Latar Belakang Masalah
Latar Belakang Masalah
LEARNING PROSES
Belajar merupakan kegiatan yang memerlukan proses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Slameto
(2010:13) Menjelaskan bahwa tujuan dari belajar adalah terjadeinya perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya melalui proses usaha yang dilakukan seseorang secara terus
tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses pembelajaran yang dialami siswa
serta metode yang di gunakan oleh seorang guru, sehingga dapat tercapai tujuan dari
diketahui bahwa masih adanya pandangan tujuan belajar bukan untuk merubah perilaku
pembelajaran tentang pentingnya memahami tujuan dari belajar, yaitu merubah perilaku
peserta didik, sehingga pandangan masyarakat didik tentang belajar yang bukan
pelatihan belaka seperti yang tampak pada pelatihan membaca dan menulis tanpa
memperhatikan tindak lanjut berupa pengamalan terhadap diri siswa yang di sebabkan
oleh tidak tepatnya metode pembelajaran. maka berdasarkan persepsi semacam ini,
biasanya mereka akan merasa cukup puas bila anak didik mereka telah mampu
0
memperlihatkan keterampilan hanya bersifat ilmiah tanpa pengetahuan tentang arti,
proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah process of
bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi
penguat (reinforce). Skinner, seperti juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori
belajar berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat dugaan bahwa
timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara stimulus (rangsangan)
dengan respon (tanggapan, reaksi). Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut
merupakan suatu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan
hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan
membantu guru dalam mengarahkan proses pembelajaran pada tujuan awal dari belajar
yaitu perubahan tingkah laku, beberapa asumsi permasalahan tersebut diperoleh dari
kajian literatur yang menyatakan tentang pandangan sebagian masyarakat didik tentang
1
tujuan belajar (Syah, 2010:87). Munculnya persepsi salah tentang tujuan belajar akan
mengarahkan peserta didik pada cara belajar yang keliru, cara belajar yang keliru akan
menghasilkan peserta didik yang tidak mampu menjawab tantangan global, seperti yang
adalah untuk mengarahkan masyarakat untuk mampu bersaing ditingkat global, serta
Gunung Jati sebagai objek penelitian, observasi dilakukan dengan instrumen wawancara
langsung, ditemukan masalah yang sesuai dengan tinjauan latar belakang masalah yakni
siswa memiliki persepsi yang keliru tentang tujuan belajar, sebagian besar siswa
menjawab suapaya pintar agar mendapat pekerjaan yang bagus, sebagiannya lagi tidak
tahu tujuan mereka belajar. Berdasarkan observasi tersebut diketahui minimnya informasi
tentang tujuan belajar untuk peserta didik. Dalam kurikulum MI terdapat mata pelajaran
yang memungkinkan untuk mengarahkan tujuan belajar peserta didik, yaitu mata
tingkah laku peserta didik seperti tujuan dari belajar, Sari (2015) dalam skripsinya yang
Al Hikmah Mampang Jakarta Selatan” hasil dari penelitiannya menunjukan bahwa mata
pelajaran Aqidah Akhlak Mampu secara signifikan merubah perilaku peserta didik. Astuti
(2014) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Aqidah Akhlak Terhadap
2
Pembentukan Akhlak Terpuji siswa” hasil penelitian juga signifikan bahwa Aqidah
Berdasarkan hal tersebut, maka mata pelajaran Aqidah Akhlak sangat penting untuk
mengarahkan peserta didik pada presepsi yang benar tentang belajar. Masalah selanjutnya
adalah mencari metode atau cara mengajarkan Aqidah Akhlak kepeserta didik dengan
baik dan benar, tujuannya agar tujuan belajar terwujud, seperti diketahui bahwa setiap
metode atau model pembelajaran memiliki daya adaptif yang berbeda pada masing-
masing mata pelajaran, maka perlu dilakukan tinjauan literasi tentang pemanfaatan
metode yang paling cocok untuk mata pelajaran Aqidah Akhlak, untuk selanjutnya
Park (2003) dalam jurnal the learning journal Berjudul Engaging Students in the
interaksi langsung antara siswa dan guru adalah dengan melibatkan siswa dalam proses
belajar, “actively engaging students in the learning process, based on a case study of a
journal writing in different contexts, the paper outlines the approach adopted in the new
geography course, in which students were given guidelines on how to write a journal that
would be assessed as part of the course. Extracts from students’ journals for this course
are used to illustrate how they approached the task, and how they viewed the experience.
It is concluded that the learning journal has good potential to increasem student interest
in and engagement with course material, to encourage and empower students to take
more responsibility for their own learning, to be more reflective in their study, and to
allow them to have a voice and provide valuable feedback to the teacher.” Menurutnya
3
ciri belajar yang efektif adalah terjadi adanya interaksi timbal balik antara guru dan siswa
dalam berbagai hal, dengan adanya timbal balik maka akan menumbuhkan budaya belajar
yang mengarah pada tujuan belajar, guru juga dapat langsung memberikan penilaian
apakah siswa sudah mampu menguasai materi serta meninjau perubahan perilaku siswa.
Process dapat membantu guru dalam menerangkat materi Aqidah Akhlak serta mampu
mengarahkan siswa pada perubahan tingkah laku dari hasil belajarnya. Teaching
Learning Process dipilih karena adanya kesesuaian dengan materi Aqidah Akhlak yang
pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah. b) Mengajar adalah mewariskan
siswa. d) Mengajar atau mendidik itu adalah memberikan bimbingan belajar kepada
murid. e) Mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga Negara
yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat. f) Mengajar adalah suatu proses membantu
guna membantu siswa menghadapi masalah yang terdapat pada kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini sebenarnya siswa dapat belajar sendiri tanpa adanya guru pengajar, namun
seringkali siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi buku tersebut dan
memecahkan permasalahan terutama untuk pelajaran matematika. Oleh sebab itu peranan
4
Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya penelitiaan tentang “Penerapan
1. Indentifikasi masalah
a. Wilayah penelitian
Wilayah penelitian data ini adalah memecahkan masalah perkembangan tingkah laku dan
b. Pendekatan Penilitian
Pendeketan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah empiric yaitu pengalaman
kabupaten Cirebon
c. Jenis Masalah
Jenis masalah yang mengandung kesenjangan, yaitu disatu pihak guru Aqidah Akhlak
sudah menyajikan materi tentang akhlak terpuji agar siswa berakhlak dipihak lain siswa
masih melakukan perbuatan yang kurang baik(berakhlak madzmumah) padahal anak nilai
2. Pembatasan Masalah
metode pembelajaran oleh seorang guru akidah akhlak dalam proses pembelajaran, dalam
hal ini peneliti membatasi penelitian pada masalah penerapam metode pembelajaran agar
dapat di terima oleh siswa dari seorang guru. Bagaimana Metodologi penerapan
5
Kabupaten Cirebon ketidaksesuaian penerapan metode pembelajaran oleh seorang guru
akidah akhlak dalam proses pembelajaran, dalam hal ini peneliti membatasi penelitian
pada masalah penerapan metode pembelajaran agar dapat di terima oleh siswa dari
seorang guru.
3. Pertanyaan Penelitian
Cirebon
Kabupaten Cirebon.
C. Tujuan Penelitian
3. Hubungan upaya guru aqidah Akhlak dengan Akhlak siswa di MI Islamiyah Jatimerta
D. Kerangka Pemikiran
Proses belajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan
guru sebagai pemegang peranan dalam arti sebagai tempat aliran niai-nilai dan
6
ilmu.peristiwa belajar mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan
konsep.oleh kerena itu, perwujudan belajar mengajar dapat terjadi dalam berbagai model.
yang dikelompokkan kedalam empat hal yaitu (a) proses informasi (b) perkembangan
peribadi, (c) interaksi social, dan (d) modifikasi tingkah laku. Peranan guru adalah
terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu
situasi tersentuh, serta berhubungnan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan
perkembangan siswa yang menjadi tujuanya. Ini semua dilakukan olaeh seorang guru
dengan semangat dan jiwa ingin memberikan yang terbaik kepada anak didiknya.
Indicator
korelasional. Metode penelitian survey yakni untuk mendapaatkan data daria tempat
hubungan antara dua variabel dalam hal ini hubungan antara upaya pembelajaran Aqidah
7
Mengenai langkah– langkah yang penulis tempuh di dalam penelitian ini
diantaranya adalah:
Cirebon.
Sumber data primer yaitu sumber data yang berhubungan dangan Upaya guru Aqidah
akhlak. Diperoleh melalui penyebaran angket pada siswa di MI Islamiyah Jatimerta Desa
Sumber data sekunder yaitu sumber data yang berhubungan dengan Akhlak siswa. Di
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Islamiyah Jatimerta Desa Jatimerta
b. Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian adalah siswa kelas 5 MI Islamiyah Jatimerta Desa
8
a. Angket, yaitu memberikan pertanyaan – pertanyaan tertulis dengan jawaban yang telah
terjadi dalam bentuk arsip tentang sejumlah siswa yang sering berkata tidak baik, baik
Setelah data di peroleh, selanjutnya diadakan analisis terhadap data tersebut dan
a. Analisis deskriptif, yaitu suatu metode analisis yang menggunakan hasil angket yang
disebar kemudian dilakukan analisis data sehingga akan diperoleh gambaran yang teratur
suatu peristiwa.
berikut:
𝐹
P = 𝑁 x 100%
Keterangan :
Untuk menafsirkan hasil prosentase (Ahmad Supardi dan wahyudin Syah, 1984 : 52),
dengan ketentuan:
100% = Seluruhnya
9
90% - 99% = Hampir seluruhnya
50% = Setengahnya
(193:224)
No Presantase Penilaian
Adapun untuk mencari hubungan antara variabel x yaitu upaya guru Aqidah Akhlak
∑ 𝑥𝑦
rxy =
√(∑ 𝑥2 ) (∑𝑦 2)
Keterangan :
10
Rxy : koefesien korelasi yang dicari
Xy : perkalian x dengan y
X2 : x dikuadratkan
Y2 : y dikuadratkan
11
DAFTAR PUSTAKA
- Zahruddin. 2004. Pengantar Ilmu Akhlak. Cetakan ke Satu. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
12