Buku Kimling
Buku Kimling
Edisi Pertama
Penanggung Jawab
Vina Amalia, S. Pd; M. Si
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Ketua Tim
Monita Lailatul Karomah
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya
yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan buku …………………………………. ini. Shalawat dan salam kami
haturkan kepada inspirasi sejuta ummat : Nabi Muhammad SAW, kepada
keluargaNya, sahabatNya, dan kepada kita semua selaku ummatnya, aamiin.
Dalam penulisan buku ini kami berusaha dengan segala kemampuan yang
dimiliki untuk dapat menyajikan buku ini dengan sebaik-baiknya atas bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini, terutama
kepada ibu Vina Amalia, S. Pd; M. Si selaku dosen mata kuliah Kimia Lingkungan
atas bimbingan dan masukan-masukan selama perkuliahan Kimia Lingkungan
berlangsung.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam isi maupun
penyajian buku ini, dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca untuk kebaikan dan kelengkapan isi buku ini
kedepannya.
Penulisan buku ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang
pengolahan limbah menjadi suatu produk yang memiliki nilai guna dan bermanfaat
khususnya bagi kami tim penulis dan umumnya bagi rekan-rekan pembaca, dapat
memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan, dan dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Akhir kata kami mohon maaf
atas segala kesalahan.
KATA PENGANTAR
1. PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISAH MENJADI
KERUPUK
PENDAHULUAN
Buah pisang pasti akan menghasilkan limbah berupa kulit pisang. Kulit
pisang termasuk ke dalam limbah organik yang merupakan limbah yang dapat
diuraikan oleh mikroorganisme. Akan tetapi kulit pisang dapat ditingkatkan nilai
jualnya dengan cara diolah kembali ke bentuk yang lebih menarik dan berguna bagi
manusia. Bagi beberapa orang yang tidak mengetahui kandungan kulit pisang, akan
membuat kulit pisang sebagai limbah yang tidak memliki nilai jual yang artinya
akan membuang kulit pisang tersebut atau dijadikan makanan bagi hewan ternak.
Akan tetapi bagi orang-orang yang sudah mengetahui kandungan kulit pisang maka
akan memanfaatkannya dan menjadikan limbah kulit pisang yang sangat melimpah
menjadi sesuatu yang bernilai.
Gizi yang ada dalam kulit pisang sangatlah lengkap seperti karbohidrat,
lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C, dan air yang
ditunjukkan dalam Tabel 1. Unsur-unsur gizi inilah yang akan menjadi sumber
energi dan antibodi bagi tubuh manusia (Munadjim, 1983 : 84). Berdasarakan
analisis kimia, kulit pisang dapat digunakan sebagai bahan baku (raw material)
pembuatan makanan (Munadjim, 1983 : 63). Selain kandungan unsur gizi yang
telah disebutkan, terdapat senyawa kimia yang ada dalam kulit pisang yang dapat
bermanfaat juga bagi tubuh manusia seperti serotonin yang merupakan
neurotransmitter yang diperlukan tubuh manusia terutama bagi orang-orang yang
menderita depresi yang kekurangan serotonim akibat aktivitas enzim monoamine
oksidase yang terlalu kuat dalam menguraikan amin biogenik.
Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Kulit Pisang per 100 gram Bahan
Kerupuk merupakan salah satu pelengkap yang diperlukan saat makan dan
digemari banyak orang, selain dari teksturnya yang renyah keripuk ini memiliki
kandungan gizi yang banyak dan bermanfaat bagi tubuh yang berasal dari kulit
pisang yang merupakan bahan bakunya.
PROSEDUR
a b c
f e d
REFERENSI
2. PEMANFAATAN LIMBAH BEKATUL SEBAGAI BAHAN
TAMBAHAN PEMBUATAN SISTIK
PENDAHULUAN
Makanan ringan atau snack food merupakan jenis makanan yang sudah ada
sejak lama dikenal oleh sebagian besar masyarakat. Makanan ringan ini biasanya
dikonsumsi di antara waktu makan utama dan umumnya merupakan bagian yang
tidak dapat ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari terutama di kalangan anak-
anak dan remaja. Di Indonesia, makanan ringan sudah dikembangkan sejak tahun
1970-an. Salah satu jenis makanan ringan yang dikembangkan dan cukup popular
adalah sistik. Sistik pada umumnya dibuat dengan menggunakan satu bahan baku
yaitu tepung terigu serta bahan-bahan lain yang digiling tipis dan dicetak dengan
alat khusus dan digoreng. Sehingga, sering kali sistik yang dihasilkan memiliki
kekurangan dari segi gizi, dan cita rasa. Oleh karena itu upaya untuk memperbaiki
kualitas perlu dilakukan.
Bahan Jumlah
Dedak padi 1 kg
Bekatul ¼ kg
Tepung terigu 1 ½ kg
Margarin 100 gram
Telur ayam ¼ butir (4 buah)
Bawang merah 10 siung
Bawang putih 5 siung
Garam Secukupnya
Bayam Secukupnya
Minyak Secukupnya
Air Secukupnya
Alat Jumlah
Saringan 50 mesh (saringan yang rapat) 1 buah
Sendok 2 buah
Baskom 2 buah
Presto 1 buah
Lap piring 1 buah
Loyang 1 buah
Microwave/oven 1 buah
Ulekan 1 buah
Penggiling sistik 1 set
Kompor 1 buah
Wajan 1 buah
Toples 1 buah
Talenan 1 buah
Pisau 1 buah
Blender 1 buah
Timbangan 1 buah
PROSEDUR
Pembuatan tepung bekatul
a. Siapkan dedak padi yang akan disaring menggunakan penyaring yang rapat,
kemudian dedak padi yang kasar akan terpisah dengan bekatul yang halus.
b. Bekatul yang halus kemudian di kukus dengan presto. Untuk pengukusan ini
dedak padi di bungkus dengan lap.
c. Bekatul yang sudah dibungkus kemudian di presto.
d. Proses pengukusan dengan presto dilakukan sampai terdengar suara dari presto
setelah itu tunggu sampai 5 menit. Setelah 5 menit, bekatul didinginkan.
e. Bekatul yang sudah dingin kemudian di oven dalam mikrowave selama 10 menit
dengan suhu 100℃.
f. Setelah di oven, kemudian bekatul di blender dengan blender bumbu tanpa
menambahkan air.
g. Hasilnya tepung bekatul bisa digunakan menjadi bahan tambahan makanan.
a b
c d
e f
PROSEDUR
Pembuatan Sistikatul
a. Masukan 1 kg tepung terigu kedalam wadah
b. Tambah ¼ kg tepung bekatul sebagai bahan tambahan makanan
c. Tambah ¼ kg (4 butir) telur
d. Tambah 10 siung bawang merah dan 5 siung bawang putih yang sudah
dihaluskan
e. Tambah garam secukupnya sesuai selera
f. Tambah margarin sebanyak ± 100 g atau sesuai selera
g. Tambah air bayam yang sudah diblender dan disaring/air matang biasa
secukupnya
h. Aduk adonan sampai kalis
i. Giling adonan kalis menggunakan alat penggiling dan potong-potong
menggunakan penggilingan sistik
j. Masak sampai kecoklatan dan sistikatul siap disajikan
+
b
a
+ +
d c
e
f
h
g
i
j
REFERENSI
Damayanthi E, Sofia IR, Madanijah S. 2001. Sifat Fisikokimia dan Daya Terima
Tepung Bekatul Padi Awet sebagai Sumber Serat Makanan. Dalam Nuraida
L & Dewanti-Riyadi R (Eds.), Pangan Tradisional Basis Bagi Industri
Pangan Fungsional dan Suplemen. (HLM. 245-261), IPB, Bogor.
3. PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG MENJADI ES
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan penghasil pisang terbesar keenam di dunia. Bahkan di
Asia, Indonesia merupakan penghasil pisang terbesar, karena hampir 50%
produksi pisang di Asia dihasilkan oleh Indonesia dan setiap tahun
produksinya meningkat. Pisang juga memiliki kandungan gizi yang tinggi
dan memiliki tingkat oksidan yang cukup tinggi. Bukan hanya buah pisang
saja, namun bagian lain dari pohon pisang, kulit misang misalnya. Kulit
pisang merupakan limbah pertanian yang cukup banyak ditemukan di mana-
mana, sehingga dalam hal ini kulit pisang dapat dimanfaatkan menjadi suatu
produk atau bahan makanan oleh industry.
Penelitian menunjukkan ekstrak kulit pisang bermanfaat untuk menjaga
kesehatan retina mata.buah ini mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah
serat dan berbagai mineral yang penting untuk tubuh. Kandungan gizi kulit
pisang cukup tinggi. Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap
seperti karbohidrat, lemak, protein, kalisum, fosfor, zat besi, vitamin B,
vitamin C dan air. Berikut adalah tabel komposisi zat gizi kulit pisang
Unsur Jumlah
Air (%) 68,90
Karbohidrat (%) 18,50
Lemak (%) 2,11
Protein (%) 0,32
Kalsium (mg/100 g) 715
Fosfor (mg/100 g) 117
Besi (mg/100 g) 166
Vitamin B (mg/100 g) 0,12
Vitamin C (mg/100 g) 17,5
Berdasarkan tabel di atas komposis kimiai terbesar kulit pisang di samping
air adalah karbohidrat yaitu sebesar 18,50%. Karbohidrat ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan es kulit pisang.
BAHAN DAN ALAT
Nama Alat Jumlah
Panci 1 buah
Mixer 1 buah
Blender 1 buah
Pisau 1 buah
Garpu 1 buah
Talenan 1 buah
Baskom 1 buah
Freezer 1 buah
Tempat es 1 buah
Sendok 2 buah
PROSEDUR
a. Bersihkan kulit pisang, potong kecil-kecil. Rebus dengan air gula
sampai kulit menjadi lembek. Pisahkan dan tiriskan kulit pisang dari
air rebusan
b. Masukkan ke dalam blender. Tambahkan susu murni 250 mL dan
blender sampai kulit pisang hancur.
c. Pindahkan campuran ke dalam baskom. Tambahkan 1 sdm tepung
meizena, 1 sdm TBM, 2 bungkus vamili dan sedikit garam, gula
pasir 10 sdm. Mixer campuran sampai tercampur rata, tambahkan 3
buah pisang raja yang sudah dipotong kecil-kecil, mixer kembali
sampai tercampur. Sambil dimixer masukkan pula susu kental manis
rasa vanilla sebanyak 3 sachet atau bisa sesuai selera.
d. Setelah semua bercampur, masukkan adonan es ke dalam wadah dan
simpan dalam freezer pada suhu maksimal. Tunggu sampai
teksturnya berubah manjadi es krim
e. Es kulit pisang siap dinikmati
f. Jika ingin ada tambahan bahan, silahkan. Sesuaikan dengan selera
REFERENSI
4. PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK MENJADI PAVING
BLOCK
PENDAHULUAN
Hampir setiap orang tidak terlepas dari bahan yang namanya plastik dalam
aktivitas sehari-hari. Dimana plastik ini menjadi komponen penting dalam
kehidupan modern saat ini. Peningkatan penggunaan plastik mengakibatkan
peningkatan produksi limbah plastik dari tahun ke tahun. Konsumsi plastik di
Indonesia mencapai 10 kg perkapita pertahun sehingga dapat diprediksikan berapa
banyak ylimbah plastik yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan semakin lingkungan
menaji tercemar dan berdampak juga terhadap kesehatan manusia, sehingga perlu
dilakukan penanganan terhadap tersebut (Syamsiro, 2010). Plastik merupakan
istilah umum bagi polimer, ialah material yang terdiri dari rantai panjang karbon
dan oksigen, nitrogen, klorin atau belerang yang mudah dibuat menjadi berbagai
bentuk dan ukuran. Plastik dibuat dengan cara polimerisasi dengan menyusun dan
membentuk bahan-bahan dasar plastik (monomer) secara sambung-menyambung.
Plastik juga mengandung zat non plastik yang sering disebut sebagai zat aditif. Zat
aditif diperlukan untuk memperbaiki sifat plastik itu sendiri. Bahan aditif berfungsi
sebagai pewarna, antioksidan, penyerap sinar ultraviolet dan antilekat
(Setyablogku, 2012).
Limbah plastik juga dapat didaur ulang menjadi produk baru yang lebih
bermanfaat dan juga bernilai ekonomis tinggi. Salah satunya ialah dapat di daur
ulang menjadi paving block. Paving block adalah suatu komposisi bahan bangunan
yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis lainnya, air
dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi
mutu beton tersebut (Balai Standarisasi Nasional. 1996). Paving block ialah bahan
bangunan yang dibuat dari campuran semen, pasir dan air, sehingga
karakteristiknya hampir mendekati dengan karakteristik mortar. Mortar adalah
bahan bangunan yang dibuat dari pencampuran antara pasir dan agregat halus
lainnya dengan bahan pengikat dan air yang didalam keadaan keras mempunyai
sifat-sifat seperti batuan (Smith, 1979). Keunggulan plastik itu sendiri ialah kuat,
ringan, fleksibel, tahan karat, mudah diberi warna sehingga menambah daya tarik,
mudah dibentuk untuk berbagai fungsi dan isolator panas/listrik yang baik.
Sehingga jika didaur ulang untuk dibentuk kembali menjadi paving block maka
kekuatannya tidak kalah dengan paving block yang terbuat dari semen dan
sejenisnya.
a. Nama Bahan
Bahan Jumlah
Plastik 3 kantong kresek besar
Serbuk gergaji 1,5 kaleng kongguan
Oli ±250 mL
Abu gosok ± 3 − 5 sendok sayur
Kayu bekas Secukupnya
b. Nama Alat
Alat Jumlah
Kaleng kongguan bekas 1 buah
Kaleng oreo bekas 1 buah
Panci 1 buah
Cetakan Paving Block 1 buah
Pisau 1 buah
Pengaduk 1 buah
Korek 1 buah
APD 1 set
PROSEDUR
a. Siapkan serbuk kayu dan masukkan ke dalam tungku (kaleng) yang telah
dilubangi.
b. Nyalakan api pada tungku.
c. Tuangkan oli pada wajan (yang berada diatas tungku).
d. Panaskan hingga oli mendidih.
e. Masukkan limbah plastik ke dalam wajan, tutup wajan dan diamkan hingga
limbah plastik mencair (selama 2 jam).
f. Angkat tutup wajan, aduk sampai merata.
g. Angkat wajan, kemudian tambahkan abu gosok secukupnya dan panaskan
kembali.
h. Campuran masukkan ke dalam cetakan dan berikan tekanan dengan tutupnya.
i. Kemudian diamkan selama ± 6 jam dan keluarkan dalam wadah yang berisi air.
j. Paving block siap digunakan.
a b c
e d
g
h
i j
REFERENSI
Balai Standarisasi Nasional. 1996. Bahan Mutu Paving Block. SNI 03-0691-1996.
Syamsiro, M E. Penanganan Limbah Plastik. Yogyakarta: Universitas Janabadra.
Smith, M., 1979. Limbah Plastik dan Mortar. Jakarta: Kementrian Lingkungan
Hidup.
Setyablogku, A. 2012. Zat Adiktif dan Plastik. Bandung: Departemen Kesehatan.
5. PEMANFAATAN SAMPAH ATAU LIMBAH DOMESTIK
SEBAGAI PUPUK NPK
PENDAHULUAN
a. Nama Bahan
Bahan Jumlah
Kulit pisang 6 Buah
Cangkang telur 8 Buah
Dedak kopi 100 mL
Air 250 mL
b. Nama Alat
Alat Jumlah
Blender 1 buah
Sendok 2 buah
Baskom 2 buah
Botol 1 buah
Lap piring 1 buah
Pisau 1 buah
Ember 1buah
PROSEDUR
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Siapkan 6 buah kulit pisang, pisahkan bagian kulit dengan buahnya
c. Kulit pisang di potong kecil-kecil kemudian di masukan kedalam blender
d. Kemudian, cangkang telur yang sudah di cuci dikeringkan
e. Setelah kering, cangkang telur dimasukan kedalam blender
f. kemudian dimasukan dedek kopi kedalam blender sebanyak 6 gram
ditambah air sebanyak 100ml
g. Setelah semua bahan dimasukan kedalam blender bahan siap di haluskan
h. Setelah halus, dituangkan kedalam wadah di encerkan sebanyak 1000 ml
i. Setelah di encerkan 1000 ml, pupuk NPK cair siap digunakan
REFERENSI
D. S. Saribun , “PENGARUH PUPUK MAJEMUK NPK
PADA BERBAGAI DOSIS TERHADAP pH, P-POTENSIAL DAN P-TERSEDIA SERTA
HASIL CAYSIN (Brassica juncea) PADA FLUVENTICEUTRUDEPTS JATINANGOR,”
PENDAHULUAN
PROSEDUR KERJA
a. Siapkan minyak jelantah kurang lebih setengah liter atau sekitar 450 ml.
b. Siapkan arang batok atau karbon aktif secukupnya lalu panaskan hingga
membara.
c. Tambahkan arang batok atau karbon aktif yang telah membara ke dalam
mintak jelantah yang telah disiapkan tadi.
d. Diamkan campuran semalaman atau selama 12 jam.
e. Setelah didiamkan, saring campuran dengan tissue ke dalam wadah bersih.
f. Selanjutnya, siapkan pandan/kopi lalu larutkan dalam 171 mL air, tetapi pada
pandan sebaikknya potong kecil-kecil pandan tersebut lalu blender dengan air
171 mL.
g. Pandan/kopi yang telah larut kemudian saring dengan menggunakan
saringan/tissue.
h. Tambahkan soda api atau NaOH sebanyak 82,46 gram ke dalam air
pandan/kopi yang telah disaring (jangan terbalik: jangan sampai air
pandan/kopi yang dimasukkan ke dalam soda api atau NaOH karena bisa
meledak).
i. Aduk campuran hingga larut dan dinginkan.
j. Lalu tambahkan minyak jelantah yang telah disaring.
k. Aduk dengan sendok plastik/batang pengaduk sampai larutan kental seperti
mayones, kurang lebih 20-30 menit.
l. Tuangkan ke dalam cetakan dan diamkan selama 1 minggu.
m. Keluarkan sabun yang telah mengeras dari cetakan.
n. Angin-anginkan selama 3-4 minggu bahkan akan lebih bagus 2-3 bulan.
o. Sabun siap digunakan
(a) (b) (c)
(f)
(d) (e)
(g) (h) (i)
(k) (l)
(j)
(m, dan n) (o)
REFERENSI
Badan Standarisasi Nasional. 1994. SNI-06-3532-1994 Sabun Mandi. Online:
http://www.scribd.com/doc/42403029/SNI-06-3532-1994-Sabun-mandi.
Diakses pada Senin, 14 Mei 2018 pukul 15.20 WIB.
Priani, S.E dan Y. Lukmayani. 2010. Pembuatan Sabun Transparan Berbahan
Dasar Minyak Jelantah Serta Hasil Uji Iritasinya Pada Kelinci. Prossiding
LPPM UNISBA.
Diakses pada Senin, 14 Mei 2018 pukul 15.25 WIB.
Raditya. 2017. Membuat Sabun dari Jelantah. Online:
http://sahabatalamcilik.weebly.com/do-it-your-self/membuat-sabun-dari-
jelantah. Diakses pada Senin, 14 Mei 2018 pukul 15.00 WIB.
Suryani A, Rifai M, dkk. (2001). Aplikasi Minyak Atsiri pada Sabun Transparan
untuk Terapi Kesehatan, Departemen Teknologi Industri Pertanian, PT.
Adev Mandiriih
Utami, Putri. 2009. Proses Pembuatan Sabun Cair dari Minyak Goreng Bekas.
Laporan Akhir. Palembang: Polsri.
7. DSFHGDSFJK
8. PEMBUATAN PERMEN DARI KULIT SEMANGKA
PENDAHULUAN
Selain daging buahnya yang memiliki kandungan gizi yang tinggi, kulit
buah semangka pun tidak kalah tinggi kandungan gizinya. Pemanfaatan kulit
semangka belum dikenal luas oleh masyarakat. Kulit semangka merupakan sumber
pektin yang potensial, karena sebagaimana jaringan lunak tanaman lain kulit
semangka tersusun atas 21,03% senyawa pektin (Sutrisna, 1998). Kulit buah
semangka yang berwarna putih kehijau-hijauan ini mengandung 1,8 kalori dalam
setiap 2,5 x 2,5 kulit semangka, 2% vitamin C, dan 1% vitamin B6. Oleh karena
itu, kulit semangka sangat baik untuk dimanfaatkan dan dikembangkan di Indonesia
sebagai sumber pangan baru.
Selain sejumlah nutrisi yang telah disebutkan di atas, kandungan lain dari
kulit semangka yaitu likopen dan citrulline. Likopen merupakan sejenis antioksidan
yang juga terdapat pada kulit jeruk yang mampu memberikan perawatan terhadap
sel kulit sehingga kulit tampak bersih secara alami. Inilah yang membuat likopen
berperan dalam perawatan kulit yang berjerawat. Citrulline berfungsi sebagai
antioksidan kuat yang bermanfaat untuk menjaga tubuh dari radikal bebas. Selain
itu, citrulline juga bisa diubah dalam tubuh menjadi arginin, yaitu suatu asam amino
yang berperan dalam peredaran darah dan sistem kekebalan tubuh. Karena
kandungan inilah yang membuat kulit semangka mampu menjadi agen dalam
menjaga kesehatan jantung dan impotensi (Kumalaningsih, 2006).
Sedangkan permen merupakan makanan semacam gula-gula yang berkalori
tinggi. Komponen utama permen adalah gula pasir atau sukrosa yang menyebabkan
rasa manis pada permen. Selain itu, asam sitrat juga terdapat pada permen hingga
memberi rasa asam atau segar seperti jeruk, stoberi, atau rasa buah lainnya (Balai
Standarisasi Nasional, 2004).
a. Nama Bahan
Bahan Jumlah
Kulit Semangka 1 kg
Jeruk lemon 2 buah
Gula pasir 700 gram
Vanili ½ sendok
Air 300 mL
b. Nama Alat
Alat Jumlah
Garpu 1 buah
Panci dan tutupnya 1 set
Kompor 1 buah
Sendok 1 buah
Pisau 1 buah
Talenan 1 buah
Pengaduk 1 buah
Parutan 1 buah
PROSEDUR