Macepat
Macepat
“MACEPAT”
OLEH :
KELOMPOK 5
1. Latar Belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan
anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit,
aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi
anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan
yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada di lingkungan rumah sakit. Untuk itu,
dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan
rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah
agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak
seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada
saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Kepuasan masyarakat pengguna pelayanan di Ruang Cilinaya masih
tergolong rendah di tahun 2011 terbukti dari catatan di Ruang Cilinaya yang
terekam dalam dokumentasi (selanjutnya disebut “Buku Cinta”), menunjukkan
hanya 60% keluarga yang puas dengan pelayanan di ruangan tersebut. Lamanya
pasien menjalani perawatan (hospitalisasi) di Ruang Cilinaya masih tergolong
panjang yaitu 6-7 hari dan berdampak pada kecemasan anak dan keluarga.
Setidaknya 32% anak dan keluarga mengalami kecemasan berat dan 34% panik
yang terlihat saat anak yang dirawat menangis, menolak untuk masuk ke ruang
perawatan, tidak mau minum obat dan selalu mendekap orang tuanya. Selain itu,
ekspresi keluarga juga menunjukkan ketegangan serta mudah tersinggung,
bersikap individual dengan tidak mengenal dan tidak berkomunikasi antar sesama
keluarga paasien.
Dari uraian tersebut di atas, terdapat dua kelompok masalah pelayanan
yang perlu mendapat penanganan segera. Masalah pertama terkait dengan kualitas
pelayanan, yang terdiri dari: 1. Panjangnya lama hari perawatan pasien (6- 7 hari)
yang melebihi standar Kementerian Kesehatan, 2. Tingginya kecemasan pasien
dan keluarga yang dirawat, 3. Rendahnya kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan.
Masalah kedua terkait dengan perubahan sosio-kultural masyarakat
dimana para keluarga yang menunggu anak yang sedang dirawat menunjukkan
ketidakpedulain dengan sistem perawatan di RS dan tidak saling kenal antar
sesama keluarga pasien. Jika tidak ditangani dengan baik, kedua masalah tersebut
dapat berpengaruh terhadap anak antara lain dapat menghambat proses
penyembuhan anak, mengganggu tumbuh kembang, perkembangan emosi serta
kecerdasan anak. Pengaruhnya terhadap keluarga berupa meningkatnya stress,
pandangan tidak baik terhadap kualitas pelayanan dan biaya perawatan. Oleh
karena itu dipandang perlu untuk membuat program inovasi dalam mengatasi
permasalahan tersebut dengan berfokus pada perbaikan pemberian pelayanan
kepada masyarakat. Program Inovasi yang dibuat oleh RSUD Badung Mangusada
ini disebut “MACEPAT” dengan sasaran utama anak yang sedang dirawat beserta
keluarganya.
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit, anak diharapkan
bisa merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap
perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit.
3. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak
mampu :
a. Bisa merasa tenang selama dirawat.
b. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
c. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
d. Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan
e. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
f. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
g. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak terhadap
suatu permainan
h. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang
tepat
i. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
j. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah
Sebagai alat komunikasi antara perawat - klien.
4. Metode
a. Berdoa
b. Mendongeng
c. Foto Grufie
5. Media
a. Buku Dongeng
b. Kamera / handphone
6. Rencana Pembelajaran
2 Proses :
1. Membuka proses terapi bermain 1 menit Menjawab salam,
dengan mengucapkan salam, Memperkenalkan diri,
memperkenalkan diri. Memperhatikan
2. Menjelaskan pada anak dan keluarga 2 menit
tentang tujuan dan manfaat bermain,
menjelaskan cara permainan.
3. Mengajak anak dan keluarga berdoa
bersama 2 menit Bermain bersama dengan
4. Mengajak anak dan keluarga antusias dan
mendengarkan dongeng. 10 menit mengungkapkan
5. Mengajak anak dan keluarga foto perasaannya
bersama. 5 menit
6. Mengevaluasi respon anak dan
keluarga.
7. Pembagian Tugas
a. Leader : Ni Komang Ayu Sintya Paramita
b. Co Leader : I.G.A.A Pramitha Pradnya Sari
c. Fasilitator : Ni Komang Ayu Eratini
d. Fasilitator : Ni Luh Putu Shinta W.G.
e. Observer : I Made Sarjana
8. Setting Tempat
LEADER
PESERT PESERT
A A
FASILITATOR FASILITATOR
PESERT PESERT
A A
CO LEADER
9. Evaluasi
a. Struktur
1) Persiapan
Alat dan media yang digunakan dalam penyuluhan semuanya
lengkap
2) Materi disiapkan dalam bentuk makalah
Terapi bermain berjalan dengan lancar
b. Proses
1) Kegiatan terapi bermain macepat yang dilaksanakan berjalan lancar
2) Pada saat terapi bermain terjadi interaksi yang sangat aktif antara
mahasiswa dan peserta terapi bermain
3) Peserta 90% mengikuti terapi bermain dengan baik dan tidak ada yang
meninggalkan tempat sampai kegiatan berakhir
c. Hasil
1) Sasaran 90% mampu megikuti kegiatan terapi bermain dengan
perasaan senang dan bahagia.
Lampiran materi:
TERAPI BERMAIN “MACEPAT”
A. Pengertian MACEPAT
“Macepat, Lima Cara Tepat, Keluarga Cermat Anak Sehat” merupakan
inovasi yang diterapkan di Ruang Cilinaya RSUD Badung Mangusada dari tahun
2012. Dalam budaya Bali, macepat mengandung makna lantunan tembang dari
kisah kehidupan sehari-hari. Istilah macepat juga dapat dilafalkan sebagai “Ma…
cepat…”, yang bisanya diucapkan oleh seorang anak memanggil
Ibunya Mama atauMa dan meminta sesuatu agar si anak mendapatkan apa yang
diinginkannya dengan cepat. Sesuai namanya, inovasi ini memiliki lima pokok
kegiatan yang terdiri dari: 1) mendongeng, 2) permainan Ngalih Timpal, 3)
foto groufie, 4) penyuluhan “Mari Berbagi”, dan 5) berdoa bersama. Inovasi ini
bertujuan untuk memperkenalkan pendekatan inovatif perawatan anak,
meningkatkan efisiensi pelayanan perawatan anak di ruang rawat inap, meminta
umpan balik secara aktif dari masyarakat, meningkatkan kemudahan akses
pelayanan bagi kelompok rentan yaitu anak yang sakit dan keluarganya dan
membangun kemitraan antara petugas kesehatan dengan masyarakat, kelompok-
kelompok sosial dan para pemangku kebijakan. Inovasi ini dilaksanakan sebagai
tindak lanjut teridentifikasinya beberapa permasalahan di ruang perawatan anak
yaitu lama hari rawat yang panjang, tingginya kecemasan pasien dan keluarga
yang dirawat, ketidakpedulian antar penunggu pasien dan rendahnya kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan.
A. TAHAP PERSIAPAN
1. Tahap persiapan dari kebijakan ini sesuai dengan pre planing yang telah
dikonsulkan pada pembimbing di ruangan Cilinaya RSUD Kabupaten
Badung Mangusada
2. Mahasiswa menyiapkan tempat, anak dan kelurga, alat-alat bermain, alat
tulis dan kamera yang akan dipakai untuk terapi bermain.
B. TAHAP PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan pada pukul 10.00 Wita sampai dengan 10.30 Wita,
kegiatan berlangsung selama 30 menit untuk penyuluhan. Jumlah anak beserta
keluarga sebanyak 15 orang namun yang hadir hanya 10 orang karena ada anak
yang kondisi tidak memungkinkan untuk mengikuti terapi bermain.
E. TAHAP EVALUASI
Adapun evaluasi hasil yang diamati oleh observer selama kegiatan terapi
bermain macepat berlangsung yaitu :
F. LAMPIRAN
Gambar 1. Kegiatan berdoa bersama