Lapsus Hva Diyska
Lapsus Hva Diyska
MARET 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN
HEPATITIS A
Oleh :
Pembimbing :
(DibawakandalamrangkatugaskepaniteraanklinikbagianIlmuPenyakit Dalam)
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
i
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 10542025210
Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing
1. Kepala
Bentuk kepala : Normocephali
Rambut : Hitam, tebal, tidak rontok
Simetris : Kiri - Kanan
Deformitas : -
2. Mata
Eksoptalmus/enoptalmus : -
Konjungtiva : Anemis (+/+),
Sklera : Ikterus (+/+), perdarahan (-)
Pupil : Bulat Isokor kiri-kanan
3. Telinga
Pendengaran : Dalam batas normal
Nyeri tekan : (-/-)
4. Hidung
Bentuk : Simetris
Perdarahan : -
5. Mulut
Bibir : Kering (-), pecah-pecah, sianosis (-),
Lidah kotor : (-)
Caries gigi : -
6. Leher
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Pembesaran KGB (-), Pembesaran tiroid (-)
DVS : R-4 cm
7. Kulit
Hiperpigmentasi :-
Ikterus :-
Ekimosis :-
Purpura :-
Sianosis :-
Pucat :-
8. Thorax
Inspeksi : Dada simetris kiri-kanan. Ictus cordis tidak
nampak
Palpasi : Vocal fremitus kiri – kanan simetris
Perkusi : Sonor pada paru kiri dan kanan
Auskultasi : Bunyi pernapasan vesikuler, Ronkhi (-/-),
Wheezing (-/-)
9. Cor
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas kanan : sulit di evaluasi
Batas kiri : ICS V linea midclavicularis kiri,
Batas atas : ICS II lineaparasternaliskanan
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-),
Gallop(-)
10. Abdomen
Inspeksi : Simetris, mengikuti gerak napas, tidak ada tanda-
radang, benjolan (-), caput medusae (-)
Palpasi : Hepar : Tidakteraba
Lien : Tidak teraba
Ginjal : Tidak teraba
Nyeri tekan tidak ada
Perkusi : Thympani, asites (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
11. Punggung
Tampak dalam batas normal
Tidak terlihat kelainan bentuk tulang belakang
12. Genitalia
Tidak dievaluasi
13. Ekstremitas atas dan bawah
Pitting edema kedua extremitas inferior (-)
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. 03 Maret 2018 (Laboratorium Klinik RSUD SYEKH YUSUF)
Hasil Nilai Normal
WBC 3
5.5 x 10 /uL 4.000 – 10.000/mm3
RBC 6
5.73 x 10 /uL 4,5 – 5,5 x 106/mm3
HGB 15.9 g/dL 14,0 – 17,4 g/dL
3
TROMBOSIT 198 x 10 /uL 150.000-450.000 sel/mm3
WIDAL NEGATIF
D. DIAGNOSIS KERJA
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang, pasien didiagnosis Hepatitis A
E. PLANNING
FOLLOW UP
SGOT : 1424
SGPT : 185
BILIRUBIN TOTAL : 8,7
A Hepatitis virus A
HAV merupakan jenis infeksi hepatitis virus yang paling sering di Amerika
Serikat. Namun, kasus HAV di negara ini telah menurun sejak tahun 1970-an.
HAV di negara ini telah menurun sejak tahun 1970-an. HAV lazim terjadi pada
anak dan dewasa muda. Terdapat peningkatan insidensi pada musim tertentu,
yaitu pada musim gugur dan musim dingin.
HAV terutama ditularkan per oral dengan menelan makanan yang sudah
terkontaminasi feses. Penularan melalui transfusi darah pernah dilaporkan, namun
jarang terjadi (CDC,2000). Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak atau terjadi
akibat kontak dengan orang terinfeksi melalui kontaminasi feses pada makanan
atau air minum, atau dengan menelan kerang mengandung virus yang tidak
dimasak dengan baik. Kasus yang timbul dapat bersifat sporadis, sedangkan
epidemi dapat timbul pada daerah yang sangat padat seperti pada pusat perawtan
dan rumah sakit jiwa. Wisatawan ke daerah endemis seperti Asia Tenggara,
Afrika Utara, dan Timur Tengah juga sangat beresiko tertular bila mereka
melanggar aturan turis yang umum. Penularan ditunjang oleh sanitasi yang buruk,
kesehatan pribadi yang buruk, dan kontak yang intim. Masa inkubasi rata-rata
adalah 30 hari. Masa penularan tertinggi adalah pada minggu kedua segera
sebelum timbulnya ikterus. Vaksin HAV yang telah disetujui dapat diberikan bagi
para wisatawan dan memberi perlindungan jangka lama bila dibandingkan dengan
imunoglobulin yang memberi perlindungan untuk sekitar 5 bulan, bergantung
pada dosis yang diberikan (Marwick, 1995).
gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu fase inkubasi, fase
prodromal (fase ikterik), fase ikterus, dan fase konvalesen (penyembuhan).
Fase ikterus. Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul
bersamaan dengan munculnya gejala. Pada banyak kasus fase ini tidak terdeteksi.
Setelah timbul ikterus jarang terjadi perburukan gejala prodromal, tetapi justru
akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.
A. Pemeriksaan klinis
B. pemeriksaan serologic
Adanya IgM anti-HAV dalam serum pasien dianggap sebagai gold standar
untuk diagnosis dari infeksi akut hepatitis A. virus dan atibodi dapat dideteksi
dengan metode komersial RIA, EIA, atau ELISA. Pemeriksaan diatas digunakan
untuk mendeteksi IgM anti-HAV dan total anti-HAV (IgM dan IgG). IgM anti-
HAV dapat dideteksi selama fase akut dan 3-6 bulan setelahnya. Dikarenakan IgG
anti-HAV bertahan seumur hidup setelah infeksi akut, maka apabila seseorang
terdeteksi IgG anti-HAV positif tanpa disertai IgM anti-HAV, mengindikasikan
adanya infeksi di masa yang lalu. Pemeriksaan imunitas dari HAV tidak
dipengaruhi oleh pemberian passive dari Immunoglobulin/vaksinasi, karena dosis
profilaksis terletak dibawah level dosis deteksi.
Rapid Test
Obat herbal telah diterima secara luas di hamper seluruh Negara di dunia.
Menurut WHO, Negara-negara diAfrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan
obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di
Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan
primer. Salah satu obat herbal yang sering digunakan dalam mengobati gangguan
hepar adalah temulawak (Curcuma xanthorryza Roxb). Temulawak merupakan
salah satu dari 9 tanaman obat unggulan Indonesia yang telah ada sejak tahun
2003 mulai diteliti. Manfaat dari tanaman temulawak antara lain sebagai
antihepatitis, antioksidan, antiinflamasi, antikarsinogen, antimikroba, antiviral,
detoksifikasi, dan antihiperlipidemia. Curcumin adalah komponen fitokimia yang
ditemukan dalam kunyit. Mekanisme hepatoprotektif terjadi karena efek
kurkumin sebagai antioksidan yang mampu menangkap ion superoksida dan
memutuskan rantai antar ion superoksida sehingga mencegah kerusakan sel hepar
karena peroksidasi lipid dengan cara dimediasi oleh enzim aktioksidan yaitu
superoxide dismutase (SOD) dimana enzim SOD akan mengonversi 02 menjadi
produk yang kurang toksik. Curcumin juga mampu meningkatkan gluthation S-
transferase (GST) dan mampu menghambat beberapa factor proinflamasi seperti
nuclear factor-kB (NF-kB) dan profibrotik sitokin. Aktifitas penghambatan
pembentukan NF-kB merupakan factor transkripsi sejumlah en penting dalam
proses imunitas dan inflamasi, salah satunya untuk membentuk TNF-a. dengan
menekan kerja NF-kB maka radikal bebas dari hasil sampingan inflamasi
berkurang. Virus hepatitis B menginfeksi hati dan menggunakan sel hospes untuk
ekspresi gen dan perkembangbiakan. Oleh karea itu, sasaran factor hospes untuk
ekspresi gen virus hepatitis B merupakan strategi dari antiviral.
Ondansentron
b). memblok reseptor perifer pada ujung saraf vagus yaitu dengan
mengahmbat ikatan serotonin dengan reseptor pada ujung saraf vagus.
KESIMPULAN