Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

OLEH:

RIZKI YULIASIH

070117BO67

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2018
A. Konsep Klinis Penyakit
1. Proses Menua
Lansia Menua merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap individu.
Hal ini ditandai oleh penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
terhadapperubahan – perubahan terkait usia. Perubahan tersebut diantaranya adalah
perubahan fisik, mental, sosial, dan spiritual yang akan mempengaruhi seluruh aspek
kehidupan pada usia di atas 60 tahun. Perubahan fisik yang disebabkan oleh umur salah
satunya adalah perubahan pada otot lansia. Perubahan ini dapat menyebabkan mobilitas
lansia terganggu, terutama jika terjadi pada otot tungkai bawah.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis
maupun psikologis. Memasuki usia tua (lanjut usia) berarti mengalami kemunduran,
misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin buruk,
gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008, h. 11).
Menurut Lilik Ma’rifatul (2011) ageing process (proses menua) adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan
proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah, yang dimulai sejak lahir dan
umumnya dialami oleh makhluk hidup. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan
yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang
hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu : anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda,
baik secara biologis maupun pikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran, misalnya kemundurn fisik yang ditandai dengan kulit yng mengendur,
rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin
memburuk, gerakan yang lambat, dan figur tubuh yang proposional. Menurut World
Health Organization (WHO) dan UU No. 13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun keatas (Nugroho, 2008, h. 11). Dalam Buku Ajar Geriantri,
Prof. Dr. R. Boedhi Darmanjo dan Dr. H Hadi Martono (1994) mengatakan bahwa
“menua” (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk
infeksi) dan memperbaii kerusakan yang diderita (Nugroho, 2008, h. 11-12). Dari
pernyataan-pernyataan diatas penulis menyimpulkan bahwa menua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak
dapat bertahan. Kondisi ini dapat mempengaruhi kemandirian dan kesehatan lanjut
usia, termasuk kehidupan seksualnya.
Di era globanisasi ini terlalu banyak penyakit yang bermunculan namun
penyakit sudah lama di temukan masih menjamur diberbagai belahan dunia salah
satunya hipertensi bahkan hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap karena
termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejala terlebih dahulu
sebagai peringatan bagi korbannya.

Sampai saat ini menurut catatan Badan Kesehatan Dunia WHO tahun 2011 ada
satu milyar orang di dunia menderita hipertensi dan dua per-tiga diantaranya berada di
negara berkembang yang berpenghasilan rendah - sedang. Bila tidak dilakukan upaya
yang tepat jumlah ini akan terus meningkat, dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak
29% atau 1,6 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi, sedangkan di
Indonesia angka kejadian hipertensi cukup tinggi.

Seseorang yang berusia 50 tahun dengan tekanan darah sitolik lebih dari > 140
mmHg lebih berisiko menderita penyakit kardiovaskular dari pada hipertensi diastolik.
Risiko menderita penyakit kardiovaskular dimulai pada tekanan darah 115/75 mmHg,
menambah 2 kali pada setiap penambahan 20/10 mmHg. Seseorang yang mempunyai
tekanan darah normal pada usia 55 tahun, 90% nya berisiko menjadi hipertensi.

Karena pada dasarnya kita ketehui bahwa ada beberapa faktor yang dapat
menimbulkan hipertensi di antaranya stress, obesitas, dan keturunan. Dari faktor
tersebut kami mendapat teori yang menyatakan sebagai berikut : Menurut Anggraini
dkk, (2009) menagatakan Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer
dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stress
ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik
personal

2. Lansia
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari (Nugroho, 2008).
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi
didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi
dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses
alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda,
baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti
mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai
dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,
pendengaran kurang jelas, pengelihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan
figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008).
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan
fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir
dengan kematian (Nugroho, 2008).

B. HIPERTENSI
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah suatu kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan
darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-
kurangnya memiliki tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg (Dewi,
2014).

Hipertensi sering sudah ada pada orang yang sama sekali tidak menyadarinya.
Hanya dua pertiga dari penderita hipertensi yang mengetahui keadaannya. Karena itu
pemeriksaan tekanan darah secara periodik sangat dianjurkan (Maryam, 2008).

Menurut Susilo (2011), Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu
faktor resiko untuk terjadinya strok, serangan jantung, gagal jantung, aneurisma
arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis
2. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala hipertensi menurut Dewi (2014), yaitu:

1. Pusing
2. Rasa berat di tengkuk
3. Sukar tidur
4. Rasa mudah lelah
5. Cepat marah
6. Telinga berdenging
7. Mata berkunang-kunang
8. Sesak napas
9. Gangguan penglihatan
10. Mimisan
11. Tanpa gejala
3. Penyebab
Menurut Maryam (2008), penyebab hipertensi diantaranya:

Tidak diketahui penyebabnya / keturunan (hipertensi primer)

1. Faktor-faktor resiko :
a. ras/suku bangsa
b. umur
c. kegemukan
d. asupan garam yang tinggi
e. riwayat hipertensi dalam keluarga
f. stress
g. merokok
h. banyak minum alcohol

2. Disebabkan oleh penyakit lain (hipertensi skunder)


Antara lain penyakit :

a. Ginjal
b. Saraf
c. Tumor
d. keracunan
4. Pencegahan
Pencegaha hipertensi menurut Susilo (2011), yaitu:

1. Rubah pola gaya hidup


2. Penurunan berat badan
3. Diet asupan garam
4. Hindari faktor resiko :
5. Merokok, alkohol, makanan berlemak,stress
6. Biasakan aktifitas fisik/jalan sehat.
7. Lakukan pemeriksaan yang teraturr pada fasilitas kesehatan yang ada.
5. Penanggulangan Hipertensi
Penanggulangan Hipertensi menurut Suryani (2009), diantaranya:

1. Penatalaksanaan non farmakologis (obat-obatan)


a. Batasi intake /masukan garam ± 60 mmol/hari
b. Dan perbanyak makanan yg mengandung kalium
c. Makan-makanan yg mengandung lemak jenuh
d. Lakukan olahraga yang teratur
e. No stress : perasaan nyaman
f. Lakukan meditasi relaksasi : yoga atau hipnotis
g. Hindari faktor resiko seperti, merokok, minum alkohol, hiperlipidemia.
2. Penatalaksanaan farmokologis :
a. Diuretik
b. Tiazid/klortalidon, hidroklorotiazid (25-50mg)
c. Penghambat simpatetik
d. Metildopa, reserpin, quanetidin, klonidin
e. Betabloker: asebutol ,vasodilator

6. Diet hipertensi
Menurut Ghita (2010), diet hipertensi diantaranya:

1. Makanan yang dianjurkan


a. Sayur-sayuran hijau
b. Buah-buahan
c. Ikan laut
d. Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu
e. Daging ayam ( jangan dengan kulitnya karena banyak mengandung lemak )
2. Makanan yang dihindari
a. Makanan yang diawetkan : Chicken nugets, mie, minuman kaleng dll.
b. Daging-daging warna merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging sapi,
daging kambing
3. Pengobatan tradisional untuk hipertensi
a. Buah Ketimun
b. Buah Belimbing
c. Daun Seledri
4. Cara Membuat obat tradisional dari buah ketimun dan belimbing :
a. ½ kg buah ketimun / belimbing cuci hingga bersih
b. Kupas kulitnya kemudian diparut
c. Saring airnya dengan menggunakan kain atau penyaring
d. Setelah disaring kemudian diminum
e. Lakukan setiap hari kurang lebih 1 kg untuk 2 kali minum.

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas
Nama, umur (sekitar 50 tahunan), alamat, agama, jenis kelamin (biasanya 95%
penderita hipertensi adalah pria), dll
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki
(sendi lain)
c. Riwayat Penyakit Sekarang
- P (Provokatif) : Kaji penyebab nyeri
- Q (Quality / qualitas) : Kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien
- R (Region) : Kaji bagian yang terasa nyeri (biasanya pada
kepala dan tengkuk)
- S (Saverity) :` Apakah mengganggu aktivitas motorik ?
- T (Time) : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan ? (Biasanya
terjadi saat beraktivitas)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit jantung ?
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit
yang sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
f. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
- Psikologi : Biasanya klien mengalami peningkatan stress
- Sosial : Cenderung menarik diri dari lingkungan
- Spiritual : Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien menjalankan
ibadah menurut agamanya
g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Kebutuhan nutrisi
a) Makan : Kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan
yang mengandung garam)
b) Minum : Kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
2) Kebutuhan eliminasi
a) BAK : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
b) BAB : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
3) Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari secara
mandiri akibat nyeri tengkuk atau pusing.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
1) Tingkat kesadaran
2) GCS
3) TTV

b. Peningkatan penginderaan
1) Sistem integument
Kulit tampak merah atau keunguan, kencang, licin, serta teraba hangat
2) Sistem penginderaan
3) Mata : Kaji penglihatan, bentuk, visus, warna sklera, gerakan bola mata
4) Hidung : Kaji bentuk hidung, terdapat gangguan penciuman atau tidak
5) Telinga : Kaji pendengaran, terdapat gangguan pendengaran atau tidak,
biasanya terdapat tofi pada telinga
6) Sistem kardiovaskuler
- Inspeksi : Apakah ada pembesaran vena jugularis
- Palpasi : Kaji frekuensi nadi (takhikardi)
- Auskultasi : Apakah suara jantung normal S1 + S2 tunggal / ada suara
tambahan
1) Sistem penceranaan
Inspeksi :Kaji bentuk abdomen, ada tidaknya pembesaran pada abdomen
Palpasi :Apakah ada nyeri tekan pada abdomen
Perkusi :Apakah kembung / tidak
Auskultasi :Apakah ada peningkatan bising usus
2) Sistem muskuluskeletal
Biasanya terjadi pembengkakan yang mendadak (pada ibu jari) dan nyeri yang
luar biasa serta juga dapat terbentuk kristal di sendi-sendi perifer, deformitas
(pembesaran sendi)
3) Sistem perkemihan
Hampir 20% penderita hipertensi memiliki penyakit jantung

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
(NANDA 2015-2017)
2. Defisiensi Pengetahuan
(NANDA 2015-2017)

3. Intervensi Keperawatan
DX TUJUAN DAN CRITERIA INTERVENSI
HASIL

Nyeri Akut NOC: NIC:

NOC (1605) Kontrol Nyeri NIC (1400) Manajemen Nyeri

Setelah di lakukan tindakan 3x 1 1. Gali pengetahuan dan kepercayaan


minggu di harapkan pasien dapat pasien mengenai nyeri
mengatasi nyerinya dengan 2. Berikan informasi mengenai nyeri
penyebab
KH:
3. Ajarkan penggunaan tekhnik non
1. (160502 )Mengenali kapan farmakologi
nyeri terjadi - Ajarkan teknik otot progresif
2. (160501 )menggambarkan - Ajarkan teknik relaksasi nafas
faktor penyebab dalam
3. (160503 ) menggunakan - Ajarkan teknik rendam kaki
tindakan pencegahan dengan air hangat
4. (160504 )Menggunakan - Ajarkan senam hipertensi
pengurangan nyeri tanpa
analgesik

Defisiensi NOC: NIC:


Pengetahuan
(1803)Pengetahuan: Proses (5510) Pendidikan Kesehatan
Penyakit
1. Tentukan pengetahuan kesehatan
Setelah di lakukan tindakan dan gaya hidup perilaku saat ini pada
keperawatan selama 3x24 jam di individu dan keluarga
harapkan pasien mengetahui cara 2. Rumuskan tujuan dalam program
mengatasi penyakitnya dengan pendidikan kesehatan
- Pendidikan kesehatan tentang
KH:
diit hipertensi
- (180306) Pasien mengetahui - Ajarkan pengelolaan jus
tanda dan gejala penyakit mentimun, rebusan daun seledri,
rebusan daun salam.
- (180305) Pasien mengetahui 3. Tekankan manfaat gaya hidup
efek fisiologis penyakit kesehatan yang bisa diterima oleh
- (180308) Pasien mengetahui pasien
strategi untuk meminimalkan 4. Ajarkan strategi yang dapat
perkembangan penyakit menghindari dari perilaku tidak
- (180314) Pasien dapat sehat
meminimalkan effek 5. Libatkan individu maupun keluarga
psikososial penyakit pada dalam perencanaan perilaku
individu kesehatan
- (180315) Pasien mengetahui
manfaat menejemen penyakit
- (180316) Meningkatkan
kelompok dukungan keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Dewi, S.R. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Deepulish.

Gita, W. (2010). Tugas kesehatan dan perilaku pencegahan komplikasi hipertensi pada lansia.

Graber, Mark. A, Toth, Peter P, MD, Robert L. Hearting, Jr., MD. 2006. Buku Saku Dokter
Keluarga Edisi 3. EGC : Jakarta.
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Machfoedz, Eko Suryani. 2009. Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi Kesehatan.
Yogyakarta: Firamaya
Maryam, S. dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Aajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal.
Cet.1. Jakarta : EGC.
NANDA. 2015. International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.
Jakarta: EGC.
Nugroho, Wahyudi. 2018. Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3. Jakarta: EGC
Nursalam. 2008.Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan

Susilo, Dkk. (2011). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta : Andi

Anda mungkin juga menyukai