Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelelahan adalah berkurangnya kemampuan fisik dan mental

sebagai akibat dari penggunaan berlebih pada fisik, mental atau

emosional yang juga dapat mengurangi hampir seluruh kemampuan

fisik termasuk kekuatan, kecepatan, kecepatan reaksi, koordinasi, dan

pengambilan keputusan atau keseimbangan (International Labour

Organization (ILO), 2001).

Kelelahan adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa sangat

lelah,letih, atau mengantuk akibat kurang tidur, kerja fisik dan mental

yang berkepanjangan, atau perasaan stress dan kecemasan yang

berlebihan. Pekerjaan yang membosankan atau berulang-ulang dapat

meningkatkan perasaan kelelahan (Kristanto, 2012).

Kelelahan kerja merupakan salah satu sumber masalah bagi

kesehatan dan keselamatan pekerja. Kelelahan dapat menurunkan

kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja yang akan berpeluang

menimbulkan kecelakaan kerja. Tentu saja hal ini tidak dapat dibiarkan

begitu saja, karena tenaga kerja merupakan aset perusahaan yang

dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan (Irma dkk, 2014).

Kelelahan kerja adalah aneka keadaan yang disertai penurunan

efisiensidan ketahanan dalam bekerja. Kelelahan kerja akan

menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja yang akan

1
2

sangat berdampak pada hasil kerja yang akan diperoleh atau

produktivitasnya (Kindangen dkk, 2016).

Berdasarkan data Internasional Labour Office (ILO) di seluruh

dunia, survei negara maju melaporkan bahwa 10-5% penduduk

mengalami kelelahan hampir setiap tahun sebanyak dua juta pekerja

meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor

kelelahan. Penelitian tersebut menyatakan dari 58.115 sampel, 32,8%

diantaranya atau sekitar 18.828 sampel menderita kelelahan.

Berdasarkan data kecelakaan yang diterbitkan oleh kepolisian RI tahun

2012, di indonesia setiap hari rata-rata terjadi 847 kecelakaan kerja,

36% disebabkan kelelahan yang cukup tinggi. Lebih kurang 18% atau

152 orang mengalami cacat (Internasional Labour Organisasion, 2010).

Menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2013 jumlah

kecelakaan lalu lintas sebesar 104.976 dan jumlah korban meninggal

23.385 jiwa, sementara itu terdapat 93,52% faktor penyebab

kecelakaan, yaitu karena kesalahan pengemudi atau human error.

Faktor pengemudi yang dimaksud adalah kondisi fisik seperti kelelahan,

mengantuk, mabuk, mengebut, dan kesalahan membaca petunjuk jalan

(Badan Pusat Statistik tahun, 2013).

Presentase pekerja yang bekerja lebih dari 48 jam dalam seminggu

(Employment in Excessive Working Time – EEWT) berdasarkan data

dari Badan Pusat Statistik dimana pekerja laki-laki dan perempuan baik

yang ada di perkotaan maupun pedesaan tahun 2011 sebanyak


3

26,98%, tahun 2012 sebanyak 26,46%, tahun 2013 sebanyak 22,28%,

dan tahun 2014 sebanyak 25,97% (Badan Pusat Statistik, 2015).

Kondisi lelah dapat menimbulkan berkurangnya tingkat

kewaspadaan terhadap hal yang terjadi di jalan serta kurang mampu

bereaksi dengan cepat dan aman pada saat situasi genting terjadi,

sehingga kelelahan dapat menyumbang lebih dari 25% kecelakaan

(Komite Nasional Keselamatan Transportasi, 2010).

Menurut Undang-undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan mengatakan bahwa pengemudi wajib

mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi.

Hal ini karena pengemudi bertanggung jawab sepenuhnya terhadap

keselamatan dirinya, penumpang, muatan yang dibawa maupun

pengguna jalan yang lain. Kondisi saat mengemudi menjadi sangat

melelahkan bagi anggota tubuh terutama mata dan pikiran karena

harus tetap fokus dalam waktu berjam-jam (Kristanto, 2013).

Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 telah mengatur tentang jam

kerja bagi para pekerja di sektor swasta, khususnya pasal 77 sampai

dengan pasal 85. Pasal 77 ayat 1, Undang-Undang Nomor 13 tahun

2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan

jam kerja (Kemenakertrans, 2011).

Bagi pengemudi gejala kelelahan muncul setelah menempuh

perjalanan panjang yang disebakan banyaknya gerakan yang sifatnya

monoton dan dituntut selalu berkonsentrasi dalam mengendalikan


4

kendaraan. Apabila keadaan tersebut terus berlanjut, maka pada suatu

saat akan mengurasi kesiagaan pengemudi dan akhirnya dapat

membahayakan dirinya maupun sesame pengguna jalan dan orang

disekitarnya (Meutia dkk,2014).

Faktor perilaku pengemudi (tidak disiplin, ngebut, mabuk, dsb),

kurang tidur (sleep less), kecakapan pengemudi, pengalaman kerja

(pengemudi lama/baru), begitu juga umur dan waktu istirahat

pengemudi ikut berkontribusi pada kecelakaan lalu lintas. Faktor

lingkungan berupa kondisi jalanan, ketersediaan rambu lalu lintas,

penerangan jalan, kondisi kendaraan, kecepatan mobil, jarak tujuan

dan keadaan cuaca juga memberikan kontribusi sebagai faktor risiko

terjadinya kecelakaan (Fadel, 2014).

Jam kerja berlebih maka akan mengakibatkan fisik menjadi lemah.

Apabila kualitas tidur buruk maka akan menyebabkan kebutuhan akan

tidur tidak mencukupi. Hal ini berdampak pada performa mengemudi

dan bisa menyebabkan pengemudi lebih mudah lelah dan menimbulkan

rasa ngantuk (Tika dkk, 2013).

Sistem transportasi dari suatu wilayah dapat didefinisikan sebagai

suatu sistem yang terdiri dari prasarana atau sarana dan sistem

pelayanan yang memungkinkan adanya pergerakan ke seluruh wilayah,

sehingga terakomodasinya mobilitas penduduk, pergerakan barang dan

akses ke semua wilayah. Unsur-unsur transportasi meliputi muatan

yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai pengangkutnya, ada


5

jalanan yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan,

sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang

menggerakkan kegiatan transportasi. Untuk mengoperasikan dan

menjalankan fungsi dari transportasi atau kendaraan tersebut

dibutuhkan seseorang yang memiliki keterampilan khusus yaitu

pengemudi (Kristanto, 2012).

Sebagai seorang pengemudi maka seseorang tersebut harus

mampu bertanggung jawab terhadap keselamatan dirinya, penumpang

atau muatan yang dibawa. Untuk menjaga tanggung jawabnya,

pengemudi harus tetap fokus dalam waktu yang cukup lama hingga

sampai ke tempat tujuan. Hal ini sangat melelahkan, karena

mengemudi merupakan aktivitas yang monoton, baik tugas yang

berulang-ulang dan merupakan salah satu pekerjaan yang memerlukan

perhatian berkelanjutan (Kristanto, 2012).

Banyak faktor yang berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas,

diantaranya adalah perilaku pengemudi, jenis kendaraan, jenis beban

yang diangkut oleh kendaraan, jenis kelamin pengemudi, dan faktor

resiko lain seperti status demografi (umur), agresivitas, kelelahan dalam

berkendara, kecepatan, SIM (Surat Izin Mengemudi), konsumsi obat

dan pemeriksaan kendaraan (Adrianus, 2011).

Setiap pengemudi harus mendapatkan istirahat yang cukup,

membatasi waktu mengemudi terutama saat tengah malam dan dinihari

serta pengaturan jam kerja dan jam istirahat seperti tercantum dalam
6

Undang-Undang Lalu Lintas No 22 tahun 2009 pasal 90 ayat 3 yang

mengatakan bahwa setiap pengemudi bermotor umum setelah

mengemudikan kendaraan selama 4 (empat) jam berturut-turut wajib

beristirahat paling singkat setengah jam (Meutia dkk,2014).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ator (2017) hasil

penelitian berdasarkan umur yaitu umur produktif yaitu < 40 tahun

sebanyak 40 responden (63,5%) dan umur yang kurang produktif yaitu

> 40 tahun sebanyak 23 responden (36,5%). Berdasarkan masa kerja

baru < 6 tahun sebanyak 31% responden (49,2%), masa kerja sedang

6-10 tahun sebanyak 7 responden (11,1%), dan masa kerja lama > 10

tahun sebanyak 25 responden (39,7%). Berdasarkan lama kerja yang

tidak berisiko yaitu 8 jam didapat sebanyak 21 responden (33,3%), dan

lama kerja yang berisiko yaitu > 8 jam didapat sebanyak 42 responden

(66,7%).

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di Pelabuhan

Soekarno Hatta, dari 50 ekspedisi pada PT. Andhika Celebes

Transportama yang peringkat pertama paling banyak memiliki

pengemudi truk. Peneliti juga temukan bahwa adanya keluhan lelah

dari pekerja pengemudi truk saat sedang menjalankan tugas yang

diakibatkan karena jam kerja yang berlebihan karena jarak tempuh

pengangkutan barang yang jauh.

Dengan alasan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Faktor yang berhubungan dengan kelelahan


7

kerja pada pengemudi truck di PT. Andhika Celebes Transportama

Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan maka rumusan

masalah yang akan dikemukakan ialah:

1. Apakah ada hubungan kelelahan kerja dengan umur pengemudi

truck di PT. Andhika Celebes Transportama Kota Makassar?

2. Apakah ada hubungan kelelahan kerja dengan masa kerja pada

pengemudi truck di PT. Andhika Celebes Transportama Kota

Makassar?

3. Apakah ada hubungan kelelahan kerja dengan lama kerja pada

pengemudi di PT. Andhika Celebes Transportama Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja

pada pengemudi truck di PT. Andhika Celebes Transportama Kota

Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan antara pengaruh umur dengan

kelelahan kerja pada pengemudi truck di PT. Andhika Celebes

Transportama Kota Makassar.


8

b. Untuk mengetahui hubungan antara masa kerja dengan

kelelahan kerja pada pengemudi truck di PT. Andhika Celebes

Transportama Kota Makassar.

c. Untuk mengetahui hubungan antara lama kerja dengan

kelelahan kerja pada pengemudi truck di PT. Andhika Celebes

Transportama Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi salah satu sumber

informasi bagi instansi pendidikan, dinas kesehatan, serta instansi

lainnya untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

menentukan kebijakan pembangunan dan kesejahteraan.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah pengetahuan,

sebagai bahan bacaan, dan sumber informasi bagi pelajar,

mahasiswa, dan peneliti selanjutnya.

3. Manfaat bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini sebagai wadah untuk mengaplikasikan

ilmu yang dimiliki, menambah wawasan dan pengalaman diri

khususnya tentang keselamatan dan kesehatan kerja.

Anda mungkin juga menyukai