Anda di halaman 1dari 15

STEP 1

1. kontrol gula darah sewaktu : pemeriksaan gula darah yang dilakukan kapan saja tanpa persyaratan
khusus
dengan nilai normal :
75-110 mg/dl

STEP 2

1. apa penyakit dari skenario di atas ? JELASKAN !

2. mengapa berat badan nya dapat turun drastis padahal makan nya banyak ?

3. apa saja macam” dari DM (klasifikasi)

4. Gejala DM

5. mengapa luka tersebut sulit sembuh ?

6. Mengapa sering merasa haus dan kencing terus di malam hari ?

7. mengapa kadar gula lebih dari normal

8. hubungan kadar gula darah meningkat dan keluhan dalam skenario

9. patogenesis DM

10. faktor yang memperberat DM

11. penatalaksanaan dari DM

12. kriteria laboratoris DM

13. komplikasi dari DM

14. bagaimana kriteria diagnosi dari DM

15. pemeriksaan laborat DM

16. faktor resiko DM

STEP 3

1. mengapa berat badan nya dapat turun drastis padahal makan nya banyak ?

 Cadangan makanan di oragan” dipecah menjadi glukosa. Dan cadangan makanan pun terus
berkurang dan di kompensasi dengan makan banyak.

 Dimulai dari defisiensi insulin sehingga keseimbangan bergeser dari anabolisme menjadi
katabolisme protein dan lemak. Karena pemecahan protein dan asam amino digunakan untuk
pembentukan glukosa. Maka akan timbul energi negatif. Lalu akan terjadi peningkatan nafsu makan.
(polifagi)

2. mengapa luka tersebut sulit sembuh ?

 Jika penderita dm : kadar glukosa tinggi. Dalam luka memiliki mikroorganisme. Dan
mendapatkan asupan nutrisi dari glukosa.
 Ada ganguan pada peredaran darah. Pada sistem leukosit.

 Glukosa ningkat lalu glukosa mengendap. Sel disitu membutuhkan energi. Tidaka ada nutrisi dari
jaringan sehingga mengambil energi dari adiposa.

 Trombosit tidak terpenuhi protein nya untuk melakukan trombosis

 Ada pengaruh dari kalsium dalam sekresi insulin dan berkaitan dalam proses pembekuan darah
B. Gejala Lanjutan Diabetes Melitus

1. Berat badan berkurang.

Ketika proses sekresi pankreas kurang mencukupi jumlah hormon insulin untuk mengubah gula menjadi tenaga, tubuh akan
menggunakan simpanan lemak dan protein yang ada. ‘Pengurasan’ simpanan lemak dan protein di tubuh ini menyebabkan
berkurangnya berat badan.

2. Penglihatan Menjadi Kabur.

Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan perubahan pada lensa mata sehinggga penglihatan kabur walaupun baru saja
mengganti kaca mata.

3. Cepat Lelah.

Karena gula di dalam darah tidak dapat diubah menjadi tenaga sel-sel tubuh, maka badan ceoat merasa lelah, kurang bertenaga dan
bahakan acapkali mengantuk.

4. Gatal Di Daerah Kemaluan.

Infeksi jamur disekitar kemaluan menyebabkan rasa gatal terutama pada wanita.

5. Luka Sulit Sembuh

Pada diabetesein, terjadi penurunan daya tubuh terhadap infeksi sehingga bila sulit timbul luka akan sulit sembuh. Tidak menutup
kemungkinan, jika terjadi infeksi berat di daerah kaki, akan berpotensi untuk diamputasi hingga kecacatan permanen.

C. Gejala Kronis Diabetes Melitus

1. Impoten / Disfungsi Ereksi & Kesemutan di Kaki

Diabetes mampu merusak jaringan saraf dan pembuluh darah baik pada kemaluan maupun kaki, sehingga dapat menyebabkan
impoten dan kesemutan di kaki.

2. Kerusakan ginjal

3. Gangren (infeksi berat pada kaki hingga membusuk)

4. Kebutaan

5. Serangan Stroke

6. Serangan Jantung Koroner

7. Kematian Mendadak

Diabetes Melitus tidak menakutkan bila diketahui lebih awal. Gejala-gejal yang timbul sangat tidak bijaksana untuk dibiarkan, karena
justru akan menjerumuskan ke dalam komplikasi yang lebih fatal.

http://www.klikdokter.com/diabetes/read/2010/07/05/112/gejala-diabetes-melitus

3. Mengapa sering merasa haus dan kencing terus di malam hari ?

 Kencing terus :
glukosa menarik air ke aliran darah karena viskositas tinggi. Lalu akan banyak air yang
dikeluarkan.Glukosa dalam darah akan terus menumpuk. Dalam aliran ginjal melebihi batas ambang
normal

 Haus terus
karena banyak air yang dikeluarkan menimbukan rangsangan pusat haus.
 Mengapa di malam hari
dipengaruhi dari suhu lingkungan. Karena suhu rendah tidak banyak berkeringan + dengan aktifitas
pada malam hari.
Gejala awal Diabetes Melitus biasa disebut dengan 3 P, yakni :

1. Poliuria (banyak kencing)

Hal ini terjadi ketika kadar gula melebihi ambang ginjal yang mengakibatkan glukosa dalam urin menarik air sehingga urin menjadi
banyak. Maka acapkali para penderita diabetes mengalami buang air kecil dengan intensitas durasi melebihi volume normal (poliuria).

2. Polidipsi (banyak minum)

Karena sering buang air kecil, acapkali para pasien diabetes (diabetesein) akan banyak minum, (polidipsi). Karena demikianlah kita
sering mendapati para diabetesein mengalami keluhan lemas, banyak makan (polifagi).

3. Polifagi (banyak makan)

Seorang diabetesein yang baru makan akan mengalami ketidakcukupan hormon insulin untuk memasukkan glukosa ke dalam sel, hal ini
akan menyebabkan tubuh akan selalu ‘merasa’ kelaparan, sehingga tubuh sering terasa lemah. Kompensasinya seseorang diabetesein
akan makan lebih banyak lagi.

http://www.klikdokter.com/diabetes/read/2010/07/05/112/gejala-diabetes-melitus

4. mengapa kadar gula lebih dari normal

 Karena ada ganguan pada sekresi dan reseptor insulin

 Karena banyak makan. (karbohidrat tinggi dari makanan)

 Tidak ada yang melakukan kompensasi


 Kadar Gula Darah yang berlebihan disebabkan oleh tidak sempurnanya proses metabolisme zat
makanan dalam sel tubuh. Zat gizi dan sari makanan diserap di usus halus dan dibawa oleh darah ke
dalam sel. Di dalam sel, sari-sari makanan tersebut diubah menjadi energi atau pun zat lain yang
diperlukan tubuh.

 Jika proses pengangkutan zat gula darah (glukosa) ke dalam sel terganggu, maka glukosa tidak
dapat terserap ke dalam sel dan tertinggal di dalam darah. Inilah yang menyebabkan kadar gula
darah menjadi tinggi. Penyerapan glukosa ke dalam sel dibantu oleh sejenis hormon yang disebut
insulin.

 Untuk memelihara kadar gula darah yang normal dalam tubuh, sebaiknya kita mulai menjaga
kadar gula di makanan yang dikonsumsi dengan membatasi konsumsi makanan yang manis-manis
dan asupan karbohidrat.

 Pada umumnya orang Indonesia tidak dapat meninggalkan kebiasaan makan nasi yang
merupakan makanan pokok. Bahkan, ada yang merasa "belum makan kalau belum melahap nasi”.
Makanan yang mengandung atau terbuat dari tepung seperti nasi, ketan, mi, bihun, singkong, ubi,
kentang, roti, serta berbagai kue juga merupakan sumber gula (glukosa). Karena itu, penderita
diabetes harus waspada ketika mengonsumsi makanan tersebut.

 Bagi bukan penderita diabetes, untuk menjaga kadar gula darah normal adalah dengan
menyeimbangkan kalori yang masuk (makan) dengan kalori yang keluar (kegiatan). Jika kita banyak
melakukan kegiatan, kalori yang hilang dari dalam tubuh dapat diganti dengan mengonsumsi
makanan dengan jumlah kalori yang tepat, sehingga terdapat perputaran energi yang seimbang
dalam tubuh. Jumlah seimbang antara kalori yang masuk dan kalori yang keluar yang seimbang tidak
akan menyebabkan penumpukan gula dalam darah.

 Jika kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih sedikit, jangan melakukan kegiatan yang terlalu
berat. Sebaliknya, jika tubuh mendapat banyak kalori sementara kita tidak menyeimbangkannya
dengan kegiatan yang sepadan, gula darah dapat mengendap di dalam darah dan selanjutnya
dikhawatirkan akan menyebabkan penumpukan lemak.

http://www.hdindonesia.com/info-medis/memelihara-kadar-gula-darah-yang-normal

5. apa penyakit dari skenario di atas ? JELASKAN !

 Diabetus melitus : kelainan sekresi insulin atau karena kerja insulin. Diabet = mengalirkan /
mengalihkan mellitus = manis/ madu. Kesipmulan : menglalirkan volume urin yang banyak dengan
kadar glukosa yang tinggi.

6. apa saja macam” dari DM (klasifikasi)

 digolongkan menjadi 4 tipe


1. IDDM : kerusakan sel Beta sehingga tidak memproduksi insulin. Ada kerusakan pada pancreas.
Bisa disebabkan karena autoimunitas serologik dan sel mediated bisa diketahi dan tidak diketahui.
biasanya pada tubuh tidak gemuk. Dan umur nya kurang dari 30 tahun.
2.non IDDM : faktor yang menggangu insensitivitas insulin. Insulin diproduksi dalam jumlah sedikit.
Reseptor insulin kurang dapat bekerja dengan baik. Karena obbessitas
3. Tipe lain : karena malnutrisi dan kekurangan gizi. Karena konsumsi obat”an tertentu.
a. Ganguan kromosom : 12,20,7, dkk
b. Genetik : resistensi insulin tipe A
c. Penyakit eksokrin pancreas : pancreatitis, neoplasma
d. Endokrinopati : cushing syndrom
e. Dapat karena obat : glukokortikoid
f. Inveksi : rubella congienital.
tidak ada hubungan dengan kencing manis. Fungsi insulin dialihkan ke sel otak.

4. Tipe kehamilan : keadaan glukosa yang tinggi pada saat kehamilan. Bersifat fisiologis dan akan
kembali normal pasca melahirkan. Dapat menyebabkan berbagai penyakit bagi janin

Klasifikasi Diabetes Melitus


- Diabetes Melitus yang tergantung pada insulin (IDDM atau Diabetes tipe I)
Diabetes melitus tipe I atau diabetes anak-anak dicirikan dengan hilangnya sel beta
penghasil insulin pada pulau-pulau langerhans pankreas sehingga terjadi
kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anak-anak
sampai orang dewasa (Maulana, Mirza:2008). Diabetes tipe I tidak dapat dicegah.
DIET dan olahraga tidak bisa menyembuhkan ataupun mencegah diabetes tipe I.
Penderita diabetes tipe I memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat
penyakit diabetes tipe I mulai dideritanya. Penyebab kehilangan sel beta pada
diabetes tipe I adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta
pancreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada
tubuh (Maulana, Mirza:2008). Diabetes tipe I hanya dapat diobati dengan
menggunakan insulin, yaitu dengan cara pengawasan yang teliti terhadap tingkat
glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah
- Diabetes Melitus yang tidak tergantung pada insulin (NIDDM atau diabetes tipe
II)
Diabetes melitus tipe II terjadi karena kombinasi dari kecacatan dalam produksi
insulin dan resistansi terhadap insulin atau berkurangnya sensifitas terhadap insulin
(adanya defekasi respon jaringan terhadap insulin) yang melibatkan reseptor insulin
di membran sel (Maulana, Mirza:2008). DM tipe II ini disebabkan oleh kurang
sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin. Pankreas tetap mengahsilkan insulin,
tetapi kadarnya lebih tinggi dari normal. Tubuh membentuk kekebalan terhadap
efeknya sehingga terjadi kekurangan insulin relatif. Hal ini terjadi pada orang yang
berusia lebih dari 40 tahun, gemuk, dan tidak aktif. Dengan pola hidup sehat, yaitu
mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan olahraga secara teratur, penderita
diabetes akan berangsur pulih (Maulana, Mirza, 2008). Sebagian besar pasien
NIDDM adalah pasien yang mengalami obesitas sehingga menyebabkan resistensi
insulin. Pada penderita NIDDM yang relatif tidak obese, mereka akan mengalami
hiperinsulinemia dan pengurangan kepekaan insulin. Hal ini membuktikan bahwa
obesitas bukan satu-satunya penyebab resistensi insulin (foster, 2000). Untuk
kecacatan dalam produksi insulin, obat anti diabetes dapat digunakan untuk
meningkatkan sensitivitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa pada
hepar (Maulana, Mirza:2008).
- Diabetes Melitus Gestational
page 1 / 3ilmu kedokteran adalah sumber inspirasi | Klasifikasi Diabetes Melitus
Copyright Resha Ardianto resha.ardianto@webmail.umm.ac.id
http://reshaardianto.student.umm.ac.id/2010/02/04/klasifikasi-diabetes-melitus/
DM dalam kehamilan (Gestational Diabetes Melitus – GDM) adalah kehamilan
normal yang disertai dengan peningkatan insulin resistance (Sacks, 2001). Diabetes
Melitus gestational diartikan sebagai intoleransi glusosa yang ditemukan pada saat
hamil dan diperkirakan insidens sebesar 1-3%. Pada umumnya mulai ditemukan
pada kehamilan trimester kedua atau ketiga sehingga saat itu terjadi resistansi
insulin. Oleh karena risiko kesakitan dan kematian perinatal tinggi, maka dianjurkan
skrinning diabetes melitus gestasi dilakukan pada semua wanita hamil. Pada
umumnya skrining dilakukan pada minggu gestasi ke 24-28 (John, 2000).
http://reshaardianto.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_80.pdf

Berdasarkan PERKENI (2006), diabetes mellitus dapat diklasifikasikan sebagai


berikut:1. Diabetes Mellitus Tipe-1Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke
defisiensi insulin absolut, yangdisebabkan oleh:
Autoimun
Idiopatik 2. Diabetes Mellitus Tipe-2

Penderita diabetes mellitus tipe-2 memiliki satu atau lebih keabnormalan di bawah ini, antara
lain:
De fi s i ens i i nsu l i n r el at i f: i n sul i n ya n g d i se kr e si ol eh s el -
β p an k re as u nt u k memetabolisme tidak mencukupi (Kumar et al, 2005).
Resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif (PERKENI, 2006).
Diabetes Mellitus Tipe Lain
Diabetes tipe ini dapat disebabkan karena beberapa hal, yaitu:
Defek genetik fungsi sel beta
Defek genetik kerja insulin
Penyakit eksokrin pankreas
Endokrinopati
Karena obat atau zat kimia
Infeksi
Sebab imunologi yang jarang
Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan diabetes melitus4. Diabetes Mellitus
KehamilanDiabetes mellitus kehamilan atau sering disebut dengan istilah
DiabetesMellitus Gestasional (DMG) adalah suatu gangguan toleransi karbohidrat
yangterjadi atau diketahui pertama kali pada saat
kehamilan sedang berlangsung.F a k t o r r i s i k o d i a b e t e s t i p e i n i a n t a r a l a i n
o b e s i t a s , a d a n y a r i w a y a t D M G , gukosuria, adanya riwayat keluarga dengan
diabetes, abortus berulang, adanyariwayat melahirkan bayi dengan berat > 4 kg,
dan adanya riwayat
preeklamsia.P en i l ai a n ad an ya ri s i ko di a b et es m el i t us ge st asi on al pe rl u di l a
kuk an s ej ak kunjungan pertama untuk pemeriksaan kehamilannya.

7. Gejala DM

 Trias DM
- polifagi (banyak makan)
- poliuri (banyak kencing)
- polidipsi (banyak minum)

 Penurunan berat badan


susah tidur
ketidak suburan pada janin
keguguran pada ibu hamil
janin yang lahir dari ibu DM akan berukuran besar.
kabur pengelihatan tiba”
luka sukar sembuh
cepat lelah
uncontroled emotional
diare pada malam

Gejala diabetes tipe I munsul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak sebagai
page 2 / 3ilmu kedokteran adalah sumber inspirasi | Klasifikasi Diabetes Melitus
Copyright Resha Ardianto resha.ardianto@webmail.umm.ac.id
http://reshaardianto.student.umm.ac.id/2010/02/04/klasifikasi-diabetes-melitus/
akibat dari kelalaian genetika, sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan
baik. Gejala-gejalanya antara lain :
1. Sering buang air kecil
2. Terus-menerus lapar dan haus
3. Berat badan menurun
4. Kelelahan
5. Penglihatan kabur
6. Infeksi pada kulit yang berulang
7. Meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni
(Maulana, Mirza:2008).
Sedangkan gejala diabetes tipe II muncul secara perlahan-lahan sampai menjadi
gangguan yang jelas. Pada tahap permulaanya terdapat gejala-gejala berikut ini :
1. Cepat lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit
2. Sering buang air kecil
3. Terus-menerus lapar dan haus
4. Kelelahan berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya
5. Mudah sakit berkepanjangan
6. Biasanya terjadi pada mereka yang berusia diatas 40 tahun
(Maulana, Mirza:2008).
http://reshaardianto.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_80.pdf

9. patogenesis DM

Tergantung dengan tipe

Tipe 1 :
- dapat karena autoimun
- ada predisposisi genetikdisaat sel beta rusak karena inveksi virus 

Tipe 2 :
- gaya hidup  kegemukan  predisposisi genetik  resistensi insulin jaringan periferbanyak
glukosa yang tidak dirubah menjadi energi DM

Patogenesis Diabetes Mellitus


Insulin memegang peranan yang sangat penting dalam membawa glukosa kedalam sel.
Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di p ul au -
pul au l an ge rh a ns di pa nk r ea s. In su l i n ya n g di k el u ar ka n ol eh s el be t adiibarat
kan sebuah anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel, kemudian
di dalam sel glukosa itu dimetabolisme menjadi energi ataut en a ga . B i l a i ns ul i n t i d ak
ad a, m ak a gl uko s a t i da k da p at m a su k s e l s ehi n gga glukosa akan tetap berada
dalam pembuluh darah yang artinya kadarnya dalamdarah meningkat (hiperglikemik).
(Soegondo dkk;2002; WHO, 2007; Greene etal, 2003).
14. bagaimana kriteria diagnosis dari DM

LABORATORIS

- konsentrasi glukosa plasma vena lbih dari = 126


- glukosa sewaktu 200 mg/dl atau lebih
- setelah ingesti 75 gr glukosa konsentraso pada plasma vena 2 jam 200 ml / dl atau lebih
- cek prekursor insulin
-cek peptida

ANAMNESIS

- trias DM

Kriteria diagnosis menurut


American Diabetes Association
(2008):1.Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL (7,0 mmol/ L).Puasa diartikan
pasien tidak mendapatkan asupan kalori tambahan sedikitnya8 jam.2. Tampak gejala klasik
diabetes melitus dan kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200mg/dL (11,1 mmol/L).

Gejala klasik diabetes mellitus termasuk poliuria, polidipsia dan penurunan berat badan yang
tidak dapat dijelaskan. Glukosa sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu
hari tanpa memperhatikan waktu makanterakhir.

Kadar glukosa darah 2 jam pada Tes Toleransi Glukosa Oral ≥ 200 mg/dL (11,1
mmol/L).T es T ol er an si Gl u kos a O r al di l a kuk an d e n gan st an d a r
World HealthOrganization
, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrus yang
dilarutkan ke dalam air.Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal
atau
diabetesm el i t us , m a k a da p at di gol o n gka n k e d al a m k el om p ok To l e r an si Gl u
kos aTerganggu (TGT) atau Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT)
tergantungdari hasil yang diperoleh.
TGT: glukosa darah plasma 2 jam setelah beban antara 140-199 mg/dL (7,8-11,0 mmol/L).
GDPT: glukosa darah puasa antara 100-125 mg/dL (5,6-6,9 mmol/L).
http://www.scribd.com/doc/57916083/15/Patogenesis-Diabetes-Mellitus

11. penatalaksanaan dari DM


- diberikan edukasi
- diberikan perencanaan makan
- pelatihan jasmani
- pengobatan : inj. Insulin. Cangkok pancreas.

Perjalanan penyakit diabetes melitus


Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan diabetes melitus
Penyulit diabetes melitus dan risikonya
Intervensi farmakologis dan non-farmakologis serta target perawatan
Interaksi antara asupan makanan, aktifitas fisik dan obat hipoglikemik oral atauinsulin serta
obat-obat lain
Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa darah atau urinmandiri (hanya
jika pemantauan glukosa darah mandiri tidak tersedia)
Mengatasi sementara keadaan gawat darurat seperti rasa sakit
a t a u hipoglikemia
Pentingnya latihan jasmani yang teratur
Masalah khusus yang dihadapi, misalnya hiperglikemia pada kehamilan
Pentingnya perawatan diri
Cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan
Terapi gizi medis
Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes hampir sama dengan pengaturan
makan untuk masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang
dans es u ai d en ga n k e but u h an k al o ri d an z at gi z i m a si n g -
m as i n g i n di v i d u. P a da penderita diabetes, perlu ditekankan pentingnya
keteraturan makan dalam
hal j a d w a l m a k a n , j e n i s d a n j u m l a h m a k a n a n , t e r u t a m a p a d a m
e r e k a y a n g menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin (PERKENI,
2006).Komposisi makanan yang dianjurkan kepada penderita diabetes melitus
terdiridari:
Karbohidrat.
Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% dari total asupan energi.
Lemak Asupan lemak yang dianjurkan sekitar 20-25% dati total kebutuhan kalori.
ProteinTotal protein yang dianjurkan adalah sekitar 15-20% dari total asupan energi.
Garam
Anjuran asupan natrium untuk penderita diabetes sama dengan anjuran untuk masyarakat
umum yaitu tidak lebih dari 3000 mg atau sama dengan 6 -7 g (1sendok teh) garam
dapur.
SeratAnjuran konsumsi serat adalah ± 25 g/hari, diutamakan serat laut.
PemanisP e m a n i s a m a n d i g u n a k a n s e p a n j a n g t i d a k m e l e b i h i b a t a s a m a
n (ADI/
Ac c ep t ab l e D ai l y I n t ak e
) yang ditetapkan oleh
F o o d a n d D r u g Administration
(FDA).Kebutuhan kalori untuk penderita diabetes melitus bersifat individual
karenaditentukan oleh berbagai macam faktor seperti jenis kelamin, umur, aktifitas fisik atau
pekerjaan dan berat badan si penderita (PERKENI, 2006).
Latihan jasmani
Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan
memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendaliglukosa darah.
Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani
yang b er s i fa t a er obi k s ep e rt i j al an k aki , b er s ep ed a s ant ai , j o ggi n g d an b e r e
na n g. Latihan jasmani ini dilakukan secara teratur (3-4 kali seminggu selama
kuranglebih 30 menit) (PERKENI, 2006) .
2.1.9.2 Terapi Farmakologis
Terapi farmakologis ditambahkan jika sasaran glukosa darah belum
tercapaidengan pengaturan makan dan latihan jasmani. Terapi farmakologik tersebu
tdapat berupa Obat Hipoglikemik Oral (OHO) dan insulin.
A. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Berdasarkan cara kerjanya, OHO dapat dibagi menjadi 4 golongan:1
.
Golongan pemicu sekresi insulin (
insulin secretagogue
), contoh sulfonilureadan glinid.2. Golongan penambah sensitivitas terhadap
insulin, contoh tiazolidindion danmetformin.3. Golongan penghambat glukoneogenesis
contohnya Metformin4. Golongan penghambat glukosidase alfa contohnya
Acarbose5 . I n s u l i n
Indikasi terapi insulin:
Penurunan berat badan yang cepat (dekompensasi metabolik).
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis.
Ketoasidosis diabetik.
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik.
Hiperglikemia dengan asidosis laktat.
Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke).
Diabetes mellitus gestasional yang tidak terkendali dengan Terapi Gizi Medis.
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
Gagal dengan kombinasi Obat Hipoglikemik Oral dosis hampir maksimal.
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap Obat Hipoglikemik Oral.
6. Terapi kombinasi OHO dan Insulin
Unt uk ko m bi na si ob at hi p o gl i k em i k or al d an i ns ul i n (G am b a r 2.1 ) ,
ya n g banyak dipergunakan adalah kombinasi obat hipoglikemik oral dan insulin
basal(insulin kerja sedang/panjang) yang diberikan pada malam hari menjelang
tidur.De n gan p en d ek at an t er a pi t e rs e but pa da u m um n ya da p a t di pe r ol eh k en
dal i gl uk os a da r ah yan g b ai k d en ga n d os i s i nsu l i n ya n g cu ku p k e ci l . Do si s
aw al i ns ul i n ke rj a m en en ga h/ p anj an g ad al ah 10 u ni t ya n g d i be ri ka n se ki t a r
puk ul 22.00, kemudian dilakukan evaluasi dosis tersebut dengan menilai kadar glukosadarah
puasa keesokan
harinya.Bi l a d en ga n t e r api ko m bi na si ob at hi p o gl i k em i k or al d an i n sul i n, k a
da r glukosa darah masih tidak terkendali, maka obat hipoglikemik oral dihentikan
dandiberikan insulin saja (PERKENI, 2006).

13. komplikasi dari DM

Komplikasi Diabetes Mellitus


Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan pengobatanyang
terkontrol. Tanpa didukung oleh pengelolaan yang tepat, diabetes
dapatmenyebabkan beberapa komplikasi (IDF, 2007). Komplikasi ya ng
disebabkandapat berupa:
1. Komplikasi Akut
a.
HipoglikemiHi po gl i k e m i di t a nd ai d en ga n m en u run n ya k ad a r g l uko s a d a r ah h
i n ggam e n ca p ai <6 0 m g/ d L. G ej al a hi po gl i k em i a t er di ri d ar i gej al a ad r en e r
gi k (berdebar, banyak keringat, gemetar, rasa lapar) dan gejala neuro-glikopenik (pusing,
gelisah, kesadaran menurun sampai koma) (PERKENI, 2006). b. Ketoasidosis
diabetik Keadaan ini berhubungan dengan defisiensi insulin, jumlah insulin yangterbatas
dalam tubuh menyebabkan glukosa tidak dapat digunakan
sebagais u m b e r e n e r g i , s e h i n g g a t u b u h m e l a k u k a n p e n y e i m b a n g a
n d e n g a n memetabolisme lemak. Hasil dari metabolisme ini adalah asam lemak bebasdan
senyawa keton. Akumulasi keton dalam tubuh inilah yang menyebabkanterjadinya asidosis
atau ketoasidosis (Gale, 2004).Gejala klinisnya dapat berupa kesadaran menurun, nafas cepat
dan dalam( ku ssm au l ) se rt a t a nd a
t an d a d e hi d r asi . S el ai n i t u, s es o r an g di kat a ka n mengalami ketoasidosis diabetik
jika hasil pemeriksaan laboratoriumnya:

Hiperglikemia (glukosa darah >250 mg/dL)

Na serum <140 meq/L

Asidosis metabolik (pH <7,3; bikarbonat <15 meq/L)

Ketosis (ketonemia dan atau ketonuria)c. Hiperosmolar non ketotik Riwayat penyakitnya
sama dengan ketoasidosis diabetik, biasanya
berusia>40 t ah un . T e rd ap at hi p er gl i ke m i a di s e rt ai osm ol ar i t as d a ra h ya n g t i
n ggi (>320).
2. Komplikasi Kronis (Menahun)
a. Makroangiopati:1. Pembuluh darah jantung2. Pembuluh darah tepi3. Pembuluh darah
otak b. Mikroangiopati:1. Pembuluh darah kapiler retina mata (retinopati diabetik)2.
Pembuluh darah kapiler ginjal (nefropati diabetik)c. Neuropatid. Komplikasi dengan
mekanisme gabungan:1. Rentan infeksi, contohnya tuberkolusis paru, infeksi saluran
kemih,infeksi kulit dan infeksi kaki.2. Disfungsi ereksi
http://www.scribd.com/doc/57916083/15/Patogenesis-Diabetes-Mellitus

16. faktor resiko DM

Pola makan : banyak mengkonsumsi fastfood dan berkarbohidrat tinggi


aktivitas :
usia
tekanan darah
obbesitas
riwayat DM
riwayat kehamilan dengan DM
kadar trigliserin tinggi
jenis kelamin
RAS

Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi :


1. Ras dan etnik
2. Riwayat keluarga dengan diabetes (anak penyandang diabetes)
3. Umur. Risiko untuk menderita intoleransi glukosa meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Usia >
45 tahun harus dilakukan pemeriksaan DM.
4. Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4000 gram atau riwayat pernah menderita DM
gestasional (DMG).
5. Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg.
Bayi yang lahir dengan BB rendah mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding dengan bayi lahir dengan
BB normal.
Faktor risiko yang bisa dimodifikasi;
1. Berat badan lebih (IMT > 23 kg/m2).
2. Kurangnya aktivitas fisik.
3. Hipertensi (> 140/90 mmHg).
4. Dislipidemia (HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL) vDIET tak sehat (unhealthyDIET ).
5. Diet dengan tinggi gula dan rendah serat akan meningkatkan risiko menderita prediabetes dan DM
tipe-2.
Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes :
1. Penderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau keadaan klinis lain yang terkait dengan resistensi
insulin
2. Penderita sindrom metabolik
Memiliki riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT)
sebelumnya.
Memiliki riwayat penyakit kardiovaskular, seperti stroke, PJK,PAD (Peripheral Arterial Diseases).

http://www.hidupkusehat.com/7-faktor-risiko-diabetes-mellitus.html

dm : Sekelompok gangguan metabolik kronik, ditandai oleh hiperglikemia yang berhubungan dengan
abnormalitas metabolisme karbohidrat lemak abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak,
protein,disebabkan oleh defek sekresi insulin, sensitivitas insulin atau keduanya dan mengakibatkan
terjadinya komplikasi kronis termasuk mikrovaskular, makrovaskular dan 3 termasuk mikrovaskular,
makrovaskular dan neuropati

BATASAN DIABETES MELLITUS 1. GDA ≥ 200 mg/dl ( 11,1 mmol/L) 2. GDP ≥ 126 m g/dl (7 mmol/L). 3.
GD ≥ 200 mg/dl sesudah TTGO Gejala DM: poliuri, polidipsi, polifa g i dan penurunan berat badan
tanpa sebab yang jelas

KLASIFIKASI DIABETES MELLITUS -DM tipe I : defisiensi insulin absolut -DM tipe II :resistensi insulin
dan atau DM tipe II :resistensi insulin dan atau defek sekresi insulin - DM tipe lain : DM tipe lain : -
penyakit dari pankreas eksokrin (al.pankreatitis) - end k i ti ( l l hi d ) d o k r inopati ( a l. acromega ly,
cushing syn drome ) - induksi obat atau zat kimia dan lain2 - DM Gestasional
TERAPI – DIABETES MELLITUS NON OBAT a. latihan/excersise b. diet e. restriksi alkohol/rokok OBAT
Insulin Oral Anti Diabet ultrashort acting sulfonil urea short acting glinid intermediate acting
biguanid l ti lf l k id i hibit 14 long acting alfa glu kosidase inhibit o r preemixed

Anda mungkin juga menyukai