Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN ILMU ANAK REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN APRIL 2018

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

ATELEKTASIS

Oleh :

ANNISA NUR MUTIA, S.Ked

PEMBIMBING :
Dr. Husaemah Syam, Sp.A

(Dibawakan dalam rangka tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Anak)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Annisa Nur Mutia


NIM : 10542 0366 12
Judul Referat : Atelektasis

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian


Ilmu Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, April 2018


Pembimbing

dr. Husaemah Syam, Sp.A


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya serta segala kemudahan yang diberikan dalam setiap kesulitan
hamba-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan referat dengan judul
Atelektasis.Tugas ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Anak.

Berbagai hambatan dialami dalam penyusunan tugas referat ini.Namun


berkat bantuan saran, kritikan, dan motivasi dari pembimbing serta teman-teman
sehingga tugas ini dapat terselesaikan.

Penulis sampaikan terima kasih banyak kepada dr. Husaemah Syam ,Sp.A
(selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan tekun dan
sabar dalam membimbing, memberikan arahan dan koreksi selama proses
penyusunan tugas ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwareferat ini masih jauh dari yang diharapkan oleh
karena itu dengan kerendahan hati penulis akan senang menerima kritik dan saran
demi perbaikan dan kesempurnaan tugas ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat
bagi pembaca umumnya dan penulis secara khusus.

Makassar, April 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
Proses pernapasan terdiri dari suatu rangkaian saluran udara yang
menghantarkan udara luar agar bersentuhan dengan membran kapiler alveoli.
Malfungsi dari setiap komponen dapat mengganggu pertukaran dan pengangkutan
gas, dan dapat sangat membahayakan kehidupan. Atelektasis adalah istilah yang
berarti pengembangan paru yang tidak sempurna dan menyiratkan arti bahwa
alveolus pada bagian paru yang terserang tidak mengandung udara dan kolaps.
Atelektasis timbul karena alveoli menjadi kurang berkembang atau tidak
berkembang. Pada kebanyakan pasien, atelektasis dapat dicegah dengan
perawatan yang baik.1
Atelektasis berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata atele dan ektasis
yang berarti ekspansi lengkap. Jika daerah yang terkena atelektasis minimal
biasanya tidak akan menimbulkan gejala. Tetapi jika bagian paru yang terkena
besar maka dapat menimbulkan gejala dan komplikasi.2
Beberapa faktor resiko yang menyebabkan atelektasis yaitu post operasi
dengan anestesi yang menurunkan fungsi otot pernafasan dan batuk, post trauma
abdomen atau thoraks, penderita penyakit obstruksi saluran nafas, tumor/kanker,
atau fibrotic paru. Pasien yang obesitas atau perokok memiliki resiko yang lebih
dibandingkan yang tidak obesitas atau perokok. Bayi atau balita ( Baru lahir – 3
tahun) memiliki faktor resiko lebih mudah terkena atelektasis dibandingkan orang
dewasa.2
Sebagai gambaran radiologik pada atelektasis adalah pengurangan volume
bagian paru baik lobaris, segmental, atau seluruh paru, dengan kurangnya aerasi
sehingga memberi bayangan lebih suram (densitas tinggi) dengan penarikan
mediastinum ke arah atelektasis, sedangkan diafragma teratrik ke atas dan sela iga
menyempit.3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. ANATOMI PULMO
Paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut, dan terletak dalam
rongga dada atau toraks.Jaringan paru terdiri dari serangkaian saluran napas yang
bercabang-cabang, yaitu alveolus, pembuluh darah paru, dan sejumlah besar
jaringan ikat elastik.Satu-satunya otot di dalam paru adalah otot polos di dinding
arteriol dan bronkiolus. Tidak terdapat otot di dalam dinding alveolus yang dapat
menyebabkan alveolus mengembang atau menciut selama proses bernapas.
Perubahan volume paru ditimbulkan oleh perubahan dimensi-dimensi toraks..1
Anatomi paru termasuk parenkim paru, yang membawa bagian dari sistem
konduksi tetapi terutama terlibat dalam pertukaran gas pada tingkat alveolar.
Parenkim paru dibagi lagi menjadi lobus dan segmen. Kedua paru-paru dibagi
menjadi beberapa lobus.4

Gambar 3.1 Anatomi Paru, Lobus dan Segment


Dikutip dari kepustakaan 4

Paru kanan terdiri dari 10 segmen: 3 pada lobus kanan atas (apikal,
anterior dan medial), 2 di lobus tengah kanan (medial dan lateral), dan 5 di lobus
kanan bawah (superior, medial, anterior, lateral, dan belakang). paru kiri terdiri
dari 8 segmen: 4 di lobus kiri atas (apicoposterior, anterior, lingula superior, dan
lingula rendah) dan 4 di lobus kiri bawah (superior, anteromedial, lateral, dan
posterior).4
Alveolus adalah kantung udara berdinding tipis, dapat mengembang, dan
berbentuk seperti anggur yang terdapat di ujung percabangan saluran
pernapasan.Dinding alveolus terdiri dari satu lapisan sel alveolus Tipe I yang
gepeng. Jaringan padat kapiler paru yang mengelilingi setiap alveolus juga hanya
setebal satu lapisan sel. Ruang interstisium antara alveolus dan jaringan kapiler di
sekitarnya membentuk suatu sawar yang sangat tipis, dengan ketebalan hanya
0,5µm yang memisahkan udara di dalam alveolus dan darah di dalam kapiler
paru. (Satu lembar kertas memiliki ketebalan 50 kali daripada sawar darah-udara
ini). Tipisnya sawar ini mempermudah pertukaran gas.5

2. DEFINISI
Atelektasis adalah suatu keadaan paru atau sebagian paru yang mengalami
hambatan berkembang secara sempurna sehingga aerasi paru berkurang atau sama
sekali tidak berisi udara. Biasanya atelektasis merupakan akibat suatu kelainan
paru, seperti komplikasi pasca operasi, cystic fibrosis, menghirup benda asing,
tumor paru, cairan, respiratory weakness, dan trauma thoraks. Jumlah jaringan
paru-paru yang terlibat dalam atelektasis adalah variabel, tergantung pada
penyebabnya. Atelektasis dapat membuat sulit bernapas dan rendahnya oksigen
terutama jika penyakit paru-paru sudah ada.3,6

3. PATOMEKANISME
Kelainan pada atelektasis dapat disebabkan oleh:3
a. Bronkus tersumbat, penyumbatan berasal dari bronkus (tumor bronkus,
benda asing, cairan sekresi massif) dan penyumbatan bronkus akibat
penekanan dari luar bronkus (tumor sekitas bronkus, kelenjar membesar).
b. Tekanan ekstrapulmoner, pada pneumothoraks, cairan pleura, peninggian
diafragma, herniasi alat perut ke dalam rongga thoraks, dan tumor
intratoraks tapi ekstrapulmoner (tumor mediastinum).
c. Paralisis atau paresis gerak pernafasan akan menyebabkan perkembangan
paru yang tidak sempurna, misalnya pada kasus polimyeolitis dan kelainan
neurologic lainnya. Gerak nafas yang terganggu akan mempengaruhi
kelancaran pengeluaran secret bronkus dan ini akan menyebabkan
penyumbatan bronkus yang berakhir dengan memperberat keadaan
atelektasis.
d. Hambatan gerak nafas oleh kelainan pleura atau trauma thoraks yang
menahan rasa sakit. Keadaan ini juga akan menghambat pengeluaran
secret bronkus yang dapat memperhebat terjadinya atelektasis.
Sehingga dapat diklasifikasikan dalam lima jenis atelektasis, antara lain: 7
a. Atelektasis pasif, merupakan keadaan tidak adanya udara di paru-paru
akibat tirah baring atau pernapasan pendek (shallow breathing) yang
berlangsung lama.
b. Atelektasis kompresif, adalah penekanan pada jaringan paru oleh struktur
yang ada disektarnya, misalnya pada efusi pleura masif/luas.
c. Atelektasis adesif terjadi ketika alveoli kolaps akibat insufisiensi
surfaktan, seperti yang terjadi pada Hyaline Membran Disease pada
neonatus.

d. Atelektasis sikatrikal (rounded) merupakan bentuk kolaps parenkim yang


tidak umum terjadi di paru-paru perifer daerah dorsal dari lobus bawah.
Adanya fibrosis pleura yang melapisi parenkim normal serta invaginasi
pleura fibrosis ke daerah yang kolaps, menimbulkan gambaran jaringan
paru yang mengerut. Temuan karakteristik adalah adanya crowding
pembuluh darah dan bronkus yang membentang dari perbatasan hilus
(comet tail sign).
e. Atelektasis post-obstruktif, terjadi akibat adanya oklusi total pada saluran
napas, (misalnya akibat tumor, benda asing, atau sumbatan mukus).
5. ETIOLOGI
Etiologi atelektasis dapat terbagi atas dua, yaitu obstruktif dan non
obstrukti (tekanan ekstrapulmoner). Kebanyakan kasus pasca operasi dengan
general anastesi seperti heart bypass surgery, menurunkan pola usaha pernafasan,
tekanan alveoli, yang mana disertai dengan kolaps alveoli paru.
Atelektasis obstruktif dapat disebabkan karena:
a. Produksi mucus : biasa terjadi saat selama operasi karena pasien
tidak bisa batuk, obat-obatan memberikan efek inflasi paru yang menurun
dari biasanya. Suction saat operasi dapat membantu tetapi akan tetap ada
resiko. Mucus plugs sering terjadi pada anak-anak dengan cystic fibrosis
dan serangan asma berat.
b. Corpus Alienum : sering terjadi pada anak-anak, objek seperti
kacang, mainan,dll masuk ke dalam paru.
c. Penyakit primer yang mempengaruhi saluran nafas besar : infeksi
kronik, infeksi fungi, Tuberkulosis dan penyakit lainnya, dapat
memberikan scar pada saluran nafas.
d. Tumor pada saluran nafas besar
e. Blood cot: pada pasien hematokesia yang tidak dapat mengeluarkan
darahnya.
Etiologi Atelektesis non obstruktif, seperti:
a. Trauma thoraks
b. Efusi pleura
c. Pneumonia pada organ paru
d. Pneumothorax
e. Scarring of lung tissue
f. Tumor

6. DIAGNOSIS
Atelektasis biasanya tidak menimbulkan tanda atau gejala bila hanya terkena
sedikit area dari parenkim paru. Bila atelektasis mengenai besar dari area paru,
terutama bila berlangsung tiba-tiba, kondisi ini akan menyebabkan penurunan
saturasi oksigen dalam darah. Sebagai kompensasi, pasien akan sesak (takipneu),
takikardi, dan dapat terjadi sianosis. Gejala lainnya dapat berhubungan dengan
penyakit yang mendasari pasien (seperti nyeri dada karena operasi).Pada anak
yang mengalami atelektasis, akan nampak gejala agitasi, anxietas, atau ketakutan.2
Atelektasis biasanya dapat dideteksi dengan pemeriksaan radiologi X-Ray
Thoraks karena indikasi penyakit yang mendasarinya. Biasanya didiagnosis oleh
radiologist, pulmonologist, ahli kegawatdaruratan, atau dokter umum.Dapat juga
direkomendasikan pemeriksaan CT scan thoraks. Pemeriksaan ini dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai struktur thoraks dibandingkan X-
Ray.2
Bila kondisi memberat, dan dapat disebabkan karena adanya obstruksi
airway, maka dapat dilakukan pemeriksaan Bronchoscopy untuk melihat ke dalam
airway dengan menggunakan flexible thu (Bronchoscope) melewati hidung atau
breathing tube dan kamera kecil akan mengikuti bronchoscope dan
menyingkirkan obstruksi pada airway.2
Tampakan imaging pada atelektasis dapat dikategorikan sebagai direct atau
indirect, yang terkadang terdeskripsikan sebagai tanda primer atau sekunder,
secara berurutan.
Direct sign:7
1) Displacement fissura antara paru yang terlibat
2) Struktur bronkovaskular yang ramai,
Indirect sign:
1)peningkatan opasitas paru yang mengempis.
2)mediastinum shift ke arah paru yang sakit.
3) kompensasi hiperinflasi paru yang erdekatan
4) Displacement hilar
5) Elevasi hemidiafragma ipsilateral
Dengan adanya atelektasis, maka bagian paru sekitarnya mengalami sesuatu
emfisema kompensasi yang kadang-kadang begitu hebatnya sehingga terjadi
herniasi hemitoraks yang sehat ke arah hemitoraks yang atelektasis. Beberapa
kelainan atelektasis:3
a. Atelektasis lobaris bawah; bila terjadi di lobus bawah kiri, maka
akan tersembunyi di belakang bayangan jantung dan pada foto
toraks PA hanya memperlihatkan diafragma letak tinggi.
b. Atelektasis lobaris tengah kanan (right middle lobe). Sering
disebabkan peradangan atau penekanan bronkus oleh kelenjar getah
bening yang membesar.
c. Atelektasis lobaris atas (upper lobe); memberikan bayangan densitas
tinggi dengan tanda penarikan fissure interlobaris ke atas dan trakea
kearah atelektasis.
d. Atelektasis segmental; kadang-kadang sulit dikenal pada foto toraks
PA, maka perlu pemotretan dengan posisi lain seperti lateral, obliq,
yang memperlihatkan bagian yang terselubung dengan oenarikan
fissure interlobaris.
e. Atelektasis lobularis (plate like/ atelektasis local). Bila penyumbatan
terjadi pada bronkus kecul untuk sebagian segmen paru, maka akan
terjadi bayangan horizontal tipis, biasanya di lapangan bawah paru
yang sering sulit dibedakan dengan proses fibrosis. Karena hanya
sebagian kecil paru terkena, maka biasanya tidak ada keluhan.

Lower Lobe Atelectasis, Thoraks PA Radiography menunjukkan lobus kiri bawah atelektasis
membentuk segitiga retrocardic opacity yang meng aorta decendens dan hemidiafragma kiri.
Fissura mayor displaced inferomedial membentuk sharp interface sepanjang tepi lobus atalektasis.
Lateral thorax menunjukkan opasitas menonjol melewati lower thoracic spine, posterior dan
inferior displacement fissura mayor, dan perselubungan pada hemidiafragma posterior sinistra. 7

Lower Lobe Atelectasis (Axial CECT) , menunjukkan bronkovaskular yang ramai,


menunjukkan volume loss. Displaced fissura mayor membentuk sharp interface
sepanjang tepi lobus bawah atelektasis.7

Right Middle Lobe Atelectasis (Thoraks PA radiography) menujukkan opasitas pada


lobus tengah paru kanan yang mengaburkan batas jantung kanan. Lateral thoraks
menunjukkan band opacity pada lobus tengah, apex pada hilum dextra. 7
Left Upper Lobe Atelectasis Thoraks
PA menunjukkan left upper lobe
atelektasis disertai elevasi fissura minor,
trakea shift ke arah yang sakit, dan
elevasi hilus dextra. Tampakan ini
membentuk S-Sign of Golden dan
merupakan karakteristik upper lobe
atelectasis ec. Central Mass.7

CT scan Cicatrical Atelektasis.


Atelektasis komplit dan Lobus kanan atas kolaps. Atelektasis komplit ditandai dengan
perselubungan homogen di seluruh hemithorax paru, pergeseran mediastinum ke arah ipsilateral.
Kolaps lobus atas kanan bergeser ke medial dan superior. Terlihat dari elevasi hilus kanan dan
fisura minor.7

7. TERAPI
Atelektasis post operatif. Jika atelektasis disebabkan oleh operasi, lakukan
latihan pernapasan dalam. Hal ini sangat penting setelah operasi. Di rumah sakit,
menggunakan alat yang disebut spirometer insentif. Ubah posisi saat duduk atau
berjalan-jalan sesegera mungkin setelah operasi dengan izin dokter. Batuk
membantu membersihkan lendir dan zat-zat lain dari saluran napas. Disarankan
menggunakan tekanan positif akhir ekspirasi (PEEP) atau continuous positive
airway pressure (CPAP). Keduanya menggunakan tekanan udara ringan untuk
membantu menjaga saluran udara dan kantung udara terbuka.2
Atelektasis kompresif.Jika tekanan dari luar paru-paru menyebabkan
atelektasis, maka obati penyebab tekanan. Misalnya, jika penyebabnya adalah
tumor atau penumpukan cairan, angkat tumor atau cairan. Hal ini akan
memungkinkan paru-paru untuk sepenuhnya berkembang.2
Atelektasis post obstruktif. Jika penyumbatan menyebabkan atelektasis,
maka hilangkan sumbatan atau meringankannya. Jika penyumbatan adalah dari
sebuah objek dihirup, lakukan bronkoskopi. Jika plug lendir menghalangi saluran
napas, gunakan suction untuk menghilangkannya. Tindakan lain yang dapat
mengeluarkan lendir dari paru-paru yaitu drainase postural.Obat-obatan diberikan
untuk membantu membuka saluran napas atau untuk mengeluarkan lendir.2
Atelektasis disebabkan oleh kondisi penyakit paru lainnya. Jika
penyakit paru atau gangguan penyakit lainnya menyebabkan atelektasis, obati
penyebab yang mendasari dengan obat-obatan, prosedur, atau terapi lainnya.2

8. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi dari atelektasis:
1. Hipoksemia. Atelektasis menghambat kemampuan paru-paru 'untuk
mendapatkan oksigen ke alveoli.
2. Pneumonia. Lendir di paru-paru yang kolaps dapat menyebabkan infeksi.
3.
Gagal napas. Atelektasis yang minimal, terutama pada orang dewasa,
biasanya dapat diobati. Tapi jika seluruh atau sebagian besar paru kolaps,
terutama pada bayi atau seseorang dengan penyakit paru-paru, dapat
mengancam jiwa.2

9. DIAGNOSIS BANDING
 Aspiration Pneumonitis and Pneumonia: inhalasi konten oropharingeal dan
gaster yang merupakan benda asing bagi paru. Pneumonia aspirasi infeksi
disebabkan bakteri yang normalnya terdapat pada oral atau nasal pharynx.
Yang sekarang lebih dikenal dengan Community Acquired Pneumonia
atau Hospital Acquired Pneumonia, bakteri penyebab sepertiStreptococcus
pneumoniae,Haemophilus influenza, Staphylococcus aureus, and gram-
negative bacteria.8
Pneumonia lobus atas kanan
 Pneumonia jamur: infeksi paru yang disebabkan oleh fungi endemik atau
infeksi oprtuniti. Penyebaran secara hematogen sering terkena terutama
pada pasien immunocompromised.8

Pneumonia Chlamydia, tampak multiple pulmonary nodul

 Small Cell Lung Cancer

 Abses paru: nekrosis parenkim paru dan terbentuknya cavitas yang terdiri
dari jaringan nekrosis dan cairan yang disebabkan oleh infeksi mikroba.
Foto posisi lateral abses paru, air fluid level merupakan tanda khas dari
abses paru.8
 Pneumothorax Imaging:Adanya udara yang terperangkap antara pleural
space, yang disebabkan oleh kelainan/penyakit pada thoraks. Dapat
diklasifikasikan sebagai spontaneus (non trauma), trauma, atau iatrogenic.
Menunjukkan gambaranhiperlusen avaskular dan pergeseran mediastinum
ke arah yang sehat.8

 Pulmonary Embolism:penyumbatan pembuluh darah paru akibat lepasnya


gumpalan thrombin pada pembuluh darah vena organ lain. (trombosis
vena dalam), dapat memberi gambaran infark, sekunder dari emboli paru.
BAB III
KESIMPULAN

Atelektasis adalah suatu keadaan paru atau sebagian paru yang mengalami
hambatan berkembang secara sempurna sehingga aerasi paru berkurang atau sama
sekali tidak berisi udara.
Atelektasis biasanya tidak menimbulkan tanda atau gejala bila hanya terkena
sedikit area dari parenkim paru. Bila atelektasis mengenai besar dari area paru,
terutama bila berlangsung tiba-tiba, kondisi ini akan menyebabkan penurunan
saturasi oksigen dalam darah. Sebagai kompensasi, pasien akan sesak (takipneu),
takikardi, dan dapat terjadi sianosis.
Atelektasis biasanya dapat dideteksi dengan pemeriksaan radiologi X-Ray
Thoraks karena indikasi penyakit yang mendasarinya. Biasanya didiagnosis oleh
radiologist, pulmonologist, ahli kegawatdaruratan, atau dokter umum.Dapat juga
direkomendasikan pemeriksaan CT scan thoraks.
DAFTAR PUSTAKA

1. Price A. Sylvia & Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisologi edisi 6,vol.2.


Jakarta : EGC.
2. National Blood, Heart, and Lung Institute. Atelektasis. Diperbaharui:
Januari 13, 2012. Diakses: April 3, 2018. Tersedia:
https://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/atl
3. Rasad, Sjahriar. 2011.Radiologi Diagnostik edisi II. Jakarta: FK UI.
4. MedScape. Lung Anatomy: Overview, Gross Anatomy. Diperbaharui:
Juni 29, 2016. Diakses: 3 April 2018. Tersedia:
http://emedicine.medscape.com/article/1884995-overview
5. Lauralee Sherwood.2012. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem.Edisi
6.Jakarta.EGC
6. Mayoclinic. Atelektasis. Diperbaharui: Juni 11, 2015. Diakses: April 5,
2018.Tersedia: http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/atelektasis/basics/definition/con-20034847
7. Weissleder.Wittenberg.Harisinghani.Chen. 2011. Primer of Diagnostic
Imaging fifth edition. United States of America. Elsevier Inc.
8. MedScape.Atelektasis Differential Diagnosis. Diakses pada tanggal 3
April 2018. Tersedia: http://emedicine.medscape.com/article/296468-
differential

Anda mungkin juga menyukai