Step 2
1. Definisi imunodefisiensi
2. Mekanisme imunodefisiensi
3. Klasifikasi imunodefisiensi
4. Kelainan-kelainan imuno defisiensi
5. Gejala-gejala AIDS
6. Gambaran klinis HIV
7. Faktor penyebab imunodefisiensi
8. Apa kaitan antara penyakit pasien dengan pacarnya yang seorang pengguna penggunaan
narkoba jarum suntik
9. Definisi HIV / AIDS
10. Apa hubungan HIV dengan gejala yang ada di scenario
11. Pathogenesis HIV
12. Bagaimana langkah preventif dari AIDS
13. Cara penularan HIV
14. Penatalaksanaan penderita AIDS
Step 3
1. Definisi imunodefisiensi
- Suatu keadaan dimana terjadi penurunan / ketiadaan respon imun normal dapat terjadi akibat
penyakit malnutrisi, autoimunitas, herediter sehingga tidak bias memfagosit antigen yangmasuk
kedalam tubuh
Definisi : perkembangan sistem imun yang dipengaruhi oleh kerusakan herediter, atau
dapat terjadi akibat efek sekunder misalnya mal nutrisi, infeksi, imunosupresi,.
2. Mekanisme imunodefisiensi
- Leukosit menurun sehingga makrofag tidak resisten terhadap antigen yang masukCD8+
terdiferensiasi-sitokin sel Th tidak bisa mensekresi IFNCD4+ rusak
3. Klasifikasi imunodefisiensi
- Primer (kogenital) Karena abnormalitas secara genetic yang dapat merusak sitem imun yang
humoral dan seluler, secara khas memperlihatkan manifestasi pada usia antara 6 bln-2 th.
Disebabkan oleh sebuah penyakit tertentu, herediter
- Sekunder/didapat biasanya terjadi akibat keadaan penyakit seperti malnutrisi, keganasan virus.
Akibat dari penyakit / pengobatan tertentu(kemoterapi,radiasi, infeksi)
- Spesifik
. primer : defisiensi imun primer sel B, sel T, kombinasi sel T dan B yang berat
. sekunder : malnutrisi, infeksi , truma
- Nonspesifik : defisiensi komplemen, def.IFN, def.sistem fagosit, def. sel NK
Klasifikasi : dibagi 2
o Non-spesifik
DEFISIENSI KOMPLEMEN
komponen komplemen diperlukan utk membunuh kuman, opsonisasi,
kemotaksis, pencegahan penyakiy autoimun dan eliminasi complex antigen
antibody. Jika kekurangan komplemen dpt menimbulkan berbagai akibat spt
infeksi bakteri yg rekuren,
. dibagi :
def. C1q,r,s
def. C4
def. C2
def. C3
def. C5-C8
def. C9
INTERFERON LISOZIM
1.defisiensi interferon congenital
SEL NK
defisiensi congenital
didpt pd penderita dg osteopetrosis (defek osteoklas dan monosit). Kadar IgG, IgA, dan
kekerapan autoantibody biasanya meningkat
defisiensi didapat
terjd akibat imunosupresi atau radiasi
FAGOSIT
def. system fagosit sering disertai dgn infeksi berulang
1. defisiensi kualitatif
dpt mengenai fungsi fagosit spt kemotaksis, menelan/memakan dan membunuh
mikroba intaseluler
2. defisiensi kuantitatif
Basofilia, netrofilia, eosinofilia, limfopenia
o spesifik
KONGENITAL ATAU PRIMER
merupakan imunodefisiensi kongenital, bukan hasil dari suatu penyakit lain.
4. Kelainan-kelainan imunodefisiensi
- AIDS
- Tumor
- Kelainan pada limf. T : adanya kandidiasis mukokutaneus kronis
- Kelainan pada limf. B dan T: adanya ataksia
Gejala mayor :
limfadenopati umum
kandidiasis orofaring
infeksi umum yang rekuren (otitis, faringitis)
Batuk – batuk yang persisten
Dermatitis umum
Infeksi HIV yang maternal
Menurut WHO seseorang dicurigai menderita AIDS jika paling sedikit mempunyai 2 gejala mayor dan
1 gejala minor. Dan hendaknya dilakukan pemeriksaan darah dengan tes ELISA sebagai tes penyaring
dan pastikan dengan tes Western-Blot sebagai tes penentu
R.S. Siregar. 1996. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit edisi 3. Jakarta: EGC
7. Apa kaitan antara penyakit pasien dengan pacarnya yang seorang pengguna penggunaan
narkoba jarum suntik
- Karena adanya perantara dari jarum suntik yang telah dipakai penderita HIV AIDS dan dari
pekerjaan adanya hub. Sex
Definisi HIV
Human imunodeficiency Virus yaitu suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia dimana target utamanya adalah sel T Helper
Definisi Aids
Acquired imun deficiency Syndrome adalah syndrom kehilangan kekebalan tubuh dimana
terdapat sekumpulan penyakit yang menyerang tubuh manusia setelah sistem kekebalan
tubuhnya dirusak oleh virus HIV
Penatalaksanaan
1) pengobatan suportif
untuk meningkatkan keadaan umun pasien, dengan cara pemberian gizi yang sesuai, obat
sistemik, serta vitamin. Disamping itu perlu diupayakan dukungan psikososial agar pasien
dapat melakukan aktivitas seperti semula
2) Sampai saat ini belum ada obat-obatan yang dapat menghilangkan HIV dari dalam tubuh
individu. Obat-obatan yang selama ini digunakan hanya berfungsi untuk menahan
perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh, bukan menghilangkan HIV dari dalam tubuh.
3) Obat untuk HIV / AIDS yang ada adalah obat antiretroviral dan obat untuk infeksi
oportunistik
4) pengobatan infeksi oportunistik
Infeksi terapi
Kandidiasis Flukonazol
esofagus
Tuberculosis Rifampisin,
streptomisin,
etambutol
Sitomegalovirus Gansiklovir,
foskormet
Dan pengobatan kanker yaitu limfoma malignum, sarcoma caposi, dan karsinova serviks
invasive disesuaikan dg standar terapi penyakit kanker.
5) obat antiretroviral
bertujuan untuk mengurangi/menghilangkan HIV dalam tubuh. Obat diberikan dalam bentuk
kombinasi.
Azidotimidin + indinavir
Didanosin + ritonavir
Dideoksisitidin + saquinavir
Stavudin + nelvinavir
menurun.
Virus masuk tubuh dengan menginfeksi sel langerhans di mukosa kemudian bergerak dan bereplikasi di
kgb setempat. Virus menginfeksi cd4, makrofag, dendritik dalam darah dan organ limfoid.antigen p24
dapat ditemukan dalam darah pada fase ini.fase ini kemudian dikontrol cd8 dan aB sirkulasi, dan
destruksi sel cd4 berlangsung terus dalam kelenjar limfoid. Akhirnya jumlah cd4 dalam sirkulasi turun.
Perlekatan virus:
o HIV menginfeksi sel dengan mengikat permukaan sel sasaran yang memiliki molekul reseptor
membran CD4 (sel T4 atau limfosit CD4+)
o Gp120 HIV berikatan dengan kuat dengan limfosit CD4+ sehingga gp41 dapat memerantai fusi
membran virus ke membran sel
o Koreseptor CCR5 atau CXCR4 menyebabkan perubahan-perubahan konfirmasi sehingga gp41
dapat masuk ke membran sasaran.
o Setelah virus berfusi dengan limfosit CD4+ ,maka berlangsung serangkaian proses kompleks
yang apabila berjalan lancar menyebabkan terbentuknya partikel virus baru dari sel yang
terinfeksi.
o Limfosit CD4+ yang terinfeksi tetap dalam keadaan provirus atau mengalami siklus replikasi
sehingga menghasilkan banyak virus.
Replikasi virus
Setelah terjadi fuis sel virus ,RNA virus masuk ke bagian tengah sitoplasma limfosit CD4+ .
Setelah nukleokapsid dilepas maka terjadi transkripsi terbalik dari satu untai tunggal RNA
menjadi DNA salinan untai ganda virus.
Replikasi HIV berlanjut sepanjang periode latensi klinis,bahkan saat hanya terjadi aktivasi virus
yang minimal didalam darah.
HIV ditemukan dalam jumlah besar didalam limfosit CD4+ dan makrofag diseluruh sistem limfoid
pada semua tahap infeksi.
Partikel virus telah dihubungkan dengan sel-sel dendritik folikular,yang memindahkan infeksi ke
sel-sel selama migrasi melalui folikel-folikel limfoid.
-virus masuk sel lagerhans mukosa rektum atau vagina bereplikasi di KGB
ELISA.
PemeriksaanWestern Bolt
merupakan penentu diagnosis AIDS setelah testELISA dinyatakan positif. Bila terjadi
serokonversi HIV pada test ELISA dalam keadaan infeksi HIV primer, harus segera
dikonfirmasikan dengan test WB ini.H a s i l t e s t y a n g p o s i t i f a k a n
m e n g g a m b a r k a n g a r i s p r e s i p i t a s i p a d a p r o s e s elektroforesis antigen-
antibodi HIV di sebuah kertas nitroselulosa yang terdiri atas protein struktur utama virus.
Setiap protein terletak pada posisi yang berbeda padag a r i s , d a n t e r l i h a t n y a
s a t u p i t a m e n a n d a k a n r e a k t i v i t a s a n t i b o d i t e r h a d a p komponen
tertentu virus.
Berdasarkan kriteria WHO, serum dianggap positif antibodi HIV-1 bila 2envelope pita
glikoprotein terlihat pada garis. Serum yang tidak menunjukkan pita-pita tetapi
tidak termasuk 2 envelope pita glikoprotein disebut indeterminate.
Hasil indeterminate
harus dievaluasi dan diperiksa secara serial selama 6 bulan s e b e l u m
dinyatakan negatif. Bila hanya dijumpai 1 pita saja yaitu p24,
d a p a t diartikan hasilnya fase positif atau fase dini AIDS atau infeksi HIV-1.
HIV terutama menginfeksi limfosit CD4 atau T helper sehingga dari waktu ke waktu jumlahnya
akan menurun, demikian juga fungsinya. Th mempunyai peranan sentral dalam mengatur sistem
imun tubuh. Bila teraktivasi oleh antigen, Th akan merangsang baik respon imun humoral atau
seluler. Namun yang utama mengalami kerusakan adalah sistem imun seluler. Jadi akibat HIV
akan terjadi gangguan jumlah maupun fungsi Th yang menyebabkan hampir keseluruhan respon
imunitas tubuh tidak berlangsung normal.
Sel Th : jumlah dan fungsinya menurun. Pada umumnya oenyakit indiator AIDS tidak terjadi
sblum jumlah CD4 mencapai 200/uL bahkan sbgaian besar setelah mencapai 10/uL
Sel Tc : kemampuan sel T sitotoksik untuk menghancurkan sel yg terinfeksi virus menurun,
terutama oada infeksi stadium lanjut
Sel NK : kemampuan sel NK mengahancurkan langsung antigrn asing dan sel yang terinfeksi virus
juga menurun. Belum diketahui jelas apa penyebabnya diperkirakan kemungkinan karena
kurangnya IL-2 atau efek langsung HIV
HIV menyebabkan terjadi stimulasi limfosit B secara poliklonal dan non-spesifik, sehingga terjadi
hipergammaglobulinemia terutama IgA dan IgG. Slain memproduksi banyak imunoglobulin
limfosit B pada ODHA tidak memberi respon yang tepat.
c. reaksi autoantibodi
reaksi ini cenderung terjadi pada fase awal. Karen alimfosit B tidak dapat memberi respon secara
tepat maka terbentuk autoantbodi terhadap beberapa protein tubuh antar lain terhadap
platelet, neutrofil, limfosit, dan mielin.
pada umumnya berkaitan dengan obat-obatan, namun reaksi hipersensitivitas ini tidak dapat
dimasukan dalam klasifikasi 4 tipe reaksi hipersensitivitas. Beberapa keadaan yang diduga
berperan adalah :
1. disregulasi pada sistem imun
2. koinfeksi virus-virus lain
3. besar dosis obat dan lama pemakaian
4. faktor lain, misalnya imunoglobulin yg spesifik untuk obat tertentu dan struktur obat dna
metabolismenya dalam tubuh
pada infeksi HIV dengan adanya defisiensi imun akan memungkinkan aktivasi virus-virus laten
dalam tubuh sehingga terjadi keganasan sekunder.