Anak-anak Febris: Diagnosis dan Penatalaksanaan

Intisari
Latar Belakang: Demam adalah penyebab 70% dari semua konsultasi dengan pediatrisian dan dokter
keluarga. Demam tanpa penyebab yang teridentifikai (durasi ≤7 hari) dan fever of unknown origin (FUO,
durasi ≥ 7 hari) adalah situasi klinis yang cukup sulit.

Metode: Artikel ini berdasarkan pencarian literature selektif untuk publikasi yang mengandung kata
“Pediatric fever management” dengan perhatian khusus ke meta-analisis dan review sistematis

Hasil: Hal utama diagnosis adalah pemeriksaan fisik oleh dokter yang berpengalaman dalam perawatan
anak-anak dan remaja. Frekuensi dari infeksi bacterial berat/Severe Bacterial Infection (SBI) adalah 10%
pada neonates, 5% pada bayi yang berumur sampai 3 bulan, dan 0,5% sampai 1% pada bayi yang lebih
tua dan balita. Mortalitas dari SBI pada neonates adalah sebanyak 10%. Kekhawatiran dari orang tua dan
dokter adalah tanda-tanda peringatan penting untuk SBI. Tanda klinis SBI termasuk sianosis, takipnea,
perfusi perifer yang buruk,ptechiae, dan suhu rectal diatas 40OC. Obat antipiretik hanya boleh
digunakan pada situasi khusus terpilih. Lebih dari 40% kasus FUO adalah karena infeksi; Pada lebih dari
30% kasus, penyebabnya masih belum jelas.

Kesimpulan: Aspek yang terpenting adalah pemeriksaan fisik berulang dari pasien, konseling orang tua
dan edukasi dari staff medis dan perawat menyangkut tanda peringatan SBI. Penelitian masih diperlukan
pada uji diagnostic dan perkembangan vaksin baru.

Sebagian besar konsultasi dengan dokter anak dan dokter keluarga adalah tentang demam. Pada satu
penelitian, ditemukan bawah 70% dari semua pertemuan dengan dokter keluarga menyangkut demam
tidak terkarakteristik. Demam pada anak-anak adalah sumber kekhawatiran tidak hanya orang tua,
tetapi juga terhadap dokter.

Demam didefinisikan sebagai suhu rektal diatas
38OC. Demam muncul bila set point
hipotalamik untuk suhu tubuh diregulasi
meningkat, dengan cara mirip bagaimana
thermostat bekerja. Senyawa pirogenik yang
membawa regulasi meningkat ini dapat bersifat
eksogen atau endogen. Penelitian baru-baru ini
memberikan penjelasan terhadap komposisi
dan pengenalan molecular pyrogen. Makrofag
dan sel sistem retikuloendotelial dapat
diaktivasi oleh komponen bakteri atau pola
molecular dari komponen bakteri pada
permukaan bakteri, yang disebut pathogen-
assoiated molecular pattern (PAMP), seperti
lipopolisakardia, dan juga dengan cara
dihancurkan oleh sel dan komponen selulernya
atau kristal yang berasal darinya (damage-
associated molecular pattern [DAMP]). Aktivasi
ni berujung ke sekresi interleukin-1b (IL-1b),
yaitu sitokin utama untuk kaskade inflamasi.
Bekerja seperti hormone, IL-1b menstimulasi
produksi prostaglandin E2 (PGE2) oleh sel
endothelial hipotalamik. PGE2, kemudian,
memicu regulasi meningkat dari set point
hipotalamik dari nilai normal (misalkan) 37OC
sampai 40 OC, sebagai contoh. Tubuh
memproduksi lebih banyak panas, dan secara
aktif meningkatkan suhu pusatnya, melalui
berbagai mekanisme yang secara bersamaan
mengaktivasi sistem saraf simpatis
(vasokonstriksi kutan dan inhibisi berkeringat
untuk mencegah hilangnya panas), aktivasi
metablisme (seperti pada jaringan lemak
coklat), dan menggigil. Hanya untuk
meningkatkan suhu tubuh sebanyak 2O sampai
3OC dan memepertahankan pada tingkat yang
baru, tubuh dapat meingkatkan konsumsi oleh
20%.
Demam dipertahankan erat melalui evolusi dan
diatur ketat oleh sistem saraf pusat (SSP).
Kedua fakta ini mensugesti bahwa demam
mungkin memberikan manfaat terhadap
individu untuk bertahan hidup. Kemungkinan,
peningkatan dari suhu dapat menghambat
replikasi bakteri dan viral dan memperkuat
respon imun terhadap patogen. Belum terdapat
bukti yang cukup untuk mendukung hipotesis
ini.
Pada fisiologi normal manusia, suhu tubuh
terendah di mapgi hari dari tertinggi di malam
hari, dengan amplitude rata-rata bervariasi
setinggi 0,5OC. Selebihnya, suhu tubuh normal
berubah seiring umur (bayi sekitar 0,5OC lebih
hangat dibanding anak-anak dan orang
dewasa), denga tingkat aktivitas fisik, dan siklus
menstruasi pada wanita.
Sasaran Belajar
Artikel ini akan membuat pembaca mampu
untuk:
- Menamai lankgah terpenting dalam
penilaian diagnostic dari demam dan
mendeskripsikan bagaimana variasinya
pada umur anak-anak
- Mengetahui kapan demam anak-anak
berhubungan dengan resiko ingek
bakteri serius dan bagaimana memberi
antibiotic secara kritis dan rasional, dan
- Menyatakan argument untuk dan
melawan penggunaan obat antipiretik
dan mengetahui kapan diindikasikan
Metode
Suatu pencarian literature selktif dilakukan
pada PubMed dengan kata pencarian “pediatric
fever management” di bawah Batasan “review”,
“controlled trial,” “human”, “<18 years of age”,
“publication <5 years,” “systematic review,” dan
“Cochrane analysis”. Tanggal pencarian adalah
29 Agustus 2013. Pertimbangan khusus
diberikan kepada meta-analisis dan review
sistematik yang dilakukan menurut prinsip
pengobatan evidence-based. Textbook dari
pediatric dan teksbook khusus untuk demam
juga dikonsultasikan. Referensi dan sitasi yang
ditemukan pada artikel dan buku juga
digunakan untuk mencari publikasi yang
relevan. Laporan kasus tidak dipertimbangkan.
Suatu pencarian dari webstie AWMF (AWMF =
Arbeitsgemeinschaft der wissenschaftlichen
medizi -nischen Fachgesellschaften, Asosiasi
perhimpunan medik sains di Jerman) tentang
kata “Fieber” (demam) dilkakukan pada 29
Agustus 2013: Pencarian ini hanya menemukan
satu pulikasi, yaitu guideline tentang fever of
unknown origin yang diberikan oleh
perhimpunan Jerman tentang Rehumatologi
Pediatrik dan Remaja (Gesellschaft für Kinder-
und Jugendrheumatologie, GKJR). Selebihnya,
database terkini juga dicari di hari pertama/
Pengukuran suhu
Pengukuran suhu rektal dipertimbangkan
sebagai baku emas. Kelebihannya dibanding
metode lain telah didokumentasikan pada
review sistematik. Termometri telinga lebih
cepat, mudah, murah (karena membutuhkan
waktu lebih sedikit dari waktu perawat), da
lebih nyaman untuk anak-anak, tetapi
sensitivitasnya tidak adekuat. Untuk kelas
khusus dari pasien (contoh, pelayanan
onkologis), termometri telinga dapat digunakan
bila perhatian diberikan untuk membersihkan
kanal secara menyeluruh. Walau terdapat fakta
bahwa guideline NICE di Inggiris dan guidline
Italian Pediatric Society merekomendasikan
pengukuran aksilar dengan thermometer digital
di nenonatus, metode paling reliable, seperti
pengukuran rectal lebih direkomendasikan
untuk neonates, bayi, dan balita.
Prosedur tiga langkah - Penyakit hematologis dan fungsi yang
terganggu dari limpa
Tidak terdapat guideline Jerman untuk
- Kateter vena sentral untuk nutrisi
manajemen klinis anak-anak febris. Satu
parenteral atau kemoterapi
algoritme yang mungkin berdasarkan
- Penyakit jantung kongenital, seperti
rekomendasi penulis ditunjukkan pada gambar
gangguan valvular
2
- Kanker, seperti leukemia
Step 1:
Pemeriksaan fisik dari anak-anak dilakukan
Mencari penyebab ( Pemeriksaan riwayat dan untuk menjawab dua pertanyaan utama:
fisik)

- Pemeriksaan fisik adalah alat utama - Apakah ada yang abnormal dari kondisi
klinisi untuk menentukan penyebab fisik anak-anak
demam
Respirasi anak-anak, denyut, dan
- Durasi dan pola demam harus
tekanan darah harus diperiksa. Tingkah
didokumentasikan
lakunya, tingkat kesadaran, dan reaksi
- Seberapa lama anak anak sudah febril
terhadap stimulus harus diamati, dan
dan berapa suhu maksimum?
juga pewarnaan kulit dan turgor
- Apakah suhu bervariasi tergantung
waktu ? - Apakah sumber demam dapat
- Apa gejala yang menyertai? (Diare, ditemukan?
gatal, batuk, nyeri)
Tenggorok dan telinga harus diperiksa,
- Apakah demam bertahan lebih dari
dan paru dan jantung diauskultasi. Bila
seminggu tanpa penyebab yang
anak-anak kesakitan, tempat dimana
diketahui. Bila demikian, ini adalah
nyeri terasa harus dilokalisir
definisi Fever of Unknown Origin (FUO)
Kebutuhan untuk pemeriksaan fisik berulang
Riwayat, dalam pandangan umur pasien dan
pada interval pendek oleh klinisi yang sama
penyakit signifikan sebelumnya dapat menjadi
(atau oleh bebrapa klinisi dapat menjadi alas an
determinan untuk prosedur berikutnya.
untuk merawat anak-anak yang tampak sakit an
Neonatus dan anak-anak dengan masalah mempunyai demam yang persisten tetapi masih
berikut tig kali lebih rentan seperti yang lain belum diketahui sebabnya)
untuk terkena infeksi bacterial:
Step 2:
- Gangguan imun yang diperoleh (contoh
Asesmen kritis dari anak-anak dan keputusan
pengobatan imunosupresif untuk inflammatory
untuk langkah berikutnya yang harus dilakukan
bowel atau penyakit sendi)
(hospitalisasi vs rawat jalan)
- Imunodefisiensi primer; contoh
Suhu tubuh harus diukur lagi, setepat ungkin
hypogammaglobulinemia
untuk meningkirkan (sebagai contoh) pakaian
- Asplenisme, post-tarumatik
yang terlalu hangan sebagai sebab suhu yang
- Penyakit hematologis dan gangguan
meningkat. Bila pemeriksaan fisik tidak
yang berkurang dari limpa; seperti
ditemukan temuan positif, situasi ini (demam
anemia sickle-cell
tanpa sebab) adalah salah satu yang
memberikan tentangan terhadap pedatrisin
manapun. Impresi klinisi secara umum masih
menjadi faktor terpenting untuk memutuskan
apakah harus merawat anak-anak atau tidak
Anak-anak dengan demam yang tidak tampak,
terutama terpengaruh, seperti pada sebagian
besar kasus, dapat ditatalaksana pada basis
rawat jalan dan tidak memerlukan pengambilan
darah untuk pemeriksaan, sepanjng riwayat
klinis dan pemeriksaan klinis telah
menyingkirkan infeksi signifikan dari jalan nafas
atas atau bawah, apendisitis, dan meningitis
Perhatian: Tanda klinis dair meningitis tidak
secara reliable terdapat pada anak-anak
dibawah umur 15 bulan
Urinalisis harus dilakukan, dan anak-anak harus
dievaluasi lagi dalam waktu sehari dua hari.
Penjelasan menyeluruh dari situasi kepada
orangtua anak-anak sangat penting agar dapat
disensitisasikan terhadap tanda-tanda
peringatn, dan agar kunjungan yang tak perlu ke
dokter dan pengobatan yang tak perlu
(antibiotic) dapat dihindari. Bila anak-anak
memang, faktanya terpengaruh berat dan
mempunyai temuan fisik klinis (refill time
kapiler > 3 detik, sianosis, somnolen, dyspnea,
edema, dehidrasi, oligouria, iritasi meningeal,
gangguan mobilitas) [Contoh, anak-anak tidak
berjalan lagi[, kejang, muntah, atau faktor
resiko lainnya ada, maka perawatan diperlukan
Step 3
Re evauasi dan pemeriksaan laboratorium
spesifik dan pemeriksaan pelengkap, jika
dibutuhkan
Anak-anak dimana demam masih berthan
dibawah pegamatan perawatan ambulatoris
harus direevaluasi agar perjalanan klinis dapat
dinilai dan pemeriksaan fisik baru dapat diamati
dan didokumentasikan. Anak-anak yang
dimasukkan ke rumah sakit mendapat
pemeriksaan diagnostic, termasuk urinalisi
berulang, hitung darah differential, C-Reactive
protein, dan bila diindikasikan, x-ray dada untuk
mentingkirkan infiltrate, efusi, atau nodus limfe
hilar yang melebar. Tujuan dari evaluasi
diagnostic adalah untuk mengidentifikasi
patogen, kultur anaerobic dan aerobic dari
darah dan urin harus dilakukan. Tergantung
penamakan klinis anak, pungsi lumbal dapat
dilakukan untuk mendapat liquor cerebrospinal
untuk pemeriksaan. Pulse Oksimetri
diindikasikan selama anak-anak terus tampak
sangat sakit.
Pada neonatur, termasuk bayi preterm, pada
tanda klinis sepsis sangat nonspesifik dan
mungkin tidak terdapat. Oleh sebab itu,
pengukuran dari konsentrasi interleukin-6 (IL-6)
sekarang telah menjadi rutin pada unit
perawatan intensif pediatric (PICU), agar
petunjuk diagnostic penting bisa didapat pada
bayi baru lahir febris dalam kurun waktu 24 jam
penyakit. Klinisi harus bertindak cepat untuk
memula pengobatan antibiotic sesegera
ditemukan kecurigaan. Pengukuran dari
prokalsitonin (PCT) pada darah sangat mahal
(lebih dari 20 euro per pemeriksaan,
dibandingkan dengan kurang dari 2 euro untuk
CRP); Sensitifitas putative yang lebih tinggi
untuk pemeriksaan PCT infeksi bakteri,
dbandingkan CRP, masih dalam perdebatan.
Sekarang, cara terbaik untuk menentukan
patogen yang bertanggung jawab adalah kulutr
darah. Bila anak-anak sudah ditatalaksana
dengna antibitoik, klutur darah umumnya
negative; selebihnya, kultur darah
membutuhkan waktu lebih banyak dan tidak
menjadi bagian penatalaksanaan rutin untuk
infeksi viral. Pertimbangan ini meningkatkan
atraktivitas dari pemeriksaan multiplex
polymerase chain reaction (PCR) – suatu
metode diagnostic baru dan sangat mahal,
dengan biaya 300 eur per pemeriksaan—untuk
deteksi lebih cepat dari patogen di kisaran yang
lebih luas. Pemeriksaan individual atau
gabungan dari IL-6, IL-8, prokalsitonin, dan/atau
PCR multiplex sekarang tampak belum perlu
dan tidak dibenarkan di tempat lain selain
setting perawatan intensif.
Demam tanpa sebab: suatu tantangan khusus
Diagnosis dan penatalaksanaan demam tanpa
sebab tergantung dengan umur.
Neonatus – Neonatal sepsis dapat
menyebabkan kematian atau kerusakan
permanen terhadap sistem saraf pusat (SSP),
termasuk retardasi mental permanen. Sepsis
pada neonates dan bayo premature
memberikan mortalitas sampai dengan 16%.
Tingkat kultur darah positif mengindikasikan
infeksi bacterial pada tiga hari pertama adalah 1
per ribuan neonates yang lahir saat term,
dibandingkan ke 19 per ribu kelahiran dengan
berat badan lahir dibawah 1500 g. Riwayat klinis
masih sangat penting:
- Apakah ibu mempunyai demam, tes
swab positif, atau rupture premature
membrane?
- Apakah bayo lahir secara prematur?
Demam langka pada neonates; memang,
hipotermia lebihs erring. 10% neonates febril
mempunyai infeksi bakteri berat/Severe
bacterial infection (SBI). Klinisi yang merawat
mungkin mempunyai kesulitan dalam
mengenali sepsis pada neonates, karena tand-
tanda tipikal seperti bekrurangnya minum,
tonus otot flaksid, dan pewarnaan kulit yang
berbeda mungkin tidak ada. Bila terdapat
kecurigaan infeksi pada neonates, anak-anak
harus dirawat dan serangkaian pemeriksaan
untuk sepsis harus dilakukan, termasuk hitung
darah lengkap dengan diferensial, CRP, IL-6,
penentuan asam-basa, dan urinalisis. Urin
darah, liquor cerebrospinal, dan (bila
diindikasikan) feses harus dikirim untuk kultur,
dan pengobatan empiric intravena dengan
antibiotic harus diinisiasi.
Anak-anak berumur 1 sampai 3 bulan –
Kerentanan dari SBI masih rendah pada
kelompok umur ini (sekitar 5%), dimana
penyebab utama dari demam adalah penyakit
vital: Respiratory Syncytial virus (RSV) dan virus
influenza di musim dingin, enterovirus di musim
panas, dan musim gugur. Infeksi traktus
urinarius sanat sering (prevalensi 2 sampai
20%), tergantung jenis kelamin dan jenis
sirkumsisi. Bayi yang tampak sakit harus dirawat
untuk inisiasi segera penatalaksanaan intravena
dengan antibiotic (contoh, ceftriakson atau
cefotaksim).
Anak-anak berumur 3 sampai 36 bulan – Infeksi
viral sejauh ini adalah yang paling sering,
dengna tingkat SBI relatif rendah.
Diestimasukan bawaha <0,5% sampai 1%.
Spektrum patigen masih mirip dengan anak-
anak yang berumur 1 sampai 3 bulan, kecuali
infeksi yang diperoleh secara perinatal tidak
berperan lagi. Karena jumlah anak-anak yang
sekarang divaksinasi lebih banyak untuk
melawan Haemophilus influenzae tipe b (Hib)
dan pneumokokkus, insidensi dari infeksi
terhadap patogen ini berkurang sebanyak 90%
dan 30% secara berturut-turut.
Suatu tantangan khusus -- Demma yang
berlangsung lebih dari tujuh hari: fever of
unknown origin
Prosedur yang harus diikuti untuk anak-anak
dengan FUO telah ditetapkan pad aguideline
yang diberikan oleh Perhimpunan Jerman untuk
Pengobatan pediatric dan remaja, perhimpunan
Jerman untuk Rheumatologi Anak-anak dan
remaja, dan perhimpunan Jerman untuk
penyakit infeksius Pediatrik. Pengambilan
riwayat dan pemeriksaan fisik yang seksama
adalah metode yang jauh lebih efisien untuk
memebrikan diagnosis daripada pemeriksaan
laboratorium scattershot dan pemeriksaan
pelengkap. Dalam mengambil riwayt, klinisi
harus secara sistematis menanyakan tentang
riwayat keluarga, kontak dengan hewan, travel,
dan penggunaan antibiotic, sebelum
pembedahan, dan pengobatan yang digunakan
anak-anak dalam basis jangka panjang. Bila
anak-anak mempunyai FUO, pasien dan orang
tuanya harus ditanya berulang kali.
Dokumentasi dari perawatan sebelumnya dan
kontak dengan klinisi harus didapat dan dibaca.
Prosedur invasive seperti laparotomi (Seperti
pada apendisitis yang dicurigai), laparoskopi,
dan biopsy jarang dibutuhkan. 18 Penelitian
pada anak-anak dengan FUO (Total 1638
pasien) dianalisis baru-baru ini pada sebuah
review sistematis
Pada 10% sampai 30% kasus, penyebab dari
demam tidak dapat ditentukan. Sebagian besar
dari anak-anak ini suhunya menurun sendiri
tanpa komplikasi lebih lanjut setelah
pengobatan simptomatis. Terapi antibiotic
empiris (dilakukan setelah kultur darah, swab,
dll telah didapat) diindikasikan bila terdapat
bukti klinis dari infeksi bakteri sistemik,
sehingga komplikasi infeksius berat dapat
dicegah. Terapi steroid empiris, di sisi lain,
harus dicegah selama mungkin dan harus
dilakukan bila kelainan autoimun tampak
sebagai diagnosis yang paling mungkin setelah
pasien sangat sakit untuk ebberapa minggu dan
penyakit ganas telah dieksklusi secara
definitive.
Edukasi dan konseling tentang menahan obat
antipiretik
Orang tua dari pasien febril sering memikirkan
demam, tidak sebagai gejala, tetapi sebagai
penyakit yang mengkhawatirkan itu sendiri.
Orang tua dan staff medis (asisten praktisi,
perawat, dan dokter) harus diedukasi terus
menerus tentang demam. Tujuan dari konseling
orang tua adalah untuk membuat orang tua
dapat mengobservasi anak-anak secara efektif,
memberikan perhatian khusus terhadap tanda
potensial dari penyakit berat (menyangkut
pernafasan anak, kulit, dan tingkat kesadaran),
dibandingkan khawatir hanya tentang
menurunkan suhu. Penggunaan rutin dari
pengobatan antipiretik untuk mengobati
demam pada anak-anak tanpa tanda lain
penyakit yang berat tidak direkomendasikan
lagi di Jerman, Inggris, Ameriksa, atau Italia
Sepengalaman penulis, anak-anak febris dapat
dibuat lebih tenang bahkan tanpa pengobatan
antipiretik sepanjang diberikan cairan melalui
mulut (50-80ml/kg berat badan tubuh) atau
secara intravena sebagai solusi saline atau
glukosa(sekitar 100ml/kg berat badan tubuh
pada anak-aak atau sampai dengna 200 ml/kg
berat badan pada neonates). Kehilangan cairan
lebih banyak sekitar 10% sampai 15%
diekspektasi untuk setiap kenaikan 1OC dari
suhu: sebagai contoh, kebutuhan cairan 30%
lebih tinggi bila anak-anak mempunyai suhu
40OC
Penggunaan terbatas dari obat antipiretik
Obat antipiretik sekarang digunakan hanya
pada situasi berikut, bila anak-anak:
- Tampak sangat sakit
- Mempunyai demam yang sangat tinggi
(>40OC)
- Mendapat cairan dalam jumlah yang
sedikit
- Pada situasi yang khusus, seperti shock
atau penyakit yang menyerta yang
meningkatkan konsumsi energi—
sebagai conroh penyakit jantung atau
paru kronis, stroke akut, atau
bronkiolitis.
Obat antipiretik harus didosiskan sesuai berat
dan bukan dengan umur. Obat harus disimpan
pada tempat yang aman. Dosis tunggal dari
parasetamol atau ibuprofen telah tampak
mengurangi demam lebih efektif dibandingkan
placebo.
Parasetamol adalah agen antipiretik pilihan
pertama, karena pengalaman klinis yang sudah
ada telah menunjukkan bahwa aman. Harus
diberikan secara oral pada dosis 10-15 mg/kg
setiap empat sampai enam jam. Obat tersebut
mengeluarkan efeknya dalam waktu 30-60
menit. Juga dapat diberikan dalam bentuk
supositoria atau intravena. Administrasi rektal
sangat berguna untuk anak-anak yang muntah
atau mempunyai kesadaran yang terganggu;
pemberian intravena berguna bila pemberian
cepat ke sistem saraf pusat dibutuhkan, contoh
secara intra atau perioperative(saat
parasetamol digunakan untuk efek
analgesiknya). Parasetamol, bila didosiskan
dengan sesuai, hampir tidak mempunyai sefek
samping. Hepatotoksisitas telah dideskripsikan
hanya pada laporan kasus beberapa individu,
apakah secara tidak sengaja atau memang
dengan niat bunuh diri, dapat menjadi fatal.
Parasetamol berhubungan dengna
perkembangan asma, tetapi belum ada
hubungan kausal yang ada, dan kaitannya itu
sendiri masih dalam perdebatan.
Ibuprofen diberikan pada dosis 10 mg/kg berat
badan setiap enam jam, dengan dosis maksimal
per hari sebanyak 40 mg/kg. Efek utamanya
terjadi dalam waktu tiga sampai empat jam dan
bertahan hanya sedikit lebih lama dibandingkan
parasetamol – enam sampai delapan jam,
dibandingkan empat sampai enam jam. Tidak
terdapat bukti sains menindikasikan kelebihan
ibuprofen dibandingkan parasetamol. Untuk
efek sampingnya, terdapat laporan kasus
individu gastritis dan ulkus gastrik dan duodenal
yang berkembang dibawah pengobatan
ibuprofen, dan juga nefrotoksisitas.
Kewaspadaan harus diperhatkan bila anak-anak
menderita dari dehidrasi atau kondisi medis
kompleks lainnya.
Terakhir, pengukuran fisik adalah, dibandingkan
hal lainnya adalah sebuah cara untuk
memberikan perhatian ke anak-anak dan aspek
ni sendiri tentunya membantu untuk
meringankan gejala sampai kisaran tertemtu.
Pendinginan eksternal dengan pemandian air es
atau kompres dingin di sekitar kaki bukan suatu
penatalaksanaan yang rasional bila dilakukan
secar tunggl (contoh, tanpa agen antipiretik),
karena mempromosikan vasokonstriksi dan
sinyal ke pusat termoregulatoris bahwa suhu
harus lebih diproduksi. Hal ini berujung, ke
konsumsi energi yang lebih tinggi. Di sisi lain,
bila anak-anak menderita tidak dari demma,
tetapi dari hipertermia (didefinisikan sebagai
suhu diatas 41IC, seperti pada heatstroke), set
point hipotalamik tidak ter up-regulasi dan
pendinginan eksternal dengan air es atau
kompres dingin, mungkin dapat sebagai
penatalaksanaan yang efektif
Overview
Komponen terpenting dari asesmen diagnostic
adalah pemeriksaan fisik, seringnya berulang,
oleh klinisi dengan pengalaman dalam merawat
anak-anak dan remaja. Pemeriksaan intensif
pekerja dan mahal memang sangat jarang
dibutuhkan. Pada perawatan primer, step
terpenting dan pertama adalah untuk
mengkonsultasikan orang tua dari anak-anak
febris bahwa demam seringnya membantu
dibanding menyakiti, dan pengobatan
antipiretik hanya diindikasikan pada situasi
khusus. Demam tanpa penyebab yang dapat
teridentifikasi dan fever of unkown origin yang
memberikan tantangan sulit untuk
pendiagnosis; pemeriksaan diagnostic spesifik
dan inisiasi yang tepat dari pengobatan
mungkin dibutuhkan, terkadang pada setting
rawat jalan