬.
“Segala puji bagi Allah Yang menyelamatkan aku dari musibah
yang Allah timpakan kepadamu. Dan Allah telah memberikan
kemuliaan kepadaku melebihi orang banyak.” [HR. At-Tirmidzi
no. 3431 dan Ibnu Majah no. 3892. Lihat Silsilah al-Ahaadiits
ash-Shahiihah no. 602]

Anda mungkin juga menyukai