NIM : CKR0160225
NOMER ABSEN : 26
PRODI : S1 KEPERAWATAN
SEMESTER : II/IV
1. Jelaskan pendekatan nursing spiritual apa yang dapat dilakukan oleh seseorang perawat pada
pasien usia anak ( pra sekolah ) jika anak tersebut mengalami penyakit yang tidak dapat
membuatnya bermain – main sepertii anak yang lain !
Jawab : A. Mengajarkan pada anak tentang apa yang dianggap baik dan buruk.
B. Memastikan dia untuk sembuh terlebih dahulu.
C. Memberi hiburan kepada anak tersebut agar anak tidak merasa jenuh
Jawab : 1) . Fleksibel
Ada kebijakaan yang mengatakan, sebaiknya kita hidup mengalir seperti air.
Ikuti sajalah kemana arus membawa kita .
Penggunaan bahan bakar yang berlebihan ssehingga efek rumah kaca sehingga
bumi semakin panas dan es kutub mencair.
6. Jelaskan dengan referensi dan pendapat saudara tentang ‘’ LAWA OF ATRACTION ‘’ serta
contoh dalam kehidupan !
Jawab : Law Of Attraction atau LOA sebuah istilah yang berarti hukum saling tarik menarik.
Istilah hukum ini menjelaskan jika “sesuatu yang anda tarik dalam kehidupan,
merupakan sesuatu yang sebelumnya telah menjadi focus, perhatian, dan curahan
segenap energy anda”. Meskipun tidak perduli apakah hal tersebut merupakan sesuatu
yang anda inginkan sebenarnya atau tidak. Sebenarnya, Jika dibandingkan sebuah
hukum, LOA lebih tepat disebut sebagai sebuah konsep. Pada dasarnya LOA atau
Law Of Attraction meyakini jika apapun yang anda pikirkan, kerjakan dan percayai
secara konsisten, maka pada akhirnya akan menjadi kenyataan. Secara umum,
memang tidak semua orang percaya dengan hukum atau konsep LOA. hal ini karena
mereka beranggapan jika LOA hanya mudah diucapkan, namun dalam kenyataannya
akan sulit diwujudkan. Butuh waktu yang lama memang memahami konsep LOA.
Seseorang yang percaya akan istilah hukum ini diharuskan memiliki keyakinan diri,
kepercayaan, dan konsistensi yang tinggi. Jika secara pribadi anda telah memiliki
keyakinan, istilah hukum ini bisa digunakan sebagai penyemangat dalam meraih
segala sesuatu.
Contoh Law Of Attraction atau LOA dalam kehidupan yang pertama adalah:
milikilah perasaan gembira dan bahagia dalam diri anda yang tidak dipicu karena
uang, namun ada karena rasa syukur!
ratitude / rasa bersyukur adalah cara mudah menuju perasaan gembira dan bahagia.
Kalo sekarang gak ada uang, syukurilah badan anda yang sehat, syukurilah sanak
keluarga anda, bersyukurlah akan makanan yang masih bisa anda santap, dll Jika kita
terbiasa bersyukur, maka kita selalu memancarkan vibrasi rasa senang dan bahagia.
Bahagia bisa menolong orang lain walaupun sedikit, senang bisa membantu keluarga
walaupun hanya dengan pemikiran, gembira bisa memberikan walau sedikit
uang/makanan pada kaum dhuafa dan yatim piatu,Pada saat itulah, saat dimana anda
sudah terbiasa bersyukur, sudah terbiasa memancarkan vibrasi rasa gembira dan
bahagia, maka jalan anda menuju sukses terkuak lebar-lebar tanpa anda sadari.
Kesempatan akan datang dan mengetuk pintu anda.
7. Jelaskan Asuhan Keperawatan spiritual apa yang dapat diberikan pada pasien Lansia !
Jawab : Adapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada kelompok lanjut
usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain:
Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan
tentang personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu:
kebersihan diri termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga: kebersihan
lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan : makanan yang sesuai, misalnya porsi
kecil bergizi, bervariai dan mudah dicerna, dan kesegaran jasmani.
Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal yang
perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada
dasarnya sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota
keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi
dekubitus (lecet).
Lanjut usia mempunyai potensi besar untuk menjadi dekubitus karena perubahan kulit
berkaitan dengan bertambahnya usia, antara lain:
1. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak
tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannya sehari-hari masih mampu
melakukan sendiri.
2. Klien lanjut usia yang pasif atau yang tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya
mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien
usia lanjut ini terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan keberhasilan
perorangan untuk mempertahankan kesehatannya.
Kebersihan perorangan sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya
peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul bila keberhasilan kurang
mendapat perhatian.
Seorang perawat harus mampu memotifasi para klien lanjut usia agar mau dan
menerima makanan yang disajikan. Kurangnya kemampuan mengunyah sering
dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan. Untuk mengatasi masalah ini adalah
dengan menghidangkan makanan agak lunak atau memakai gigi palsu. Waktu
makan yang teratur, menu bervariasi dan bergizi, makanan yang serasi dan suasana
yang menyenangkan dapat menambah selera makan, bila ada penyakit tertentu
perawat harus mengatur makanan mereka sesuai dengan diet yang dianjurkan.
Perawat perlu mengadakan pemeriksaan kesehatan, hal ini harus dilakukan kepada
klien lanjut usia yang diduga menderita penyakit tertentu atau secara berkala bila
memperlihatkan kelainan, misalnya: batuk, pilek, dsb. Perawat perlu memberikan
penjelasan dan penyuluhan kesehatan, jika ada keluhan insomnia, harus dicari
penyebabnya, kemudian mengkomunikasikan dengan mereka tentang cara
pemecahannya. Perawat harus mendekatkan diri dengan klien lanjut usia
membimbing dengan sabar dan ramah, sambil bertanya apa keluhan yang dirasakan,
bagaimana tentang tidur, makan, apakah obat sudah dimminum, apakah mereka bisa
melaksanakan ibadah dsb. Sentuhan (misalnya genggaman tangan) terkadang sangat
berarti buat mereka.
Pendekatan psikis
Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih sayang dari
lingkungan, termasuk perawat yang memberikan perawatan.. Untuk itu perawat harus
selalu menciptakan suasana yang aman , tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan
kegiatan dalam batas kemampuan dan hobi yang dimilikinya.
Perawat harus membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam
memecahkan dan mengurangi rasa putus asa , rendah diri, rasa keterbatasan sebagai
akibat dari ketidakmampuan fisik, dan kelainan yang dideritanya.
Hal itu perlu dilakukan karena perubahan psikologi terjadi karena bersama dengan
semakin lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi gejala-gejala, seperti
menurunnya daya ingat untuk peristiwa yang baru terjadi, berkurangnya kegairahan
atau keinginan, peningkatan kewaspadaan , perubahan pola tidur dengan suatu
kecenderungan untuk tiduran diwaktu siang, dan pergeseran libido.
Perawat harus sabar mendengarkan cerita dari masa lampau yang membosankan,
jangan menertawakan atau memarahi klien lanjut usia bila lupa melakukan kesalahan
. Harus diingat kemunduran ingatan jangan dimanfaatkan untuk tujuan tertentu.
Bila perawat ingin merubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan,
perawat bila melakukannya secara perlahan –lahan dan bertahap, perawat harus dapat
mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi sehinga seluruh pengalaman yang
dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu diusahakan agar di masa lanjut usia ini
mereka puas dan bahagia.
Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu upaya perawat
dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan
sesama klien usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi pendekatan social ini
merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah
makhluk sosial yang membutuhkan orang lain
Penyakit memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lanjut usia untuk
mengadakan konunikasi dan melakukan rekreasi, misal jalan pagi, nonton film, atau
hiburan lain. Tidak sedikit klien tidak tidur terasa, stress memikirkan penyakitnya,
biaya hidup, keluarga yang dirumah sehingga menimbulkan kekecewaan, ketakutan
atau kekhawatiran, dan rasa kecemasan.
Tidak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara lanjut usia, hal ini dapat
diatasi dengan berbagai cara yaitu mengadakan hak dan kewajiban bersama. Dengan
demikian perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka maupun
terhadap petugas yang secara langsung berkaitan dengan pelayanan kesejahteraan sosial
bagi lanjut usia di Panti Werda.
Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan Tuhan atau agama yang dianutnua dalam kedaan sakit atau
mendeteksikematian.
Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi
kematian, DR. Tony styobuhi mengemukakn bahwa maut sering kali menggugah rasa
takut. Rasa semacam ini didasari oleh berbagai macam factor, seperti ketidak pastian
akan pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit dan kegelisahan kumpul lagi bengan
keluatga dan lingkungan sekitarnya. Dalam menghadapi kematian setiap klien lanjut
usia akan memberikan reaksi yang berbeda, tergantung dari kepribadian dan cara dalam
mengahadapi hidup ini. Adapun kegelisahan yang timbul diakibatkan oleh persoalan
keluarga perawat harus dapat meyakinkan lanjut usia bahwa kalaupun kelurga tadi di
tinggalkan , masih ada orang lain yang mengurus mereka. Sedangkan rasa bersalah
selalu menghantui pikiran lanjut usia.
Umumnya pada waktu kematian akan datang agama atau kepercayaan seseorang
merupakan factor yang penting sekali. Pada waktu inilah kelahiran seorang iman sangat
perlu untuk melapangkan dada klien lanjut usia.
Dengan demikian pendekatan perawat pada klien lanjut usia bukan hanya terhadap fisik
saja, melainkan perawat lebih dituntut menemukan pribadi klien lanjut usia melalui
agama mereka.
Jawab : Ansietas / ketakutan ( individu , keluarga ) yang berhubungan denga situasi yang tak
dikenal. Sifat kondisi yang tak dapat diperkirakan takut akan kematian dan efek
negativ pada gaya hidup.
Kriteria hasil :
mengunkapkan ketakutannya yang berhubungan dengan gangguan
menceriktakan tentang efek gangguan pada fungsi normal, tanggung jawab,
peran dan gaya hidup
No Intervensi Rasional
1 Bantu klien untuk mengurangi ansietasnya :
a. berikan kepastian dan kenyamanan
b. tunjukkan perasaan tentang pemahman dan empti, jangan
menghindari pertanyaan
c. dorong klien untuk mengungkapkan setiap ketakutan permasalahan
yang berhubungan dengan pengobtannya
d. identifikasi dan dukung mekaniosme koping efektif Klien yang cemas
mempunbyai penyempitan lapang persepsi denagn penurunan
kemampuan untuk belajar. Ansietas cendrung untuk memperburuk
masalah. Menjebak klien pada lingkaran peningkatan ansietas tegang,
emosional dan nyeri fisik
2 Kaji tingkat ansietas klien :
rencanakan pernyuluhan bila tingkatnya rendah atau sedang Beberapa
rasa takut didasari oleh informasi yang tidak akurat dan dapat
dihilangkan denga memberikan informasi akurat. Klien dengan
ansietas berat atauparah tidak menyerap pelajaran
3 Dorong keluarga dan teman untuk mengungkapkan ketakutan-
ketakutan mereka Pengungkapan memungkinkan untuk saling
berbagi dan memberiakn kesempatan untuk memperbaiki konsep
yang tidak benar
4 Berika klien dan keluarga kesempatan dan penguatan koping
positif Menghargai klien untuk koping efektif dapat menguatkan
renson koping positif yang akan datang
Diagnosa II
Berduka yang berhubungan penyakit terminal dan kematian yang akan
dihadapi penurunan fungsi, perubahan konsep diri dan menark diri dari orang
lain
Klien akan :
1. Mengungkapakan kehilangan dan perubahan
2. Mengungkapakan perasaan yang berkaitan kehilangan dan perubahan
3. Menyatakan kematian akan terjadi
Anggota keluarga akan melakukan hal berikut : mempertahankan hubungan
erat yang efektif , yang dibuktikan dengan cara sbb:
a. menghabiskan waktu bersama klien
b. memperthankan kasih sayang , komunikasi terbuka dengan klien
c. berpartisipasi dalam perawatan
No Intervensi Rasional
1 Berikan kesempatan pada klien da keluarga untuk mengungkapkan
perasaan, didiskusikan kehilangan secara terbuka , dan gali makna pribadi
dari kehilangan.jelaskan bahwa berduka adalah reaksi yang umum dan sehat
Pengetahuan bahwa tidak ada lagi pengobatan yang dibutuhkan dan bahwa
kematian sedang menanti dapat menyebabkan menimbulkan perasaan ketidak
berdayaan, marah dan kesedihan yang dalam dan respon berduka yang
lainnya. Diskusi terbuka dan jujur dapat membantu klien dan anggota
keluarga menerima dan mengatasi situasi dan respon mereka terhdap situasi
tersebut
2 Berikan dorongan penggunaan strategi koping positif yang terbukti
yang memberikan keberhasilan pada masa lalu Stategi koping fositif
membantu penerimaan dan pemecahan masalah
3 Berikan dorongan pada klien untuk mengekpresikan atribut diri yang
positif Memfokuskan pada atribut yang positif meningkatkan penerimaan diri
dan penerimaan kematian yang terjadi
4 Bantu klien mengatakan dan menerima kematian yang akan terjadi,
jawab semua pertanyaan dengan jujur Proses berduka, proses berkabung
adaptif tidak dapat dimulai sampai kematian yang akan terjadi di terima
5 Tingkatkan harapan dengan perawatan penuh perhatian,
menghilangkan ketidak nyamanan dan dukungan Penelitian menunjukkan
bahwa klien sakit terminal paling menghargai tindakan keperawatan berikut :
a. Membantu berdandan
b. Mendukung fungsi kemandirian
c. Memberikan obat nyeri saat diperlukandan
d. meningkatkan kenyamanan fisik ( skoruka dan bonet 1982 )