Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PENANGANAN SUMBER PENCEMARAN UDARA

4.1 Upaya Penghijauan


Upaya dalam menata dan memelihara kelestarian lingkungan, tidaklah hanya
mengandalkan pemerintah saja, namun lebih jauh masyarakat pun mempunyai peranan
penting dalam upaya mewujudkan hal itu. Di antaranya yaitu dengan pola pendidikan
melalui berbagai penyuluhan-penyuluhan tentang pentingnya menata dan memelihara
kelestarian lingkungan hidup.
Membangun kesadaran masyarakat yang mempunyai wawasan lingkungan yang
luas merupakan “pilar” dalam menjaga kondisi lingkungan benar-benar jauh dari
berbagai sumber pengrusakan dan pencemaran lingkungan. Sebab, pada dasarnya
masalah lingkungan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan disebabkan oleh
tangan-tangan manusia itu sendiri.
Dengan pola pendidikan, melalui institusi pendidikan ataupun dengan
penyuluhan langsung ke masyarakat dengan secara sungguh-sungguh akan terciptalah
akar budaya masyarakat yang mempunyai kesadaran lingkungan yang tinggi. Artinya,
etika lingkungan akan menjadi pondasi dalam setiap pembangunan di Indonesia.
Dengan etika lingkungan, kita tidak saja mengimbangi hak dan kewajiban
terhadap lingkungan, tetapi lingkungan juga akan membatasi tingkah laku dan upaya
mengendalikan segala bentuk kegiatan pembangunan agar tetap berada dalam batas-
batas kepentingan lingkungan hidup kita.

4.2 Jenis Tumbuhan Yang Dapat Menyerap Polutan di Udara

1. Lidah Mertua (Sansevieria)


Lidah Mertua merupakan tanaman antipolutan dan penangkal radiasi. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa lidah mertua (Sanseveir) mampu menyerap 107 jenis
racun. Termasuk racun-racun yang terkandung dalam polusi udara (karbonmonoksida),
racun rokok (nikotin), bahkan radiasi nuklir. Tanaman ini

I-1
ampu hidup pada rentang suhu dan cahaya yang luas, sangat resisten terhadap
gas udara yang berbahaya (polutan), dan mampu menyerap polutan di daerah padat lalu
lintas.
Satu tanaman lidah mertua dewasa berdaun 4/5 helai dapat menyegarkan
kembali udara dalam ruangan seluas 20 m persegi, karena dalam Sansevieria
mengandung bahan aktif pregnane glikosid, yang berfungsi untuk mereduksi polutan
menjadi asam organik, gula dan asam amino, dengan demikian unsur polutan tersebut
jadi tidak berbahaya lagi bagi manusia.

2. Mahoni (Swettiana mahagoni)


Tanaman mahoni termasuk jenis tanaman pohon tinggi, percabangannya banyak,
tingginya dapat mencapai kira-kira 10 – 30 m. Menurut laboratorium, pohon mahoni
termasuk dalam kriteria pohon yang mampu mengurangi polusi udara sekitar 47% –
69%. Pohon ini juga dapat menyerap polutan timbal yang di keluarkan oleh kendaraan
bermotor yang dapat menyebabkan penyakit bagi manusia. Daun-daunnya menyerap
polutan-polutan dan melepaskan oksigen ke udara. Selain itu, pohon mahoni termasuk
pohon pengikat air karena akarnya dapat mengikat air dan menjadi cadangan air bagi
lingkungan sekitar.

3. Asam Jawa (Tamarindus indica)


Kayu teras asam jawa berwarna coklat kemerahan, berat, keras dan bertekstur
halus, sehingga kerap digunakan untuk membuat mebel, kerajinan, ukir-ukiran dan
patung. Biji asam jawa juga kerap digunakan dalam permainan congklak atau dakon.
Pohon asam biasa ditanam di tepi jalan sebagai peneduh, terutama terkenal di sepanjang
jalan raya.

4. Pohon Trembesia (Samanea saman)


Pohon trembesia merupakan pohon yang mampu menyerap 28,5 ton
karbondioksida per tahun dalam skala yang besar, sehingga sangat dianjurkan ditanam
sebagai pohon penghijauan. Selain penyerap polusi, pohon trembesia mampu menyerap
air tanah sehingga saat musim hujan tiba wilayah sekitar pohon trembesia tidak
tergenang air. Pohon ini membutuhkan lahan yang luas.

I-2
5. Palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens)
Palem kuning adalah Jenis pinang-pinangan yang tumbuh sampai diatas 5 m.
Mampu menyerap racun dengan banyak dan paling tinggi diantara tanaman lainnya.
Tanaman kecil cocok diletakkan di dalam rumah dan tanaman besar di pinggir jalan
sangat efektif untuk menyerap gas beracun dari asap kendaraan maupun pabrik. Palem
kuning setinggi 1,8 m dapat menghasilkan uap air 1 liter/24 jam dan menghisap zat
beracun paling banyak jenis dan volumenya. Kemampuan menyerap Trikloroetilen-nya
16,520 microgram, sedangkan penyerapan benzena 34,073 microgram, dan
Formaldehida 76,707 microgram per 24 jam.

6. Daun Puring (Codiaeum variegatum)


Pohon puring merupakan tanaman yang memiliki daun yang paling baik dalam
menyerap unsur plumbum (Pb/timah hitam/timbal) yang berasal dari sisa pembakaran
bahan bakar kendaraan bermotor yang terdapat bertebaran di udara terbuka (2.05 mg/lt).

7. Angsana (Pterocarpus indicus)


Angsana (Pterocarpus indicus) termasuk family papilionaceae berasal dari
Malaysia. Tanaman Angsana (Pterocarpus indicus) merupakan jenis tanaman pohon
tinggi, ketinggiannya bisa mencapai 10 – 40 m. Ujung tanaman ini berambut, daunnya
majemuk dan menyirip ganjil. Anak daun berjumlah 5-11 daun, daun berbentuk bulat
dan memanjang., ujungn daun meruncing, tumpul mengkilat. Panjang daun tanaman
angsana 4 – 10 cm dengan lebar 2,5-5 cm, anak tangkai panjangnya lebih kurang 0,5-1,5
cm. Bunganya berkelamin ganda, berwarna kuning cerah dan baunya sangat harum
sehingga sering digunakan sebagai tanaman peneduh jalan. Angsana mempunyai
kemampuan yang lebih baik dalam menyerap polutan udara dibandingkan dengan
pohon lain.

I-3
4.3 Teknologi Ramah Lingkungan
Teknologi yang ramah pada lingkungan memberikan manfaat yang sangat besar
buat kehidupan. Di bawah ini akan dib ahas beberapa contoh manfaat teknologi ramah
lingkungan tersebut.
 Mengurangi jumlah limbah supaya tak berlebihan hingga dapat menghindar
pencemaran lingkungan.
 Teknologi ini benar-benar efisien serta efektif dalam hal pemakaian sumber daya
alam, hingga lingkungan juga bisa tetap terjaga dengan baik.
 Menekan biaya produksi/hemat. Memakai sumber daya alam untuk sisi dari
teknologi dapat menghemat biaya, misalnya yaitu listrik tenaga surya yang cuma
mengandalkan energi matahari tanpa dipungut biaya.
 Mengurangi resiko penurunan kondisi kesehatan makhluk hidup, terutama
manusia.

Beberapa contoh teknologi ramah lingkungan serta dapat kita temukan dengan

mudah dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah:

a) Sepeda

b) Bahan Bakar Biodiesel

c) Lampu Tenaga Surya

d) Mesin Tenaga Angin

e) Mesin Tenaga Surya

f) Mobil atau Sepeda Tenaga Listrik

g) Kulkas yang tidak menggunakan Freon

h) Pendingin ruangan yang tidak menggunakan Freon

i) Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

j) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

I-4
4.4 Peran Serta Masyarakat
Masyarakat yang berwawasan lingkungan dengan etika atau moral lingkungan
yang tinggi benar-benar dibutuhkan dalam setiap pembangunan di Indonesia. Tak
terkecuali adanya penegakan hukum lingkungan secara tegas dan terarah. Lebih jauh,
dengan mengacu pada hal tersebut setidaknya wawasan lingkungan maupun ilmu
pengetahuan dan teknologi akan mengarah pada pemeliharaan dan pelestarian
lingkungan hidup.
Masalah lingkungan, seperti halnya banjir, tanah longsor dan kelangkaan air
bersih yang sering terjadi di sebagian wilayah di Indonesia, memang merupakan
permasalahan global. Bukan saja menimpa Indonesia, namun di negara-negara lain pun
juga ikut merasakan. Walaupun sering dilanda banjir di musim penghujan, Indonesia
dalam waktu tertentu juga mengalami kelangkaan air bersih, terutama untuk keperluan
pertanian. Hal ini merupakan bukti konkret akibat kurangnya kesad aran masyarakat
kita dalam berwawasan lingkungan. Jika hal ini dibiarkan, ini akan berpengaruh pula
terhadap kualitas kesehatan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Dengan adanya penerapan penghijauan lingkungan di Indonesia diharapkan bisa
menjadi salah satu alternatif dalam menata dan memelihara kelestarian lingkungan
hidup di wilayah Indonesia. Disamping adanya kesadaran masyarakat yang tinggi dalam
memelihara dan melestarikan lingkungan hidup dalam rangka mengantisipasi dari
segala bentuk pengrusakan dan pencemaran lingkungan. Pembangunan Indonesia yang
berwawasan lingkungan merupakan dasar dalam menciptakan suasana keindahan dan
kenyamanan lingkungan, terutama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia yang optimal.

I-5

Anda mungkin juga menyukai