MINI CEX
DISUSUN OLEH :
LILIS ENDAH SULISTIYAWATI PANEO
N 111 17 044
PEMBIMBING KLINIK
dr. Merry Tjandra, M.Kes., Sp.KJ.
Identitas Pasien
Nama : Tn. L
Jenis kelamin : Pria
Usia : 39 tahun
Alamat : Jalan Beringin I No. 60, Palu
Status pernikahan : Belum Menikah
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 26 Maret 2018
Tempat Pemeriksaan : Ruangan Srikaya RSD Madani Palu
I. Deskripsi Kasus
Anamnesis
A. Keluhan Utama :
Gelisah
Hendaya Disfungsi
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)
Faktor Stressor Psikososial
Dai anamnesis pasien tidak didapatkan faktor psikososial.
c) Status Neurologis :
Meningeal sign : (-)
Refleks patologis : (-/-)
Hasil pemeriksaan nervus cranialis : normal
Pemeriksaan sistem motorik : normal
Koordinasi gait keseimbangan ( fungsi cerebellum ) : Normal
Gerakan-gerakan abnormal : (-)
Vegetative : (-)
B. Keadaan afektif
Mood : Aleksitimia
Afek : Terbatas
Empati : Tidak dapat dirabarasakan
G. Daya nilai
Norma sosial : Terganggu
Uji daya nilai : Terganggu
Penilaian Realitas : Terganggu
H. Tilikan (insight)
Derajat 4 : Menyadari disinya sakit namun tidak mengetahui
penyebabnya.
b) Diagnosis Multiaksial
Aksis I :
- Berdasarkan autoanamnesa dan alloanamnesa didapatkan
adanya gejala klinis yang bermakna berupa gelisah, tampak
bingung, emosi kadang tidak stabil, mondar-mandir tanpa
tujuan. Gejala-gejala klinis tersebut menyebabkan timbulnya
gejala distress dan disability berupa hendaya sosial, hendaya
pekerjaan dan hendaya penggunaan waktu senggang
sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
Gangguan Jiwa.
- Pada pasien ditemukan hendaya berat dalam menilai realita
berupa halusinasi auditorik dan visual sehingga pasien
didiagnosa sebagai Gangguan Jiwa Psikotik.
- Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status
interna dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang
mengindikasi gangguan medis umum seperti infeksi berat,
trauma, tumor, penggunaan NAPZA, maupun alkohol
sehingga, pasien didiagnosa Gangguan Jiwa Psikotik Non
Organik.
- Berdasarkan gambaran kasus ini, pasien mengalami suatu
gangguan psikotik. Pasien juga memiliki halusinasi auditorik
dimana halusinasi tersebut berisi tentang bisikan yang
terdengar oleh pasien dan halusinasi visual, pasien merasakan
gaduh gelisah, dengan onset gejala ≥1 bulan dimana kriteria
tersebut memenuhi kriteria 2 gejala dari skizofrenia, sehingga
diagnosis pasien yaitu Skizofrenia (F20).
- Berdasarkan kriteria diagnostik PPDGJ III, pasien tidak
memiliki kriteria diagnostik untuk skizofrenia paranoid,
hebefrenik, katatonik, depresi pasca skizofrenia, skizofrenia
residual, skizofrenia simpleks ataupun skizofrenia lainnya,
namun pasien memenuhi kriteria diagnostik untuk
skizofrenia, yaitu adanya halusinasi auditorik berupa suara
sepupu laki-lakinya yang bernama “Fian” tentang jodoh dan
rejeki serta halusinasi visual berupa bayangan orang,
sehingga dapat disimpulkan bahwa diagnosis pasien
Skizofrenia Yang Tak Tergolongkan (F.20.9).
Aksis II
Pasien memiliki ciri kepribadian tidak khas.
Aksis III
Tidak ada.
Aksis IV
Tidak terdapat masalah psikososial.
Aksis V
GAF scale 50-41 Gejala berat (serious), disabilitas berat.
c. Daftar Masalah
1. Organobiologik
Terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga pasien
memerlukan psikofarmaka.
2. Psikologik
Ditemukan adanya masalah/stressor psikososial sehingga
pasien memerlukan psikoterapi
3. Sosiologi
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang social, hendaya
dalam bidang pekerjaan dan hendaya penggunaan waktu
senggang sehingga pasien butuh sosioterapi.
d. Prognosis
Qua ad Vitam : Dubia ad Malam
Qua ad Fungtionam : Dubia ad Malam
Qua ad Sanationam : Dubia ad Malam
Faktor pendukung :
- Tidak ada gangguan organik
- Ada support keluarga
- Tidak ada faktor genetik
e. Rencana Terapi
1. Farmakologi
Haloperidol 5 mg 2x1
2. Non- Farmakologi
Melakukan pendekatan psikososial, seperti:
- Terapi perilaku
- Terapi suportif berorientasi tilikan
f. Follow Up
Mengevaluasi keadaan umum, pola tidur, pola makan dan
perkembangan penyakit pasien serta menilai efektivitas pengobatan
yang diberikan dan melihat kemungkinan adanya efek samping
obat yang diberikan.
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau
kurang jelas):
a) - Thought echo : isi pikiran diri sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun
isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau
-Thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar
masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil
keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
-Thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang
lain atau umum mengetahuinya.
b) - Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
-Delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
- Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap sesuatu kekuatan dari luar.
- Delusional perception : pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau
mukjizat.
3. Halusinasi auditorik:
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien, atau
- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara
berbagai suara yang berbicara).
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagi tubuh.
4. Waham – waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya
perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan
kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan
cuaca, atau komunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada
secara jelas:halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja,
apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun
setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun
disertai ide-ide berlebihan (over- valued ideas) yang menetap, atau
apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-
bulan terus berulang.
5. Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang
tidak relevan, atau neologisme;
6. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement),
posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea,
negativisme, mutisme, dan stupor;
7. Gejala-gejala "negatif", seperti sikap sangat apatis, bicara yang
jarang, dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar,
biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial
dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan atau lebih.
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek kehidupan perilaku
pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat,
hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri
sendiri (self absorbedatitude), dan penarikan diri secara sosial.
Tipe paranoid
Suatu tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria:
a. Preokupasi dgn 1 atau lebih waham atau sering berhalusinasi auditorik.
b. Gejala2 berikut tidak menonjol: pembicaraan atau perilaku yang
janggal atau katatonik atau afek datar atau inappropriate.
Tipe Katatonik
Suatu tipe skizofrenia dimana gambaran klinisnya didominasi oleh 2
ataulebih hal2 berikut:
1. Imobilitas motorik yang dibuktikan dgn catalepsy (termasuk waxy
flexibility) atau stupor.
2. Aktfitas motorik yang berlebihan (yang tampak tak bertujuan dan tidak
dipengaruhi oleh stimuli external).
3. Negativisme yang nyata (yang tampaknya penolakan tanpa motif thd
semua perintah atau mempertahankan suatu postur kaku melawan
usaha untuk menggerakannya) atau mutisme.
4. Gerakan spontan yang aneh spt melakukan postur tertentu (berlagak
spontan yang inappropriate atau postur ganjil),gerakan
stereotipik,menojolnya manerisme atau menyerigai.
5. Echolalia atau echopraxia.
Tipe Residual
Suatu tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria:
a. Tidak adanya penonjolan waham, halusinasi, pembicaraan yang
janggal, perilaku janggal atau katatonik.
b. Adanya bukti perlangsunan gangguan spt yang ditunjukan oleh gejala
gejala negatif dlm kriteria A skizofrenia dlm bentuk yang lebih lemah
(keyakinan keyakinan yang aneh,pengalaman pengalaman persepsi
yang tidak biasanya).
Diagnosis Banding
a) Gangguan Skizoform, sama dengan skizofrenia kecuali gejala gejalanya
berlangsung sekurang kurangnya 1 bulan tetapi kurang dari 6 bulan.
b) Gangguan skizoafektif adalah adana episode depresi amyor, manik atau
campuran yang terdapat bersamaan dengan gejala gejala skizofrenia
(memenuhi kriteria A skizofrenia).
DAFTAR PUSTAKA