Anda di halaman 1dari 2

Pada Akhirnya

Dunia, tempat manusia bertinggal, planet ketiga yang dekat dengan matahari.
Ada angin, ada hujan, ada api, ada tumbuhan, ada hewan, ada kita (manusia). Dunia
tempat tinggal seluruh makhluk, walaupun kita sebenarnya tidak tau apakah ada dunia
lain di luar sana, kita juga tidak tau apakah ada manusia-manusia diluar bumi, di
planet lain tepatnya, planet yang seperti bumi, karena memang kita tidak bisa
menghitung jumlah planet yang sebenarnya yang ada di dunia ini.

Keadilan, kekerasan, kecintaan, kebencian, semua berkumpul di bumi ini.


Hewan dibunuh, tumbuhan dirusak, manusia dibegal, semua berkumpul di bumi ini.
Pejabat, penjahat, proletar, borjuis, keparat, bangsat, si alim, penipu, semua
berkumpul di bumi ini. Semua ini tumbuh dari diri kita (manusia) sebagai satu-
satunya makhuk yang mempunyai fitrah. Bumi dibuat diindah, hancur, oleh kita.
Manusia berbuat semaunya, membunuh, merampok, bercinta dengan siapa saja, tanpa
mempedulikan apapun. Ya itulah manusia, makin hari ke hari seperti binatang,
mengikuti hawa nafsu, dijadikan raja, pembokat nafsu. Mereka lupa akan
kebebasannya, kebebasannya yang seharusnya ada batasnya.

Ada pula manusia yang bisa mengatur hawa nafsunya. Berbagi, tolong-
menolong, saling mengasihi. Makin hari ke hari semakin melebih keutamaan
malaikat, mereka bisa menjadikan dirinya seperti manusia yang sebenarnya, manusia
yang memanusiakan manusia bukan yang membinatangkan manusia. Alam pula,
miliki bumi ini, yang seharusnya dijaga dirawat disiram disayang, malah oleh
manusia dihancurkan diinjak-injak diambil demi kepentingannya. Kita hidup, kita
lahir, seharusnya menjadikan alam bumi sahabatnya, karena kelahiran kita disambut
oleh alam, diberikan nafas, diberikan udara bersih oleh alam. Timbal balik yang tidak
seimbang.

Hewan, diambil kulitnya gadingnya wajahnya, diburu, dikerangkeng,


kemerdekaan untuk hidup di rampas, oleh siapa ? Siapa lagi kalo bukan manusia, ya
kita manusia yang kadang tak berhati. Hewan mengkorbankan dirinya, untuk apa ?
Untuk dijadikan makanan oleh manusia, agar manusia bisa sehat dengan memakan
dagingnya. Untuk hewan yang kita tidak makan berguna untuk apa ? Untuk dipelajari,
untuk menjadi penjaga, untuk dijadikan contoh, kadang hewan memberi contoh
terhadap manusia. Timbal balik apa lagi yang dilakukan kita, timbal balik yang
seimbang ? Tidak.

Manusia, saling membunuh. Manusia, mau hidup, hidup abadi, menghalalkan


segala cara, tidak pedulikan siapa saja. Yang kaya persetan dengan dengan si miskin,
yang raja tidak perduli dengan rakyat, iya manusia. Kasih sayang hilang, terbang.
Kepedulian di buang, sangat disayangkan. Benih-benih kejahatan muncul, akibat
perkembangan dunia, yang terlalu bebas, tak teratur, tak beratur, tanpa pedoman,
tanpa aturan. Pemerkosaan sudah biasa, potong kepala tak peduli siapa, menyiksa
sesukanya, semua telah berkembang secara massif dan mungkin telah menjadi
budaya.

Saya pernah mendengarkan lagu dari Saykoji fear Ras Muhammad yang
judulnya itu Tetap Bertahan, yang liriknya ada yang berbunyi seperti ini; “Yang benar
disikat, yang salah dibela. Terbaliknya pemikiran di akhir zaman. Kembalikan
keadilan pada hakikatnya.” Ya inilah akhir zaman. Fitnah bertebaran, yang hitam jadi
putih, yang putih pun begitu. Semua berita demi kepentingan, semua omongan sulit
untuk dipercaya, penjahat jadi baik, korban adalah penjahat. Begitulah semua-muanya
yang dihasilkan oleh manusia, dengan fitrahnya ia gunakan untuk hal-hal yang
meruska, hal-hal yang tidak bermanfaat.

Akhir zaman segera datang, keabadian yang dinanti-nantikan akan lenyap.


Kata mereka, alam akan abadi, bumi pun begitu. Tetapi lihat saja, begitu banyak
sudah kerusakan yang telah dibuat di Negeri ini. Ilmu pengetahuan saja yang
kehebatannya tidak diragukan disalah gunakan untuk kehancuran. Perang-perang
antar Negara akan terjadi, konflik-konflik akan bermunculan, ratu adil menunggu
waktu, disaat kebaikan sudah dikikis habis, disaat kejahatan merajalela. Kita sebagai
manusia, yaa tunggu saja. Pada akhirnya pula kita akan merasakan, bahwa dunia ini,
bahwa alam ini, ada ujungnya, ada masa penghabisannya, ada akhirnya.

Anda mungkin juga menyukai