Anda di halaman 1dari 40

……………………………………………………………………..

Edisi Pertama

Penanggung Jawab
Vina Amalia, S. Pd; M. Si
UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Ketua Tim
Monita Lailatul Karomah

Ketua Tim Editor


Dewi Apriyani

Ketua Tim Layout


Ayu Novi Rianty

Ketua Tim Desain


Annisa Zahrah
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya
yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan buku …………………………………. ini. Shalawat dan salam kami
haturkan kepada inspirasi sejuta ummat : Nabi Muhammad SAW, kepada
keluargaNya, sahabatNya, dan kepada kita semua selaku ummatnya, aamiin.
Dalam penulisan buku ini kami berusaha dengan segala kemampuan yang
dimiliki untuk dapat menyajikan buku ini dengan sebaik-baiknya atas bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini, terutama
kepada ibu Vina Amalia, S. Pd; M. Si selaku dosen mata kuliah Kimia Lingkungan
atas bimbingan dan masukan-masukan selama perkuliahan Kimia Lingkungan
berlangsung.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam isi maupun
penyajian buku ini, dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca untuk kebaikan dan kelengkapan isi buku ini
kedepannya.
Penulisan buku ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang
pengolahan limbah menjadi suatu produk yang memiliki nilai guna dan bermanfaat
khususnya bagi kami tim penulis dan umumnya bagi rekan-rekan pembaca, dapat
memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan, dan dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Akhir kata kami mohon maaf
atas segala kesalahan.

Bandung 9 Ramadhan1439 H / 25 Mei 2018


Tim Penulis

Kimia’A UIN Bandung


2015
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
1. PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISAH MENJADI
KERUPUK

PENDAHULUAN

Buah pisang merupakan salahsatu buah yang banyak di produksi di


Indonesia, terutama pada tahun 2015 mencapai 7,29 juta ton berbeda dengan buah
lain yang hanya di produksi tidak lebih dari 3 juta ton menurut data dari BPS (Badan
Pusat Statistik). Banyaknya produksi pisang di Indonesia mengindikasikan bahwa
kebutuhan masyarakat akan pisang cukup banyak. Setiap aktivitas makhluk hidup
di bumi ini pasti akan menghasilkan limbah. Limbah merupakan bahan sisa
produksi yang tidak digunakan lagi. Limbah dikategorikan menjadi 2 apabila dilihat
dari sisi nilai jualnya yaitu limbah yang memliki nilai jual yang artinya jika didaur
ulang atau dilakukan proses lebih lanjut akan menghasilkan atau meningkatkan
nilai jualnya lagi, sedangakan jenis yang kedua adalah limbah yang tidak memiliki
nilai jual yaitu limbah yang walaupun sudah dilakukan proses lebih lanjut tidak
akan menghailkan barang baru yang dapat meningkatkan nilai jual yang artinya
limbah hanya diproses lebih lanjut bertujuan untuk mempermudah proses
pembuangan.

Buah pisang pasti akan menghasilkan limbah berupa kulit pisang. Kulit
pisang termasuk ke dalam limbah organik yang merupakan limbah yang dapat
diuraikan oleh mikroorganisme. Akan tetapi kulit pisang dapat ditingkatkan nilai
jualnya dengan cara diolah kembali ke bentuk yang lebih menarik dan berguna bagi
manusia. Bagi beberapa orang yang tidak mengetahui kandungan kulit pisang, akan
membuat kulit pisang sebagai limbah yang tidak memliki nilai jual yang artinya
akan membuang kulit pisang tersebut atau dijadikan makanan bagi hewan ternak.
Akan tetapi bagi orang-orang yang sudah mengetahui kandungan kulit pisang maka
akan memanfaatkannya dan menjadikan limbah kulit pisang yang sangat melimpah
menjadi sesuatu yang bernilai.
Gizi yang ada dalam kulit pisang sangatlah lengkap seperti karbohidrat,
lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C, dan air yang
ditunjukkan dalam Tabel 1. Unsur-unsur gizi inilah yang akan menjadi sumber
energi dan antibodi bagi tubuh manusia (Munadjim, 1983 : 84). Berdasarakan
analisis kimia, kulit pisang dapat digunakan sebagai bahan baku (raw material)
pembuatan makanan (Munadjim, 1983 : 63). Selain kandungan unsur gizi yang
telah disebutkan, terdapat senyawa kimia yang ada dalam kulit pisang yang dapat
bermanfaat juga bagi tubuh manusia seperti serotonin yang merupakan
neurotransmitter yang diperlukan tubuh manusia terutama bagi orang-orang yang
menderita depresi yang kekurangan serotonim akibat aktivitas enzim monoamine
oksidase yang terlalu kuat dalam menguraikan amin biogenik.

Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Kulit Pisang per 100 gram Bahan

Zat Gizi Kadar


Air (g) 68,9
Karbohidrat (g) 18,50
Lemak (g) 2,11
Protein (g) 0,32
Kalsium (mg) 715
Fosfor (mg) 117
Zat Besi (mg) 1,60
Vitamin B ((mg) 0,12
Vitamin C (g) 17,50
Sumber : Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, Jatim, Surabaya (1982)

Manfaat kulit pisang bagi tubuh anusia banyak sekali, diantaranya :


meningatkan mood karena adanya serotonim , pereda rasa nyeri karena
mengandung minyak nabati, mengatasi rasa gatal, menghambat pertumbuhan kutil,
mempercepat penyembuhan luka, menghilangkan jerawat, baik bagi kesehatan
retina mata, menurunkan kadar kolesterol dalam darah karena adanya vitamin B6,
menjaga kestabilan metabolisme tubuh, melancarkan pencernaan, meningkatkan
daya tahan tubuh, dll.

Kerupuk merupakan salah satu pelengkap yang diperlukan saat makan dan
digemari banyak orang, selain dari teksturnya yang renyah keripuk ini memiliki
kandungan gizi yang banyak dan bermanfaat bagi tubuh yang berasal dari kulit
pisang yang merupakan bahan bakunya.

Proses terpenting dari pembuatan kerupuk ini adalah pengeringan yang


merupakan cara untuk mengeluarkan sebagian air yang terkandung dalam bahan
makanan. Kandungan air dikurangi hingga batas dimana mikroorganisme tidak
dapat tumbuh lagi dalam bahan makanan tersebut. Proses pegeringan ini dilakukan
dengan 2 cara yaitu pengeringan dalam oven dan dengan bantuan cahaya matahari.
Proses pengeringan ini menentukan tekstur dari kripik yang dihasilkan nanti.
Kriteria umum suatu makanan dapat dikatakan kripik adalah mengandung
karbohidrat, berpenampilan kering, apabila dikonsumsi menimbulkan bunyi karena
kerenyahannya, dan mudah patah.

Pengolahan kulit pisang menjadi camilan kripik ini dilakukan untuk


meminimalisir limbah karena produksi pisang yang sangat banyak, meningkatkan
nilai jual kulit pisang karena dijadikan bahan yang lebih berguna bagi manusia,
untuk membuat masyarakat lebih pro aktif dalam mengolah limbah yang ada di
sekitarnya, dan juga dengan adanya kegiatan pengolahan limbah ini dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang kekurangan.

BAHAN DAN ALAT

Nama Bahan Jumlah


Kulit pisang 7 buah
Kapur sirih ½ sendok makan
Cuka 1 sendok makan
Air secukupnya
Tepung terigu 250 gram
Baking Soda ¼ sendok makan
Bawang putih 2 siung
Garam secukupnya
Plastik 1 buah

Nama Alat Jumlah


Piring 1 buah
Nampan 1 buah
Blender 1 buah
Wajan 1 buah
Kompor 1 buah
Pisau 1 buah
Coet & mutu 1 buah
Talenan 1 buah
Sendok 1 buah
Karet 2 buah

PROSEDUR

a. Limbah kulit pisang dicuci dengan air bersih


b. Kulit pisang yang telah bersih kemudian dipotong menjadi ukuran yang kecil
c. Selanjutnya direndam dalam air kapur sirih dan didiamkan selama 30 menit
d. Kemudian ditiriskan dan dimasukan kedalam air mendidih selama 10 menit
(proses autoklaf).
e. Selanjutnya ditiriskan dan ditumbuk hingga lembut.
f. Kulit pisang yang telah dihaluskan ditambahkan bawang putih yang telah halus,
soda kue dan garam kemudian diaduk rata.
g. Kemudian ditambah tepung kanji dan terigu sembari diuleni hingga kalis.
h. Selanjutnya dibungkus dengan plastik dan dikukus selama 30 menit
i. Hasil pengukusan dipotong kecil-kecil
j. Barulah dijemur selama 2 hari dibawah sinar matahari atau sampai menjadi
kering dan keras.
k. Tahap terakhir, kerupuk kulit pisang dapat digoreng dengan api sedang hingga
mengembang.

a b c

f e d

REFERENSI
2. PEMANFAATAN LIMBAH BEKATUL SEBAGAI BAHAN
TAMBAHAN PEMBUATAN SISTIK

PENDAHULUAN

Bekatul merupakan hasil samping penggilingan padi yang umumnya


berwarna krem atau cokelat muda dan memiliki nilai gizi yang tinggi, namun
pemanfaatannya masih terbatas sebagai pakan ternak padahal merupakan makanan
sehat alami yang mengandung antioksidan, multivitamin dan serat tinggi untuk
penangkal penyakit degenaratif juga kaya akan pati, protein, lemak, vitamin dan
mineral (Damayanthi,Tjing dan Arbianto, 2007). Menurut Ardiansyah (2004),
Bekatul mengandung asam amino lisin yang lebih tinggi dibandingkan beras,
protein, sumber asam lemak tak jenuh, dan serat pangan yang bermanfaat bagi
tubuh. Disamping zat gizi, bekatul juga mengandung komponen bioaktif.
Komponen bioaktif tersebut adalah antioksidan tokoferol (vitamin E), tokotrienol,
oryzanol, dan pangamic acid (vitamin B15).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Pertanian pada tahun


2010, produksi padi mencapai 66.6 juta ton, sedangkan pada tahun 2013 produksi
padi yang dihasilkan mencapai 71.2 juta ton (Departemen Pertanian, 2014). Dari
hasil penggilingan padi akan diperoleh sebanyak 8-10% bekatul (Widowati, 2001).
Artinya pada tahun 2013 dihasilkan sebanyak kurang lebih 7.12 ton bekatul. Potensi
ketersediaan yang cukup besar serta nilai gizi yang tinggi memberikan peluang
bekatul untuk dikembangkan menjadi bahan pangan bernilai ekonomi tinggi.

Makanan ringan atau snack food merupakan jenis makanan yang sudah ada
sejak lama dikenal oleh sebagian besar masyarakat. Makanan ringan ini biasanya
dikonsumsi di antara waktu makan utama dan umumnya merupakan bagian yang
tidak dapat ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari terutama di kalangan anak-
anak dan remaja. Di Indonesia, makanan ringan sudah dikembangkan sejak tahun
1970-an. Salah satu jenis makanan ringan yang dikembangkan dan cukup popular
adalah sistik. Sistik pada umumnya dibuat dengan menggunakan satu bahan baku
yaitu tepung terigu serta bahan-bahan lain yang digiling tipis dan dicetak dengan
alat khusus dan digoreng. Sehingga, sering kali sistik yang dihasilkan memiliki
kekurangan dari segi gizi, dan cita rasa. Oleh karena itu upaya untuk memperbaiki
kualitas perlu dilakukan.

Dengan pengolahan yang tepat, bekatul dimungkinkan untuk menjadi


makanan yang berguna bagi kesehatan, dan sangat berpotensi untuk meningkatkan
daya jual dari suatu produk pangan baik dari segi nilai gizi maupun penerimaan
konsumen. Pablo et al (1981) cit Labib (1997), menyatakan bahwa protein
konsentrat bekatul cocok untuk jenis makanan padatan, dan menurut Damayanthi
et al (2007), untuk makanan manusia, bekatul dapat dicampur dengan bahan lain
pada pembuatan biskuit, kue, sayur, dan sebagainya. Penggunaan bekatul secara
komersial baru pada pengekstrakan bekatul untuk minyak goreng dan bahan
pembuatan sabun. Proses penambahan bekatul pada produk pangan bertujuan untuk
meningkatkan kandungan gizi terutama protein pada produk tersebut, sehingga
dapat memberikan nilai tambah tersendiri bagi bekatul. Kandungan protein dalam
bekatul dapat mencapai 15,4% (Houston, 1972 dikutip Fauziyah, 2011).

Pemanfaatan bekatul sebagai bahan tambahan pembuatan produk sistik


merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai gizi, cita rasa dan ekonomi
produk, serta mengurangi limbah hasil pertanian. Dengan komposisi dan proses
pengolahan yang tepat, maka akan diperoleh produk sistik yang memiliki nilai gizi
dan daya penerimaan konsumen yang baik.

BAHAN DAN ALAT

Bahan Jumlah
Dedak padi 1 kg
Bekatul ¼ kg
Tepung terigu 1 ½ kg
Margarin 100 gram
Telur ayam ¼ butir (4 buah)
Bawang merah 10 siung
Bawang putih 5 siung
Garam Secukupnya
Bayam Secukupnya
Minyak Secukupnya
Air Secukupnya

Alat Jumlah
Saringan 50 mesh (saringan yang rapat) 1 buah
Sendok 2 buah
Baskom 2 buah
Presto 1 buah
Lap piring 1 buah
Loyang 1 buah
Microwave/oven 1 buah
Ulekan 1 buah
Penggiling sistik 1 set
Kompor 1 buah
Wajan 1 buah
Toples 1 buah
Talenan 1 buah
Pisau 1 buah
Blender 1 buah
Timbangan 1 buah

PROSEDUR
Pembuatan tepung bekatul
a. Siapkan dedak padi yang akan disaring menggunakan penyaring yang rapat,
kemudian dedak padi yang kasar akan terpisah dengan bekatul yang halus.
b. Bekatul yang halus kemudian di kukus dengan presto. Untuk pengukusan ini
dedak padi di bungkus dengan lap.
c. Bekatul yang sudah dibungkus kemudian di presto.
d. Proses pengukusan dengan presto dilakukan sampai terdengar suara dari presto
setelah itu tunggu sampai 5 menit. Setelah 5 menit, bekatul didinginkan.
e. Bekatul yang sudah dingin kemudian di oven dalam mikrowave selama 10 menit
dengan suhu 100℃.
f. Setelah di oven, kemudian bekatul di blender dengan blender bumbu tanpa
menambahkan air.
g. Hasilnya tepung bekatul bisa digunakan menjadi bahan tambahan makanan.

a b

c d
e f

PROSEDUR
Pembuatan Sistikatul
a. Masukan 1 kg tepung terigu kedalam wadah
b. Tambah ¼ kg tepung bekatul sebagai bahan tambahan makanan
c. Tambah ¼ kg (4 butir) telur
d. Tambah 10 siung bawang merah dan 5 siung bawang putih yang sudah
dihaluskan
e. Tambah garam secukupnya sesuai selera
f. Tambah margarin sebanyak ± 100 g atau sesuai selera
g. Tambah air bayam yang sudah diblender dan disaring/air matang biasa
secukupnya
h. Aduk adonan sampai kalis
i. Giling adonan kalis menggunakan alat penggiling dan potong-potong
menggunakan penggilingan sistik
j. Masak sampai kecoklatan dan sistikatul siap disajikan

+
b
a

+ +

d c

e
f

h
g
i
j

REFERENSI

Damayanthi E, Sofia IR, Madanijah S. 2001. Sifat Fisikokimia dan Daya Terima

Tepung Bekatul Padi Awet sebagai Sumber Serat Makanan. Dalam Nuraida
L & Dewanti-Riyadi R (Eds.), Pangan Tradisional Basis Bagi Industri
Pangan Fungsional dan Suplemen. (HLM. 245-261), IPB, Bogor.
3. PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG MENJADI ES
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan penghasil pisang terbesar keenam di dunia. Bahkan di
Asia, Indonesia merupakan penghasil pisang terbesar, karena hampir 50%
produksi pisang di Asia dihasilkan oleh Indonesia dan setiap tahun
produksinya meningkat. Pisang juga memiliki kandungan gizi yang tinggi
dan memiliki tingkat oksidan yang cukup tinggi. Bukan hanya buah pisang
saja, namun bagian lain dari pohon pisang, kulit misang misalnya. Kulit
pisang merupakan limbah pertanian yang cukup banyak ditemukan di mana-
mana, sehingga dalam hal ini kulit pisang dapat dimanfaatkan menjadi suatu
produk atau bahan makanan oleh industry.
Penelitian menunjukkan ekstrak kulit pisang bermanfaat untuk menjaga
kesehatan retina mata.buah ini mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah
serat dan berbagai mineral yang penting untuk tubuh. Kandungan gizi kulit
pisang cukup tinggi. Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap
seperti karbohidrat, lemak, protein, kalisum, fosfor, zat besi, vitamin B,
vitamin C dan air. Berikut adalah tabel komposisi zat gizi kulit pisang

Unsur Jumlah
Air (%) 68,90
Karbohidrat (%) 18,50
Lemak (%) 2,11
Protein (%) 0,32
Kalsium (mg/100 g) 715
Fosfor (mg/100 g) 117
Besi (mg/100 g) 166
Vitamin B (mg/100 g) 0,12
Vitamin C (mg/100 g) 17,5
Berdasarkan tabel di atas komposis kimiai terbesar kulit pisang di samping
air adalah karbohidrat yaitu sebesar 18,50%. Karbohidrat ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan es kulit pisang.
BAHAN DAN ALAT
Nama Alat Jumlah
Panci 1 buah
Mixer 1 buah
Blender 1 buah
Pisau 1 buah
Garpu 1 buah
Talenan 1 buah
Baskom 1 buah
Freezer 1 buah
Tempat es 1 buah
Sendok 2 buah

Nama Bahan Jumlah


Kulit pisang raja bulu 8 buah
Pisang raja bulu 3 buah
Tepung meizena 1 sdm
Gula pasir 10 sdm
Susu kental manis rasa vanilla 3 sachet atau sesuai selera
Susu murni 250 mL
Vanili 2 bungkus
TBM 1 sdm
Garam Secukupnya

PROSEDUR
a. Bersihkan kulit pisang, potong kecil-kecil. Rebus dengan air gula
sampai kulit menjadi lembek. Pisahkan dan tiriskan kulit pisang dari
air rebusan
b. Masukkan ke dalam blender. Tambahkan susu murni 250 mL dan
blender sampai kulit pisang hancur.
c. Pindahkan campuran ke dalam baskom. Tambahkan 1 sdm tepung
meizena, 1 sdm TBM, 2 bungkus vamili dan sedikit garam, gula
pasir 10 sdm. Mixer campuran sampai tercampur rata, tambahkan 3
buah pisang raja yang sudah dipotong kecil-kecil, mixer kembali
sampai tercampur. Sambil dimixer masukkan pula susu kental manis
rasa vanilla sebanyak 3 sachet atau bisa sesuai selera.
d. Setelah semua bercampur, masukkan adonan es ke dalam wadah dan
simpan dalam freezer pada suhu maksimal. Tunggu sampai
teksturnya berubah manjadi es krim
e. Es kulit pisang siap dinikmati
f. Jika ingin ada tambahan bahan, silahkan. Sesuaikan dengan selera

Proses pemotongan kulit pisang Perebusan pisang


Kulit pisang yang telah ditiriskan Susu ditambahkan setelah proses
dalam blender penghancuran kulit pisang

Campuran dipindahkan pada baskom Penambahan tepung maizena

Penambahan TBM Penambahan vanili


Penambahan gula pasir Adonan es setelah dicampur merata
dan dituangkan pada wadah kecil

Adonan es siap dibekukan Pembekuan adonan es

REFERENSI
4. PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK MENJADI PAVING
BLOCK

PENDAHULUAN

Hampir setiap orang tidak terlepas dari bahan yang namanya plastik dalam
aktivitas sehari-hari. Dimana plastik ini menjadi komponen penting dalam
kehidupan modern saat ini. Peningkatan penggunaan plastik mengakibatkan
peningkatan produksi limbah plastik dari tahun ke tahun. Konsumsi plastik di
Indonesia mencapai 10 kg perkapita pertahun sehingga dapat diprediksikan berapa
banyak ylimbah plastik yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan semakin lingkungan
menaji tercemar dan berdampak juga terhadap kesehatan manusia, sehingga perlu
dilakukan penanganan terhadap tersebut (Syamsiro, 2010). Plastik merupakan
istilah umum bagi polimer, ialah material yang terdiri dari rantai panjang karbon
dan oksigen, nitrogen, klorin atau belerang yang mudah dibuat menjadi berbagai
bentuk dan ukuran. Plastik dibuat dengan cara polimerisasi dengan menyusun dan
membentuk bahan-bahan dasar plastik (monomer) secara sambung-menyambung.
Plastik juga mengandung zat non plastik yang sering disebut sebagai zat aditif. Zat
aditif diperlukan untuk memperbaiki sifat plastik itu sendiri. Bahan aditif berfungsi
sebagai pewarna, antioksidan, penyerap sinar ultraviolet dan antilekat
(Setyablogku, 2012).

Limbah plastik juga dapat didaur ulang menjadi produk baru yang lebih
bermanfaat dan juga bernilai ekonomis tinggi. Salah satunya ialah dapat di daur
ulang menjadi paving block. Paving block adalah suatu komposisi bahan bangunan
yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis lainnya, air
dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi
mutu beton tersebut (Balai Standarisasi Nasional. 1996). Paving block ialah bahan
bangunan yang dibuat dari campuran semen, pasir dan air, sehingga
karakteristiknya hampir mendekati dengan karakteristik mortar. Mortar adalah
bahan bangunan yang dibuat dari pencampuran antara pasir dan agregat halus
lainnya dengan bahan pengikat dan air yang didalam keadaan keras mempunyai
sifat-sifat seperti batuan (Smith, 1979). Keunggulan plastik itu sendiri ialah kuat,
ringan, fleksibel, tahan karat, mudah diberi warna sehingga menambah daya tarik,
mudah dibentuk untuk berbagai fungsi dan isolator panas/listrik yang baik.
Sehingga jika didaur ulang untuk dibentuk kembali menjadi paving block maka
kekuatannya tidak kalah dengan paving block yang terbuat dari semen dan
sejenisnya.

BAHAN DAN ALAT

a. Nama Bahan
Bahan Jumlah
Plastik 3 kantong kresek besar
Serbuk gergaji 1,5 kaleng kongguan
Oli ±250 mL
Abu gosok ± 3 − 5 sendok sayur
Kayu bekas Secukupnya

b. Nama Alat
Alat Jumlah
Kaleng kongguan bekas 1 buah
Kaleng oreo bekas 1 buah
Panci 1 buah
Cetakan Paving Block 1 buah
Pisau 1 buah
Pengaduk 1 buah
Korek 1 buah
APD 1 set

PROSEDUR
a. Siapkan serbuk kayu dan masukkan ke dalam tungku (kaleng) yang telah
dilubangi.
b. Nyalakan api pada tungku.
c. Tuangkan oli pada wajan (yang berada diatas tungku).
d. Panaskan hingga oli mendidih.
e. Masukkan limbah plastik ke dalam wajan, tutup wajan dan diamkan hingga
limbah plastik mencair (selama 2 jam).
f. Angkat tutup wajan, aduk sampai merata.
g. Angkat wajan, kemudian tambahkan abu gosok secukupnya dan panaskan
kembali.
h. Campuran masukkan ke dalam cetakan dan berikan tekanan dengan tutupnya.
i. Kemudian diamkan selama ± 6 jam dan keluarkan dalam wadah yang berisi air.
j. Paving block siap digunakan.

a b c

e d

g
h

i j

REFERENSI
Balai Standarisasi Nasional. 1996. Bahan Mutu Paving Block. SNI 03-0691-1996.
Syamsiro, M E. Penanganan Limbah Plastik. Yogyakarta: Universitas Janabadra.
Smith, M., 1979. Limbah Plastik dan Mortar. Jakarta: Kementrian Lingkungan
Hidup.
Setyablogku, A. 2012. Zat Adiktif dan Plastik. Bandung: Departemen Kesehatan.
5. PEMANFAATAN SAMPAH ATAU LIMBAH DOMESTIK
SEBAGAI PUPUK NPK

PENDAHULUAN

Limbah domestic merupakan suatu bahan buangan yang timbul karena


adanya kehidupan manusia, masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat yang
timbul di berbagai daerah baik diperkotaan maupun dipedesaan. kesadaran
mayoritas masyarakat tentang membuang sampah pada tempatnya serta kurangnya
kesadaran masyarakat terhadap mencintai lingkungan sendiri menyebabkan
sampah masih berserakan. Ada beberapa masyarakat yang masih saja melakukan
pembuangan sampah dipinggir jalan hal ini menjadi permasalahan besar yang tentu
membutuhkan suatu solusi. Pada umumnya solusi yang digunakan oleh sebagian
besar masyarakat yaitu dengan cara di bakar atau di timbun dalam tanah, namun
proses penanganan sampah tersebut akan merusak kesuburan tanah, pencemaran
udara dan kesehatan masyarakat.
Alih-alih untuk membersihkan lingkungan dari limbah, membakar ataupun
menimbun sampah hanya akan merusak lingkungan oleh karena itu sebaiknya
mencari solusi lain seperti membuat limbah menjadi pupuk NPK yang dapat
mengoptimalkan hasil pertanian dan menjaga kesuburan tanah. Pupuk NPK adalah
pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang mengandung unsur hara utama
nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Pada proses pembuatan pupuk NPK
memanfaatkan kulit pisang, Cangkang telur, dan ampas kopi.
Kulit buah pisang mengandung 15% Kaliun dan 12% Fosfor lebih banyak
dari pada daging buah. Keberadaan Kalium dan Fosfor yang cukup tinggi dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk. Pupuk kulit buah pisang adalah sumber potensial
pupuk potasium dengan kadar K2O 46-57% basis kering. Selain mengandung
Potasium dan Fosfor, kulit pisang juga mengandung Magnesium, Sulfur, dan
sodium. Potasium adalah unsur hara mikro yang membantu pembentukan protein,
karbohidrat, dan gula, serta membantu pengangkutan gula dari daun ke buah,
memperkuat jaringan tanaman serta meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.
Cangkang telur berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk karena mengandung
unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti kalsium karbonat, nitrogen, kalium dan
fosfor karena unsur ini sangat baik untuk pertumbuhan tanaman. Cangkang telur
mengandung 97% kalsium karbonat serta mengandung rara-rata 3% fosfor dan 3%
magnesium, natrium, kalium, seng, mangan, besi, dan tembaga. Ampas kopi dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik karena mengandung mineral, karbohidrat,
membantu terlepasnya nitrogen sebagai nutrisi tanaman, dan ampas kopi bersifat
asam sehingga menurunkan pH tanah. Oleh karena itu, dari ketiga bahan tersebut
dibuat bubuk NPK cair sebagai solusi penanganan limbah domestic sebagai pupuk
NPK yang berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah dan pertanian.

ALAT DAN BAHAN

a. Nama Bahan

Bahan Jumlah
 Kulit pisang  6 Buah
 Cangkang telur  8 Buah
 Dedak kopi  100 mL
 Air  250 mL

b. Nama Alat

Alat Jumlah
 Blender  1 buah
 Sendok  2 buah
 Baskom  2 buah
 Botol  1 buah
 Lap piring  1 buah
 Pisau  1 buah
 Ember  1buah

PROSEDUR
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Siapkan 6 buah kulit pisang, pisahkan bagian kulit dengan buahnya
c. Kulit pisang di potong kecil-kecil kemudian di masukan kedalam blender
d. Kemudian, cangkang telur yang sudah di cuci dikeringkan
e. Setelah kering, cangkang telur dimasukan kedalam blender
f. kemudian dimasukan dedek kopi kedalam blender sebanyak 6 gram
ditambah air sebanyak 100ml
g. Setelah semua bahan dimasukan kedalam blender bahan siap di haluskan
h. Setelah halus, dituangkan kedalam wadah di encerkan sebanyak 1000 ml
i. Setelah di encerkan 1000 ml, pupuk NPK cair siap digunakan

6 buah kulit pisang + 8 buah telur + 100 mL ampas kopi

REFERENSI
D. S. Saribun , “PENGARUH PUPUK MAJEMUK NPK
PADA BERBAGAI DOSIS TERHADAP pH, P-POTENSIAL DAN P-TERSEDIA SERTA
HASIL CAYSIN (Brassica juncea) PADA FLUVENTICEUTRUDEPTS JATINANGOR,”

no. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, 2008.

E. . R. Dewi , “PUPUK NPK,” Bandung , ITB, 2016.PERMENTAN, “HARGA PUPUK,”


Permentan Nomor 60/Permentan/SR.310/XII/2015.
[Online]. Available

EMI, E. Lokaria dan H. , “PENGARUH PUPUK SERBUK


CANGKANG TELUR AYAM RAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI
CAISIM (Brassica juncea L.),” vol. 10, p. 3, 2013.

R. Adikasari, “PEMANFAATAN AMPAS TEH DAN AMPAS KOPI SEBAGAI


PENAMBAH NUTRISI PADA PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (Solanum
lycopersicum) DENGAN MEDIA HIDROPONIK,” vol. 12, no. FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA, p. 3, 2012.
6. PEMBUATAN SABUN DARI MINYAK JELANTAH

PENDAHULUAN

Minyak jelantah adalah minyak makan hasil penggorengan yang telah


digunakan berulang kali dengan kandungan senyawa yang bersifat karsinogenik.
Oleh karena itu penanganan yang tepat agar limbah minyak goreng bekas ini dapat
bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia dan
lingkungan, yaitu dengan cara mengubahnya secara proses kimia menjadi sabun.
Sebelum digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan sabun, minyak goreng
bekas ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Pemurnian dilakukan dengan 3 tahap
yaitu despicing, netralisasi, dan bleaching (Utami, 2009). Dalam kehidupan sehari-
hari, sabun telah menjadi kebutuhan pokok sebagian besar masyarakat baik untuk
keperluan mandi, mencuci pakaian, mencuci peralatan, dan sebagainya. Sabun
dapat diartikan sebagai senyawa berbahan dasar trigliserida yang dapat
mengemulsikan air dan kotoran/minyak (BSN, 1994). Berdasarkan hal tersebut,
maka akan dilakukan penelitian untuk mengolah minyak jelantah sebagai bahan
baku pembuatan sabun melalui proses saponifikasi NaOH dengan pemanfaatan
pandan atau kopi sebagai essence.
Untuk lebih meningkatkan nilai ekonomisnya, minyak jelantah digunakan
sebagai bahan baku sabun transparan yaitu jenis sabun yang dapat menghasilkan
busa yang lebih lembut di kulit serta penampakannya unik dan berkilau
(Suryani,2001), dibandingkan sabun biasa. Sabun transparan merupakan salah satu
jenis sabun yang memiliki penampilan menarik, obyek yang berada diluar sabun
akan kelihatan (tembus pandang). Penelitian tentang pembuatan sabun transparan
dengan menggunakan minyak kelapa sawit telah dilakukan, pada penelitian tersebut
telah diperoleh formulasi terbaik dari minyak kelapa sawit untuk dapat dibuat
menjadi sabun transparan (Priani, S.E., 2010). Hasil penelitian tersebut akan
dijadikan pedoman untuk membuat sabun transparan dengan menggunakan minyak
jelantah sebagai bahan dasar pengganti minyak kelapa sawit dengan penambahan
essence dari pandan atau dapat menggunakan bahan alami lainnya seperti limbah
kulit jeruk nipis (Citrus Aurantifolia).
BAHAN DAN ALAT
BAHAN
NAMA BAHAN JUMLAH
Minyak Jelantah 450 mL/Setengah Liter
Arang Batok/Karbon Aktif Secukupnya
Soda Api/NaOH 82,46 gram
Pandan/Kopi 10-15 lembar/Secukupnya
Air/H2O 171 mL
Tissue Secukupnya
ALAT
NAMA ALAT SATUAN JUMLAH
Wadah Kaca/Gelas Kimia Besar/1000 mL 2 buah
Saringan Plastik/Corong Sedang 1 buah
Sendok Plastik/Batang Pengaduk - 1 buah
Timbangan/Neraca Analitik - 1 buah
Wadah Timbangan/Kaca Arloji Kecil 1 buah
Cetakan Kecil 10 buat
Gelas Takar/Gelas Ukur 100 mL 1 buah
Blender - 1 buah

PROSEDUR KERJA
a. Siapkan minyak jelantah kurang lebih setengah liter atau sekitar 450 ml.
b. Siapkan arang batok atau karbon aktif secukupnya lalu panaskan hingga
membara.
c. Tambahkan arang batok atau karbon aktif yang telah membara ke dalam
mintak jelantah yang telah disiapkan tadi.
d. Diamkan campuran semalaman atau selama 12 jam.
e. Setelah didiamkan, saring campuran dengan tissue ke dalam wadah bersih.
f. Selanjutnya, siapkan pandan/kopi lalu larutkan dalam 171 mL air, tetapi pada
pandan sebaikknya potong kecil-kecil pandan tersebut lalu blender dengan air
171 mL.
g. Pandan/kopi yang telah larut kemudian saring dengan menggunakan
saringan/tissue.
h. Tambahkan soda api atau NaOH sebanyak 82,46 gram ke dalam air
pandan/kopi yang telah disaring (jangan terbalik: jangan sampai air
pandan/kopi yang dimasukkan ke dalam soda api atau NaOH karena bisa
meledak).
i. Aduk campuran hingga larut dan dinginkan.
j. Lalu tambahkan minyak jelantah yang telah disaring.
k. Aduk dengan sendok plastik/batang pengaduk sampai larutan kental seperti
mayones, kurang lebih 20-30 menit.
l. Tuangkan ke dalam cetakan dan diamkan selama 1 minggu.
m. Keluarkan sabun yang telah mengeras dari cetakan.
n. Angin-anginkan selama 3-4 minggu bahkan akan lebih bagus 2-3 bulan.
o. Sabun siap digunakan

  
(a) (b) (c)


 
(f)
(d) (e)
  
(g) (h) (i)

 
 (k) (l)
(j)


(m, dan n) (o)
REFERENSI
Badan Standarisasi Nasional. 1994. SNI-06-3532-1994 Sabun Mandi. Online:
http://www.scribd.com/doc/42403029/SNI-06-3532-1994-Sabun-mandi.
Diakses pada Senin, 14 Mei 2018 pukul 15.20 WIB.
Priani, S.E dan Y. Lukmayani. 2010. Pembuatan Sabun Transparan Berbahan
Dasar Minyak Jelantah Serta Hasil Uji Iritasinya Pada Kelinci. Prossiding
LPPM UNISBA.
Diakses pada Senin, 14 Mei 2018 pukul 15.25 WIB.
Raditya. 2017. Membuat Sabun dari Jelantah. Online:
http://sahabatalamcilik.weebly.com/do-it-your-self/membuat-sabun-dari-
jelantah. Diakses pada Senin, 14 Mei 2018 pukul 15.00 WIB.
Suryani A, Rifai M, dkk. (2001). Aplikasi Minyak Atsiri pada Sabun Transparan
untuk Terapi Kesehatan, Departemen Teknologi Industri Pertanian, PT.
Adev Mandiriih
Utami, Putri. 2009. Proses Pembuatan Sabun Cair dari Minyak Goreng Bekas.
Laporan Akhir. Palembang: Polsri.
7. DSFHGDSFJK
8. PEMBUATAN PERMEN DARI KULIT SEMANGKA

PENDAHULUAN

Buah semangka (Citrullus vulgaris Schard) tergolong buah yang popular,


dikenal dan digemari oleh masyarakat. Hampir kebanyakan masyarakat hanya
menkonsumsi bagian daging buahnya, sedangkan kulitnya di buang dan menjadi
limbah. Kulit buah semangka memiliki ketebalan 1,5-2,0 cm dan selalu menjadi
sampah. Bagian kulit buah semangka yang beratnya hampir 36% dapat diolah
menjadi suatu produk agar tetap dapat dikonsumsi dan dimanfaatkan, salah satunya
diolah menjadi permen.

Selain daging buahnya yang memiliki kandungan gizi yang tinggi, kulit
buah semangka pun tidak kalah tinggi kandungan gizinya. Pemanfaatan kulit
semangka belum dikenal luas oleh masyarakat. Kulit semangka merupakan sumber
pektin yang potensial, karena sebagaimana jaringan lunak tanaman lain kulit
semangka tersusun atas 21,03% senyawa pektin (Sutrisna, 1998). Kulit buah
semangka yang berwarna putih kehijau-hijauan ini mengandung 1,8 kalori dalam
setiap 2,5 x 2,5 kulit semangka, 2% vitamin C, dan 1% vitamin B6. Oleh karena
itu, kulit semangka sangat baik untuk dimanfaatkan dan dikembangkan di Indonesia
sebagai sumber pangan baru.

Selain sejumlah nutrisi yang telah disebutkan di atas, kandungan lain dari
kulit semangka yaitu likopen dan citrulline. Likopen merupakan sejenis antioksidan
yang juga terdapat pada kulit jeruk yang mampu memberikan perawatan terhadap
sel kulit sehingga kulit tampak bersih secara alami. Inilah yang membuat likopen
berperan dalam perawatan kulit yang berjerawat. Citrulline berfungsi sebagai
antioksidan kuat yang bermanfaat untuk menjaga tubuh dari radikal bebas. Selain
itu, citrulline juga bisa diubah dalam tubuh menjadi arginin, yaitu suatu asam amino
yang berperan dalam peredaran darah dan sistem kekebalan tubuh. Karena
kandungan inilah yang membuat kulit semangka mampu menjadi agen dalam
menjaga kesehatan jantung dan impotensi (Kumalaningsih, 2006).
Sedangkan permen merupakan makanan semacam gula-gula yang berkalori
tinggi. Komponen utama permen adalah gula pasir atau sukrosa yang menyebabkan
rasa manis pada permen. Selain itu, asam sitrat juga terdapat pada permen hingga
memberi rasa asam atau segar seperti jeruk, stoberi, atau rasa buah lainnya (Balai
Standarisasi Nasional, 2004).

Permen dikenal sebagai penyebab gigi berlubang, ternyata permen juga


memiliki manfaat bagi tubuh. Manfaat permen yaitu mengurangi resiko depresi
karena mengandung zat serotonin yang bermanfaat sebagai antidepresan alami,
meningkatkan konsentrasi, dan meminimalkan keinginan ngemil berlebihan karena
jika mengkonsumsi permen yang kaya protein, maka protein membutuhkan waktu
cerna lebih lama dibandingkan karbohidrat atau lemak yang menyebabkan tidak
mudah lapar dan tidak tergoda untuk ngemil secara berlebihan.

BAHAN DAN ALAT

a. Nama Bahan
Bahan Jumlah
Kulit Semangka 1 kg
Jeruk lemon 2 buah
Gula pasir 700 gram
Vanili ½ sendok
Air 300 mL
b. Nama Alat
Alat Jumlah
Garpu 1 buah
Panci dan tutupnya 1 set
Kompor 1 buah
Sendok 1 buah
Pisau 1 buah
Talenan 1 buah
Pengaduk 1 buah
Parutan 1 buah

PROSEDUR

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


b. Potong semangka, pisahkan bagian kulit dengan buahnya kemudian bagian kulit
yang keras (hijau) pisahkan dengan bagian yang tidak kerasnya (putih)
c. Potong dadu atau sesuai selera bagian kulit semangka yang berwarna putihnya
d. Cuci bersih kulit semangka yang telah menjadi dadu, kemudian rebus dengan air
secukupnya agar kulit semangka lebih empuk. Perebusan ini menggunakan api
sedang dan aduk sesekali
e. Setelah empuk, masukkan bahan pelengkap seperti gula, garam, dan parutan
kulit jeruk lalu aduk hingga merata. Campuran tersebut kemudian dimasak
dengan menggunakan api kecil dan aduk sesekali. Kemudian tutup panci dan
biarkan agar kulit semangka mengental bersama gula
f. Saat gula semakin mengental dan kulit semangka menyusut serta berubah warna
menjadi agak transparan, barulah tambahkan air jeruk dan vanili sambil aduk
hingga merata
g. Matikan api dan tunggu hingga dingin. Setelah dingin, permen bisa dikemas
sesuai selera kemudian masukkan kedalam toples dan simpan dalam kulkas.
REFERENSI
Balai Standarisasi Nasional, 2004. Bahan Tambahan Pangan Pemanis. SNI No. 01-
6993-2004.
Kumalaningsih, 2006. Antioksidan Alami Penangkal Radikal Bebas. Surabaya:
Trubus Agisarana.
Sutrisna, H. I. 1998. Ekstraksi dan Karakterisasi Pektin Albedo Semangka. Naskah
Skripsi-S1. Yogyakarta: Fakultas Teknologi Pertanian UGM.
Balai Standarisasi Nasional, 2004. Bahan Tambahan Pangan Pemanis. SNI No. 01-
6993-2004.
LAMPIRAN

Berikut penulis sekaligus pengarang buku “………………………………….”


terdiri atas beberapa bab diantaranya;

1. PEMBUATAN KERUPUK DARI LIMBAH KULIT PISANG


 Annisa Widhya Azzahra
 Chansa Luthfia Hirzi
 Desi Asiati
 Dini Dwi Nurbaeti

2. PEMBUATAN KERIPIK DARI BEKATUL


 Avinka Hidayat
 Cita Rachmi Andini
 Fresa Agustini
 Lilis Maesyarah

3. PEMBUATAN ICE CREAM DARI LIMBAH KULIT PISANG


 Ajeng Syifa Sa’adah
 Ayu Novi Rianty
 Helmi Fauzi
 Isrenna Ratu Rezki Suci

4. PEMBUATAN PAVING BLOCK DARI LIMBAH PLASTIK


 Asia Tiffany Yama
 Desmawati
 Kuni Rahayu
 Lusi Naufal Salimah

5. PEMBUATAN PUPUK NPK CAIR DARI LIMBAH DOMESTIK


 Desi Rahma Wulandari
 Nuri Nurfadillah
 Syafira Nabilla
 Yesi Putriana Latipah
 Yulianti

6. PEMBUATAN SABUN DARI MINYAK JELANTAH


 Annisa Riviani Mulia
 Annisa Zahrah
 Faisal Wahyu A
 Muhammad Rizky wahyudi

7. PEMBUATAN LOTION DARI LIMBAH KULIT JERUK


 Arif Darmawan
 Eko Sumiyanto
 Fajar Gunawan
 Muhammad Adnan Rinaldi

8. PEMBUATAN PERMEN DARI LIMBAH KULIT SEMANGKA


 Dewi Apriyani
 Ernawati
 Fitri Rahmawati
 Monita Lailatul Karomah

Anda mungkin juga menyukai