Manajemen sumber daya manusia bisa didefinisikan sebagai proses serta upaya untuk mengembangkan, memotivasi, serta mengevaluasi keseluruhan sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Pengertian ini mencakup dari mulai memilih siapa saja yang memiliki kualifikasi dan pantas untuk menempati posisi dalam suatu organisasi (the right man on the right place) seperti yang disyaratkan pada suatu lembaga atau organisasi hingga bagaimana agar kualifikasi ini dapat dipertahankan bahkan di tingkatkan serta dikembangkan dari waktu ke waktu.Oleh karena manajemen sumber daya manusia ini merupakan proses yang berkelanjutan (Marlina, 2015) Sumber Daya Manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan organisasi. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta Sumber Daya yang berlebih, tetapi tanpa dukungan Sumber Daya Manusia yang handal maka kegiatan organisasi tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukan bahwa Sumber Daya Manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Sebagai kunci pokok, Sumber Daya Manusia akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan organisasi (Findarti, 2016) 2. Badan Pemeriksa Keuangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. BPK merupakan suatu lembaga negara yang bebas dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi. Tugas pemeriksaan BPK mencakup pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan tujuan tertentu. Pemeriksaan terhadap pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara ini bertujuan untuk mendukung penegakan hukum atas penyimpangan keuangan Negara (Ayu Novita Sekar Arum, 2015) Berdasarkan adanya penggunaan wewenang dalam mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance), maka dalam penyelenggaraan pemerintahan, peranan BPK sebagai Lembaga Negara sangat berpengaruh dalam hal memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara, yang sesuai dengan Visi BPK Republik Indonesia yaitu “Menjadi Lembaga Pemeriksa Kuangan Negara yang kredibel dan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong terwujudnya tata kelola keuangan Negara yang akuntabel dan transparan” Harapan atas tata kelola keuangan Negara yang akuntabel dan transparan terhadap publik, dengan begitu banyaknya wilayah Indonesia sehingga dalam Pasal 23G ayat 1 Undang-Undang 1945 disebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di Ibu kota Negara dan memiliki perwakilan di setiap Propinsi. Khusus untuk BPK perwakilan mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam memeriksa dan melaporkan hasil pemeriksaan ke DPRD guna pertanggungjawaban atas pelaksanaan yang berhubungan dengan APBD, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2004, tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Noas, 2015) 3. Teori Link and match Konsep link and match dalam dunia pendidikan dikenalkan oleh Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro sewaktu menjabat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mana konsep tersebut mengacu pada keterkaitan (link) dan kesesuaian (match) antara dunia pendidikan dan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) (Djojo negoro 2007: 1 dan Judissuseno, 2008: 14). Maksud keterkaitan (link) dan kesesuaian (match) adalah kompetensi lulusan dari du- nia pendidikan dapat diterima dan cocok dengan kebutuhan dunia kerja. Perspektif link menunjukkan proses, yang berarti bahwa proses pendidikan selayaknya sesuai dengan kebutuhan pembangunan, sehingga hasilnya pun cocok (match) dengan kebutuhan tersebut, baik dari segi jumlah, mutu, jenis, kualifikasi maupun dari segi waktunya. (Putranto, 2017) Penerapan kebijaksanaan link and match pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Hal ini sebagai usaha untuk mencari titik temu antara dunia pendidikan sebagai produsen dan dunia kerja/industri sebagai konsumen. Menurut Sanjaya (2009), tujuan gerakan link and match adalah untuk mendekatkan pemasok (supplier) dengan mutu sumber daya manusia, terutama yang berhuhungan dengan kualitas ketenagakerjaan. Sedangkan konsep dasar penerapan pendidikan sistem ganda itu sendiri adalah penyelenggaraan pendidikan yang mengintegrasikan secara sistematis dalam kegiatan pendidikan di sekolah dengan kegiatan pendidikan (praktek) di dunia industri. Sebagai realisasi dari kebijakan tersebut, maka dicanangkan konsep pendidikan sistem ganda (PSG/Dual Base System) atau mungkin lebih akrab dikenal dengan Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau Praktek Kerja Industri (Prakerin), adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional, yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program perusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional. Saifuddin (2009) mengemukakan bahwa PSG dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional di bidangnya. Melalui PSG diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang profesional tersebut. Dimana para siswa yang melaksanakan pendidikan tersebut diharapkan dapat menerapkan ilmu yang didapat dan sekaligus mempelajari dunia industry (Muslih, 2014)