Oleh:
1. Adinda Alisabella
2. M.Septiadi Indra N
3. Nuril Kumalasari
2.1 Definisi
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer,
2002).
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin,
2002).
Anemia pranatal adalah komplikasi yang paling sering terjadi di
amerika serikat yang memengaruhi 20-50% ibu hamil. Anemia ditandai
dengan penurunan jumlah sel darah merah dan konsentrasi Hb di bawah
normal. Kondisi ini menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk
mengangkut oksigen ke organ vital ibu dan janin. Selama kehamilan, anemia
meningkatkan resiko kehamilan kurang bulan. Anemia dapat meningkatkan
mortalitas ibu dengan menurunkan toleransi ibu terhadap hemoragi. Penyakit
ini juga meningkatkan komplikasi puerperal (mis., menghambat penyembuhan
episiotomi atau insisi), serta mengurangi persediaan zat besi untuk cadangan
janin. (Wilkinson, 2008).
2.2 Klasifikasi
Secara umum menurut Proverawati (2009) anemia dalam kehamilan
diklasifikasikan menjadi:
a. Anemia defisiensi besi sebanyak 62,3%
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat
besi dalam darah. Pengobatannya adalah pemberian tablet besi yaitu
keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi
yang dianjurkan. Untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi
dapat dilakukan dengan anamnese. Hasil anamnesa didapatkan keluhan
cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunan dan keluhan mual
muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat
dilakukan dengan menggunakan metode sahli, dilakukan minimal 2 kali
selama kehamilan yaitu trimester I dan III.
b. Anemia Megaloblastik sebanyak 29%.
Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat (pteryglutamic acid)
dan defisiensi vitamin B12. (cyanocobalamin) walaupun jarang. Menurut
Hudono (2007) tablet asam folat diberikan dalam dosis 15-30 mg, apabila
disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dengan dosis 100-1000 mikrogram
sehari, baik per os maupun parenteral.
c. Anemia Hipoplastik dan Aplastik 8,0%
Anemia disebabkan karena sumsum tulang belakang kurang mampu
membuat sel-sel darah baru.
d. Anemia Hemolitik sebanyak 0,7%
Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung
lebih cepat daripada pembuatannya. Menurut penelitian, ibu hamil dengan
anemia paling banyak disebabkan oleh kekurangan zat besi (Fe) serta asam
folat dan viamin B12. Pemberian makanan atau diet pada ibu hamil
dengan anemia pada dasarnya ialah memberikan makanan yang banyak
mengandung protein, zat besi (Fe), asam folat, dan vitamin B12.
2.3 Etiologi
Menurut Wilkinson (2008), penyebab anemia adalah:
1. Asupan zat besi yang tidak adekuat adalah penyebab anemia pranatal
paling umum. Pada kehamilan, penambahan zat besi dibutuhkan akibat
peningkatan produksi sel darah merah ibu dan janin. Saat trimester ketiga
janin menyimpan zat besi untuk digunakan selama 4-6 minggu pertama
kehidupan. Ibu dan janin tersebut membutuhkan zat besi dalam diet
hampir dua kali lipat dari kebutuhan ibu hamil. RDA (recommended daily
allowance) untuk zat besi selama kehamilan adalah 30 mg/hari; akan
tetapi, kebanyakan zat besi yang diperoleh dari diet biasa adalah 15-18
mg/hari.
2. Anemia Defisisensi Asam folat (anemia megaloblastik) terjadi pada sekitar
1% - 4% ibu hamil di amerika serikat. Kebutuhan asam folat meningkat
selama kehamilan akibat multiplikasi sel yang cepat, peningkatan ekskresi
asam folat dalam urine dan kebutuhan janin. Jika ibu di diagnosis
mengalami defisiensi asam folat, kemungkinan besar ia juga akan
mengalami defisiensi zat besi.
3. Anemia yang disebabkan genetik (mis., anemia sel sabit, talasemia) juga
dapat timbul pada ibu hamil.
4. Merokok , tinggal di tempat yang sangat tinggi, dan kehamilan remaja
semuanya meningkatkan resiko perkembangan anemia pranatal karena
kondisi tersebut meningkatkan kuantitas sel darah merah yang dibutuhkan
tubuh.
Menurut Wylie (2010) penyebab umum anemia defisiensi zat besi adalah:
1. Ketidakadekuatan kadar zat besi dalam diet.
2. Penurunan zat besi karena muntah berlebihan
3. Kebutuhan berlebih sel darah merah, contohnya karena kehamilan
multipel atau kehamilan yang sering, infeksi kronis seperti infeksi saluran
kemih, atau kehilangan darah akut atau kronik seperti periode yang berat
pada kehamilan sebelumnya atau perdarahan dalam kehamilan.
2.4 Patofisiologi
1. Keadaan umum:
2. Kulit:
3. Mata:
4. Telinga:
Vertigo , tinnitus
5. Mulut:
6. Paru- paru:
7. Kardiovaskuler:
8. Gastrointestinal:
9. Muskuloskletal;
Pemeriksaan penunjang
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih,
kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12,
hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu
tromboplastin parsial.
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity
serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan
kronis serta sumber kehilangan darah kronis.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen berkurang.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang kurang, anoreksia.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen.
3. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasionalisasi
o. Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan
1. Perfusi Setelah dilakukan 1. Kaji tanda- 1.
jaringan tidak asuhan tanda vital. 2.
efektif keperawatan 2. Tinggikan Meningkatkan
berhubungan diharapkan kepala tempat ekspansi paru
dengan perfusi jaringan tidur. dan
penurunan klien adekuat 3. Awasi upaya memaksimalkan
konsentrasi Hb dengan kriteria : pernapasan ; oksigenasi.
dan darah, - - Membran auskultasi 3. Dispnea,
suplai oksigen mukosa merah bunyi napas gemericik
berkurang. - - Konjungtiva perhatikan menununjukkan
tidak anemis bunyi gangguan
- Akral hangat adventisius. jantung karena
- - Tanda-tanda vital Instruksikan regangan
dalam rentang keluarga untuk jantung
normal mengobservasi lama/peningkat
kulit jika ada an kompensasi
lesi atau curah jantung.
laserasi.