Anda di halaman 1dari 3

Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Teman teman yang saya hormati.

Sudah enam bulan saya pulang pergi kuliah menggunakan kereta api. Tapi hari ini
perjalanan saya tidak seperti biasanya. Di depan stasiun Pasar Minggu saya dikejutkan
suara “braakk”, Dari atas jembatan penyeberangan saya melihat, dibawah ada sebuah
sepeda motor berikut pengendaranya tergeletak dan seorang laki-laki mukanya berlumuran
darah. Ternyata penyeberang jalan ditabrak sepada motor yang datang dari arah
berlawanan yang berjalan bukan di jalurnya. Padahal beberapa meter dari tempat itu ada
jembatan penyeberangan dan pos polisi. Saya heran, mengapa lelaki itu tidak
memanfaatkan jembatan yang disediakan dengan biaya mahal itu ? Lebih heran lagi, di
sekitar itu terbentang spanduk bertuliskan “Gerakan Disiplin Nasional”. Pengendara motor
juga melawan arus dan didekat lokasi kecelakan ada spanduk “Motor Jangan Melawan
Arus”. Dalam hati saya berkata, “Ee, kedua orang itu belum memahami makna ungkapan
yang tertulis di spanduk itu. Dia belum menyadari pentingnya berdisiplin”

Teman-teman yang saya hormati,

Disiplin adalah sebuah kata yang mudah kita ingat. Maknanya pun sudah jelas, yaitu
kesadaran untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Siapa yang membuat peraturan ?
Peraturan itu dibuat oleh manusia. Untuk apa? Ya, untuk kebaikan manusia itu sendiri. Oleh
karena itu , sebenarnya sudah jelas sekali bahwa manusia akan memperoleh kebaikan,
manusia akan memperoleh kenyamanan, manusia memperoleh kebahagiaan kalau manusia
mau mematuhi peraturan itu. Kata lain dari mau mematuhi peraturan adalah disiplin. Jadi,
manfaat disiplin itu luar biasa besarnya. Demikian besarnya, sampai sampai pemerintah
mencanangkan . Gerakan Disiplin Nasional. Ini merupakan gerakan massal yang melibatkan
seluruh warga negara. Sebab, gerakan disiplin nasional hanya akan berhasil jika didukung
dan dilaksanakan oleh semua warganegara. Ya, setiap warga negara, tidak dibeda-
bedakan.

Undang-undang Dasar 1945, Pasal 27, Ayat (1) menyatakan tentang kesamaan kedudukan
warga negara dalam hukum dan berkewajiban menjunjung hukum dengan tidak ada
kecualinya. Hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa tidak ada diskriminasi, tidak ada
perbedaan warga negara, semuanya harus menjunjung tinggi hukum, semuanya harus
menaati peraturan. Kesadaran kita menaati hukum, undang-undang, peraturan, itulah yang
disebut disiplin. Disiplin pribadi itulah yang kita harapkan melekat pada diri kita masing-
masing sebagai warga negara Indonesia.
Alangkah indahnya, alangkah teraturnya, dan alangkah nyamannya kita berlalu lintas kalau
semua pemakai jalan melaksanakan disiplin pribadi. Barangkali pak Polisi tidak perlu capek-
capek mengatur lalu lintas. Demikian pula, alangkah lancarnya kalau kita mau antre di loket-
loket pelayanan masyarakat.

Akan tetapi Saudara-saudara apa yang kita lihat sekarang ini. Di pompa bensin orang
berebut saling mendahului. Diperempatan jalan juga hampir sama. Sering kita lihat
pengendara saling mendahului ketika lampu hijau mulai menyala atau menyerobot sewaktu
lampu masih menyala merah. Yang paling berbahaya adalah motor berjalan melawan arus.
Peristiwa inilah yang sering menimbulkan kecelakaan yang mengerikan.

Mengapa mereka berbuat demikian ? Mengapa mereka tidak mematuhi peraturan? Sebab,
mereka masih dikuasai nafsu yang mengutamakan kepentingan sendiri. Mereka
mengutamakan hak nya sendiri tanpa melaksanakan kewajibannya, tanpa mempedulikan
hak orang lain. Pancasila secara tegas mengajarkan kita untuk memperhatikan hak orang
lain. Kita menggunakan hak kita tanpa mengurangi hak orang lain.

Teman- teman yang saya hormati.

Pancasila memang sudah menuntun kita untuk berperilaku disiplin dalam hidup kita sehari-
hari. Sila pertama, misalnya , dalam menjalankan agama kita masing-masing , kita tidak
boleh seenak kita. Bagi yang beragama Islam, misalnya, salat harus dilakukan dengan
disiplin. Disiplin ada dibidang apa saja karena hakikat disiplin adalah keteraturan. Di
kampus, di jalan, di tempat hiburan, di rumah, semua ada disiplinnya.

Mari kita mulai disiplin dari kampus kita. Kita jaga kebersihannya dengan membuang
sampah ditempatnya. Menjaga tanaman yang ada. Lebih penting lagi disiplin waktu : waktu
masuk kelas, waktu menyerahkan laporan. Kita mulai dari kampus untuk mengisi Gerakan
Disiplin Nasional.

Akhirnya ajakan saya untuk mensukseskan Gerakan Disiplin Nasional saya akhiri dengan
pantun,

Mari kita membeli lilin,


Lilin dibeli di Rawasari,
Mari kita berdisiplin
Dalam kehidupan sehari-hari.

Wasalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai