Anda di halaman 1dari 48

PRAKTIKUM TEKNIK PROTEKSI DAN DISTRIBUSI

(TKEE163212P)

LAB. TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, serta petunjuk-Nya
sehingga panduan praktikum ini telah terselesaikan dengan baik. Dalam penyusunan panduan
praktikum ini, tim penulis telah banyak mendapatkan arahan, bantuan, serta dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapan terima kasih
kepada:
1. Sarjiya, ST., MT., Ph.D.
2. Hanung Adi Nugroho, S.T., M. E., Ph.D.
3. Cahyo Tri Wibowo, S.T.

Semoga panduan praktikum ini bisa dimanfaatkan dengan baik.

Hormat kami

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ v

PETUNJUK KESELAMATAN UMUM ......................................................................... 6

A. Petunjuk Keselamatan Umum.............................................................................. 6

UNIT I .............................................................................................................................. 7

A. Relay Arus Lebih ................................................................................................. 7

B. Simulasi Relay Arus Lebih / Overcurrent Relay (OCR) ..................................... 9

C. Simulasi Pengaruh Setting Is pada Waktu Kerja OCR ...................................... 11

D. Simulasi Pengaruh Setting TMS pada Waktu Kerja OCR................................. 12

E. Simulasi Pengaruh Besarnya Arus Lebih pada Waktu Kerja OCR ................... 13

UNIT II ........................................................................................................................... 14

A. Koordinasi Relay Arus Lebih ............................................................................ 14

B. Simulasi Koordinasi Relay Arus Lebih / Overcurrent Relay (OCR) ................ 15

C. Simulasi Koordinasi OCR berdasarkan Pembedaan Arus Kerja OCR .............. 18

D. Simulasi Koordinasi OCR berdasarkan Pembedaan Waktu Kerja OCR ........... 19

UNIT III.......................................................................................................................... 20

A. Proteksi Feeder Menggunakan Relay Arus Lebih ............................................. 20

B. Proteksi Trafo Daya Menggunakan Relay Arus Lebih ...................................... 21

C. Simulasi Proteksi Feeder Menggunakan Relay Arus Lebih .............................. 22

D. Simulasi Proteksi Trafo Daya Menggunakan Relay Arus Lebih ....................... 28

UNIT IV ......................................................................................................................... 31

A. Proteksi Generator ............................................................................................. 31

B. Proteksi Motor ................................................................................................... 33

C. Simulasi Proteksi Generator Menggunakan Relay Arus Lebih ......................... 34

iii
D. Simulasi Proteksi Generator Menggunakan Relay Diferensial ......................... 36

E. Simulasi Proteksi Motor Menggunakan Pengaman Arus Lebih ........................ 37

UNIT V ........................................................................................................................... 39

A. Simulasi Koordinasi OCR Menggunakan Power System Simulator ................. 39

UNIT VI ......................................................................................................................... 43

A. Simulasi Koordinasi GFR Menggunakan Power System Simulator .................. 43

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 47

LAMPIRAN ................................................................................................................... 48

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM ........................................................................... 48

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Karakteristik relay arus lebih pada TMS 1 menurut standar IEC.................... 8
Gambar 2 One Line Diagram Percobaan Unit I ............................................................... 9
Gambar 3 One Line Diagram Percobaan Unit II............................................................ 15
Gambar 4 One Line Diagram Percobaan Unit III Proteksi Feeder ................................ 22
Gambar 5 One Line Diagram Percobaan Unit III Proteksi Trafo T3 ............................. 28

v
PETUNJUK KESELAMATAN UMUM

A. Petunjuk Keselamatan Umum


Setiap peserta praktikum wajib mengikuti dan melaksanakan petujuk
keselamatan umum sebagai berikut:
1. Peserta praktikum hadir tepat waktu, toleransi keterlambatan 10 menit.
2. Peserta praktikum meletakkan tas dan barang-barang pribadi di tempat yang telah
disediakan.
3. Peserta praktikum berpakaian sopan, rapi, dan menggunakan sepatu.
4. Peserta praktikum dilarang membawa alat komunikasi berupa handphone atau
sejenisnya yang bisa mengganggu kegiatan praktikum.
5. Peserta praktikum yang berambut panjang harus merapikan rambutnya dengan
cara diikat atau sejenisnya.
6. Peserta praktikum melaksanakan kegiatan praktikum berdasarkan petunjuk modul
praktikum dan bertanya kepada laboran atau asisten jika tidak paham.
7. Jika terjadi hal-hal yang luar biasa misalnya gempa bumi, peserta praktikum
segera berlari menuju titik kumpul.
8. Peserta praktikum dijawajibkan untuk merapikan alat-alat praktikum,
mengembalikan ke tempat semula dan mematikan alat-alat listrik selesai
praktikum sebelum meninggalkan tempat praktikum.

Pelanggaran terhadap aturan tersebut akan dikenakan sanksi akademis ringan


yaitu tidak diperbolehkan mengikuti praktikum sampai dengan sanksi akademis berat
yaitu di-skors selama satu semester.

6
UNIT I
RELAY ARUS LEBIH

A. Relay Arus Lebih


Relay arus lebih atau overcurrent relay (OCR) banyak digunakan untuk
proteksi arus lebih pada jaring distribusi primer di ujung awal feeder tegangan
menengah (TM), dan sebagai proteksi terhadap gangguan tanah. Relay ini
memerlukan masukan berupa arus dari saluran yang diproteksi yang diperoleh melalui
trafo arus (CT). Elemen perbandingan (comparator) di dalam relay membandingkan
arus masukan relay terhadap sebuah nilai batas dimana relay akan bekerja (trip) kalau
arus masukannya melampaui nilai batas tersebut

Relay arus lebih dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu:


1. Relay arus lebih dengan tundaan waktu
2. Relay arus lebih trip seketika (instantaneous trip)

Relay arus lebih harus dirancang dan disetel sedemikian sehingga memenuhi
kriteria safety dan security. Peralatan yang diproteksi harus aman terhadap kerusakan
(safe) dan tidak boleh trip jika tidak betul-betul diperlukan agar tidak terjadi
pemadaman listrik yang sia-sia (secure). Salah satu caranya adalah melengkapi relay
dengan fasilitas setting. Relay arus lebih dilengkapi dengan fasilitas setting arus
starter (IS) dan setting tundaan waktu kerja / Time Multiplier Setting (TMS) / Time
Dial.

Gabungan persamaan ambang dan tundaan waktu kerja memberikan


karakteristik arus versus waktu kerja relay arus lebih. Berikut ini adalah gambar
karakteristik relay arus lebih pada TMS 1 menurut standar IEC:

7
Gambar 1 Karakteristik relay arus lebih pada TMS 1 menurut standar IEC

Contoh perhitungan waktu kerja relay arus lebih:


Diketahui:
Arus nominal relay = 1 A
Rasio CT = 100 : 1 A
Setting IS (pickup) = 1,5 A pada relay (sekunder CT) atau 150 A (primer CT)
Karakteristik relay = Standard Inverse (SI)
TMS (Time Dial) = 0,5
Berapakah waktu kerja relay tersebut jika mengalir arus gangguan (arus lebih) pada
sisi primer CT sebesar 2.000 A?
Jawab:
I
PSM = Plug Setting Multiplier = FAULT
IS
2000 A
PSM = = 13,33
150 A
0,14
Pada TMS 1 waktu kerja relay (t) adalah t = detik = 2,63 detik
13,330, 02 − 1
Maka pada TMS 0,5 waktu kerja relay = 0,5 x 2,63 detik = 1,315 detik

8
B. Simulasi Relay Arus Lebih / Overcurrent Relay (OCR)
Ikutilah petunjuk berikut ini:
1. Jalankan program ETAP 12.6.0, dobel klik icon ETAP di desktop

2. Open File – PRAKTIKUM_PROTEKSI.OTI


3. Pindah mode ke Star- Protective Device Coordination dengan mengklik
icon

Gambar 2 One Line Diagram Percobaan Unit I

9
4. Dobel klik OCR G1, OCR T1S kemudian disable (service: out)

Dobel klik pada CT FD1 dan OCR FD1, catat rating CT dan setting OCR
tersebut

CT Ratio = ........ : ........ Class .....................


OCR Curve Type = ................
Is (Prim Amps) = ................. A
TMS (Time Dial) = .................

5. Simulasikan hubung singkat dengan cara meng-klik icon Fault Insertion


kemudian klik pada Bus 3, pencet ESC untuk mengakhiri simulasi.
Cek waktu kerja OCR FD1 dengan cara mengklik icon
Arus hubung singkat di FD1 = .............. kA
Waktu kerja OCR FD1 = .................. detik

10
C. Simulasi Pengaruh Setting Is pada Waktu Kerja OCR
Settinglah OCR Curve Type, Is dan TMS sesuai tabel berikut. Simulasikan
hubung singkat pada Bus 3, kemudian catat data arus hubung singkat dan waktu kerja
OCR.

Curve Type = IEC Standard Inverse Time


TMS (Time Dial) = 1
Is (Prim Amps) 100 A 200 A 300 A
Arus hubung singkat (kA)
Waktu kerja (t)

Curve Type = IEC Very Inverse Time


TMS (Time Dial) = 1
Is (Prim Amps) 100 A 200 A 300 A
Arus hubung singkat (kA)
Waktu kerja (t)

Curve Type = IEC Extremely Inverse Time


TMS (Time Dial) = 1
Is (Prim Amps) 100 A 200 A 300 A
Arus hubung singkat (kA)
Waktu kerja (t)

11
D. Simulasi Pengaruh Setting TMS pada Waktu Kerja OCR
Settinglah OCR Curve Type, Is dan TMS sesuai tabel berikut. Simulasikan
hubung singkat pada Bus 3, kemudian catat data arus hubung singkat dan waktu kerja
OCR.

Curve Type = IEC Standard Inverse Time


Is (Prim Amps) = 200 A
TMS (Time Dial) 0,1 0,5 1
Arus hubung singkat (kA)
Waktu kerja (t)

Curve Type = IEC Very Inverse Time


Is (Prim Amps) = 200 A
TMS (Time Dial) 0,1 0,5 1
Arus hubung singkat (kA)
Waktu kerja (t)

Curve Type = IEC Extremely Inverse Time


Is (Prim Amps) = 200 A
TMS (Time Dial) 0,1 0,5 1
Arus hubung singkat (kA)
Waktu kerja (t)

12
E. Simulasi Pengaruh Besarnya Arus Lebih pada Waktu Kerja OCR
Settinglah OCR Curve Type, Is dan TMS sesuai tabel berikut. Simulasikan
hubung singkat pada Bus 3, Bus 4, dan Cable 1, kemudian catat data arus hubung
singkat dan waktu kerja OCR.

Curve Type = IEC Standard Inverse Time


Is (Prim Amps) = 150 A
TMS (Time Dial) = 0,5
Titik hubung singkat Bus 3 Bus 4 Cable 1
Arus hubung singkat (kA)
Waktu kerja (t)

Curve Type = IEC Very Inverse Time


Is (Prim Amps) = 150 A
TMS (Time Dial) = 0,75
Titik hubung singkat Bus 3 Bus 4 Cable 1
Arus hubung singkat (kA)
Waktu kerja (t)

Curve Type = IEC Extremely Inverse Time


Is (Prim Amps) = 150 A
TMS (Time Dial) = 1
Titik hubung singkat Bus 3 Bus 4 Cable 1
Arus hubung singkat (kA)
Waktu kerja (t)

13
UNIT II
KOORDINASI RELAY ARUS LEBIH

A. Koordinasi Relay Arus Lebih


Arus lebih (over current) dapat terjadi pada bagian sistem tenaga atau pada
peralatan sistem, disebabkan oleh pembebanan lebih (over loading) atau karena
hubung singkat (short circuit). Pada sistem distribusi, cara pengamanan terhadap
kedua gangguan tersebut umumnya adalah dengan memasang pengaman arus lebih
berupa relay arus lebih, sekering, atau circuit breaker. Semua dapat dikoordinasikan
di dalam sebuah sistem proteksi arus lebih dengan pembedaan arus kerja (current
grading) atau pembedaan waktu kerja (time grading) atau keduanya (time and current
grading). Disamping itu, koordinasi masih dapat diusahakan lebih baik, dengan
memilih bentuk kurve waktu kerja yang tepat untuk suatu keadaan.
Koordinasi relay arus lebih diperlukan karena relay arus lebih mungkin
mengalami kegagalan dalam menjalankan tugasnya, kegagalan tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
1. Kerusakan pada trafo arus (CT)
2. Kerusakan pada I/O relay arus lebih
3. Kerusakan pada prosesor relay arus lebih
4. Kerusakan pada circuit breaker
5. Kerusakan pada baterai / sistem catu daya
6. Putusnya kabel atau kendornya sambungan, dll.

Pada koordinasi relay arus lebih harus diperhatikan beberapa hal, yaitu:
1. Relay utama harus bekerja terlebih dahulu
2. Relay backup harus bekerja apabila relay utama gagal bekerja
3. Relay utama dan relay backup tidak boleh bekerja bersama atau terbalik
urutan kerjanya
4. Selesih waktu kerja antara relay utama dan relay backup > 300ms

14
B. Simulasi Koordinasi Relay Arus Lebih / Overcurrent Relay (OCR)
Ikutilah petunjuk berikut ini:
1. Jalankan program ETAP 12.6.0, dobel klik icon ETAP di desktop

2. Open File – PRAKTIKUM_PROTEKSI.OTI


3. Pindah mode ke Star- Protective Device Coordination dengan mengklik
icon

Gambar 3 One Line Diagram Percobaan Unit II

15
4. Dobel klik OCR G1 kemudian disable (service: out)

Dobel klik pada CT FD1, OCR FD1, CT T1S, dan OCR T1S, catat rating CT dan
setting OCR tersebut

OCR FD1 OCR T1S


CT Ratio = ....... : ....... CT Ratio = ....... : .......
Class = ................. Class = .................
OCR Curve Type = ................ OCR Curve Type = ................
Is (Prim Amps) = ................. A Is (Prim Amps) = ................. A
TMS (Time Dial) = ................. TMS (Time Dial) = .................

16
5. Simulasikan hubung singkat dengan cara meng-klik icon Fault Insertion
kemudian klik pada Bus 3, pencet ESC untuk mengakhiri simulasi.
Cek waktu kerja OCR FD1 dan OCR T1S dengan cara mengklik icon
Arus hubung singkat di feeder FD1 = .............. kA
Waktu kerja OCR FD1 = .................. detik
Arus hubung singkat di sekunder trafo T1 = .............. kA
Waktu kerja OCR T1S = .................. detik
Selisih waktu kerja OCR FD1 dan OCR T1S = .................. detik

17
C. Simulasi Koordinasi OCR berdasarkan Pembedaan Arus Kerja OCR
Settinglah OCR Curve Type, Is dan TMS sesuai tabel berikut. Simulasikan
hubung singkat pada Bus 3, kemudian catat data arus hubung singkat dan waktu kerja
OCR.

Curve Type = IEC Standard Inverse Time


TMS (Time Dial) = 1
Is (Prim Amps) OCR FD1 100 A 150 A 200 A
Is (Prim Amps) OCR T1S 150 A 300 A 300 A
Arus hubung singkat di feeder FD1
Arus hubung singkat di sekunder trafo T1
Waktu kerja (t) OCR FD1
Waktu kerja (t) OCR T1S

Curve Type = IEC Very Inverse Time


TMS (Time Dial) = 1
Is (Prim Amps) OCR FD1 100 A 150 A 200 A
Is (Prim Amps) OCR T1S 150 A 300 A 300 A
Arus hubung singkat di feeder FD1
Arus hubung singkat di sekunder trafo T1
Waktu kerja (t) OCR FD1
Waktu kerja (t) OCR T1S

Curve Type = IEC Extremely Inverse Time


TMS (Time Dial) = 1
Is (Prim Amps) OCR FD1 100 A 150 A 200 A
Is (Prim Amps) OCR T1S 150 A 300 A 300 A
Arus hubung singkat di feeder FD1
Arus hubung singkat di sekunder trafo T1
Waktu kerja (t) OCR FD1
Waktu kerja (t) OCR T1S

18
D. Simulasi Koordinasi OCR berdasarkan Pembedaan Waktu Kerja OCR
Settinglah OCR Curve Type, Is dan TMS sesuai tabel berikut. Simulasikan
hubung singkat pada Bus 3, kemudian catat data arus hubung singkat dan waktu kerja
OCR.

Curve Type = IEC Standard Inverse Time


Is (Prim Amps) = 150 A
TMS (Time Dial) OCR FD1 0,25 0,5 0,75
TMS (Time Dial) OCR T1S 0,5 0,75 1
Arus hubung singkat di feeder FD1
Arus hubung singkat di sekunder trafo T1
Waktu kerja (t) OCR FD1
Waktu kerja (t) OCR T1S

Curve Type = IEC Very Inverse Time


Is (Prim Amps) = 150 A
TMS (Time Dial) OCR FD1 0,25 0,5 0,75
TMS (Time Dial) OCR T1S 0,5 0,75 1
Arus hubung singkat di feeder FD1
Arus hubung singkat di sekunder trafo T1
Waktu kerja (t) OCR FD1
Waktu kerja (t) OCR T1S

Curve Type = IEC Extremely Inverse Time


Is (Prim Amps) = 150 A
TMS (Time Dial) OCR FD1 0,25 0,5 0,75
TMS (Time Dial) OCR T1S 0,5 0,75 1
Arus hubung singkat di feeder FD1
Arus hubung singkat di sekunder trafo T1
Waktu kerja (t) OCR FD1
Waktu kerja (t) OCR T1S

19
UNIT III
PROTEKSI FEEDER DAN TRAFO DAYA
MENGGUNAKAN RELAY ARUS LEBIH

A. Proteksi Feeder Menggunakan Relay Arus Lebih


Sistem proteksi feeder menyangkut proteksi saluran utama jaringan distribusi
primer, saluran subtransmisi, dan saluran transmisi. Tipe proteksi yang dapat dipakai
adalah:
1. Proteksi arus lebih (overcurrent protection)
a) Non-directional time and current graded schemes
b) Directional time and current graded schames
2. Proteksi jarak (distance protection)
3. Proteksi pilot (pilot protection)
a) Wire-pilot protection
b) Carrier-pilot protection
c) Microwave-pilot protection

Faktor-faktor yang menentukan pilihan jenis proteksi untuk feeder:


1. Kelayakan ekonomi dari skema relay dalam menjamin kontinyuitas suplai listrik
2. Tipe feeder, apakah radial atau loop

Relay arus lebih atau overcurrent relay (OCR) banyak digunakan untuk
proteksi arus lebih pada jaring distribusi primer di ujung awal feeder tegangan
menengah (TM), dan sebagai proteksi terhadap gangguan tanah. Relay ini
memerlukan masukan berupa arus dari saluran yang diproteksi yang diperoleh melalui
trafo arus (CT). Elemen perbandingan (comparator) di dalam relay membandingkan
arus masukan relay terhadap sebuah nilai batas dimana relay akan bekerja (trip) kalau
arus masukannya melampaui nilai batas tersebut

Relay arus lebih dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu:


1. Relay arus lebih dengan tundaan waktu
2. Relay arus lebih trip seketika (instantaneous trip)

20
Penggunaan relay arus lebih untuk memproteksi feeder harus memperhatikan
beberapa hal, yaitu:
1. Relay arus lebih harus mampu mengatasi gangguan overload
2. Relay arus lebih harus mampu mengatasi gangguan short circuit
3. Relay arus lebih harus trip sebelum penghantar feeder mengalami kerusakan
akibat arus lebih

B. Proteksi Trafo Daya Menggunakan Relay Arus Lebih


Transformator daya merupakan suatu peralatan yang sangat vital yang
berfungsi menyalurkan daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya dan tidak pernah lepas dari gangguan. Adanya gangguan yang terjadi pada
transformator dapat menghambat proses penyaluran energi listrik ke konsumen. Oleh
karena itu, sistem proteksi yang handal sangat dibutuhkan untuk melindungi
transformator dari gangguan.
Relay arus lebih atau overcurrent relay (OCR) banyak digunakan untuk
memproteksi trafo daya dari gangguan arus lebih. Penggunaan relay arus lebih untuk
memproteksi trafo daya harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:
1. Relay arus lebih harus mampu mengatasi gangguan overload
2. Relay arus lebih harus mampu mengatasi gangguan short circuit
3. Relay arus lebih harus trip sebelum trafo daya mengalami kerusakan akibat arus
lebih
4. Relay arus lebih tidak boleh trip akibat inrush current

21
C. Simulasi Proteksi Feeder Menggunakan Relay Arus Lebih
Ikutilah petunjuk berikut ini:

1. Jalankan program ETAP 12.6.0, dobel klik icon ETAP di desktop

2. Open File – PRAKTIKUM_PROTEKSI.OTI


3. Pindah mode ke Star- Protective Device Coordination dengan mengklik
icon

Gambar 4 One Line Diagram Percobaan Unit III Proteksi Feeder


Menggunakan Relay Arus Lebih

22
4. Dobel klik OCR G1, OCR T1S kemudian disable (service: out)

Dobel klik pada CT FD1 dan OCR FD1, catat rating CT dan setting OCR
tersebut

CT Ratio = ........ : ........ Class .....................


OCR Curve Type = ................
Is (Prim Amps) = ................. A
TMS (Time Dial) = .................

5. Simulasikan hubung singkat dengan cara meng-klik icon Fault Insertion


kemudian klik pada Bus 3, pencet ESC untuk mengakhiri simulasi.
Cek waktu kerja OCR FD1 dengan cara mengklik icon
Arus hubung singkat di feeder FD1 = .............. kA
Waktu kerja OCR FD1 = .................. detik

23
6. Simulasikan hubung singkat pada Bus 3, jangan pencet ESC, klik pada OCR FD1
kemudian plot kurva dengan mengklik icon Star View kemudian klik ESC
untuk mengakhiri simulasi.

Dari kurva Star View di atas dapat diperoleh informasi yaitu:

24
7. Select pada cable 1 dan OCR FD1, plot kurva dengan mengklik icon
Star View

Dari kurva Star View di atas dapat diperoleh informasi yaitu:

Apakah setting OCR FD 1 untuk memproteksi cable 1 pada feeder FD1 sudah
benar? Jelaskan alasannya!

25
8. Dobel klik OCR T1S kemudian enable (service: in)
Double klik pada CT FD1, OCR FD1, CT T1S, dan OCR T1S, catat rating CT
dan setting OCR tersebut

OCR FD1 OCR T1S


CT Ratio = ....... : ....... CT Ratio = ....... : .......
Class = ................. Class = .................
OCR Curve Type = ................ OCR Curve Type = ................
Is (Prim Amps) = ................. A Is (Prim Amps) = ................. A
TMS (Time Dial) = ................. TMS (Time Dial) = .................

9. Simulasikan hubung singkat dengan cara meng-klik icon Fault Insertion


kemudian klik pada Bus 3, pencet ESC untuk mengakhiri simulasi.
Cek waktu kerja OCR FD1 dan OCR T1S dengan cara mengklik icon
Arus hubung singkat di feeder FD1 = .............. kA
Waktu kerja OCR FD1 = .................. detik
Arus hubung singkat di sekunder trafo T1 = .............. kA
Waktu kerja OCR T1S = .................. detik
Selisih waktu kerja OCR FD1 dan OCR T1S = .................. detik

26
10. Simulasikan hubung singkat pada Bus 3, jangan pencet ESC, select pada OCR
FD1 dan OCR T1S, plot kurva dengan mengklik icon Star View
kemudian klik ESC untuk mengakhiri simulasi.

Dari kurva Star View di atas dapat diperoleh informasi yaitu:

Apakah OCR FD1 dan OCR T1S telah dikoordinasikan dengan setting yang
benar? Jelaskan alasannya!

27
D. Simulasi Proteksi Trafo Daya Menggunakan Relay Arus Lebih
Ikutilah petunjuk berikut ini:

Gambar 5 One Line Diagram Percobaan Unit III Proteksi Trafo T3


Menggunakan Relay Arus Lebih

1. Double klik pada CT T3S, OCR T3S, CT T3P dan OCR T3P, catat rating CT dan
setting OCR tersebut

28
OCR T3S OCR T3P
CT Ratio = ....... : ....... CT Ratio = ....... : .......
Class = ................. Class = .................
OCR Curve Type = ................ OCR Curve Type = ................
Is (Prim Amps) = ................. A Is (Prim Amps) = ................. A
TMS (Time Dial) = ................. TMS (Time Dial) = .................

2. Select pada T3, OCR T3S, dan OCR T3P, plot kurva dengan mengklik icon
Star View

Dari kurva Star View di atas dapat diperoleh informasi yaitu:

Apakah setting OCR T3S dan OCR T3P untuk memproteksi Trafo T3 sudah
benar?

Jelaskan alasannya!

29
3. Simulasikan hubung singkat dengan cara meng-klik icon Fault Insertion
kemudian klik pada Bus 6.
Cek waktu kerja OCR T3S dan OCR T3P dengan cara mengklik icon
Arus hubung singkat di sisi sekunder Trafo T3 = .............. kA
Waktu kerja OCR T3S = .................. detik
Arus hubung singkat sisi di primer Trafo T3 = .............. kA
Waktu kerja OCR T3P = .................. detik
Selisih waktu kerja OCR T3S dan OCR T3P = .................. detik
Select pada OCR T3S dan OCR T3P, plot kurva dengan mengklik icon
Star View pencet ESC untuk mengakhiri simulasi.

Dari kurva Star View di atas dapat diperoleh informasi yaitu:

30
UNIT IV
PROTEKSI GENERATOR DAN MOTOR

A. Proteksi Generator
Bagian hulu dari sistem tenaga listrik adalah generator yang terdapat dipusat
listrik dan digerakkan oleh mesin penggerak mula (prime mover). Generator sebagai
sumber energi listrik dalam sistem perlu diamankan jangan sampai mengalami
kerusakan karena kerusakan generator akan sangat menggangu jalannya operasi
sistem tenaga listrik. Oleh karenanya, generator sedapat mungkin harus dilindungi
terhadap semua gangguan yang dapat merusak generator.

PMT generator harus bekerja apabila ada gangguan yang terjadi di depan
generator, di dalam generator, di mesin penggerak generator, dan apabila terjadi
kegagalan dari PMT yang ada di depan PMT generator. Generator merupakan
peralatan penting yang harganya cukup mahal, untuk itu diusahakan pengaruh
gangguan dibatasi sampai sekecil mungkin dengan cara mendeteksi keadaan
gangguan secara tepat dan mengisolasikan mesin terhadap sistem yang sehat secara
cepat.

Gangguan elektris yang mungkin terjadi pada generator antara lain:


a. Beban lebih (overload)
b. Hubung singkat (short circuit)
c. Tegangan lebih (overvoltage)
d. Kecepatan lebih (overspeed) dan frekuensi lebih (over frequency)
e. Daya balik (Reverse power)
f. Kehilangan medan penguat (loss of field) pada rotor
g. Arus tidak seimbang (unbalance current) pada stator

Pada umumnya relay proteksi yang digunakan pada generator untuk mengatasi
gangguan tersebut antara lain:
a. Differential Relay
Digunakan untuk mengatasi gangguan hubung singkat yang terjadi di area
generator, relay ini tidak akan bekerja apabila gangguan terjadi di area luar
generator. Relay ini bekerja tanpa tundaan waktu (instantaneous).

31
b. Overcurrent Relay
Relay ini digunakan sebagai backup dari differential relay dan overcurrent relay
di depannya apabila mengalami kegagalan. Relay ini disetting dengan
karakterisitik inverse yang dikombinasi dengan karakteristik definite dan
instantaneous.
c. Reverse Power Relay
Relay ini berfungsi untuk mengatasi gangguan reverse power yang bila
dibiarkan akan menyebabkan terjadinya motoring pada generator.
d. Negative Phase Sequence / Unbalance Relay
Gangguan ketidakseimbangan arus pada masing-masing fasa dapat terjadi
akibat pembebanan yang tidak seimbang atau karena putus penghantar fasa,
untuk mengatasinya digunakanlah negative phase sequence / unbalance relay.
e. Stator Earth Fault Relay
Relay ini digunakan untuk mengatasi gangguan short circuit fasa ke tanah pada
stator.
f. Rotor Earth Fault Relay
Relay ini digunakan untuk mengatasi gangguan short circuit fasa ke tanah pada
rotor.
g. Over/under voltage Relay
Jika AVR (Auto Voltage Regulator) sebagai pengendali tegangan output
generator mengalami kegagalan, maka generator bisa saja mengalami
over/under voltage, relay ini digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
h. Over/under frequency Relay
Relay ini diperlukan untuk mengatasi gangguan over/under frequency karena
governor generator bisa saja gagal bekerja menjalankan tugasnya untuk
mengatur kestabilan kecepatan putar rotor.
i. Loss of field Relay
Jika saat bekerja paralel generator sinkron mengalami kegagalan eksitasi, maka
akan menyebabkan generator tersebut bekerja sebagai generator induksi dengan
menyerap daya reaktif dari sistem. Loss of field relay diperlukan untuk
mengatasi hal tersebut supaya generator sinkron tidak mengalami kerusakan.
j. dll

32
B. Proteksi Motor
Prinsip dasar proteksi motor induksi adalah memperbolehkan motor diasut
tanpa melebihi ketahanan termal dan melindungi motor dengan menempatkan kurva
karakteristik proteksi di bawah kurva ketahanan termal motor. Pemilihan peralatan
proteksi motor induksi untuk mengatasi gangguan beban penuh dan gangguan hubung
singkat berdasarkan pada ukuran dari motor yang akan dilindungi.

1. Proteksi Motor Induksi Daya di Bawah 10 HP


Motor induksi dengan daya sangat kecil di bawah 10 HP pada umumnya cukup
dilindungi dengan proteksi termal. Untuk mendapatkan proteksi termal tersebut
dapat digunakan MCB atau MCCB dengan karakteristik termal magnetis. Sesuai
dengan standard pada IEEE C37.96-2000, ukuran setelan pengaman beban lebih
dipasang maksimal pada 125% arus beban penuh.
2. Proteksi Motor Induksi Daya di Bawah 50 HP
Motor induksi dengan daya kecil di bawah 50 HP, dilindungi dengan
menggunakan relay beban lebih tipe termal dan sekering. Relay tipe termal
melindungi motor dari beban lebih dan sekering digunakan untuk melindungi
motor dari hubung singkat.
Sesuai dengan standard IEEE C37.96-2000, relay beban penuh tipe termal disetel
maksimal pada nilai 125% dari arus beban penuh. Dengan standard yang sama,
sekering dipilih pada nilai maksimal 225% arus beban penuh dengan tetap
memperbolehkan motor untuk diasut.
3. Proteksi Motor Induksi Daya di Atas 50 HP
Motor induksi dengan daya lebih dari atau sama dengan 50 HP dilindungi dengan
relay arus lebih tipe termal untuk beban lebih. Relay tersebut dikoordinasikan
dengan relay arus lebih tipe inverse dan instantaneous untuk gangguan arus lebih
yang besar.
Sesuai dengan standard IEEE C37.96-2000 dan IEEE Std 242 – 2001 relay beban
penuh tipe termal disetel maksimal pada 125% arus beban penuh. Untuk relay
arus lebih tipe inverse disetel pada nilai maksimal 400% untuk arus beban penuh
kurang atau sama dengan 100A, dan maksimal 300% untuk arus beban penuh
lebih dari 100A. Setelan rele arus lebih instantaneous dipasang pada maksimal
1300% arus beban penuh.

33
C. Simulasi Proteksi Generator Menggunakan Relay Arus Lebih
Ikutilah petunjuk berikut ini:

a. Double klik pada CT G1 dan OCR G1, catat rating CT dan setting OCR tersebut
CT Ratio = ........ : ........ Class .....................
OCR Curve Type = ................
Is (Prim Amps) = ................. A
TMS (Time Dial) = .................

b. Select pada G1 dan OCR G1, plot kurva dengan mengklik icon Star View

Dari kurva Star View di atas dapat diperoleh informasi yaitu:

Apakah setting OCR G1 untuk memproteksi Generator G1 sudah benar?

Jelaskan alasannya!

34
c. Klik icon Fault Insertion kemudian klik pada Bus 2
d. Cek waktu kerja OCR dengan cara mengklik icon
e. OCR yang pertama bekerja adalah OCR............ dengan waktu kerja ......... detik
f. OCR yang kedua bekerja adalah OCR................ dengan waktu kerja ......... detik
g. Hitung waktu kerja OCR T1S dan OCR G1 berdasarkan data arus hubung singkat
yang mengalir, bandingkan hasilnya dengan data simulasi pada point e dan f
t OCR T1S = .................................. t OCR G1 = ..................................

h. Select pada OCR T1S dan OCR G1, plot kurva dengan mengklik icon Star View

Dari kurva Star View di atas dapat diperoleh informasi yaitu:

35
D. Simulasi Proteksi Generator Menggunakan Relay Diferensial
Ikutilah petunjuk berikut ini:

a. Klik icon Fault Insertion kemudian klik pada Bus 2


b. Cek waktu kerja OCR dengan cara mengklik icon
c. Pengaman pertama yang bekerja adalah................. dengan waktu kerja ......... detik
d. Pengaman kedua yang bekerja adalah................. dengan waktu kerja ......... detik
e. Pencet tombol keyboard ESC untuk stop simulasi Fault
f. Klik icon Fault Insertion kemudian klik pada Bus 1
g. Cek waktu kerja OCR dan relay diferensial dengan cara mengklik icon
Waktu kerja relay diferensial ......... detik
Waktu kerja OCR G1 ......... detik
h. Mengapa jika terjadi fault di Bus 2 relay diferensial tidak bekerja sedangkan jika
terjadi di fault di Bus 1 relay diferensial bekerja bersama OCR? Jelaskan!

36
E. Simulasi Proteksi Motor Menggunakan Pengaman Arus Lebih
Ikutilah petunjuk berikut ini:

1. Dobel klik pengaman arus lebih CB TRIP D2 kemudian ubah status : CLOSE
2. Catat data pada bagian Trip Device CB TRIP D2
Long Time : .......... A Short Time : ............A Instantaneous : ..........A
3. Select pada CB TRIP D2 dan Motor 1, plot kurva dengan mengklik icon
Star View

Dari kurva Star View di atas dapat diperoleh informasi yaitu:

Apakah setting CB TRIP D2 untuk memproteksi Motor 1 sudah benar?

Jelaskan alasannya!

37
4. Klik icon Fault Insertion kemudian klik pada Motor 1
5. Cek waktu kerja pengaman arus lebih dengan cara mengklik icon
6. Pengaman pertama yang bekerja adalah .............. dengan waktu kerja ......... detik
7. Pengaman kedua yang bekerja adalah .............. dengan waktu kerja ......... detik

38
UNIT V
SIMULASI KOORDINASI OCR MENGGUNAKAN
POWER SYSTEM SIMULATOR TQ NE9070

A. Simulasi Koordinasi OCR Menggunakan Power System Simulator


Ikutilah petunjuk berikut ini:

1. Time Grading
Gambar rangkaian percobaan:

Pada saluran transmisi: Basis Daya 2 kVA, Basis Impedans 24,2 Ω


Basis Tegangan 220 V(L-L)

a. Pengukuran arus hubung singkat:


Rele A dan B overridden, lakukan hubung singkat 3 fase di TP 19, ukur arus di
TP 19!
IR = ……..A IS = ……..A IT = ……..A

b. Pengujian waktu kerja Rele B: (Rele A overridden)


Setting pada Rele B:

Karakteristik EI, IS = 1,5 A, TMS = 0,5

Berdasarkan dari data arus hubung singkat yang terukur, maka dengan setting
tersebut waktu kerja Rele B menurut perhitungan adalah:

39
Selanjutnya lakukan hubung singkat 3 fase di TP 19, catat waktu kerja Rele B
berdasarkan hasil pengujian hubung singkat!

tB =………..detik

c. Pengujian waktu kerja Rele A sebagai backup Rele B: (Rele B overridden)


CT Rele A 10 : 1 A, Setting pada rele A:

Karakteristik EI, IS = 1,5 A,

Jika diinginkan time grading (1detik), maka waktu kerja Rele A yang diharapkan
adalah tA = tB + 1 detik, supaya didapat waktu kerja tersebut maka rele A disetting
TMS = 1 dengan pertimbangan sbb:

Selanjutnya lakukan hubung singkat 3 fase di TP 19, catat waktu kerja Rele A
berdasarkan hasil pengujian hubung singkat!

tA =………..detik

40
2. Time & Current Grading
Gambar rangkaian percobaan:

220 / 110V
Grid PLN X = j 0,13 pu
X = j 0,0004 pu
B Fault
beban
TP19
415 / 220V
X = j 0,048 pu
A j 0,1pu j 0,1pu j 0,1pu j 0,1pu j 0,1pu

Line 6
220 / 110V
X = j 0,13 pu
C
beban
TP18

Pada saluran transmisi: Basis Daya 2 kVA, Basis Impedans 24,2 Ω


Basis Tegangan 220 V(L-L)

a. Pengukuran arus hubung singkat:


Rele A dan B overridden, lakukan hubung singkat 3 fase di TP 19, ukur arus di
TP 19!
IR = ……..A IS = ……..A IT = ……..A

b. Pengujian waktu kerja Rele B: (Rele A overridden)


Setting pada Rele B:

Karakteristik EI, IS = 1 A (1,05A), TMS = 1

Berdasarkan dari data arus hubung singkat yang terukur, maka dengan setting
tersebut waktu kerja Rele B menurut perhitungan adalah:

Selanjutnya lakukan hubung singkat 3 fase di TP 19, catat waktu kerja Rele B
berdasarkan hasil pengujian hubung singkat!

tB =………..detik

41
c. Pengujian waktu kerja Rele A sebagai backup Rele B: (Rele B overridden)
CT Rele A 10 : 1 A, Setting pada rele A

Karakteristik EI, IS = 1,5 A,

Jika diinginkan time grading (1detik), maka waktu kerja Rele A yang diharapkan
adalah tA = tB + 1 detik, supaya didapat waktu kerja tersebut maka rele A disetting
TMS = 1 dengan pertimbangan sbb:

Selanjutnya lakukan hubung singkat 3 fase di TP 19, catat waktu kerja Rele A
berdasarkan hasil pengujian hubung singkat!

tA =………..detik

42
UNIT VI
SIMULASI KOORDINASI GFR MENGGUNAKAN
POWER SYSTEM SIMULATOR TQ NE9070

A. Simulasi Koordinasi GFR Menggunakan Power System Simulator


Ikutilah petunjuk berikut ini:

1. Time Grading
Gambar rangkaian percobaan:

Pada saluran transmisi: Basis Daya 2 kVA, Basis Impedans 24,2 Ω


Basis Tegangan 220 V(L-L)

a. Pengukuran arus hubung singkat:


GFR A dan B overridden, lakukan hubung singkat 1 fase (R) ke tanah di TP19,
ukur arus di TP 19!

IR = ……..A IS = ……..A IT = ……..A

b. Pengujian waktu kerja GFR B: (GFR A overridden)


Setting pada GFR B:

Karakteristik EI, IS = 1,5 A, TMS = 0,5

Berdasarkan dari data arus hubung singkat 1 fase (R) ke tanah yang terukur, maka
dengan setting tersebut waktu kerja GFR B menurut perhitungan adalah:

43
Selanjutnya lakukan hubung singkat 1 fase (R) ke tanah di TP 19, catat waktu

kerja GFR B berdasarkan hasil pengujian hubung singkat!

tB =………..detik

c. Pengujian waktu waktu kerja GFR A sebagai backup GFR B: (GFR B


overridden)

CT GFR A 5 : 1 A, Setting pada GFR A:

Karakteristik EI, IS = 1,5 A,

Jika diinginkan time grading (1detik), maka waktu kerja GFR A yang diharapkan
adalah tA = tB + 1 detik, supaya didapat waktu kerja tersebut maka GFR A
disetting TMS = 1 dengan pertimbangan sbb:

Selanjutnya lakukan hubung singkat 1 fase (R) ke tanah di TP 19, catat waktu
kerja GFR A berdasarkan hasil pengujian hubung singkat!

tA =………..detik

44
2. Time & Current Grading
Gambar rangkaian percobaan:

220 / 110V
Grid PLN X = j 0,13 pu
X = j 0,0004 pu
B Fault
beban
TP19
415 / 220V
X = j 0,048 pu
A j 0,1pu j 0,1pu j 0,1pu j 0,1pu j 0,1pu

Line 6
220 / 110V
X = j 0,13 pu
C
beban
TP18

Pada saluran transmisi: Basis Daya 2 kVA, Basis Impedans 24,2 Ω


Basis Tegangan 220 V(L-L)

a. Pengukuran arus hubung singkat:


GFR A dan B overridden, lakukan hubung singkat 1 fase (R) ke tanah di TP19,
ukur arus di TP 19!

IR = ……..A IS = ……..A IT = ……..A

b. Pengujian waktu kerja GFR B: (GFR A overridden)


Setting pada GFR B:

Karakteristik EI, IS = 1 A (1,05A), TMS = 1

Berdasarkan dari data arus hubung singkat 1 fase (R) ke tanah yang terukur, maka
dengan setting tersebut waktu kerja GFR B menurut perhitungan adalah:

Selanjutnya lakukan hubung singkat 1 fase di (R) ke tanah TP 19, catat waktu
kerja GFR B berdasarkan hasil pengujian hubung singkat!

tB =………..detik

45
c. Pengujian waktu kerja GFR A sebagai backup GFR B: (GFR B overridden)
CT GFR A 5 : 1 A, Setting pada GFR A

Karakteristik EI, IS = 1,5 A,

Jika diinginkan time grading (1detik), maka waktu kerja GFR A yang diharapkan
adalah tA = tB + 1 detik, supaya didapat waktu kerja tersebut maka GFR A
disetting TMS = 1 dengan pertimbangan sbb:

Selanjutnya lakukan hubung singkat 1 fase (R) ke tanah di TP 19, catat waktu
kerja GFR A berdasarkan hasil pengujian hubung singkat!

tA =………..detik

46
DAFTAR PUSTAKA

ETAP Resource Center (2010, 17 March). Overcurrent Relay Part 1. Retrieved January
2, 2017, from https://www.youtube.com/embed/zlw3y1Rs3xE

ETAP Resource Center (2010, 17 March). Overcurrent Relay Part 2. Retrieved January
5, 2017, from https://www.youtube.com/embed/WNSoWBfZdKg

Schneider Electric (2007). SEPAM Protective Relays. Retrieved January 7, 2017, from
http://powerlogic.com/literature/63230-216-219-B1.pdf

ABB (2011). Power System Protection, 8.2 Relay Coordination. Retrieved January 8,
2017, from
https://library.e.abb.com/public/eccfd9ab4d23ca1dc125795f0042c8db/DAHandbook_Section
_08p02_Relay_Coordination_757285_ENa.pdf

47
LAMPIRAN

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM

1. Bab I: Dasar teori (maksimum 1 halaman)


2. Bab II: Analisis
Jelaskan maksud semua langkah-langkah percobaan secara urut dan hitunglah
hasilnya, bandingkan hasil perhitungan dengan hasil percobaan! (minimum 2
halaman, maksimum 3 halaman)
3. Bab III: Kesimpulan dan saran (maksimum 1 halaman)
4. Laporan ditulis tangan menggunakan ballpoint tinta warna biru.
5. Pada sampul laporan diberi logo UGM, ditulisi nama, NIM, kelompok, unit, hari dan
jam praktikum.
6. Laporan dilampiri lembar data hasil percobaan yang sudah diparaf oleh asisten
(lembar asli).
7. Laporan dibuat per unit dan dikumpulkan pada saat pelaksanaan praktikum unit
selanjutnya.

48

Anda mungkin juga menyukai