Anda di halaman 1dari 8

ISSN 0852-405X Jurnal Penelitian UNIB, Vol.VII, No.2, Juli 2001, Hal.

96-103 96

PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT DESA TALANG


PAUH, KECAMATAN PONDOK KELAPA, KABUPATEN
BENGKULU UTARA

Nurhayati Darubekti
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik, Universitas Bengkulu

ABSTRAK

Untuk menerapkan proyek Kesehatan Keluarga dan Gizi (F amily Health and Nutrition/FHN) di Propinsi
Bengkulu diperlukan berbagai informasi tentang kehidupan masyarakat yang akan menerima proyek tersebut sebagai
bahan intervensi perubahan perilaku yang menunjang peningkatan status kesehatan dan gizi keluarga. Sasaran
penelitian adalah salah satu dari masyarakat desa yang terpilih menjadi sampel penelitian, yaitu masyarakat Desa
Talang Pauh, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu. Metode kualitatif yang
dipakai dalam penelitian ini yaitu Participatory Research Approach (PRA), interview mendalam, dan observasi.
Kemudian satu set quesioner akan disebarkan pada sampel terbatas untuk mengumpulkan data tentang pemahaman,
sikap, dan praktek kesehatan. Selain itu, data sekunder yang berasal dari lembaga resmi seperti kantor desa dan
puskesmas serta hasil-hasil penelitian lain yang relevan juga dikumpulkan. Data yang diperoleh dianalisis secara
deskriptif untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang aspek-aspek yang dicari dalam penelitian. Pada
beberapa kasus dimungkinkan dilakukan pengklasifikasian. Beberapa temuan penelitian adalah sebagai berikut.
Pertama, secara geografis letak desa cukup menguntungkan, karena strategis untuk transit ke ibukota propinsi.
Dampak ekonomis dari keadaan geografis ini adalah berkembangnya perdagangan dan meningkatkan kesejahteraan.
Secara sosial ada dampak positif, yaitu mobilitas fertikal yang tinggi, dan dampak negatifnya, yaitu
ketidakmampuan membendung arus perubahan seperti yang dikehendaki. Di desa, sarana dan pelayanan publik
berupa pasar, warung-warung, kondisi jalan dan listrik sudah tersedia dan mudah diakses. Tetapi fasilitas pendidikan
dan kesehatan kurang memadai bila dibandingkan dengan luas wilayah dan jumlah penduduk. Kedua, perilaku
kesehatan masyarakat di desa Talang Pauh masih kurang. Pengetahuan tentang kesehatan hanya diperoleh melalui
pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Kepercayaan lebih kuat pengaruhnya, yang diturunkan dari orang
tua atau dari orang yang dipercaya. Sikap yang sudah positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud
dalam suatu tindakan nyata terutama karena alasan ekonomi. dan tidak adanya waktu.

ABSTRACT

In applying the project of Family Health and Nutrition in Bengkulu province needed some information about social
life who will receive this project. It was meant as the material of intervening in behavior change that supported the
family health and nutrition development. The sample in this research was the villager of Talang Pauh on Pondok
Kelapa district, Bengkulu Utara (North Bengkulu) regency, Bengkulu province.The methodology used in this
research was Participatory Research Approach (PRA), widely interview and observation. In collecting the data,
researcher gave them a set of questioner and the secondary data was collected from legal institution such as village
government, hospital and other research results. The data was analyzed descriptively. It was meant to get
illustration about aspects looked for in this research. It was found that 1) geographically, the location of Talang
Pauh was beneficial because it was strategies for transiting to the capital of province. It effected to the economic
sectors, trading was growth and prosperity was increased. The positive effect in society was the highly vertical
mobility and the negative effect was stemming ability of current changing as they hoped. In the village, means and
public service such as market, shops, road and electricity were ready and easy to be accessed. But education and
healthy need more facilities. 2) the villager’s behavior in healthy was low. They got healthy science from their
experience or other one’s experience. They believed to the oldest people. The positive attitude that related to
healthy was not applied because of economic reason and they had no time.
ISSN 0852-405X Jurnal Penelitian UNIB, Vol.VII, No.2, Juli 2001, Hal. 96-103 97

keluarga dengan penye-lenggara pelayanan kesehatan,


PENDAHULUAN seperti dengan bidan desa dan tim medis lainnya.
Dengan de-mikian kehadiran FHA di dalam keluarga,
Hendrik l. Blum (1985) berdasarkan analisisnya bukan saja diharapkan akan memberi dampak yang lebih
menyimpulkan bahwa faktor perilaku mempunyai intens di dalam perubahan perilaku di dalam keluarga,
tetapi juga dapat mengurangi biaya cukup besar, yang
se-dianya untuk biaya insentif. Di samping itu, dari
pertimbangan teknis-praktis, de-ngan
mempertimbangkan kenyataan bahwa pola pemukiman
peranan besar terhadap tingkat kesehatan, setelah faktor pedesaan di luar Jawa yang terpencar-pencar letaknya,
lingkungan; sedangkan faktor pelayanan kesehatan memerlukan model pendekatan pelayanan kesehatan
pengaruhnya lebih kecil daripada faktor perilaku. yang berbeda, daripada pendekatan baku seperti yang
Beberapa ahli dari WHO (1985) me-nyimpulkan bahwa ada sekarang, yang lebih cocok untuk pola pemu-kiman
yang menyebabkan seseorang itu berperilaku sehat Jawa yang terkonsentrasi. De-ngan pola pemukiman di
karena adanya empat alasan pokok: pemikiran dan luar Jawa, yang letaknya lebih tersebar, akan
perasaan, orang penting sebagai referensi, sumber- menyulitkan kader dalam mela-kukan pekerjaannya.
sumber daya, dan kebu-dayaan. Tetapi lebih dari semua alasan tersebut di atas, alasan
Banyak program-program pendidikan ke- yang lebih penting adalah pendekatan FHN yang
sehatan dan gizi yang ada sekarang ini lebih ber-sifat menekankan pada peran serta keluarga, di mana keluarga
instruktif, daripada partisipatif, seperti mi-salnya sendiri diikutkan dalam mengenali permasalahannya,
terlihat dari materi penyuluhan kesehatan dan gizi yang diikuti dalam merencanakan aktivitas dalam me-
ada sekarang. Keluarga jarang sekali dilibatkan dalam nanggulangi permasalahan, serta ikut memonitor dan
mengenali permasalahan, apalagi diikutkan dalam juga mengevaluasinya. Dengan pendekatan macam ini,
merencanakan. Sebab itu masyarakat seringkali bersifat diharapkan kebutuhan nyata dari keluarga/masyarakat,
pasif terhadap program-program yang ada, karena tidak dapat terakomodasi seka-ligus membawa serta
merasa memiliki ataupun tidak merasa membutuhkan. keluarga/masyarakat pada rasa memiliki, suatu pra-
Proyek Kesehatan Keluarga dan Gizi kondisi yang harus ada untuk kelestarian program dan
(Family Health and Nutrition/FHN) merupakan perubahan pe-rilaku.
proyek terpadu, intas sektoral, dan mengem-bangkan Untuk menerapkan proyek Kesehatan
upaya inovatif melalui Pendekatan Kese-hatan Keluarga dan Gizi di Propinsi Bengkulu di-perlukan
Masyarakat Desa (PKMD) dengan fokus pada berbagai informasi tentang kehidupan masyarakat yang
peningkatan kesehatan keluarga dan gizi da-lam satu akan menerima program inter-vensi perubahan perilaku
paket dengan pembangunan sosial eko-nomi. kesehatan dan gizi. Berbagai informasi untuk bahan
Diperkirakan hambatan yang masih dihadapi intervensi per-ubahan perilaku yang menunjang
dalam memperbaiki status kesehatan dan gizi keluarga peningkatan sta-tus kesehatan dan gizi keluarga juga
adalah rendahnya daya beli masya-rakat, disamping diperlukan.
rendahnya kesadaran akan kebu-tuhan kesehatan pada Manfaat dari penelitian ini adalah diper-oleh
satu pihak; sedangkan pada pihak yang lain adalah suatu laporan data dasar (baseline data) tentang
permasalahan yang ber-kaitan dengan cara-cara dan perilaku masyarakat yang diteliti, khu-susnya berupa
kemasan yang tepat dalam mempromosikan kesehatan. pengetahuan, kepercayaan, nilai-ni-lai, sikap, dan
Pendekatan proyek Kesehatan Keluarga dan perilaku yang terkait dengan sehat dan kesehatan.
Gizi yang direncanakan ini akan mengikuti aspirasi dari
bawah, dengan maksud menumbuh- kan kesadaran
keluarga akan kebutuhan kesehatan nyata, dan METODE PENELITIAN
meningkatkan tanggung jawab keluarga dalam
mempromosikan perilaku sehat serta memelihara
Variabel dari penelitian ini adalah (1) karak-teristik
kesehatan anggotanya; khususnya pa-da keluarga
komunitas desa yang mencakup geografi, keadaan
Prasejahtera dan Sejahtera I. Seorang dari anggota
demografi, dan sosio-ekonomi dan (2) perilaku
keluarga akan bertindak sebagai pro-motor kesehatan
kesehatan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
keluarga atau Family Health Agent (FHA), yang
sikap, nilai-nilai, dan kebudayaan atau pola hidup
dapat berperan sebagai agen pembaharu di dalam
tentang usaha kesehatan pribadi. Usaha kesehatan
keluarga, sekaligus bertindak sebagai perantara antara
Perilaku kesehatan masyarakat Desa Talang Pauh 98

pribadi adalah upaya dari seseorang untuk memelihara positif, yaitu mobilitas ver-tikalnya tinggi, dan dampak
dan mempertinggi derajat kesehatannya. Usaha-usaha negatif yaitu tidak mampu membendung arus per-
itu adalah: memelihara kesehatan, makanan yang sehat, ubahan seperti yang dikehendaki.
cara hidup yang teratur, meningkatkan daya tahan tubuh Jumlah penduduk berdasarkan Profil Desa
dan kesehatan jasmani, menghindari terja-dinya tahun 1998 adalah 1.079 jiwa dari 309 KK. Ke-padatan
penyakit, meningkatkan taraf kecerdasan dan rohaniah, penduduk 5:1 untuk setiap jiwa atau 178 orang per
melengkapi rumah dengan fasilitas-fasilitas yang kilometer persegi. Jumlah pen-duduk laki-laki 526 jiwa,
menjamin hidup sehat dan peme- riksaan kesehatan sedangkan jumlah pen-duduk perempuan 557 jiwa,
(Indan Entjang, 1997) berarti angka disparitasnya adalah 105,89; lebih sedikit
Sasaran penelitian adalah masyarakat Desa diband-ingkan rata-rata nasional (101,16). Mayoritas
Talang Pauh, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten beragama Islam. Dilihat dari kesukubangsaan adalah
Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu. Metode kualitatif orang asli yaitu suku Lembak Delapan, Jawa
dan metode kuantitatif akan di-pakai dalam penelitian Banyumasan, dan campuran (Pagar alam, Manna,
ini, tergantung pada ma-cam data yang akan Medan, Sunda, Jawa, dll).
dikumpulkan serta tingkat ke-lompok sasaran yang akan Desa ini pada tahun 1996 mendapat ban-tuan
ditemui. Melalui metode kualitatif yaitu Participatory program IDT. Dana IDT pada tahun itu digu-nakan
Research Approach (PRA), interview mendalam, dan untuk program peternakan sapi yang dikelola oleh satu
observasi dikumpulkan data tentang keadaan ma- kelompok dengan anggota 5 KK. Program ini dinilai
syarakat. Kemudian satu set quesioner akan di-sebarkan berhasil, pada tahun berikutnya (1997) dana bergulir
pada sampel terbatas untuk mengum- pulkan data pada 4 KK.
tentang pemahaman, sekap, dan praktek kesehatan. Matapencaharian pokok penduduk adalah
Selain itu data sekunder yang berasal dari lembaga resmi sebagai petani (707 orang) yang meng-usahakan lahan
seperti kantor desa, Puskesmas, dan hasil-hasil kering, buruh tani 81 orang, PNS 28 orang, ABRI/Sipil 6
penelitian lain yang relevan juga dikumpulkan. Data orang, swasta 6 orang, pemilik angkutan umum 6 orang,
yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk tukang kayu 10 orang, dll.
memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang aspek- Fasilitas ekonomi berupa pasar semi per-
aspek yang dicari dalam penelitian. Pada beberapa kasus manen yang disebut pasar lingkungan ada setiap
dimungkinkan dilakukan peng-klasifikasian. sabtu. Tidak ada KUD, tetapi ada bentuk simpan
pinjam informal dan sistem tauke. Tidak ada bank di
desa, tetapi ada BRI Unit di kecamatan, se-dangkan BRI
HASIL DAN PEMBAHASAN dan BPD ada di kabupaten. Ada 10 warung yang
menyediakan sembako dan obat be-bas.
Karakteristik komunitas desa Fasilitas sosial yang berupa pendidikan adalah
Secara geografis Desa Talang Pauh memiliki satu buah TK, 1 buah SD, satu buah MI dan Kejar
batas wilayah sebelah utara adalah Desa Sidorejo dan Paket A. Jika ingin melanjutkan se-kolah ke SMP dan
desa Pulau Beringin, sebelah selatan adalah pemukiman SMA harus ke Pondok Kelapa atau Bengkulu. Fasilitas
transmigrasi blok V atau Desa Srikaton dan blok VI atau agama berupa 3 buah masjid dan 1 buah langgar yang
Desa Panca Mukti, sedangkan sebelah barat dibatasi juga berfungsi sosial. Fa-silitas kesehatan berupa satu
oleh Desa Pasar Pedati, dan sebelah timur dibatasi oleh buah Pustu dengan 2 bidan dan 2 perawat, tetapi
Desa Linggar Galing. Luas wilayah desa keseluruhan puskesmas Pekik Nya-ring lebih dominan. Terdapat
adalah 600 Ha, terbagi menjadi tiga sub wilayah dusun, juga Pos Obat KB dan 1 buah Posyandu.
yaitu Dusun I, Dusun II, dan Dusun III. Jarak ke kota Fasilitas perbuhungan berupa jalan aspal
Kabupaten Argamakmur 75 km dengan waktu tempuh sepanjang 3 km, jalan koral 1 km, dan jalan tanah 1 km.
90 menit, ke kota Ke-camatan pondok Kelapa 5 km Angkutan umum ke Bengkulu ada setiap hari. Mobilitas
dengan waktu tempuh 15 menit, dan ke Ibu Kota ulang alik ke Bengkulu tinggi khususnya untuk bekerja
Propinsi Beng-kulu 15 km dengan waktu tempuh 30 dan sekolah. Listrik sudah masuk desa. 100 Kepala
menit. Secara geografis letak desa ini cukup meng- Keluarga memiliki TV, dan 150 KK memiliki Radio.
untungkan, karena strategis untuk transit ke ibu-kota
propinsi. Dampak ekonomis dari keadaan geografis
ini adalah berkembangnya perda-gangan dan
meningkatkan kesejahteraan. Secara sosial ada dampak
Nurhayati Darubekti 99

Perilaku Kesehatan semen, jendelanya hanya satu dan terletak pada bagian
Memelihara kebersihan depan rumah, dan dibelakang ada satu pintu. Jadi,
bentuk rumah yang ada lebih dipengaruhi oleh
Masyarakat desa Talang Pauh di dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dari gangguan binatang
usahanya untuk memelihara kesehatan badan dila-kukan buas, pencurian dan seringnya angin badai, serta alasan
dengan mandi dua kali sehari memakai sa-bun mandi, ekonomi, dari-pada untuk pemenuhan kebutuhan
sedangkan usahanya untuk meme-lihara kesehatan gigi kesehatan. Konsep “lingkungan rumah yang bersih”
dilakukan dengan gosok gigi memakai odol. Tetapi, dipa-hami sebagai suatu keadaan di mana rumah sudah
beberapa anak SD masih malas gosok gigi dan berlantai semen dan tidak ada sampah berserakan di
kebanyakan anak kecil gi-ginya tidak dibersihkan oleh halaman terutama sampah plastik.
orang tuanya. Pada para remaja yang berpendidikan dan Lubang sampah rumah tangga tidak di-buat.
orang dewasa, gosok gigi dua kali sehari, memakai odol, Sampah dibuang di belakang rumah dan akan dibakar
dan dilakukan bersamaan dengan waktu mandi. setelah agak banyak dan kering. Air limbah juga juga
Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan cuci kaki tidak dibuat saluran dan tem-patnya. Air limbah ini
sebelum tidur terutama ditekankan pada anak-anak. akan tampak menggenang pada musim hujan.
Tetapi, perilaku kesehatan ini ditanam-kan tanpa Sumur sebagai sumber air dibuat di-be-lakang
pemberitahuan tentang manfaatnya. Jadi hanya rumah dan di lokasi yang agak rendah. Kedalaman dari
merupakan salah satu dari penanaman di-siplin kepada permukaan tanah sekitar 8 meter sampai 9 m. Air sumur
anak kecil. Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan rata-rata sangat jernih meski di musim penghujan
pada orang dewasa men-jadi satu bagian dengan sekalipun. Warga desa pada umumnya mengetahui
kebiasaan makan me-makai tangan. bagaimana harus mengatur jarak antara sumur dengan
Pakaian dicuci di sumur dengan sabun pencuci comberan dan WC yaitu minimal 10 m. Pemahaman ini
pakaian. Caranya, pakaian yang kotor dibasahi, lalu diperoleh melaui penyuluhan dari Puskesmas dan
diberi sabun, disikat bagian yang kotor, dibilas dua kali, informasi diantara mereka. Jarak 10 m sangat
kemudian dijemur. Tetapi, pakaian yang basah dijemur dimungkinkan karena luas lahan penduduk masih cukup
sembarangan dengan cara meletakkannya diatas pohon luas. Beberapa warga masyarakat menge-mukakan, jika
yang tidak be-gitu tinggi, batu, atau pagar rumah, karena jarak terlalu dekat atau kurang dari sepuluh meter dapat
penjemur pakaian dari kawat, tali, atau bambu tidak menim-bulkan penyakit ka-rena air sumur tercemar oleh
dibuat. Kemudian hanya pakaian untuk acara tertentu kotoran dari WC atau comberan.
saja yang disetrika, bahkan ke-banyakan anak SD Buang air besar di WC walaupun seder-
seragam sekolahnya tidak disetrika. hanana dan belum memenuhi standar WC yang sehat.
Alat makan dan alat masak dicuci di ru-mah Jumlah rumah yang sudah memiliki SPAL (Saluran
dengan cara membawa air sumur ke rumah. Alat makan Pembuangan Air Limbah/WC cemplung) sebanyak 235
yang kotor digosok dengan sabun cuci piring, disiram air rumah atau 92% dari seluruh jumlah 255 rumah.
bersih dengan cara dipercikkan, lalu dibilas satu kali. Sedangkan sisanya yaitu 20 rumah bahkan sudah
Alat makan dan alat masak yang sudah bersih kemudian menggunakan WC tanki septik.
diletakkan dirak pi-ring dengan cara terbalik agar kering.
Bentuk perumahan di Dusun I berada di
sepanjang pinggir jalan utama dengan kondisi semi Makanan yang sehat
permanen dan permanen, fentilasinya yang cukup, Jenis makanan pokok adalah nasi, kebiasaan
sehingga udara dan sinar matahari dapat makan 2-3 kali sehari. Menu makanan belum
memprioritaskan 4 sehat 5 sempurna. Pengetahuan
tentang menu makanan yang harus 4 sehat 5 sempurna
masuk ke dalam rumah. Perumahan di Dusun II yang telah ada, tetapi karena alasan ekonomi hal itu tidak
mayoritas penduduknya adalah Suku Lembak, masih dapat atau jarang bisa terpenuhi. Kebiasaan minum susu
berupa rumah panggung dan ru-mah non-permanen yang tambahan pada anak kecil kurang sekali, dan pada orang
terbuat dari dinding kayu yang dihuni oleh keluarga luas. dewasa sama sekali tidak ada. Hasil ternak sapi dan
Rumah-rumah ini sirkulasi cahaya dan udaranya masih kambing tidak terbiasa untuk diambil susunya, sehingga
kurang sehingga terasa gelap dan lembab. Perumahan di susu harus dibeli, dan termasuk barang mewah.
Dusun III seluruhnya adalah non permanen, berdinding Daging sebagai sumber protein memiliki nilai
papan, beratap seng atau genteng tanah, berlantai sosial tertinggi, maka pada acara khusus, misalnya pesta
Perilaku kesehatan masyarakat Desa Talang Pauh 100

pernikahan, daging menjadi menu jamuan pokok sebagai


simbol dari status sosial yang tinggi dari yang punya
hajat sekaligus menghormati tamu. Daging ini bisa Cara hidup yang teratur
berasal dari hewan sapi atau kerbau yang sengaja
Telah diketahui bahwa cara hidup yang
dipelihara dan akan disembelih bila ada acara khusus
teratur adalah dengan makan, tidur, bekerja, dan
keluarga. Hewan berikutnya yang nilai sosialnya lebih
beristirahat secara teratur. Kebanyakan orang de-wasa
rendah dari daging sapi atau kerbau adalah daging ayam.
tidur rata-rata tujuh setengah jam setiap ma-lam. Anak
Ayam kampung juga dipelihara, tetapi di-liarkan, yaitu
kecil tidur dua kali pada siang hari dan tidur yang lebih
tidak diberi pakan secara khusus atau hanya diberi sisa
lama pada malam hari. Kebiasaan tidur siang tidak ada,
makanan seadanya. Telurnya ja-rang diambil karena
sehingga berangkat tidurnya cepat yaitu sesudah makan
akan ditetaskan kembali.
malam atau jam delapan malam. Seseorang dinilai
Ikan laut menjadi menu sehari-hari, sebab
pemalas jika kebanyakan tidur. Alasan tidak bisa tidur
Propinsi Bengkulu terletak memanjang disepanjang
adalah banyak pikiran dan banyak minum kopi.
pantai sehingga ikan mudah didapat dan harganya
Hampir semua penduduk laki-laki di desa ini
terjangkau. Beberapa jenis ikan memiliki nama lokal
merokok, jenis rokok yang diisap oleh laki-laki yang
misalnya aso-aso, selengek, terusan, kape-kape,
agak muda adalah rokok filter dan rokok kretek dengan
beledang, todak, tambun, dencis, cabe-cabe, kerong, dll.
kualitas rendah karena harganya murah. Rokok dengan
Ikan bawal, tenggiri, kakap, gebur, dan gembolo adalah
merk “Nasional” menjadi pilihan karena harganya
ikan yang enak sehingga mahal harganya. Ikan hiu jenis
paling murah, yaitu enam ratus rupiah sebungkus. Laki-
punai dan ikan pari juga dimakan. Ikan muara yang enak
laki tua merokok nipa, terdiri dari tembakau, daun nipa.
rasanya adalah belanak. Hasil laut yang lain adalah
Pengetahuan tentang bahaya nikotin dari rokok telah
udang, cumi dan gurita.
ada, tetapi karena sudah menjadi kebiasaan maka sulit
Beberapa jenis sayuran dapat dimakan
dihentikan. Pada beberapa laki-laki kebiasaan merokok
mentah, misalnya kacang panjang, jengkol muda, terung,
tidak bisa dihentikan dengan alasan bila dihentikan
petai, dan kol. Tetapi terdapat keper-cayaan bahwa
menimbulkan perasaan tidak enak dimulut.
makanan yang sehat adalah ma-kanan yang dimasak
Beberapa perempuan tua makan sirih, yang
terlebih dahulu.
dimulai ketika mereka masih muda. Kebiasaan makan
Beberapa ibu rumah tangga telah men-cuci
sirih pada perempuan muda kini tidak ada lagi, dengan
sayuran terlebih dahulu sebelum dipotong, yang lain
alasan kotor dan tidak sesuai jamannya lagi. Makan sirih
masih memotongnya terlebih dahulu kemudian baru
pada perempuan tua diyakini dapat menjaga kesehatan
dicuci. Hal ini terjadi karena pe-ngetahuan tentang
gigi.
mencuci sayuran sebelum di-cuci adalah pengetahuan
yang baru, hasil penyu-luhan petugas Puskesmas. Ibu
rumah tangga yang belum menerapkan pengetahuan itu Meningkatkan daya tahan tubuh dan
semata karena alasan kebiasaan. kesehatan jasmani
Istilah makanan yang panas dikenakan pada
jenis makanan yang bila dimakan menim-bulkan rasa Seseorang dianggap sakit bila penyakit yang
hangat dibadan, yaitu daging kam-bing, tape, nanas, menimpa sungguh-sungguh menghentikan kegiatan
durian, dan minuman yang memabukkan. Istilah sehari-hari atau tak bisa bangun dan tidak mampu
makanan yang dingin dike-nakan pada jenis makanan bekerja lagi. Penyakit parah adalah penyakit yang
yang setelah dimakan menimbulkan rasa dingin yaitu penyembuhannya lama dan memer-lukan biaya besar.
bayam, daun katu, mentimun, pepaya, dan semangka. Penyakit ringan adalah pe-nyakit yang tidak begitu
Makanan yang panas pantang dimakan oleh ibu hamil, mengganggu kegiatan sehari-hari, dapat disembuhkan
dengan alasan dapat menggugurkan kandungan. Keper- dengan cara di-pijat dan diobati dengan obat yang dibeli
cayaan ini diturunkan atau diperoleh dari orang tua atau di warung. Yang termasuk penyakit ringan adalah pilek,
orang yang dipercaya. batuk, sedikit demam, pusing.
Air minum dimasak terlebih dahulu. Air Vaksinasi untuk mendapatkan kekebalan
mentah tidak diminum karena takut sakit perut. Air terhadap penyakit tertentu telah dilakukan pada semua
minum tersebut diambil dari sumur, kemudian dimasak balita. Ibu-ibu membawa anak balitanya ke Posyandu
dengan ceret sampai mendidih. Ukuran mendidih adalah untuk mendapatkan vaksinasi.
bergolaknya air diceret.
Nurhayati Darubekti 101

Menghindari terjadinya penyakit keterbatasan pendapatan sehingga alokasi untuk


perawatan kesehatan tidak mencukupi, maka mereka
Menghindari kontak langsung dengan sumber
biasanya lebih men-dahulukan pengobatan sendiri
penularan penyakit diyakini dapat meng-hindarkan
dengan membeli obat-obatan modern yang dijual bebas.
seseorang dari terjadinya penyakit. Mi-salnya pada
Apabila obat-obatan modern sulit dijangkau, baik dari
penyakit kulit dan sakit mata. Bila salah satu anggota
segi harga maupun ketersediaan, biasanya mereka
keluarga menderita sakit kulit atau sakit mata maka
melakukan pengobatan sendiri secara tradisional.
anggota keluarga yang lain akan mengurangi kontak
Berikut ini hasil penelitian tentang upaya penyembuhan
langsung dengan pen-derita.
masyarakat terhadap beberapa jenis penyakit. Sebagai
contoh, bila seseorang sakit malaria, upaya
Meningkatkan taraf kecerdasan dan penyembuhan pertama yang di-lakukan adalah diobati
rohaniah sendiri dengan obat mo-dern yang dijual bebas,
kemudian bila tidak sem-buh baru ke mantri dan ke
Kebiasaan membaca warga masyarakat Desa
Rumah Sakit/ Puskesmas/Pustu.
Talang Pauh kurang sekali. Fasilitas pen-didikan juga
sangat kurang, yaitu satu buah TK, 1 buah SD, satu
buah MI dan Kejar Paket A. Jika ingin melanjutkan
sekolah ke SMP dan SMA

harus ke Pondok Kelapa atau Bengkulu. Fasilitas agama


berupa 3 buah masjid dan 1 buah langgar yang juga
berfungsi sosial. Jadi, taraf kecerdasan dan ro-haniah
masyarakat desa Talang Pauh masih kurang.

Melengkapi rumah dengan fasilitas -


fasilitas yang menjamin hidup sehat

Sumber air telah baik, tetapi kakus masih


kurang sehat. Tempat buang sampah dan air limbah
tidak dibuat khusus. Perlengkapan PPPK untuk
menganggulangi kecelakaan atau sakit yang mendadak
tidak ada di masing-masing rumah. Jadi, fasilitas-
fasilitas yang menjamin hidup sehat masih kurang.

Pemeriksaan kesehatan
Tidak ada kebiasaan memeriksakan diri secara
periodik atau pada waktu-waktu tertentu walaupun
merasa sehat. Sikap masyarakat dalam penyembuhan
penyakit secara umum menun-jukkan keterbukaan
terhadap pengobatan modern. Tetapi karena
ISSN 0852-405X Jurnal Penelitian UNIB, Vol.VII, No.2, Juli 2001, Hal. 96-103 102

Tabel 1: Upaya penyembuhan masyarakat terhadap beberapa jenis penyakit

Jenis
Upaya Penyembuhan
Penyakit
Dukun Dibiarkan Diobati sendiri RS/Puskes- Dokter Mantr Bidan
Tradisional Modern mas/Pustu i
Malaria 0 0 0 Bodrex, (3) 0 (2) 0
Paramex,
Rezochin
(1)
Diare 0 0 daun jambu, Oralit, (3) 0 0 0
gula garam Entrostop
(1) (2)
Rematik Diurut 0 0 Balsem, jamu 0 0 (3) 0
(2) kemasan
(1)
Ispa Tube 0 0 Napacin 0 0 (3) 0
api (1)
direbus
(2)
Demam 0 0 0 Contrexin, (3) 0 (2) 0
Panas Paracetamol
(1)
Cacar 0 Daging 0 (3) 0 (2) 0
air/gudik monyet
(1)
Maag (3) 0 0 Waisan (2) 0 0
(1)
Gila (1) 0 0 0 (2) 0 0
Kencing Daun 0 0 0 (3) 0 (2) 0
batu cermai+
kumis
kucing+
pecah
beling
(1)
Ginjal/pin Diurut 0 0 0 (2) 0 0
ggang (1)
Sakit (1) 0 0 0 (3) 0 (2) 0
kuning
Muntaber 0 0 0 (2) 0 (1) (1)
Sumber dari hasil FGD
Keterangan: Angka (1), (2), (3) adalah urutan pilihan, angka 0 adalah tidak dipilih
ISSN 0852-405X Jurnal Penelitian UNIB, Vol.VII, No.2, Juli 2001, Hal. 96-103 103

KESIMPULAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Agustus


1998 oleh Pusat Penelitian dan Pengem-bangan
Hasil penelitian menemukan secara geografis letak desa Kependudukan dan Ketenagakerjaan LIPI bekerjasama
cukup menguntungkan, karena strategis untuk transit ke dengan Departeman Kesehatan RI dengan judul “Studi
ibukota propinsi. Dampak ekonomis dari keadaan Kebijaksanaan Kesehatan: In-tervensi Perubahan
geografis ini adalah berkembangnya perdagangan dan perilaku Kesehatan dan Studi Operasional pelayanan
meningkatkan kesejahteraan. Secara sosial ada dampak kesehatan di 5 Propinsi”. Peneliti secara aktif
positif, yaitu mobilitas vertikalnya tinggi dan dampak membantu penelitian di Desa Talang Pauh, Kecamatan
negatif, yaitu tidak mampu membendung arus Pondok Kelapa, Ka-bupaten Bengkulu Utara, Propinsi
perubahan seperti yang dikehendaki. Di desa, sarana Bengkulu. Data yang diperoleh pada waktu itu diolah
dan pelayanan publik berupa pasar, warung-warung, kembali se-suai dengan bidang keahlian. Untuk itu
kondisi jalan dan listrik sudah tersedia dan mudah diucapkan banyak terimakasih atas kepercayaan dan
diakses. Tetapi fasilitas pendidikan dan kesehatan ker-jasamanya.
kurang memadai bila dibandingkan dengan luas wilayah
dan jumlah penduduk.
DAFTAR PUSTAKA
Perilaku kesehatan masyarakat di desa Talang
Pauh masih kurang. Pengetahuan tentang kesehatan Blum HL., The Planning for Health, Human
hanya diperoleh melalui pengalaman sendiri atau Sciences Press, Nem York, 1974
pengalaman orang lain. Kepercayaan lebih kuat Indan Entjang, Ilmu Kesehatan Masyarakat,
pengaruhnya, yang diturunkan dari orang tua atau dari
orang yang dipercaya. Sikap yang sudah positif Bandung: Citra Adutya bakti, 1997
terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, Tahun XVI,
dalam suatu tindakan nyata terutama karena alasan No. 2, Nopember 1985
ekonomi. dan tidak adanya waktu.

UCAPAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai