Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN PEMBELAJARAN AKIDAH AHLAK BERBASIS TEACHING

LEARNING PROSES

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan kegiatan yang memerlukan proses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Slameto

(2010:13) Menjelaskan bahwa tujuan dari belajar adalah terjadeinya perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya melalui proses usaha yang dilakukan seseorang secara terus

menerus. Penjelasan tersebut menjelaskan bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian

tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses pembelajaran yang dialami siswa

serta metode yang di gunakan oleh seorang guru, sehingga dapat tercapai tujuan dari

proses pembelajaran. Syah (2010:87), menjelaskan tentang pandangan sebagian orang

bahwa belajar yaitu semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang

tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Berdasarkan penjelasan tersebut

diketahui bahwa masih adanya pandangan tujuan belajar bukan untuk merubah perilaku

tapi lebih pada kegiatan menghafal materi.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya pengarahan dalam proses

pembelajaran tentang pentingnya memahami tujuan dari belajar, yaitu merubah perilaku

peserta didik, sehingga pandangan masyarakat didik tentang belajar yang bukan

pelatihan belaka seperti yang tampak pada pelatihan membaca dan menulis tanpa

memperhatikan tindak lanjut berupa pengamalan terhadap diri siswa yang di sebabkan

oleh tidak tepatnya metode pembelajaran. maka berdasarkan persepsi semacam ini,

biasanya mereka akan merasa cukup puas bila anak didik mereka telah mampu

0
memperlihatkan keterampilan hanya bersifat ilmiah tanpa pengetahuan tentang arti,

hakikat, dan tujuan pembelajaran tersebut.

Menurut Skinner, seperti dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational

Psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu

proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah process of

progressive behavior adaptation. Berdasarkan eksperimennya, B. F. Skinner percaya

bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi

penguat (reinforce). Skinner, seperti juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori

belajar berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat dugaan bahwa

timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara stimulus (rangsangan)

dengan respon (tanggapan, reaksi). Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut

banyaknya materi yang dikuasai siswa (Muhibbin Syah, 2010 : 90)

Hamalik (2003:27), Berpendapat bahwa belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or

strengthening of behaviour through experiencing)” . Yang berarti bahwa, belajar

merupakan suatu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan

hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan

suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.

Berdasarkan beberapa tinjauan teori tersebut, maka dibutuhkan solusi untuk

membantu guru dalam mengarahkan proses pembelajaran pada tujuan awal dari belajar

yaitu perubahan tingkah laku, beberapa asumsi permasalahan tersebut diperoleh dari

kajian literatur yang menyatakan tentang pandangan sebagian masyarakat didik tentang

1
tujuan belajar (Syah, 2010:87). Munculnya persepsi salah tentang tujuan belajar akan

mengarahkan peserta didik pada cara belajar yang keliru, cara belajar yang keliru akan

menghasilkan peserta didik yang tidak mampu menjawab tantangan global, seperti yang

diungkapkan Santyasa (2015) dalam jurnalnya mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan

adalah untuk mengarahkan masyarakat untuk mampu bersaing ditingkat global, serta

mampu menjawab berbagai permasalahan dimasyarakat sekitarnya. Hal tersebut hanya

mampu dicapai apabila persepsi masyarakat didik tentang belajar benar.

Berdasarkan Observasi awal di MI Islamiyah Jatimerta Desa Jatimerta Kecamatan

Gunung Jati sebagai objek penelitian, observasi dilakukan dengan instrumen wawancara

langsung, ditemukan masalah yang sesuai dengan tinjauan latar belakang masalah yakni

siswa memiliki persepsi yang keliru tentang tujuan belajar, sebagian besar siswa

menjawab suapaya pintar agar mendapat pekerjaan yang bagus, sebagiannya lagi tidak

tahu tujuan mereka belajar. Berdasarkan observasi tersebut diketahui minimnya informasi

tentang tujuan belajar untuk peserta didik. Dalam kurikulum MI terdapat mata pelajaran

yang memungkinkan untuk mengarahkan tujuan belajar peserta didik, yaitu mata

pelajaran akidah ahklak.

Berdasarkan studi literatur penelitian terdahulu, banyak penelitian yang sudah

membuktikan bahwa mata pelajaran Aqidah Akhlak mampu mengarahkan perubahan

tingkah laku peserta didik seperti tujuan dari belajar, Sari (2015) dalam skripsinya yang

berjudul “Pengaruh Pendidikan Aqidah Akhlak Terhadap Perilaku Siswa Kelas II di MI

Al Hikmah Mampang Jakarta Selatan” hasil dari penelitiannya menunjukan bahwa mata

pelajaran Aqidah Akhlak Mampu secara signifikan merubah perilaku peserta didik. Astuti

(2014) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Aqidah Akhlak Terhadap

2
Pembentukan Akhlak Terpuji siswa” hasil penelitian juga signifikan bahwa Aqidah

Akhlak Mampu Merubah Akhlak peserta didik secara baik.

Berdasarkan hal tersebut, maka mata pelajaran Aqidah Akhlak sangat penting untuk

mengarahkan peserta didik pada presepsi yang benar tentang belajar. Masalah selanjutnya

adalah mencari metode atau cara mengajarkan Aqidah Akhlak kepeserta didik dengan

baik dan benar, tujuannya agar tujuan belajar terwujud, seperti diketahui bahwa setiap

metode atau model pembelajaran memiliki daya adaptif yang berbeda pada masing-

masing mata pelajaran, maka perlu dilakukan tinjauan literasi tentang pemanfaatan

metode yang paling cocok untuk mata pelajaran Aqidah Akhlak, untuk selanjutnya

dibuktikan dari hasil penelitian.

Park (2003) dalam jurnal the learning journal Berjudul Engaging Students in the

Learning Process Menjelaskan bahwa metode belajar yang memungkinkan adanya

interaksi langsung antara siswa dan guru adalah dengan melibatkan siswa dalam proses

belajar, “actively engaging students in the learning process, based on a case study of a

third-year undergraduate geography course. After briefly reviewing the literature on

journal writing in different contexts, the paper outlines the approach adopted in the new

geography course, in which students were given guidelines on how to write a journal that

would be assessed as part of the course. Extracts from students’ journals for this course

are used to illustrate how they approached the task, and how they viewed the experience.

It is concluded that the learning journal has good potential to increasem student interest

in and engagement with course material, to encourage and empower students to take

more responsibility for their own learning, to be more reflective in their study, and to

allow them to have a voice and provide valuable feedback to the teacher.” Menurutnya

3
ciri belajar yang efektif adalah terjadi adanya interaksi timbal balik antara guru dan siswa

dalam berbagai hal, dengan adanya timbal balik maka akan menumbuhkan budaya belajar

yang mengarah pada tujuan belajar, guru juga dapat langsung memberikan penilaian

apakah siswa sudah mampu menguasai materi serta meninjau perubahan perilaku siswa.

Berdasarkan tinjauan literatur tersebut diharapkan penerapan Teaching Learning

Process dapat membantu guru dalam menerangkat materi Aqidah Akhlak serta mampu

mengarahkan siswa pada perubahan tingkah laku dari hasil belajarnya. Teaching

Learning Process dipilih karena adanya kesesuaian dengan materi Aqidah Akhlak yang

menekankan pada perubahan tingkah laku. Menurut Hamalik (2011:18), mengajar

memiliki beberapa definisi penting, diantaranya : a) Mengajar ialah menyampaikan

pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah. b) Mengajar adalah mewariskan

kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah. c) Mengajar

adalah usaha mengorganisasikan lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi

siswa. d) Mengajar atau mendidik itu adalah memberikan bimbingan belajar kepada

murid. e) Mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga Negara

yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat. f) Mengajar adalah suatu proses membantu

siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Dari beberapa pendapat di atas,

dapat disimpulkan bahwa, “ Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa

guna membantu siswa menghadapi masalah yang terdapat pada kehidupan sehari-hari.

Dalam hal ini sebenarnya siswa dapat belajar sendiri tanpa adanya guru pengajar, namun

seringkali siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi buku tersebut dan

memecahkan permasalahan terutama untuk pelajaran matematika. Oleh sebab itu peranan

guru dalam proses belajar mengajar itu sangat penting.

4
Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya penelitiaan tentang “Penerapan

Pembelajaran Akidah Ahlak Berbasis Teaching Learning Process”

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Dalam perumusan masalah dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

1. Indentifikasi masalah

a. Wilayah penelitian

Wilayah penelitian data ini adalah memecahkan masalah perkembangan tingkah laku dan

sikap siswa dengan pembelajaran Aqidah akhlak

b. Pendekatan Penilitian

Pendeketan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah empiric yaitu pengalaman

dilapanganberdasarkan keadaan kondisi MI Islamiyah Jatimerta Kecamatan Gunung Jati

kabupaten Cirebon

c. Jenis Masalah

Jenis masalah yang mengandung kesenjangan, yaitu disatu pihak guru Aqidah Akhlak

sudah menyajikan materi tentang akhlak terpuji agar siswa berakhlak dipihak lain siswa

masih melakukan perbuatan yang kurang baik(berakhlak madzmumah) padahal anak nilai

pelajran Aqidah akhlaknya sangat bagus

2. Pembatasan Masalah

Pembatasan Masalah pada penelitian ini adalah adanya ketidaksesuaian penerapan

metode pembelajaran oleh seorang guru akidah akhlak dalam proses pembelajaran, dalam

hal ini peneliti membatasi penelitian pada masalah penerapam metode pembelajaran agar

dapat di terima oleh siswa dari seorang guru. Bagaimana Metodologi penerapan

pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Islamiyah Jatimerta Kecamatan Gunung Jati

5
Kabupaten Cirebon ketidaksesuaian penerapan metode pembelajaran oleh seorang guru

akidah akhlak dalam proses pembelajaran, dalam hal ini peneliti membatasi penelitian

pada masalah penerapan metode pembelajaran agar dapat di terima oleh siswa dari

seorang guru.

3. Pertanyaan Penelitian

a. Bagaimana penerapan pembelajaran akidah akhlak berbasis teaching leaning process

terhadap di MI Islamiyah Jatimerta Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon

b. Bagaimana akhlak siswa di MI Islamiyah Jatimerta Kecamatan Gunung Jati Kabupaten

Cirebon

c. Bagaimana hubungan penerapan pembelajaran guru aqidah dengan akhlak berbasis

teaching learning process siswa di MI Islamiyah Jatimerta Kecamatan Gunung Jati

Kabupaten Cirebon.

C. Tujuan Penelitian

1. Upaya guru Aqidah Akhlak di MI Islamiyah Jatimerta Desa Jatimerta Kecamatan

Gunung Jati Kabupaten Cirebon

2. Akhlak siswa di MI Islamiyah Jatimerta Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon

3. Hubungan upaya guru aqidah Akhlak dengan Akhlak siswa di MI Islamiyah Jatimerta

Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon

D. Kerangka Pemikiran

Proses belajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan

guru sebagai pemegang peranan dalam arti sebagai tempat aliran niai-nilai dan

6
ilmu.peristiwa belajar mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan

konsep.oleh kerena itu, perwujudan belajar mengajar dapat terjadi dalam berbagai model.

Pakar pendidikan, Bruce Joyce dan marshal Weil, mengemukakan 22 mengajar

yang dikelompokkan kedalam empat hal yaitu (a) proses informasi (b) perkembangan

peribadi, (c) interaksi social, dan (d) modifikasi tingkah laku. Peranan guru adalah

terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu

situasi tersentuh, serta berhubungnan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan

perkembangan siswa yang menjadi tujuanya. Ini semua dilakukan olaeh seorang guru

dengan semangat dan jiwa ingin memberikan yang terbaik kepada anak didiknya.

 Indicator

- menjadikan anak yang berakhlak terpuji

- menjadikan anak yang berakhlakul karimah

- bertingkah laku yang baik

- selalu berkata sopan

E. Langkah- Langkah Penelitian

Pelaksanaan penelitian menggunakan metode penelitian survey dan metode

korelasional. Metode penelitian survey yakni untuk mendapaatkan data daria tempat

tertentu yang alamiah(bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam

pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan sedangkan metode penelitian

korelasional, yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tingkah

hubungan antara dua variabel dalam hal ini hubungan antara upaya pembelajaran Aqidah

Ahklak oleh guru (Variabel X) dan Akhlak siswa (Variabel Y).

7
Mengenai langkah– langkah yang penulis tempuh di dalam penelitian ini

diantaranya adalah:

1. Menentukan lokasi penelitian

Lokasi penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Jatimerta Kecamatan Gunung Jati Kabupaten

Cirebon.

2. Menetukan Sumber Data

a. Sumber data primer

Sumber data primer yaitu sumber data yang berhubungan dangan Upaya guru Aqidah

akhlak. Diperoleh melalui penyebaran angket pada siswa di MI Islamiyah Jatimerta Desa

Jatimerta Kecamatan Gunung Jati Kab. Cierbon

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder yaitu sumber data yang berhubungan dengan Akhlak siswa. Di

peroleh melalui pengamatan observasi di MI Islamiyah Jatimerta Desa Jatimerta

Kecamatan Gunung Jati Kab. Cirebon.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Islamiyah Jatimerta Desa Jatimerta

Kec. Gunung Jati Kab. Cirebon yang berjumlah 141 siswa.

b. Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian adalah siswa kelas 5 MI Islamiyah Jatimerta Desa

Jatimerta Kec. Gunung Jati Kab. Cirebon.

4. Teknik pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data dilakukan teknik sebagai berikut:

8
a. Angket, yaitu memberikan pertanyaan – pertanyaan tertulis dengan jawaban yang telah

disediakan kepada siswa yang telah di tentukan sebagai sampel.

b. Dokumentasi, teknik dokumentasi dilakukan dengan mencatat peristiwa yang sudah

terjadi dalam bentuk arsip tentang sejumlah siswa yang sering berkata tidak baik, baik

kepada gurunya ataupun pada temanya.

5. Teknik analisis Data

Setelah data di peroleh, selanjutnya diadakan analisis terhadap data tersebut dan

analisis yang digunakan sehubungan dengan penelitian ini meliputi:

a. Analisis deskriptif, yaitu suatu metode analisis yang menggunakan hasil angket yang

disebar kemudian dilakukan analisis data sehingga akan diperoleh gambaran yang teratur

suatu peristiwa.

Pencarian ukuran kuantitatif dengan menggunakan pendekatan prosentase sebagai

berikut:

𝐹
P = 𝑁 x 100%

Keterangan :

P = Prosentase kemungkinan jawaban

F = Frekuensi jawaban tiap butir soal

N = Jumlah seluruh responden

100 % = Bilangan tetap

Untuk menafsirkan hasil prosentase (Ahmad Supardi dan wahyudin Syah, 1984 : 52),

dengan ketentuan:

100% = Seluruhnya

9
90% - 99% = Hampir seluruhnya

60%- 89% = Sebagian besar

50% -59 = Lebih dari setengahnya

50% = Setengahnya

40% - 49% = Hampir setengahya

10% - 39% = Sebagian kecil

1% -9% = Sedikit sekali

0% = Tidak ada sama sekali

Untuk menilai hasil prosentase berpedoman kepada pendapat suharsimi Arikunto

(193:224)

No Presantase Penilaian

1 76% - 100% Baik

2 56% - 75% Cukup

3 40% - 55% Kurang baik

4 0% - 39% Tidak Baik

Adapun untuk mencari hubungan antara variabel x yaitu upaya guru Aqidah Akhlak

dengan variabel y yaitu Akhlak siswa menggunakan perhitungan korelasi product

moment dengan rumus simpangan.

∑ 𝑥𝑦
rxy =
√(∑ 𝑥2 ) (∑𝑦 2)

Keterangan :

10
Rxy : koefesien korelasi yang dicari

x : Simpangan setiap x dari rata rata x

y : Simpangan dari setiap rata rata y

Xy : perkalian x dengan y

X2 : x dikuadratkan

Y2 : y dikuadratkan

Sedangkan interprestasi harga kolersai sebagai beikut :

- Antara 0 ,800 sampai dengan 1, 00 : sangat tinggi

- Antara 0 , 600 sampai dengan 0, 800 : tinggi

- Antara 0, 400 sampai dngan 0, 600 : cukup

- Antara 0, 200 sampai dengan 0, 400 : rendah

- Antara 0,00 sampai dengan 0, 200 : sangat rendah

11
DAFTAR PUSTAKA

- Sahrodi, Jamali dkk. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi. Cirebon: STAI


Cirebon.

- Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek).


Cet. XII. Jakarta: Rineka Cipta.

- Departemen Agama. 2009. Kurikulum MI Islamiyah Jatimerta. Departemen


Agama Kabupaten Cirebon.

- Departemen Agama Republik Indonesia. 2008. Alqur’an dan Terjemahnya.


Cetakan ke- 1. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

- Hasbullah. 2005. Dasar- dasar Ilmu Pendidikan. Cetakan ke Empat. Jakarta:


PT. Raja Grafindo Persada.

- M. Arifin . Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam. PT Remaja


Rosda Karya.

- Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan


R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

- Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

- Zahruddin. 2004. Pengantar Ilmu Akhlak. Cetakan ke Satu. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

12

Anda mungkin juga menyukai