Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) UNTUK

PELAYANAN BAYI DI PUSKESMAS LOLAK KABUPATEN BOLAANG


MONGONDOW
Astrid K. Bangsawan*, Adisti A. Rumayar*, Ardiansa A. T. Tucunan*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Pelayanan bayi adalah pelayanan untuk anak yang berumur 29 hari – 11 bulan. Setiap bayi
memperoleh pelayanan minimal empat kali yaitu satu kali pada umur 29 hari – 3 bulan, satu kali
pada umur 3 – 6 bulan, satu kali pada umur 6 - 9 bulan, dan satu kali pada umur 9 – 11 bulan.
Standar pelayanan minimal untuk pelayanan bayi di Puskesmas Lolak Kabupaten Bolaang
Mongondow pada tahun 2016 adalah 69,05% masih dibawah persentase yang ditentukan oleh
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 741 Tahun 2008 yaitu 90%. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pelaksanaan penerapan standar pelayanan minimal untuk pelayanan bayi di
Puskesmas Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 4 informan. Pengumpulan data melalui
wawancara mendalam dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancaran mendalam dan
hasilnya direkam dengan voice recorder. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan trianggulasi
sumber dan trianggulasi metode. Hasil yang didapatkan menunjukkan pelaksanaan penerapan
standar pelayanan minimal untuk pelayanan bayi di Puskesmas Lolak Kabupaten Bolaang
Mongondow masih belum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 741 Tahun 2008,
karena masih banyak program-program belum dilaksanakan dengan baik. Program–program
tersebut yaitu: Pelatihan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) anak
dan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), Pemantauan pasca pelatihan SDIDTK dan MTBS,
pelayanan kesehatan bayi sesuai standar di fasilitas kesehatan, pelayanan rujukan, pembahasan
audit kematian dan kesakitan bayi, dan pelayanan kunjungan rumah bagi yang tidak datang
kefasilitas kesehatan. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu program-program pelayanan bayi
sudah dilaksanakan oleh petugas kesehatan, tetapi belum berjalan dengan baik sehingga tidak
memenuhi presentase yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan No. 741 Tahun 2008.

Kata Kunci: Standar Pelayanan Minimal, Pelayanan Bayi

ABSTRACT
Infant care is a service for children aged 29 days - 11 months. Each infant receives service at least
four times once a day at 29 days - 3 months, once at 3 - 6 months, once at 6 - 9 months, and once
at 9 - 11 months. The minimum service standard for infant care in Puskesmas Lolak Bolaang
Mongondow District in 2016 is 69.05% still below the percentage determined by the Regulation of
the Minister of Health RI No. 741 Year 2008 is 90%. This study aims to determine the
implementation of minimum service standards for infant care in Puskesmas Lolak Bolaang
Mongondow District. This research is descriptive qualitative. The number of informants in this
study are 4 informants. Data collection through in-depth interviews was conducted using an in-
depth interview guide and the results were recorded with a voice recorder. Verification of data
validity using source triangulation and method triangulation. The results show that the
implementation of minimum service standards for infant care in Puskesmas Lolak Bolaang
Mongondow District still not in accordance with the Minister of Health RI Regulation no. 741
Year 2008, because there are still many programs not implemented properly. These programs are:
Stimulation Training Early Detection and Intervention (SDIDTK) child Growth and Integrated
Management of Childhood Illness (MTBS), post training monitoring SDIDTK and MTBS, infant
health care in health facilities according to standards, referral services, auditing discussion of
infant mortality and morbidity, and care home visits for those who do not come to the health
facilities. The conclusion in this research is that infant service programs have been implemented
by health workers, but not yet run well so that does not meet the percentage stipulated by the
Minister of Health Regulation no. 741 Year 2008.

Keywords: Minimum Service Standards, Infant Care

1
PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
Menurut Undang-undang Nomor 36 adalah Standar Pelayanan Minimal
tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa bidang Kesehatan Kabupaten/Kota.
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik Kebijakan pemerintah perihal
secara fisik, mental, spiritual maupun standar pelayanan minimal bidang
sosial yang memungkinkan setiap orang kesehatan di Indonesia diatur dalam
untuk hidup produktif, secara sosial dan Permenkes No 741/Menkes/VII/2008
ekonomis. Pembangunan kesehatan tentang standar pelayanan minimal
adalah penyelenggaraan upaya bidang kesehatan di Kabupaten/Kota.
kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk Standar Pelayanan Minimal (SPM)
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kesehatan adalah tolok ukur kinerja
kemampuan hidup sehat untuk setiap pelayanan kesehatan yang
orang agar terwujud derajat kesehatan diselenggarakan Daerah Kabupaten/
masyarakat yang optimal. Kota, untuk memberikan pelayanan
Menurut Peraturan Menteri dasar masyarakat dan mengurus
Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang keperluan kebutuhan dasar masyarakat
Pusat Kesehatan Masyarakat untuk meningkatkan taraf kesejateraan
(PUSKESMAS) adalah fasilitas rakyat.
pelayanan kesehatan yang Pelayanan Kesehatan yang ada
menyelenggarakan upaya kesehatan di Puskesmas harus di penuhi sesuai
masyarakat dan upaya kesehatan dengan Standar Pelayanan Minimal
perseorangan tingkat pertama, dengan (SPM) yaitu: Pelayanan Kesehatan
lebih mengutamakan upaya promotif Dasar, Pelayanan Kesehatan Rujukan,
dan preventif, untuk mencapai derajat Penyelidikan Epidemiologi dan
kesehatan masyarakat yang setinggi- Penanggulangan Kejadian Luar
tingginya di wilayah kerjanya. Biasa/KLB, Promosi Kesehatan dan
Menurut Keputusan Menteri Pemberdayaan Masyarakat. Pelayanan
Kesehatan No. 128 Tahun 2004 salah bayi merupakan salah satu indikator
satu fungsi Puskesmas adalah Pelayanan Kesehatan Dasar yang harus
memberikan pelayanan kepada memenuhi Standar Pelayanan Minimal.
masyarakat. Puskesmas memerlukan Indonesia masih memiliki angka
suatu pedoman yang dapat dijadikan kematian bayi dan balita yang cukup
standar. Salah satu pedoman yang dapat tinggi. Capaian Angka Kematian Bayi
membantu tugas Puskesmas sebagai (AKB) 32/1000 di tahun 2012 masih
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) tinggi di bandingkan dengan target

2
MDGs sebesar 23/1000 kelahiran hidup Standar Pelayanan Minimal Pada
tahun 2015 (Pusat Data dan Informasi Program Penemuan Penderita
Kepmenkes, 2013). Tingginya angka Pneumonia Balita di Kabupaten
kematian bayi di Indonesia disebabkan Bangkalan, berdasarkan penelitian yang
oleh beberapa faktor, di antaranya faktor dilakukan di 10 Puskesmas di
penyakit infeksi dan kekurangan gizi. Kabupaten Bangkalan, terdapat
Standar Pelayanan Minimal hubungan antara input dan proses, serta
untuk pelayanan bayi di Kabupaten proses dan output. Salah satu cara untuk
Bolaang Mongondow adalah 48,3% mencapai target capaian, Puskesmas
untuk pelayanan bayi masih dibawah harus memiliki input dan melaksanakan
standar yang ditentukan oleh proses sesuai petunjuk teknis yang ada.
Permenkes RI No 741 Tahun 2008 yaitu Puskesmas Lolak merupakan
90 %. Peningkatan mutu pelayanan bayi salah satu Puskesmas di Kabupaten
melalui Standar Pelayanan Minimal Bolaang Mongondow yang
(SPM) sangat diperlukan disetiap mengembangkan Standar Pelayanan
puskesmas untuk dapat mencapai Minimal (SPM) Kesehatan. Berdasarkan
standar yang di tentukan tersebut. observasi awal yang dilakukan di
Menurut Penelitian yang Puskesmas Lolak terdapat indikator
dilakukan oleh Khozin (2010) dalam yang belum memenuhi target yang
penelitiannya tentang Evaluasi ditentukan oleh Permenkes No 741
Implementasi Kebijakan Standar tahun 2008, yaitu pelayanan bayi.
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Cakupan pelayanan bayi yang ada di
Kabupaten Gunungkidul, Kebijakan Puskesmas Lolak adalah 69,05% masih
yang di tetapkan oleh Pemerintah Pusat di bawah standar yang ditentukan oleh
tentang standar pelayanan minimal Permenkes No 741 Tahun 2008 yaitu 90
diyakini dapat meningkatkan kualitas %.
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Oleh karena itu, untuk
Hasilnya dapat dilihat dari capaian mengetahui pelaksanaan penerapan
indikator pelayanan yang makin Standar Pelayanan Minimal untuk
meningkat dan hampir sebagian besar pelayanan bayi, maka peneliti tertarik
dapat melampaui angka yang telah di untuk meneliti tentang Analisis
tetapkan. Pelaksanaan Penerapan Standar
Penelitian lainnya juga Pelayanan Minimal Untuk Pelayanan
dilakukan oleh Radina dan Ramayanti Bayi di Puskesmas Lolak Kabupaten
(2012) tentang Evaluasi Pelaksanaan Bolaang Mongondow.

3
METODE PENELITIAN Puskesmas, Staf Puskesmas Lolak
Penelitian ini menggunakan metode bagian KIA, dan Kepala Seksi
penelitian Deskriptif Kualitatif. Kesehatan Keluarga dan Gizi,
Penelitian ini dilaksanakan di mengatakan bahwa peningkatan
Puskesmas Lolak Kabupaten Bolaang kompetensi klinis bayi seperti Stimulasi
Mongondow pada bulan Juli – Agustus Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
tahun 2017. Informan dalam penelitian Kembang (SDIDTK) dan Manajemen
ini ada 4 orang yaitu: Kepala Puskesmas Terpadu Balita Sakit sudah dilaksanakan
Lolak, Penanggung jawab program pelatihannya oleh petugas kesehatan
pelayanan bayi di Puskesmas Lolak Puskesmas Lolak, namun belum semua
(Staf Puskesmas Lolak bagian petugas kesehatan mengikuti pelatihan
Kesehatan Ibu dan Anak), Penanggung tentang SDIDTK dan MTBS.
jawab program bayi di Dinas Kesehatan Sedangkan menurut UU R1 No.36
Lolak (Kepala Seksi Kesehatan Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
Keluarga dan Gizi), dan Ibu yang bahwa tenaga kesehatan harus
membawa bayi ke Puskesmas Lolak. memenuhi program pelatihan dan tenaga
Metode pengumpulan data dalam pelatih sesuai dengan standar profesi
penelitian yaitu observasi dokumen, dan standar kompetensi serta
wawancara dan dokumentasi. Instrument diselenggarakan oleh institusi
penelitian adalah peneliti sendiri penyelenggara yang terakreditasi sesuai
selanjutnya di bantu dengan instrument dengan ketentuan Peraturan Perundang-
tambahan berupa alat rekam suara, alat undangan. Berdasarkan telaah dokumen
tulis menulis, kamera serta daftar di Puskesmas Lolak dan Dinas
pertanyaan. Kesehatan Lolak dokumennya ada dan
lengkap, maka dapat disimpulkan bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN sudah dilaksanakan pelatihan SDIDTK
Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan MTBS.
Untuk Pelayanan Bayi Berdasarkan hasil wawancara
Berdasarkan hasil wawancara tentang tentang pemantauan pasca pelatihan
peningkatan kompetensi klinis Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
kesehatan bayi, meliputi Stimulasi Tumbuh Kembang (SDIDTK) dan
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Manajemen Terpadu Balita Sakit (
Kembang (SDIDTK) dan Manajemen MTBS) dengan Kepala Puskesmas, Staf
Terpadu Balita Sakit ( MTBS) dengan Puskesmas Lolak bagian KIA, dan
ketiga informan yaitu Kepala Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan

4
Gizi, mengatakan bahwa pelaksanaan sudah dilaksanakan. Program kegiatan
Pemantauan Pasca Pelatihan Stimulasi ini harus dilaksanakan agar dapat
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh memenuhi target sesuai dengan
Kembang (SDIDTK) dan Manajemen Permenkes No. 741 Tahun 2008 yaitu
Terpadu Balita Sakit (MTBS) sudah di 90 %. Saat ini target yang dicapai
lakukan oleh petugas kesehatan yang Puskesmas Lolak masih belum sesuai
telah mengikuti pelatihan SDIDTK dan target yang di tegaskan oleh Permenkes
MTBS. Proses pelaksanaannya No. 741 Tahun 2008.
dilakukan oleh bidan atau perawat yaitu Berdasarkan hasil wawancara
memantau minimal perkembangan dan tentang pelayanan kesehatan bayi sesuai
perubahan yang terjadi sebelumnya. standar di fasilitas kesehatan dengan
Pemantauannya dilakukan setiap bulan Kepala Puskesmas, Staf Puskesmas
oleh petugas kesehatan. Tapi belum Lolak bagian KIA, dan Kepala Seksi
semua petugas kesehatan di Puskesmas Kesehatan Keluarga dan Gizi,
Lolak mengikuti pelatihan SDIDTK dan mengatakan bahwa untuk ketersediaan
MTBS, sehingga petugas kesehatan peralatan untuk kit SDIDTK atau
lainnya tidak bisa melakukan ketersediaan alat tumbuh kembang anak
pemantauan SDIDTK dan MTBS. masih terbatas, peralatan yang ada di
Menurut Permenkes No. 25 Tahun 2014 Puskesmas Lolak saat ini yaitu pengukur
tentang Upaya Kesehatan Anak, tinggi badan, timbangan berat badan,
menegaskan bahwa Manajemen Terpadu dan termometer bayi. Berdasarkan
Balita Sakit (MTBS) dilaksanakan oleh telaah dokumen di Puskesmas Lolak
perawat dan bidan terlatih dan harus dokumennya tidak lengkap dan Dinas
dibawah supervisi dokter yang diberikan Kesehatan Lolak dokumennya lengkap,
pelatihan. Berdasarkan telaah dokumen berdasarkan pernyataan diatas
di Puskesmas Lolak dokumennya tidak ditemukan kesenjangan antara
lengkap dan Dinas Kesehatan Lolak pernyataan Kepala Puskesmas dan Staf
dokumennya lengkap, berdasarkan Puskesmas Lolak bagian KIA dengan
pernyataan diatas ditemukan Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan
kesenjangan antara pernyataan Kepala Gizi. Maka dapat disimpulkan bahwa
Puskesmas dan Staf Puskesmas Lolak Pelayanan kesehatan bayi sesuai standar
bagian KIA dengan Kepala Seksi di fasilitas kesehatan sudah dilaksanakan
Kesehatan Keluarga dan Gizi. Maka dengan peralatan yang masih pada
dapat disimpulkan bahwa pemantauan umumnya, seperti pengukuran tinggi
pasca pelatihan SDIDTK dan MTBS badan, timbangan bayi dan termometer

5
bayi, tapi belum berjalan secara optimal. dokumennya tidak lengkap dan Dinas
Menurut Undang-undang No.36 Tahun Kesehatan Lolak dokumennya lengkap,
2009 tentang kesehatan, menegaskan berdasarkan pernyataan diatas
bahwa seorang anak berhak untuk hidup, ditemukan kesenjangan antara
tumbuh dan berkembang secara optimal. pernyataan Kepala Puskesmas dan Staf
Berdasarkan hasil wawancara Puskesmas Lolak bagian KIA dengan
tentang pelayanan rujukan dengan Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan
Kepala Puskesmas, Staf Puskesmas Gizi. Maka dapat disimpulkan bahwa
Lolak bagian KIA, dan Kepala Seksi pembahasan audit kematian dan
Kesehatan Keluarga dan Gizi, kesakitan bayi sudah dilaksanakan oleh
mengatakan bahwa pelayanan rujukan di petugas kesehatan.
lakukan kepada bayi yang beresiko Berdasarkan hasil wawancara
tinggi. Berdasarkan telaah dokumen di tentang Pelayanan kunjungan rumah
Puskesmas Lolak dan Dinas Kesehatan bagi yang tidak datang ke fasilitas
Lolak ada dokumennya. Maka dapat kesehatan dengan Kepala Puskesmas,
disimpulkan bahwa pelayanan rujukan Staf Puskesmas Lolak bagian KIA, dan
dilaksanakan. Rujukan diperlukan jika Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan
masalah pada anak tidak dapat ditangani Gizi, mengatakan bahwa petugas
meskipun sudah dilakukan intervensi kesehatan Puskesmas Lolak melakukan
dini. kunjungan rumah bagi yang tidak datang
Berdasarkan hasil wawancara berkunjung baik di Puskesmas maupun
tentang pembahasan audit kematian dan di Posyandu dan itu dilakukan dengan
kesakitan bayi dengan Kepala cara door to door rumah. Pelayanan
Puskesmas, Staf Puskesmas Lolak kunjungan rumah bagi yang tidak datang
bagian KIA, dan Kepala Seksi ke fasilitas kesehatan memiliki manfaat
Kesehatan Keluarga dan Gizi, yang baik yaitu petugas kesehatan yang
mengatakan bahwa untuk pembahasan melakukan kunjungan rumah bisa
audit kematian dan kesakitan bayi sudah memiliki informasi mengenai kondisi
dilaksanakan baik itu audit kematian pasien dan keadaan lingkungan tempat
bayi maupun kematian Ibu dan tinggal pasien.
prosesnya yaitu bidan atau perawat Berdasarkan hasil wawancara
mengaudit atau mengambil data setiap dengan Ibu yang membawa bayi di
ada bayi yang meninggal sejak bayi itu Puskesmas Lolak mengatakan bahwa
sakit sampai meninggal. Berdasarkan pelayanan kesehatan yang diberikan
telaah dokumen di Puskesmas Lolak

6
khususnya pelayanan bayi pelayanannya datang ke Fasilitas Kesehatan. Keenam
memuaskan. tahapan tersebut harus dilaksanakan
dengan baik agar dapat mencapai target
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Untuk Pelayanan Bayi di Puskesmas untuk pelayanan bayi di Puskesmas
Lolak Kabupaten Bolaang Lolak yang telah ditentukan oleh
Mongondow. Pemerintah Pusat. Puskesmas Lolak
Berdasarkan data pencapaian Standar telah melaksanakan keenam tahapan
Pelayanan Minimal (SPM) untuk kegiatan tersebut, namun disaat
pelayanan bayi di Puskesmas Lolak melakukan observasi dokumen ada
Kabupaten Bolaang Mongondow adalah beberapa dokumen yang tidak lengkap.
69,05% masih di bawah standar yang di Menurut penelitian yang dilakukan
tentukan oleh Peraturan Menteri oleh Harbowo (2009-2010), tentang
Kesehatan RI No. 741 Tahun 2008 Analisis Penerapan dan Pencapaian
tentang Standar Pelayanan Minimal Standar Pelayanan Minimal Bidang
bidang kesehatan di Kabupaten/Kota Kesehatan di Kabupaten Malang Tahun
yaitu 90%. Pelayanan bayi memiliki 2009-2010, hasil pencapaian penerapan
tahapan kegiatan yang harus standar pelayanan minimal untuk
dilaksanakan agar dapat mencapai pelayanan bayi pada tahun 2012 adalah
standar yang di tentukan. Tahapan 94,50% sudah memenuhi target yang
kegiatan tersebut yaitu Peningkatan ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Hasil
Kompetensi Klinis Kesehatan bayi yang pencapaian penerapan standar pelayanan
meliputi Stimulasi Deteksi dan minimal untuk pelayanan bayi di
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Kabupaten Malang menunjukan
(SDIDTK) dan Manajemen Terpadu perkembangan yang baik dalam
Balita Sakit (MTBS), Pemantauan Pasca pencapaiannya. Puskesmas Lolak
Pelatihan Stimulasi Deteksi dan memberikan pelayanan bayi minimal 4
Intervensi Dini Tumbuh Kembang kali kepada bayi yang berumur 29 hari –
(SDIDTK) dan Manajemen Terpadu 11 bulan sesuai dengan standar yang di
Balita Sakit (MTBS), Pelayanan tentukan oleh Keputusan Menteri
Kesehatan Bayi sesuai Standar di Kesehatan No. 828 Tahun 2008. Setiap
Fasilitas Kesehatan, Pelayanan rujukan, bayi memperoleh pelayanan kesehatan
Pembahasan Audit Kematian dan di Puskesmas Lolak sesuai dengan
Kesakitan Bayi, dan Pelayanan standar Dokter, Bidan, dan Perawat
Kunjungan Rumah bagi yang tidak

7
yang memiliki kompetensi klinis 7. Pembahasan audit kematian dan
kesehatan. kesakitan bayi sudah dilaksanakan
oleh petugas kesehatan.
KESIMPULAN 8. Pelayanan kunjungan rumah bagi
1. Peningkatan kompetensi klinis yang tidak datang ke fasilitas
kesehatan bayi (Pelatihan) yang kesehatan sudah dilaksanakan oleh
meliputi Stimulasi Deteksi dan petugas kesehatan.
Intervensi Dini Tumbuh Kembang SARAN
(SDIDTK), sudah dilaksanakan oleh 1. Bagi Puskesmas Lolak
petugas kesehatan. Diharapkan dapat digunakan sebagai
2. Peningkatan kompetensi klinis referensi untuk menambah
kesehatan bayi (Pelatihan) yang pengetahuan tentang pelaksanaan
meliputi Manajemen Terpadu Balita penerapan Standar Pelayanan
Sakit (MTBS), sudah dilaksanakan Minimal (SPM) untuk pelayanan
oleh petugas kesehatan. bayi dan dapat meningkatkan
3. Pemantauan pasca pelatihan program-program mengenai
Stimulasi Deteksi dan Intervensi pelayanan bayi dengan baik sesuai
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) standar yang telah di tentukan.
sudah dilaksanakan pemantauannya 2. Bagi Dinas Kesehatan Lolak
oleh petugas kesehatan. Diharapkan dapat digunakan sebagai
4. Pemantauan pasca pelatihan bahan masukan dalam melakukan
Manajemen Terpadu Balita Sakit sosialisasi mengenai pelaksanaan
(MTBS), sudah dilaksanakan oleh penerapan Standar Pelayanan
petugas kesehatan. Minimal (SPM) untuk pelayanan
5. Pelayanan Kesehatan bayi sesuai bayi dan sebagai bahan masukan
standar di fasilitas kesehatan sudah agar dapat memantau pelaksanaan
di lakukan pada umumnya seperti program-program pelayanan bayi di
pengukur tinggi badan dan Puskesmas Lolak sesuai dengan
penimbangan berat badan bayi. standar yang telah ditentukan.
6. Puskesmas Lolak melakukan
pelayanan rujukan terhadap bayi DAFTAR PUSTAKA
yang harus di rujuk dan bayi yang Azwar, A, 2010. Pengantar
beresiko tinggi. Administrasi Kesehatan.
Tanggerang. Binarupa Aksara

8
Ariani dan Yosoprawoto, Mardhani, Ibrahim, 2015. Metodologi Penelitian
2012. Usia Anak dan Pendidikan Kesehatan, Panduan Contoh
Ibu sebagai Faktor Gangguan Proposal Kualitatif. Bandung:
Perkembangan Anak. Jurnal Alfabeta
Kedokteran Brawijaya Vol. 27, Harbowo, Y. 2009-2010. Analisis
No. 2, Hal 118-121. Malang. Di Penerapan dan Pencapaian
akses pada tanggal 21 April 2017. Standar pelayanan Minimal
Chamidah, Nuh, Atien, 2009. Deteksi Bidang Kesehatan di Kabupaten
Dini Gangguan Pertumbuhan dan Malang Tahun 2009-2010. Jurnal
Perkembangan Anak. Jurnal Ilmu Politik. Di akses pada
Pendidikan Khusus Vol. 5, No. 2, tanggal 11 Oktober 2017.
Hal 83-93. Di akses pada tanggal Kemenkes RI No 128 Tahun 2004.
21 April 2017. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Cahyaningrum, D, E dan Ariyanti Masyarakat. Jakarta
(2015). Perbedaan dan Kemenkes RI No 828 Tahun 2008.
Pemeriksaan SDIDTK pada Bayi Petunjuk Teknis Standar
yang diberikan dan tidak di Pelayanan Minimal Bidang
berikan ASI Eksklusif di Posyandu Kesehatan di Kabupaten/Kota.
Mawar Kecamatan Mersi. Jurnal Jakarta
Ilmiah Kebidanan, Vol. 7, No. 1 Khozin, M. 2010. Evaluasi
Edisi Juni 2016, hal. 14-28. Implementasi Kebijakan Standar
Diakses pada tanggal 22 Agustus Pelayanan Minimal Bidang
2017. Kesehatan di Kabupaten
Firdaus, Sudiro, dan Mawarni (2013). Gunungkidul. Jurnal Studi
Implementasi Program Mana- Pemerintahan, Vol. 1, Nomor 1,
jemen Terpadu Balita Sakit Hal 29-56. Yogyakarta. Di akses
(MTBS) di Puskesmas Wilayah pada tanggal 30 Maret 2017.
Kabupaten Pasuruan. Jurnal Monica, B, F, 2014. Buku Pintar ASI
Manajemen Kesehatan Indonesia, dan Menyusui. Jakarta Selatan.
Vol. 01, No. 01, hal 54-58. Di Noura Book
akses pada tanggal 22 Agustus Permenkes RI No 741 Tahun 2008.
2017. Standar Pelayanan Minimal
Hidayat, A, A, A, 2008. Pengantar Ilmu Kabupaten/Kota. Jakarta
Kesehatan Anak. Jakarta. Salemba
Medika

9
Permenkes RI No 001 Tahun 2012. Surabaya. Diakses pada tanggal
Sistem Rujukan Pelayanan 30 Maret 2017
Kesehatan Perorangan. Jakarta Rahayu Siti, Budi Setyo Ilham, Satino,
Permenkes RI No 25 Tahun 2014. 2012. Karakteristik Ibu Balita
Upaya Kesehatan Anak. Jakarta Kaitannya dengan Pelaksanaan
Permenkes No 66 Tahun 2014. Stimulasi Deteksi dan Intervensi
Pemantauan, Pertumbuhan, Dini Tumbuh Kembang Anak
Perkembangan dan Gangguan Balita. Jurnal Terpadu Ilmu
Tumbuh Kembang Anak. Jakarta Kesehatan, Vol. 2, No. 2, Hal 41-
Peraturan Pemerintah RI No 65 Tahun 155. Surakarta. Diakses pada
2005. Pedoman Penyusunan dan tanggal 26 April 2017.
Penerapan Standar Pelayanan Saryono, 2011. Metodologi Penelitian
Minimal. Jakarta Kualitatif Dalam Bidang
Radina, F, D dan Damayanti, A, N. Kesehatan. Yogyakarta. Nuha
2012. Evaluasi Pelaksanaan Medika
Standar Pelayanan Minimal Pada Undang-Undang No 36 Tahun 2009.
Program Penemuan Penderita Kesehatan. Jakarta
Pneumonia Balita. Jurnal Undang-Undang No.36 Tahun 2014.
Administrasi Kesehatan Indonesia Tenaga Kesehatan. Jakarta
Vol. 1, No. 4, Hal 301-308.

10

Anda mungkin juga menyukai