Anda di halaman 1dari 1

KELAPARAN DI KOTA MADAYA

Madaya merupakan kota yang dikepung oleh pasukan pemerintah pro-Suriah, sementara dua desa di
Provinsi Idlib dikelilingi pemberontak yang memerangi pemerintah Suriah. Di kota tersebut, ribuan orang
terperangkap tanpa persediaan makanan dan beberapa di antaranya dilaporkan meninggal akibat kelaparan.
Sedikitnya 32 warga Suriah meninggal akibat kelaparan di kota Madaya dalam 30 hari terakhir, ujar juru
bicara Program Pangan Dunia Bettina Luscher di Jenewa, Jum’at (15/1/2016). Badan PBB menyatakan 25 anak
balita menderita gizi buruk; 22 dari anak-anak itu menunjukkan tanda-tanda gizi sedang hingga gizi buruk, kata
Boulierac. Sebuah klinik mobile dalam perjalanan ke Madaya, kata juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia Tarik
Jasarevic di Jenewa pada konferensi pers.
Pada hari Kamis (14/1), PBB berupaya mengirim 10 truk dengan berbagai pasokan ke dua daerah
terkepung lainnya, Foah dan Kefraya untuk sekitar 6.000 anak yang terjebak di daerah itu, kata UNICEF. Badan
PBB pada hari Kamis meminta semua pihak dalam konflik di Suriah untuk memfasilitasi “akses kemanusiaan
segera dan tanpa gangguan untuk semua daerah di seluruh negeri”. Konvoi kedua bantuan PBB pekan ini tiba di
Madaya pada hari Kamis. Dalam pernyataan bersama, UNICEF dan WHO mengatakan: “Akses terbatas yang
diberikan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan tidaklah cukup. “Pengakhiran pengepungan segera di Suriah
begitu diperlukan, diikuti dengan pengecekan kesehatan dan kebutuhan lain penduduk, penyediaan perawatan
terapi di tempat medis dan gizi serta evakuasi korban luka dan sakit untuk dirawat.”
Organisasi itu mengatakan tim mereka telah mendapati anak-anak dalam kondisi tertekan dan lapar,
bersama dengan orang dewasa yang menderita gizi buruk. Anak-anak di Madaya juga belum divaksinasi
terhadap penyakit seperti polio atau campak; instansi itu menambahkan. Lebih dari empat juta orang tinggal di
daerah-daerah yang sulit dijangkau di Suriah. PBB menambahkan: “pengepungan dan penolakan akses
kemanusiaan bagi warga sipil terus digunakan sebagai taktik perang yang melanggar hukum kemanusiaan
internasional”. Pengepungan dimulai enam bulan lalu ketika tentara Suriah dan sekutu Libanon; Hizbullah,
memulai kampanye untuk membangun kontrol Bashar al-Assad di daerah sepanjang perbatasan Suriah-Libanon.
Seringkali karena tidak merasa satu negeri, bangsa atau suku menjadikan seseorang kurang
mempedulikan nasib orang lain. Masih banyak yg beranggapan untuk apa mengurusi orang-orang yg berada di
negara lain, toh mereka bukan penduduk negara kita. Daripada membuang tenaga memikirkan negara lain, lebih
baik menyelesaikan urusan dalam negeri.
Sehingga negeri2 muslim tidak dapat optimal membantu dan berjuang untuk saudara mereka di
Madaya. Itulah yang terjadi jika negara/bangsa menjadi acuan untuk membatasi diri mengurus saudaranya.
Alhasil disini kita merasa fine aja, nyaman-nyaman saja (berada pada zona nyaman) tanpa mempedulikan
saudara kita yang sedang kesusahan dan kelaparan di Madaya.
Kaum muslimin diperintahkan untuk selalu bersama dan tidak boleh memisahkan diri dari satu sama lain
hanya karena berasal dari suku yang berbeda. Rasulullah SAW bersabda: “Orang-orang yang beriman dalam hal
saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi laksana satu tubuh. Apabila ada satu anggota tubuh yang sakit
maka seluruh tubuh akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan demam”(H.R.Muslim). Dalam Al-Qur’an pun Allah
berfirman: “Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara...”(QS.Al-Hujuraat:10)
Demikianlah Allah dan RasulNya telah menjelaskan dalam Al-Qur’an dan hadist. Sehingga kita sebagai
hambaNya harus merasa satu tubuh dengan kaum muslimin disana. Derita mereka adalah derita kita pula.
Tangis mereka juga tangis kita juga. Bila sekarang mereka dalam kesulitan maka kaum muslimin di belahan bumi
yang lain harus membatu, sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Namun kenyataannya, sekarang sullit untuk membantu saudara-saudara kita di sana. Hal ini
dikarenakan kaum muslimin saat ini tercerai berai, termakan paham nasionalisme sehingga terkotak-kotak dalam
banyak negara. Belum ada pemimpin yg dapat menaungi seluruh kaum muslimin. Kesatuan kaum muslimin
dalam dalam syariat Islam inilah yg harus kita usahakan. Jika kaum muslimin bersatu, InsyaAllah saling tolong
menolong antar muslimin yang satu dengan lainnya akan lebih mudah dilakukan. Tidak seperti saat ini. Semoga
dalam waktu dekat kesatuan kaum muslimin benar-benar terwujud. Amin…
Untuk saat ini, bila ada harta yang bisa kita sumbangkan, mari kita sumbangkan. Mari kita kirim untuk
saudara muslim di sana. Dan senantiasa kita do’akan mereka, sebagai bukti bahwa mereka selalu di hati kita. Ya
Allah berikan kekuatan kepada mereka dan kepada kami serta limpahkan pertolongan kepada kaum muslimin
untuk menghadapi orang-orang kafir...Aamiin.

Sumber: (http://www.arrahmah.com/news/2016/01/15/innalillahi-32-warga-Suriah-meninggal-akibat-kelaparan-
di-kota-madaya.html.http://dunia.tempo.co/read/news/2016/01/12/115735147/kelaparan-warga-madaya-Suriah-
makan-daun-dan-garam)

Anda mungkin juga menyukai