HIPOGLIKEMI Landyos Ozazi
HIPOGLIKEMI Landyos Ozazi
7. Meningkatkan jumlah
sedian oksigen untuk
kebutuhan miokard,
menurunkan iskemia dan
disritmia lanjut
8. Memberikan informasi
sehubungan dengan
kemajuan/ perbaikan
infark, status fungsi
ventrikel, keseimbangan
elektrolit dan efek fungsi
obat.
9. Enzim memantau
perbaikan/ perluasan
infark, adanya hipoksia
menunjukan kebutuhan
tambahan oksigen ,
keseimbangan elektrolit
sangat besar berpengaruh
irama jantung/
kontraktilitas.
5. Membantu mengurangi
terjadinya oedema
paru.
4 Dx Setelah diberikan 1.Catat/dokumentasi 1. Kecendrungan
4 askep selama 3x24 frekuensi jantung, menentukan respon
jam diharapkan irama dan perubahan pasien tehadap
pasien dapat TD sebelum,selama, aktivitas dan dapat
menunjukan sesidah aktivitas mengindikasikan
peningkatan sesuai indikasi. penurunan oksigen
toleransi aktivitas miokard yang
yang dapat diukur/ memerlukan
maju dengan penurunan tingkat
2. Batasi aktivitas
kriteria evaluasi : aktivitas/kmbli tirah
pada dasar nyeri/
frekuensi jantung/ baring, perubahan
respons
irama dalam batas program obat,
hemodinamik,
normal, TD dlm penggunaan oksigen
Berikan aktivitas
batas normal, tambahan.
sengga yang tidak
tidak adanya nyeri
berat. 2. Menurunkan kerja
dada dalam
miokardia/ konsumsi
3. Jelaskan pola
rentang waktu
oksigen, menurunkan
peningkatan
selama pemberian
resiko komplikasi.
bertahap dari tingkat
obat.
aktifitas
3. Aktivitas yang maju
memberikan kontrol
4. Kaji ulang tanda/
jantung, meningkatkan
gejala yang
regangan dan
menunjukan tidak
mencegah aktivitas
toleran terhadap
berlebihan.
aktivitas/
memerlukan 4.Palpitasi, nadi tak
pelaporan pada teratur, adanya nyeri
perawat/dokter. dada, dapat
mengindikasikan
5. Kolaborasi dalam
kebutuhan program
program rehabilitas
jantung olahraga/ obat.
5. Memberikan
dukungan/
pengawasan tambahan
berlanjut dan
partisifasi proses
penyembuhan dan
kesejahtraan.
8. Memberikan informasi
sehubungan dengan kemajuan/
perbaikan infark, status fungsi
ventrikel, keseimbangan
elektrolit dan efek fungsi obat.
4. Meningkatkan pengiriman
oksigen ke paru untuk
kebutuhan sirkulasi
5. Membantu mengurangi
terjadinya oedema paru.
4 Dx Setelah diberikan 1.Catat/dokumentasi frekuensi 1. Kecendrungan menentukan
4 askep selama 3x24 jantung, irama dan perubahan respon pasien tehadap
jam diharapkan TD sebelum,selama, sesidah aktivitas dan dapat
pasien dapat aktivitas sesuai indikasi. mengindikasikan penurunan
menunjukan oksigen miokard yang
peningkatan memerlukan penurunan
toleransi aktivitas tingkat aktivitas/kmbli tirah
2. Batasi aktivitas pada dasar
yang dapat diukur/ baring, perubahan program
nyeri/ respons hemodinamik,
maju dengan obat, penggunaan oksigen
Berikan aktivitas sengga yang
kriteria evaluasi : tambahan.
tidak berat.
frekuensi jantung/
2. Menurunkan kerja
3. Jelaskan pola peningkatan
irama dalam batas
miokardia/ konsumsi
bertahap dari tingkat aktifitas
normal, TD dlm
oksigen, menurunkan resiko
batas normal,
komplikasi.
4. Kaji ulang tanda/ gejala
tidak adanya nyeri
yang menunjukan tidak toleran
dada dalam
3. Aktivitas yang maju
terhadap aktivitas/
rentang waktu
memberikan kontrol jantung,
memerlukan pelaporan pada
selama pemberian
meningkatkan regangan dan
perawat/dokter.
obat.
mencegah aktivitas
5. Kolaborasi dalam program
berlebihan.
rehabilitas jantung
4.Palpitasi, nadi tak teratur,
adanya nyeri dada, dapat
mengindikasikan kebutuhan
program olahraga/ obat.
5. Memberikan dukungan/
pengawasan tambahan
berlanjut dan partisifasi
proses penyembuhan dan
kesejahtraan.
A. DEFINISI
kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 –160 mg /
terdapatnya glukosa dengan kadar yang tinggi didalam darah (rentang normal kadar
glukosa darah adalah 3,0-5,0 mmol/ liter). Hiperglikemi merupakan tanda yang biasanya
B. ETIOLOGI
insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan penting.
Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau
hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Respon ini
mereupakan repon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan
cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing.
C. MENIFESTASI KLINIK
Gejala awal umumnya yaitu ( akibat tingginya kadar glukosa darah) :
1. Polipagi
2. Polidipsi
3. Poliuri
4. Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering
5. Rasa kesemutan, kram otot
6. Visus menurun
7. Penurunan berat badan
8. Kelemahan tubuh
9. Luka yang tidak sembuh-sembuh
D. PATOFISIOLOGI
Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan oleh
proses autoimun, kerja pancreas yang berlebih, dan herediter. Insulin yang menurun
mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk kedalam sel. Hal itu bisa menyebabkan lemas
dengan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi tubuh dengan meningkatkan
glucagon sehingga terjadi proses glukoneogenesis. Selain itu tubuh akan menurunkan
penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati serta peningkatan produksi glukosa oleh
hati dengan pemecahan lemak terhadap kelaparan sel. Hiperglikemia dapat meningkatkan
jumlah urin yang mengakibatkan dehidrasi sehingga tubuh akan meningkatkan rasa haus
yang dapat mengakibatkan anorexia (tidak nafsu makan), nafas bau keton dan mual
akibat kelaparan sel. Menurunnya glukosa intrasel menyebabkan sel mudah terinfeksi.
Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan penimbunan glukosa pada dinding pembuluh
darah yang membentuk plak sehingga pembuluh darah menjadi keras (arterisklerosis) dan
bila plak itu telepas akan menyebabkan terjadinya thrombus. Thrombus ini dapat
menutup aliran darah yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit lain (tergantung letak
gagal ginjal, jantung dapat menyebabkan miocard infark, mata dapat menyebabkan
Diagnosis dapat dibuat dengan gejala-gejala diatas + GDS > 200 mg% (Plasma vena).
Bila GDS 100-200 mg% → perlu pemeriksaan test toleransi glukosa oral.
Kriteria baru penentuan diagnostik DM menurut ADA menggunakan GDP > 126 mg/dl.
mOsm/l.
Elektrolit :
Hemoglobin glikosilat: Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup SDM ) dan
karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan kontrol tidak adekuat
Glukosa darah arteri: Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3
ginjal).
Insulin darah : Mungkin menurun / bahkan sampai tidak ada (pada tipe 1) atau
Urine :Gula dan aseton positif; berat jenis dan osmolalitas mungkin menigkat.
Kultur dan sensitivitas: Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi
Ultrasonografi
G. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler
serta neuropati.
a. Diet
1. Komposisi makanan :
- Karbohidrat = 60 % –70 %
- Protein = 10 % – 15 %
- Lemak = 20 % – 25 %
2. Jumlah Kalori Perhari
- Antara 1100 -2300 kkal
- Kebutuhan kalori basal : laki – laki : 30 kkal / kg BB Perempuan : 25 kkal / kg
BB
- Penilaian status gizi :
BB
BBR = x 100 % TB – 100
Kurus : BBR 110 %
Obesitas bila BBRR > 110 %
Obesitas ringan 120% – 130 %
Obesitas sedang 130% – 140%
Obesitas berat 140% – 200%
Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang bekerja biasa
adalah :
Kurus : BB x 40 – 60 kalori/hari
Gemuk : BB x 20 kalori/hari
berikut :
Untuk pria : (berat badan ideal x 30 kal) + 20% untuk aktivitas Berat badan
b. Latihan Jasmani
Manfaat latihan jasmani :
Menurunkan kadar glukosa darah (mengurangi resistensi insulin, meningkatkan
sensitivitas insulin)
Menurunkan berat badan
Mencegah kegemukan
Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik, gangguan lipid darah,
peningkatan tekanan darah, hiperkoagulasi darah
Prinsip : Continuous, Rhytmic, Interval, Progressive, Endurance (CRIPE)
Continuous : berkesinambungan, terus-menerus tanpa henti, misal 30 menit jogging
tanpa henti
Rhytmic : berirama yaitu kontraksi dan relaksasi secara teratur (jalan kaki, jogging,
berlari, berenang, bersepeda, mendayung. Main golf, tenis, atau badminton tidak
seperti jalan (jalan santai/cepat, sesuai umur), jogging, berenang, dan bersepeda.
c. Penyuluhan
Dilakukan pada kelompok resiko tinggi :
Umur diatas 45 tahun
Kegemukan lebih dari 120 % BB idaman atau IMT > 27 kg/m
Hipertensi > 140 / 90 mmHg
Riwayat keluarga DM
Dislipidemia, HDL 250 mg/dl
Parah TGT atau GPPT ( TGT : > 140 mg/dl – 2200 mg/dl), glukosa plasma puasa
insulin yang memiliki sifat transparan dan mulai bekerja dalam tubuh dalam
waktu 30 menit sejak ia dimasukkan ke dalam tubuh. Obat insulin ini bekerja
secara maksimal selama 1 sampai 3 jam dalam aliran darah penderita, dan
jam setelah ia disuntikkan ke dalam tubuh seseorang. Tetapi obat insulin ini
tidak memiliki masa reaksi puncak, sehingga ia bekerja secara stabil dalam
waktu yang lama yaitu 24 sampai 36 jam di dalam tubuh penderita diabetes,
tubuh. Obat ini bereaksi secara maksimal selama 6-10 jam, dan berakhir
setelah 10-16 jam setelahnya, contohnya Humulin m3, Hypurin, dan Insuman.
- Insulin reaksi cepat akan langsung bekerja 5-15 menit setelah masuk ke dalam
tubuh penderita. Ia memiliki tingkat reaksi maksimal selama 30-90 menit, dan
pengaruhnya akan segera menghilang setelah 3-5 jam kemudian. Contoh obat
a. Pengkajian
1. Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun,
adanya luka yang tidak sembuh – sembuh, adanya nyeri pada luka atau luka tidak
terasa nyeri
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang
Terdapat anggota keluarga yang juga menderita DM atau penyakit keturunan yang
jantung.
5. Riwayat Psikososial
b. Pemeriksaan fisik
Tachypnea.
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, palpitasi, hipertensi
anastesia atau kebas, impotensi (pada pria), kacau mental, disorientasi, mengantuk
hipovolemia berat, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
Rasa haus atau banyak minum (polidipsi), rasa lapar (polifagi), mual, muntah,
Lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, penurunan kekuatan otot, parastesia,
kesemutan, ulkus pada ekstremitas dan penyembuhannya lama, kulit kering atau
c. Diagnosa keperawatan
Penurunan nafsu makan (anoreksia) akibat tidak menyukai diet yang diberikan
Polyuria
Sustrani Lanny Dkk. 2004. Diabetes. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Timby, Barbara K & Nancy E, Smith. 2006. Introductory Medical-Surgical Nursing 9 th Edition
. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins
Wilkinson, Judith M. 2005. Nursing Diagnosis Handbook With NIC Interventions And NOC
Outcomes. New jersey : pearson prentice hall