Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pencemaran udara atau sering kita dengar dengan istilah polusi udara menurut
Akhmad (2000) diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara
yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya.
Pencemaran udara disebabkan oleh berbagai macam zat kimia, baik berdampak
langsung maupun tidak langsung yang semakin lama akan semakin mengganggu
kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan.
Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis sumber pencemar yang
ada seperti dari kegiatan industri, kegiatan transportasi dan lain-lain. Masing-masing
sumber pencemar yang berbeda-beda baik jumlah, jenis, dan pengaruhnya bagi
kehidupan. Pencemar udara yang terjadi sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakar
yang digunakan, teknologi serta pengawasan yang dilakukan.
Dalam seminar internasional The Utilization of Catalytic Converter and
Unleaded Gasoline for vehicle terungkap bahwa 70% gas beracun yang ada di udara,
terutama di kota besar, berasal dari kendaraan bermotor. Lebih dari 20% kendaraan di
Jakarta diperkirakan melepas gas beracun melebihi ambang batas yang dinyatakan
aman. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor akan meningkatkan pemakaian bahan
bakar gas, dan hal itu akan membawa risiko pada penambahan gas beracun di udara
terutama CO, HC, SO2. Pencemaran udara yang diakibatkan oleh polusi sisa
pembakaran kendaraan bermotor di Indonesia dari tahun ke tahun memperlihatkan
kecenderungan meningkat, tetapi pencegahan dari pemerintah selama ini dinilai
berbagai kalangan masih amat kurang. Berbeda dengan standar polusi yang ditetapkan
diberbagai negara maju, seperti Uni Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat. 2
Sumber pencemaran umumnya dari kegiatan industri pengolahan, transportasi
dan rumah tangga. Menurut Setyowidagdo (2000) dari beberapa penelitian yang telah
dilakukan ternyata 70% dari total emisi yang dibuang ke udara berasal dari gas buang
kendaraan bermotor. Pencemaran udara yang melampaui batas kewajaran akan
menimbulkan dampak terhadap makhluk hidup yang hidup di atas bumi ini. Oleh sebab

I-1
Bab I Pendahuluan

itu, maka perlu kita fahami dampak apa saja yang dapat ditimbulkan oleh pencemaran
udara khususnya terhadap tumbuhan. Seiring dengan laju pertambahan kendaraan
bermotor, maka konsumsi bahan bakar juga mengalami peningakatan dan berujung pada
bertambahnya jumlah polutan yang dilepaskan ke udara. Di Indonesia kurang lebih 70
% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor
mengeluarkan zat-zat berbahaya yang memiliki dampak negatif baik terhadap kesehatan
manusia maupun terhadap lingkungannya.
Pembangunan lebih banyak dicerminkan oleh adanya perkembangan fisik
berupa bangunan sarana dan prasarana, misalnya pertokoan, pemukiman, tempat
rekreasi dan industri otomotif. Dengan meningkatkan pembangunan tersebut
mengakibatkan berkurangnya lahan yang seharusnya untuk penghisapan. Hal tersebut
dapat menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan sehingga udara menjadi tercemar
dan kotor.
Menurut Zoer’aini (2004) penghijauan di perkotaan merupakan salah satu usaha
dalam mengatasi masalah lingkungan, karena tumbuh-tumbuhan sangat bermanfaat
untuk merekayasa masalah lingkungan di perkotaan. Diantaranya dapat merekayasa
estetika, selain memberikan hasil juga dapat mengontrol erosi dari air tanah,
mengurangi polusi udara, menurunkan suhu, mengurangi kebisingan, mengendalikan air
limbah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak vegetasi yang ditanam di dalam
kota semakin besar manfaatnya untuk peningkatan kualitas lingkungan kota.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang permasalahan didapatkan suatu perumusan masalah, yaitu :
A. Metode apa yang digunakan untuk penanggulangan pencemaran udara?
B. Bagaimana kriteria dan klasifikasi tumbuhan pereduksi polutan ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari studi literature ini adalah :
1. Penanggulangan pencemaran udara oleh asap kendaraan bermotor di
Bandung
2. Mengidentifikasi kriteria dan mengklasifikasi jenis tumbuhan pereduksi
polutan.

I-2
Bab I Pendahuluan

3. Mengidentifikasi usaha dalam mereduksi polutan dengan memanfaatkan


tumbuhan.
Manfaat dilakukannya karya ilmiah ini adalah membantu permasalahan dalam
mengurangi pencemaran udara melalui upaya penghijauan. Dimana tumbuhan juga
dapat menyerap polutan udara yang ada di sekitar dengan baik, selain itu juga dapat
berfungsi sebagai penghijauan kota yang memiliki nilai ekonomis.

1.4 Lingkup Kajian


Lingkup kajian karya ilmiah ini dibatasi pada:
A. Kajian ini didasarkan atas kajian pustaka atau studi literatur.
B. Jenis tumbuhan yang dikaji di dalam studi kasus sebagai pereduksi polutan
ini adalah tanaman puring (Codiaeum interuptum)danakalipa merah(Acalypa
wilkesiana).

1.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam pengerjaan karya ilmiah ini adalah melalui
studi pustaka dan survei.

1.6 Sistematika Pembahasan


Sistematika pembahasan dari makalah ini adalah sebegai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang gambaran umum persoalan terdiri atas; latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat, lingkup kajian, metode dan teknik pengumpulan
data dan sistematika pembahasan.
BAB II TEORI DASAR PENCEMARAN UDARA
Berisi tentang teori-teori dari beberapa kepustakaan yang terkait dengan
persoalan yang dibahas terdiri atas; definisi udara, definisi pencemaran udara,
penyebab pencemaran udara, klasifikasi pencemaran udara, serta sumber
pencemaran udara.
BAB III KENDALA PENANGGANAN PENCEMARAN UDARA
Berisi tentang kendala dalam penanganan pencemaran udara di Bandung yaitu,
kurangnya lahan hijau, teknologi mesin kendaraan serta kurangnya peran
masyarakat.

I-3
Bab I Pendahuluan

BAB IV PENANGANAN SUMBER PENCEMARAN UDARA


Berisi tentang teori-teori dari beberapa kepustakaan yang terkait dengan
pencemaran udara yang terdiri atas; upaya penghijauan, jenis tumbuhan yang
dapat menyerap polutan di udara serta peran serta masyarakat.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Berisikan kesimpulan yang ditarik dari studi literatur dan saran yang dapat
diajukan untuk penyempurnaan.

I-4

Anda mungkin juga menyukai