Anda di halaman 1dari 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kesehatan merupakan sarana yang penting bagi pasien yang terinfeksi HIV
untuk mendapatkan pelayanan dan dukungan kesehatan. Tenaga kesehatan yaitu dokter,
perawat, dan bidan memiliki peran penting untuk deteksi dini penemuan kasus infeksi HIV pada
pasien, dengan melakukan pemeriksaan langsung kepada pasien. Apabila ada yang menunjukkan
gejala infeksi HIV dan memiliki perilaku beresiko terkena HIV maka tenaga kesehatan
diwajibkan untuk menawarkan tes HIV dengan pendekatan PITC (WHO, 2007). Provider-
Initiated Testing and Counselling (PITC) adalah konseling dan tes HIV yang disarankan oleh
penyelenggara pelayanan kesehatan kepada seseorang yang datang ke fasilitas pelayanan
kesehatan sebagai suatu komponen standard dari pelayanan medis. Dirjen P2PL Kementrian
Kesehatan RI menyatakan bahwa PITC merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan akses
penemuan kasus, layanan, pencegahan, dan pengobatan HIV/AIDS. PITC ini diterapkan pada
pasien yang datang ke layanan kesehatan dengan gejala, tanda klinis dan faktor resiko yang
terkait dengan infeksi HIV (P2PL, 2010).

Program PITC memiliki daya jangkau yang lebih luas dibandingkan dengan voluntary
conseling and testing (VCT), karena inisiatif tes berasal dari petugas kesehatan, sementara VCT
atas dasar inisiatif pasien sendiri, sehingga dengan PITC mampu menghindari keterlambatan
diagnosis. Peran petugas kesehatan dalam PITC juga lebih efektif, dibuktikan pada sebuah
penelitian di Botswana oleh Steen T, et al (2007). Data orang yang melakukan tes HIV
menunjukkan adanya peningkatan setelah diterapkan PITC yaitu dari 60.846 menjadi 157.894.
Laporan terbaru oleh WHO, tentang Program HIV/AIDS Highlight 2008-2009 menunjukkan,
bahwa telah terjadi peningkatan tajam dalam tes HIV selama beberapa tahun terakhir berkat
WHO dan UNAIDS melalui pendekatan PITC (UNAIDS, 2010). PITC mulai diterapkan di
Indonesia pada tahun 2011. Sebuah studi kasus yang dilakukan di Balai Kesehatan Paru
Masyarakat Semarang, tentang analisis pelaksanaan strategi PITC ditemukan praktik dalam
penerapan PITC oleh tim VCT yaitu dokter, perawat konselor, belum sesuai dengan pedoman
PITC yang diterapkan oleh WHO dan UNAIDS. Pengetahuan tim VCT tentang 3 prinsip PITC
yaitu counseling, consent dan confidentiality serta fasilitas yang direkomendasikan untuk
penerapan PITC belum tepat (Sary, 2009).
Sesuai dengan rekomendasi WHO, tiga prinsip PITC menjadi hal penting untuk menjamin
terlaksananya program PITC namun penerapan tiga prinsip PITC menemui masalah dilematis.
Dokter dan petugas kesehatan melakukan tes HIV kepada pasien tanpa memberikan informed
consent terlebih dahulu. Klien merasa dipaksa untuk menyetujui informed consent (Evans, 2011).
Hal ini tidak sesuai dengan aturan penerapan PITC bahwa tes akan dilakukan setelah pasien
mendapatkan informasi pre-tes dan menandatangani informed consent (WHO, 2007).
Confidentiality atau kerahasiaan hasil tes HIV pasien juga tidak terjaga dengan baik. Pasien yang
tidak menyetujui hasil tes HIV nya disampaikan kepada pasangannya, ternyata ada perawat yang
menyampaikan kepada pasangan pasien, dengan tujuan melindungi agar pasangan tidak tertular
(Evans, 2011). Dalam studi komparatif di India, Indonesia, Philipina dan Thailand terhadap orang
yang postif HIV, sebanyak 34% melaporkan bahwa petugas kesehatan menyatakan kondisi HIV
positif pasien kepada orang lain tanpa persetujuan pasien (Paxton, et al, 2005). Keadaan tersebut
akan mempengaruhi kemauan pasien untuk dilakukan tes HIV (Flykesnes and Siziya, 2004).

1.1 Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu menjelaskan Strategi Penanggulangan HIV AIDS dengan menggunakan
program PICT (Provider-Initiated Testing and Counselling ) dan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah HIV AIDS.
2. Tujuan Khusus
1) Dapat mengetahui tentang Provider-Initiated Testing and Counselling (PITC) dan
tujuan PICT
2) Mampu mengetahui cakupan program PICT dan sasaran dari Program PICT
3) Dapat mengetahui proses mekanisme pelaksanaan program PICT
4) Mampu mengetahui tingkat keberhasilan Program PICT
5) Mampu melaksanakan program PICT pada ODHA
1.2 Manfaat

Manfaat makalah ini untuk mahasiswa dan penulis adalah agar dapat menjadi sumber
pengetahuan dan sumber informasi baru yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dan
diskusi, dan juga diharapkan dapat melakukan program penanggulangan HIV AIDS dengan
Provider-Initiated Testing and Counselling (PITC) dengan baik dan benar dan dapat
meningkatkan jumlah deteksi dini yang dilakukan untuk mengetahui ODHA agar tidak sampai
terlambat dalam penanggulangan dan pengobatan.

Dapus:

http://www.kebijakanaidsindonesia.net/id/artikel/artikel-tematik/1338-pitc-dan-aspek-
hak-asasi-ibu-hamil

https://www.kompasiana.com/mediacentermiumipusat/provider-initiated-testing-and-
counselling-pitc-dalam-program-penanggulangan-hiv-aids_551f59e68133113d209df61a

http://www.aidsindonesia.or.id/repo/perpustakaan/PITCpetugaskesehatan.pdf

Anda mungkin juga menyukai