PENYELENGGARAAN PELAYANAN
[Type text]
Dokumen terkait :
Rekaman kebutuhan masyarakat,Renstra,RUK,RPK,RSB,RBA.
3. Pembelian
Proses pengadaan barang dan jasa mengacu pada Perpres 54 tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa.
a. Proses pembelian mengacu pada Perpres 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan
Jasa.
b. Verifikasibarang yang dibeli dilakukan oleh tim belanja
c. Kontrak dengan pihak ketiga dilakukan pada rekanan yang menang dalam proses
pengadaan barang dan jasa
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
1) Pengendalian proses pelaksanaan UKM dilakukan dengan menetapkan
pedoman/panduan program, kerangka acuan program/kegiatan dan SOP pelaksanaan
kegiatan.
2) Penanaggungjawab dan pelaksana UKM melaksanakan kegiatan sesuai dengan
pedoman/panduan/kerangka acuan/SOP/rencana kegiatan yang telah disusun dan
berdasarkan kebutuhan dan harapan masyarakat/sasaran.
3) Penanggungjawab UKM memastikan jadwal kegiatan dan petugas pelaksana yang
kompeten.
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
[Type text]
1) Pelaksan menyusun laporan pelaksanaan kegiatan UKM kepada penanggungjawab
UKM maksimal satu minggu setelah kegiatan.
2) Penanggungjawab UKM memeriksa laporan apakah selaras dengan kebijakan,
pedoman/panduan, kerangka acuan, dan SOP kegiatan.
3) Secara samplingdan berkala penanggungjawab melakukan observasi pelaksanaan
kegiatan dengan menggunakan checklist/daftar tilik.
c. Identifikasi dan mampu telusur.
Penanggung jawab dan pelaksana upaya bertanggung jawab atas proses perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan tindaklanjut seluruh kegiatan termasuk pendokumentasian
rekaman. Sehingga penanggungjawab dan pelaksana setiap upaya mampu
mengidentifikasi dan mampu telusur atas seluruh kegiatan masing masing upaya, baik
telusur system maupu telusur dokumen.
d. Hak dan Kewajiban sasaran.
Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya akan menetpakan hak dan kewajiban sasaran
setiap upaya yang diselenggarakan. Penetapan hak dan kewajiban sasaran disusun
bersama dan ditetapkan dengan SK Kepala Puskesmas.
e. Manajemen resiko dan keselamatan.
Manajemen resiko adalah proses mengenal, mengevaluasi, mengendalikan,
meminimalkan resiko dilakukan dalam suatu organisasi secara menyeluruh. Manajemen
resiko dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya resiko yang bias terjadi
dalam setiap kegiatan.
Proses manajemen resiko dalam pelayanan UKM meliputi menetapkan lingkup
manajemen dengan criteria 3H1P (high risk, high volume, high cost, potensial problem).
Hasil evaluasi resiko untuk menentukan perlu atau tidak tindakan perbaikan/tindaklanjut.
Tindakan perbaikan bias berupa perbaikan input, proses atau perbaikan output.
Analisis resiko dilakukan terhadap prosedur pelayanan diarea prioritas, dengan
menggunakan metode FMEA (value Mode and effect analysis/atau analisis modus
kegagalan dan dampaknya (AMKD). Resiko yang telah diidentifikasi kemudian
ditetapkan preventif atau pencegahan agar kegagalan yang dimungkinkan tidak terjadi.
[Type text]
a. Kepuasan Pelanggan.
Kepuasan terhadap Pelayanan yang diberikan Puskesmas Ngabang dan pencapaian
sasaran mutu harus dipantau secara berkala.
b. Audit Internal
Pada internal yang terencana Puskesmas ngabang melaksanakan Audit Internal untuk
menetapkan apakah sistem manajemen mutu yang memenuhi persyaratan akreditasi
puskesmas sesuai dengan yang direncanakan, telah dilaksanakan dan dipelihara
secara efektif. Manajemen Puskesmas Ngabang menjamin bahwa semua ketidak
sesuaian yang ditemukan pada saat audit internal segera diperbaiki, dihilangkan
penyebab ketidaksesuaiannya dan diverifikasi apakah telah efektif dan efisien
c. Pemantauan dan pengukuran proses
Pemantauan dan pengukuran terhadap rencana yang telah dibuat.
Data kegiatan pengukuran/pemantauan dikumpulkan untuk dianalisa
Hasil dari analisa dipakai untuk
Metoda pemantauan, pengukuran, analisa, perbaikan, dipastikan sesuai dengan
tujuan.
d. Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
Pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan dilakukan sesuai prosedur.
Tujuan pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan untuk memastikan semua
persyaratan hasil pelayanan terpenuhi.
Pengukuran dan pemantauan dilaksanakan pada tahapan yang telah ditentukan.
Pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan dilaksanakan berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan yang tertuang dalam Prosedur Kerjapemantauan dan
pengukuran hasil pelayanan.
Catatan hasil pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan harus dicatat termasuk
personil yang melaksanakan
Dokumen Terkait
Prosedur Audit Internal
Prosedur Penanganan Ketidaksesuaian dan Tindakan Koreksi
Prosedur Pemantauan Kinerja dan Tindakan Pencegahan
Prosedur Kepuasan Pelanggan
Prosedur Komunikasi Internal
Prosedur Penanganan Pengaduan Pelanggan
Prosedur Pengelolaan Kegiatan dan Anggaran
[Type text]
Puskesmas Ngabangmenjamin bahwa semua ketidaksesuaian diidentifikasi serta
dikendalikan untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Semua temuan ketidaksesuaian
segera ditindaklanjuti dengan tindakan koreksi untuk menghilangkan ketidaksesuaian dan
dipisahkan untuk mencegah berlarut-larutnya ketidaksesuaian tersebut. Pengendalian
Hasil Pelayanan yang Tidak Sesuaiadalah sebagai berikut
a. Hasil yang tidak sesuai dikendalikan serta dicegah agar tidak terjadi lagi.
b. Pengendalian dan tanggung jawab serta wewenang untuk menangani hasil pelayanan
tidak sesuai harus ditetapkan dalam prosedur .
c. Hasilyang tidak sesuai harus dilakukan tindakan koreksi.
d. Ketidaksesuaian dan tindakan koreksi yang diambil harus dicatat
e. Bilamana pelayanan tidak sesuai dan telah terlanjur diterima oleh pelanggan, maka
Puskesmas Ngabangharus mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk
menanggulangi akibat /potensi akibatnya.
Dokumen Terkait
Prosedur Penanganan Produk Tidak Sesuai dan Tindakan Koreksi
Prosedur Pemantauan Kinerja dan Tindakan Pencegahan
d. Analisis data
Puskesmas Ngabang menjamin bahwa semua data dikumpulkan, dievaluasi dan dianalisa
untuk mengukur keefektifandan keefisienanpenerapan sistem manajemen
mutu dan kemungkinan pelaksanaan peningkatan berkesinambungan. Analisa data
mencakup aspek kesesuaian terhadap persyaratan produk dan proses, kecenderungan
operasional kegiatan termasuk tindakan pencegahan dan kinerja pemasok serta peraturan
perundangan yang relevan dengan sasaran mutu. Analisa Data Meliputi :
a. Data-data proses atau implementasi sistem manajemen mutu harus dikelola dengan
baik
b. Data dianalisis dengan menggunakan metode atau cara yang sesuai, misalkan
menggunakan metode statistik.
c. Analisis data dilakukan oleh Sekretariat, semua Bidang, semua Seksi dan Sub Bagian,
kegunaannya untuk mengetahui tingkat kinerja masing-masing proses dan melihat
kesenjangan-kesenjangan yang ada sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan.
d. Prosedur analisis data ditentukan oleh MR dan menjadi acuan bagi semua fungsi
lainnya.
e. Hasil analisis data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidak-sesuaian, ketidak-
efektifan dan ketidakefisienan serta tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
f. Data dianalisis antara lain untuk memantau :
1) Kepuasan pelanggan
[Type text]
2) Kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan
3) Karakteristik dan kecenderungan proses serta pelayanan
4) Kinerja Pemasok
5) Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan
DokumenTerkait :
Prosedur Audit Internal
Prosedur Tinjauan Manajemen
Prosedur Penanganan Produk Tidak Sesuai dan Tindakan Koreksi
ProsedurPemantauan Kinerja dan Tindakan Pencegahan
e. Peningkatan berkelanjutan
Puskesmas Ngabang senantiasa meningkatkan efektifitas dan efesiensi sistem manajemen
mutu melalui pengembangan kebijakan dan sasaran mutu, pemanfaatan hasil audit dan
analisa data serta hasil tindakan koreksi, pencegahan dan tinjauan manajemen. Puskesmas
Ngabang bahwa penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan dihilangkan untuk mencegah
terjadinya kembali ketidaksesuaian.
Puskesmas Ngabangmenjamin bahwa penyebab ketidaksesuaian yang mungkin timbul
dihilangkan sehingga tidak terjadi kembali kecenderungan ketidaksesuaian. Tindakan
pencegahan yang diambil bergantung dari dampak yang ditimbulkan oleh kecenderungan
ketidaksesuaian.
[Type text]
f. Agar proses tindakan koreksi dan pencegahan berjalan lancar dan hasilnya efektif,
dipastikan prosedur tindakan koreksi dan pencegahan telah disediakan yang
mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Meninjau ketidak-sesuaian termasuk keluhan pelanggan.
2) Menentukan penyebab-penyebab masalah
3) Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan
4) Menyimpan arsip tindakan koreksi dan pencegahan
5) Meninjau efektivitas tindakan koreksi dan pencegahan
g. MR bertanggung-jawab memastikan tindakan koreksi danpencegahan yang telah
dilaksanakan menjadi lebih efektif dan efisien.
h. Tindakan koreksi harus sesuai dengan dampak dari masalah.
i. Prosedur tindakan koreksi dipastikan dibuat
Dokumen Terkait:
Prosedur Audit Internal
Prosedur Tinjauan Manajemen
[Type text]
Hak pasien:
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu , efektif dan efisien.
5. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya.
6. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
7. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
8. Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan yang diterima
Kewajiban pasien:
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya
2. Mematuhi nasehat dan petunjuk tenaga kesehatan
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di puskesmas
4. Membayar retribusi bagi pasien yang tidak memiliki sistem jaminan kesehatan
e. Pemeliharaanbarangmilikpelanggan (misalnya rekammedis) disimpan pada tempat yang
tidak lembab dan terang.
f. Manajemenrisikodankeselamatanpasien menjadi titik poin dalam manajemen mutu
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien
a. Penilaian indikator kinerja klinis dengan melihat indikator mutu pelayanan klinis apakah
sesuai indikator tidak.
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien dengan memantau apakah di unit-
unit pelayanan klinis sudah tersedia sarana prasarana untuk keselamatan pasien.
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien, dengan membuat format pelaporan mengenai hal-
hal yang berhubungan dengan masalah yang mengakibatkan pasien cedera seperti pasien
jatuh karena lantai licin, dan lain-lain.
d. Analisis dan tindak lanjut, membuat analisa terhadap temuan masalah yang
mengakibatkan pasien cedera dan kemudian melakukan rencana tindak lanjut untuk
penanganan selanjutnya.
e. Penerapan Manajemen Resiko, melakukan kegiatan audit internal terhadap unit-unit
layanan secara berkesinambungan untuk melihat seberapa jauh tingkat safety atau
keamanan yang di punyai oleh unit pelayanan klinis tersebut.
[Type text]
2) Pemantauandanpengukuran:
1. Kepuasanpelanggan: dilaksanakan 2 kali setahun (pada Bulan Juni dan Desember)
2. Audit internal: dilaksanakan 2 kali setahun
3. Tinjauan Manajemen : Dilaksanakan 2 kali setahun
4. Pemantauandanpengukuran proses: dilakukan 2 kali setahun
5. Pemantauandanpengukuranhasillayanan: dilakukan 2 kali setahun
3) Pengendalianjikaadahasil yang tidak sesuai dilakukan oleh tim manajemen mutu
pelayanan klinis.
4) Analisis data: dikelompokan menurut capaian hasil kinerja kepuasan pelanggan, dicari
unsur yang penyebab terhadap masalah kepuasan pelanggan
5) Peningkatanberkelanjutan: seluruh karyawan puskesmas berkomitmen dalam upaya
perbaikan yang berkesinambungan
6) Tindakankorektif: diperlukan agar tidak terjadi pengulangan kesalahan yang sama
7) Tindakanpreventif: diperlukan untuk mencegah kesalahan yang dilakukan oleh petugas
upaya puskesmas
[Type text]